صحيح ابن خزيمة ٨١١: وَحَدَّثَنَا بِمِثْلِ حَدِيثِ الْجَوَّازِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَدَّهُ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَالصَّحِيحُ مَا قَالَ بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، وَهَكَذَا قَالَ مَعْمَرٌ، وَالثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، إِلَّا أَنَّهُمَا قَالَا: عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، وَالثَّوْرِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 811: Muhammad bin Abdul A’la Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami seperti hadits Al Jawwaz, Bisyir bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami, Ismail bin Umayyah menceritakan kepada kami dari Abu Amr bin Huraits bahwa ia mendengar kakeknya meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Abu Bakar berkata, “Yang benar adalah yang diceritakan oleh Bisyr bin Al Mufadhdhal dan beginilah yang diceritakan Ma’mar dan Ats-Tsauri, dari Abu Amr bin Huraits, akan tetapi keduanya menceritakan dari ayahnya, dari Abu Hurairah, Muhammad bin Rafi’ meriwayatkannya kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar dan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami dari Ismail bin Umayyah.
صحيح ابن خزيمة ٨١٢: نا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ النَّضْرِ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: أَرْسَلَنِي زَيْدُ بْنُ خَالِدٍ إِلَى أَبِي جُهَيْمٍ، أَسْأَلُهُ عَنِ الْمَارِّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي، مَاذَا عَلَيْهِ؟ قَالَ: لَوْ كَانَ أَنْ يَقُومَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 812: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Salim bin An- Nadhr, dari Busr bin Sa’id, ia berkata, “Zaid bin Khalid mengutus aku menjumpai Abu Juhaim agar aku menanyakan tentang seseorang yang melintas di [hadapan] orang yang sedang shalat, apa hukuman baginya? [Ia menjawab], “Apabila ia harus berdiri selama empat puluh (ungkapan hyperbola untuk menjelaskan lamanya waktu menunggu) maka itu lebih baik baginya dari berjalan di depannya.”
صحيح ابن خزيمة ٨١٣: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، نا أَبُو أَحْمَدَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنِي عَمِّي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ناه مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُكُمْ مَا فِي الْمَشْيِ بَيْنَ يَدَيْ أَخِيهِ مُعْتَرِضًا، وَهُوَ يُنَاجِي رَبَّهُ، كَانَ أَنْ يَقِفَ فِي ذَلِكَ الْمَكَانِ مِائَةَ عَامٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَخْطُوَ» هَذَا حَدِيثُ ابْنِ مَنِيعٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 813: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, pamanku mengabarkan kepadaku dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Muhammad bin Rafi’ memberitahukan kepadanya, bin Abu Fudaik menceritakan kepada kami, Ubaidullah mengabarkan kepadaku dari pamannya (94-Ba') dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Seandainya salah seorang diantara kamu mengetahui betapa besarnya dosa melintas di depan saudaranya yang membuatnya terhalang ketika sedang bermunajat kepada Tuhannya, niscaya berdiam diri di tempat itu seratus tahun lebih ia sukai daripada melangkahkan kakinya'.” Ini adalah hadits riwayat Ibnu Mani’.
صحيح ابن خزيمة ٨١٤: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ، أَتَى حَاشِيَةَ الْمَطَافِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الطَّوَّافِينَ أَحَدٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 814: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Katsir bin Katsir, dari ayahnya, dari Al Muththalib bin Abu Wada’ah, ia berkata, “Aku melihat Nabi tatkala selesai thawaf menuju ke pinggir tempat thawaf lalu shalat dua rakaat, sedangkan antara dirinya dan orang-orang yang thawaf tidak terdapat seorang pun.”
صحيح ابن خزيمة ٨١٥: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيَّ ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي، فَلَا يَدَعَنَّ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 815: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz —yaitu Ibnu Muhammad Ad-Darawardi— menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu Sa’id Al Khudri, dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka janganlah sekali-kali ia membiarkan seseorang melintas di hadapannya, apabila orang tersebut menolak maka halangilah, sebab ia adalah syetan”
صحيح ابن خزيمة ٨١٦: ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا هَمَّامٌ، ثنا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي إِلَى سَارِيَةٍ، فَذَهَبَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَمَنَعَهُ، فَذَهَبَ لِيَعُودَ، فَضَرَبَهُ ضَرْبَةً فِي صَدْرِهِ، وَكَانَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لِمَرْوَانَ، فَلَقِيَهُ مَرْوَانُ فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى أَنْ ضَرَبْتَ ابْنَ أَخِيكَ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ فَذَهَبَ أَحَدٌ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَمْنَعْهُ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ، فَإِنَّمَا ضَرَبْتَ الشَّيْطَانَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 816: Abdul Warits bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku, Hammam menceritakan kepadaku, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Abu sa’id, dari ayahnya bahwa ia shalat menghadap tiang dan tiba-tiba seseorang dari bani Umayyah melintas di hadapannya lalu ia mencegahnya. Pria itu kemudian berusaha melintasinya lagi namun ia memukulnya di dadanya. Laki- laki itu adalah dari bani Umayyah dan menceritakan perkara tersebut kepada Marwan, kemudian ia beijumpa dengan Marwan dan bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu memukul anak saudaramu?” la menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu shalat menghadap sesuatu yang menjadi penghalangnya, kemudian seseorang melintas di hadapannya maka ia hendaknya mencegahnya dan apabila orang itu menolak maka ia hendaknya menghalanginya, sebab ia adalah syetan'. Sesungguhnya yang aku pemukul adalah syetan.”
صحيح ابن خزيمة ٨١٧: نا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ يُونُسَ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ قَالَ: بَيْنَمَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يُصَلِّي، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ الَّذِي بَعْدَهُ فِي الْبَابِ الثَّانِي، غَيْرَ أَنَّهُ زَادَ فِيهِ: وَإِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُهُ فَأَبَى أَنْ يَنْتَهِيَ قَالَ: وَمَرْوَانُ يَوْمَئِذٍ عَلَى الْمَدِينَةِ، فَشَكَا إِلَيْهِ، فَذَكَرَ ذَلِكَ مَرْوَانُ لِأَبِي سَعِيدٍ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ شَيْءٌ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَلْيَمْنَعْهُ مَرَّتَيْنِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 817: Abdul Warits bin Abdushshamad menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku dari Yunus, dari Humaid bin Hilal, dari Abu Shalih, ia berkata bahwa Abu Sa’id Al Khudri shalat pada hari Jumat —Kemudian menyebutkan hadits yang serupa dengan hadits Sulaiman bin Al Mughirah yang setelahnya pada bab yang kedua, akan tetapi ia menambahkan,— sesungguhnya aku telah mencegahnya akan tetapi ia tidak mau berhenti.” Ia lanjut berkata, “Saat itu Marwan sedang berada di Madinah. Kemudian ia mengadukan kepadanya. Lalu Marwan menanyakan perkara tersebut kepada Abu Sa’id, maka Abu Sa’id menjawab, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila ada sesuatu melintas di hadapan salah seorang di antara kamu sedangkan ia dalam keadaan shalat maka ia hendaknya mencegahnya dua kali dan apabila dia menolak maka ia hendaknya memeranginya, sebab dia adalah syetan'.”
صحيح ابن خزيمة ٨١٨: نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ قَالَ: بَيْنَمَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يُصَلِّي إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ إِذْ جَاءَهُ شَابٌّ مِنْ بَنِي أَبِي مُعَيْطٍ، فَأَرَادَ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَدَفَعَهُ فِي نَحْرِهِ، فَنَظَرَ فَلَمْ يَجِدْ مَسَاغًا إِلَّا بَيْنَ يَدَيْ أَبِي سَعِيدٍ، فَعَادَ، فَدَفَعَهُ فِي نَحْرِهِ أَشَدَّ مِنَ الدَّفْعَةِ الْأُولَى قَالَ: فَمَثُلَ قَائِمًا، ثُمَّ نَالَ مِنْ أَبِي سَعِيدٍ، ثُمَّ خَرَجَ: فَدَخَلَ عَلَى مَرْوَانَ فَشَكَا إِلَيْهِ مَا لَقِيَ مِنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: وَدَخَلَ أَبُو سَعِيدٍ عَلَى مَرْوَانَ، فَقَالَ: مَا لَكَ وَلِابْنِ أَخِيكِ جَاءَ يَشْتَكِيكَ، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَلْيَدْفَعْ فِي نَحْرِهِ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 818: Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Hasim bin Al Qasyim menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Al Mughirah menceritakan kepada kami dari Humaid bin Hilal, dari Abu Shalih, ia berkata, “Ketika Abu Sa’id Al Khudri shalat pada hari Jumat menghadap sesuatu yang menghalanginya dari orang-orang, tiba-tiba datang seorang pemuda dari bani Abu Mu’aith lalu ingin melintas di hadapannya maka ia mendorong lehernya, kemudian pemuda itu melihat-lihat dan tidak mendapatkan ruang yang kosong kecuali di hadapan Abu Sa’id Al Khudri maka ia pun kembali, lalu Abu Sa’id mendorong lehernya lebih keras dari yang pertama." Perawi lanjut berkata, “Orang itu tetap berusaha untuk melintas, kemudian ia mendapat (95 -Alif)(perlakuan kasar) dari Abu Sa’id, lalu ia keluar dan menjumpai Marwan serta mengadukan kepadanya apa yang didapatkannya dari Abu Sa’id.” Perawi berkata: Abu Sa’id lalu mendatangi Marwan, maka Marwan bertanya, “Apa yang teijadi antara kamu dan anak saudaramu yang datang mengadukan perlakuanmu?” Abu Sa’id menjawab, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu sedang shalat dan ada seseorang yang ingin melintas di hadapannya maka ia hendaknya mendorong lehernya, apabila dia menolak maka ia hendaknya memeranginya, sebab dia adalah syetan ”
صحيح ابن خزيمة ٨١٩: نا بُنْدَارٌ، ثنا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي الْحَنَفِيَّ، ثنا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 819: Bundar menceritakan kepada kami. Abu Bakar —yaitu Al Hanafi— menceritakan kepada kami. Adh-Dhahhak bin Utsman menceritakan kepada kami, Shadagah bin Yasar menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar bin Umar berkata. “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kamu shalat kecuali menghadap tabir penghalang dan jangan pula kamu membiarkan seseorang melintas di hadapanmu dan jika ia menolak maka halangilah sebab ia bersama seorang pendamping'."
صحيح ابن خزيمة ٨٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ، ثنا مُوسَى بْنُ أَيُّوبَ الْغَافِقِيُّ، حَدَّثَنِي عَمِّي إِيَاسُ بْنُ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَبِّحُ مِنَ اللَّيْلِ، وَعَائِشَةُ مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَوْلُهُ يُسَبِّحُ مِنَ اللَّيْلِ يُرِيدُ يَتَطَوَّعُ بِالصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 820: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid menceritakan kepada kami, Musa bin Ayub Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, pamanku Ayyas bin Amir menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Ali bin Abu Thalib mengatakan bahwa Rasulullah pernah bertasbih di malam hari sedangkan Aisyah berbaring di antara beliau dan kiblat.” Abu Bakar berkata, “Perkataan, ‘Bertasbih di malam hari’ maksudnya adalah shalat sunah.”