صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #841

صحيح ابن خزيمة ٨٤١: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، نا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " كُنَّا نُصَلِّي وَالدَّوَابُّ تَمُرُّ بَيْنَ أَيْدِينَا، فَسَأَلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقَالَ: «مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 841: Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid menceritakan kepada kami, Umar bin Ubaid Ath-Thanifisi menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb, dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya, ia berkata, “Kami sedang shalat dan binatang ternak melintas di hadapan kami, kemudian kami menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau menjawab, 'Sebatas pelana yang ada di hadapan salah seorang di antara kamu niscaya tidak membahayakan sesuatu yang melintas di depannya'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #842

صحيح ابن خزيمة ٨٤٢: نا أَبُو مُوسَى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، ثنا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لِيَجْعَلْ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلَ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ، ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَفِي قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِثْلُ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْ أَحَدِكُمْ، ثُمَّ لَا يَضُرُّهُ مَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ» دَلَالَةٌ وَاضِحَةٌ إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ مُؤَخِّرَةِ الرَّحْلِ ضَرَّهُ مُرُورُ الدَّوَابِّ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَالدَّوَابُّ الَّتِي تَضُرُّ مُرُورُهَا بَيْنَ يَدَيْهِ هِيَ الدَّوَابُّ الَّتِي أَعْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَقْطَعُ الصَّلَاةَ، وَهُوَ الْحِمَارُ، وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ، عَلَى مَا أَعْلَمَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا غَيْرَهُمَا مِنَ الدَّوَابِّ الَّتِي لَا تَقْطَعُ الصَّلَاةَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 842: Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Simak, dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Hendaknya antara kamu menjadikan di hadapannya jarak sebatas pelana, maka sesuatu yang melintas di depannya tidak membahayakannya." Abu Bakar berkata, "Di dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Sebatas pelana yang ada di hadapan salah seorang di antara kamu, kemudian sesuatu yang melintas di depannya tidak membahayakannya' adalah dalil yang jelas. Sebab apabila tidak terdapat di hadapannya sebatas pelana niscaya melintasnya binatang ternak di hadapannya akan merusak shalatnya. Sedangkan binatang ternak yang melintas di hadapannya yang merusak shalat adalah binatang ternak yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa binatang ternak tersebut merusak shalat yaitu, keledai dan anjing hitam sebagaimana yang diberitahukan oleh Al Mushtafa shallallahu 'alaihi wa sallam dan bukan binatang selain keduanya yang tidak akan merusak shalat."

Shahih Ibnu Khuzaimah #843

صحيح ابن خزيمة ٨٤٣: نا أَبُو مُوسَى، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ قَالَ سَمِعْتُ الْقَاسِمَ يُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهُ كَانَ لَهَا ثَوْبٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ مَمْدُودَةٌ إِلَى سَهْوَةٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَخِّرِيهِ عَنِّي، فَأَخَذَتْهُ، فَجَعَلَتْهُ وَسَائِدَ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 843: Abu Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepadaku, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Qasim, ia berkata: Aku mendengar Al Qasim meriwayatkan hadits dari 'Aisyah bahwa ia memiliki kain bergambar yang diletakkan pada rak sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat menghadapnya, maka beliau berkata, "Jauhkanlah ia dariku." Kemudian aku mengambilnya dan menjadikannya sebagai alas kepala.

Shahih Ibnu Khuzaimah #844

صحيح ابن خزيمة ٨٤٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، ثنا أَبِي، وَشُعَيْبٌ قَالَا: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي»

Shahih Ibnu Khuzaimah 844: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Ayahku dan Syua'ib menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Al Khair, dari Abdullah bin Amr, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq , ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ajarkanlah kepadaku doa yang dapat aku gunakan di dalam shalatku.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #845

صحيح ابن خزيمة ٨٤٥: ناه يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، وَابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي، وَفِي بَيْتِي قَالَ: " قُلِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 845: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi memberitahukan kepadanya, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits dan Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepadaku dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Khair bahwa ia mendengar Abdullah bin Amr bin Al Ash berkata: Sesungguhnya Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku doa yang dengannya aku berdoa ketika shalat dan di dalam rumahku.” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Ya Allah, aku benar-benar telah menzhalimi diriku dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi- Mu serta kasihilah diriku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Shahih Ibnu Khuzaimah #846

صحيح ابن خزيمة ٨٤٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا ابْنُ نُمَيْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ مُسْلِمٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: لَمَّا نَزَلَتْ {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ} [النصر: 1] إِلَى آخِرِهَا مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا قَالَ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي»

Shahih Ibnu Khuzaimah 846: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Muslim, dari Masruq, dari Aisyah , ia berkata, “Ketika turun ayat Idza Ja 'a Nashruilahi wal Fath sampai akhir surah maka aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat melainkan beliau membaca, 'Maha Suci Engkau, ya Allah dan segala puji bagi- Mu Ya Allah ampunilah aku'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #847

صحيح ابن خزيمة ٨٤٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادِ بْنِ آدَمَ، ثنا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيُّ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنَّا نَغْدُو إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَجِيءُ الرَّجُلُ، وَتَجِيءُ الْمَرْأَةُ فَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ أَقُولُ إِذَا صَلَّيْتُ؟ قَالَ: " قُلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي، فَقَدْ جُمِعَ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتُكَ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 847: Muhammad bin Abbad bin Adam menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari menceritakan kepada kami dari Abu Malik Al Asyja'i (97-Ba'), dari ayahnya, ia berkata: Di pagi hari kami datang mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, datang seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka ia bertanya, “Wahai Rasulullah, doa apa yang harus aku baca ketika shalat?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Ya Allah, ampunilah aku dan kasihilah aku, berilah petunjuk, kesehatan, dan berilah aku rezeki. Dengan demikian terkumpul kebaikan dunia dan akhirat kepadamu."

Shahih Ibnu Khuzaimah #848

صحيح ابن خزيمة ٨٤٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَعْضِ صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا» فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْحِسَابُ الْيَسِيرُ قَالَ: «يَنْظُرُ فِي كِتَابِهِ وَيَتَجَاوَزُ لَهُ عَنْهُ، إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ، يَا عَائِشَةُ، هَلَكَ، وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُكَفِّرُ اللَّهُ بِهِ عَنْهُ، حَتَّى الشَّوْكَةُ تَشُوكُهُ» جَمِيعُهُمَا لَفْظًا وَاحِدًا

Shahih Ibnu Khuzaimah 848: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami (Ha') Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak, Abdul Wahid bin Hamzah bin Abdullah bin Az-Zubair menceritakan kepadaku dari Abbad bin Abdullah bin Az-Zubair, dari Aisyah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah berdoa pada sebagian shalatnya, 'Ya Allah hisablah amal perbuatanku dengan hisab yang mudah.' Tatkala beliau selesai shalat maka aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah?' Beliau menjawab, ''Dia melihat catatan amal perbuatannya dan diampuni semua kesalahan darinya. Sesungguhnya seseorang yang hisab amalnya diperincikan pada saat itu wahai Aisyah, niscaya akan celaka. Dan semua musibah yang menimpa seorang mukmin pasti Allah hapus kesalahan dari dirinya sampai-sampai duri yang menancap mengenai bagian tubuhnya (pun menghapus dosanya)'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #849

صحيح ابن خزيمة ٨٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، ثنا وَكِيعٌ، ثنا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ الْيَمَامِيُّ، وَثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي كَلِمَاتٍ أَدْعُو بِهِنَّ فِي صَلَاتِي قَالَ: " سَبِّحِي اللَّهَ عَشْرًا، وَاحْمَدِيهِ عَشْرًا، وَكَبِّرِيهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلِيهِ حَاجَتَكِ يُقَلْ: نَعَمْ، نَعَمْ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 849: Muhammad bin Aban menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Ikrimah bin Ammar Al Yamami menceritakan kepada kami (Ha') Abdullah bin Hasyim menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari ^ Ikrimah bin Ammar, dari Ishak bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik, ia berkata: Suatu ketika Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada aku beberapa kalimat yang dapat aku gunakan untuk berdoa ketika shalat!” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, 'Subhanallah' sepuluh kali dan 'Al Hamdulillah ' sepuluh kali serta Allahu Akbar' sepuluh kali, kemudian mintalah kebutuhanmu niscaya akan dikabulkan.” Ia berkata, “Ya, ya.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #850

صحيح ابن خزيمة ٨٥٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، ثنا أَبُو خَالِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنِّي أُرِيتُكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ كَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ» قَالَتْ عَمْرَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: فَكُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 850: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Umarah, dari Aisyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku bahwa ditimpakan fitnah kepada di dalam kubur sebagaimana fitnah Dajjal.” Umarah berkata: Aisyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah berdoa di dalam shalatnya, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab api neraka dan adzab kubur”