صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #1661

صحيح ابن خزيمة ١٦٦١: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَفَلَ تُجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتَفْلَتُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَمَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ الْخَبِيثَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1661: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, Jarir memberitakan kepada kami, dari Abu Ishak Asy-Syaibani, dari Addi bin Tsabit, dari Zirr bin Hubaisy, dari Huzaifah yang berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Barangsiapa yang meludah ke arah kiblat, maka pada hari kiamat kelak mendapatkan ludahnya itu berada tepat di depan matanya. Dan barangsiapa makan sayuran yang buruk ini (bawang putih), maka janganlah mendekati masjid kami."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1662

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ، أَنَّ سَلَامَةَ بْنَ رَوْحٍ، حَدَّثَهُمْ، حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ، وَقَالَ ابْنُ شِهَابٍ: حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، زَعَمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا، أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا، وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1662: Muhammad bin Aziz memberitakan kepada kami bahwasanya Salama bin Ruh telah menceritakan sebuah hadits kepada mereka, Aqil menceritakan kepadaku, "Ibnu Syihab berkata, 'Atha bin Rabbah menceritakan kepadaku bahwasanya Jabir bin Abdullah menduga bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka sebaiknya ia menjauh dari kami atau menjauhi masjid serta diam di rumah saja"

Shahih Ibnu Khuzaimah #1663

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٣: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ - الثُّومِ - ثُمَّ قَالَ بَعْدُ -: «وَالْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا؛ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسَانُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1663: Bundar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, 'Atha memberitakan kepada kami, dari Jabir bin Abdullah dari Nabi Muhammad bahwasanya beliau telah bersabda, "Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah, dan daun bawang, maka janganlah mendekati masjid kami. Sesungguhnya para malaikat merasa terganggu dengan aroma sayuran tersebut sebagaimana manusia juga merasa terganggu dengannya'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1664

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ مَعْدَانَ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثُمَّ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّكُمْ تَأْكُلُونَ شَجَرَتَيْنِ مَا أَرَاهُمَا إِلَّا خَبِيثَتَيْنِ هَذَا الثُّومَ وَهَذَا الْبَصَلَ، وَقَدْ كُنْتُ أَرَى الرَّجُلَ يُوجَدُ رِيحُهُ، فَيُؤْخَذُ بِيَدِهِ، فَيُخْرَجُ بِهِ إِلَى الْبَقِيعِ، وَمَنْ كَانَ آكِلَهُمَا فَلْيُمِتْهُمَا طَبْخًا

Shahih Ibnu Khuzaimah 1664: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Ibnu Abi Addi memberitakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah, dari Salim bin Abu Ja'ad, dari Mi'dan bahwasanya Umar bin Khaththaab pernah berkhutbah di hari jum'at seraya berkata, "Wahai kaum muslimin sekalian, sesungguhnya kalian makan dua pohon yang menurutku itu adalah pohon yang buruk: ini bawang putih dan ini bawang merah. Dulu aku pernah melihat seorang laki-laki yang mulutnya bau bawang. Lalu tangannya dipegang dan ia dibawa ke baqi' Dan barangsiapa makan bawang merah dan bawang putih, maka sebaiknya direbus dahulu."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1665

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٥: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، ح وَثنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: لَمْ نَعْدُ أَنْ فُتِحَتْ خَيْبَرُ، فَوَقَعْنَا فِي تِلْكَ الْبَقْلَةِ - الثُّومِ - فَأَكَلْنَا مِنْهَا أَكْلًا شَدِيدًا قَالَ: وَنَاسٌ جِيَاعٌ، ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ، فَوَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّيحَ، فَقَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْخَبِيثَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّا فِي مَسْجِدِنَا» ، فَقَالَ النَّاسُ: حُرِّمَتْ حُرِّمَتْ فَبَلَغَ ذَاكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ لَيْسَ لِي تَحْرِيمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ، وَلَكِنَّهَا شَجَرَةٌ أَكْرَهُ رِيحَهَا» . هَذَا حَدِيثُ أَبِي هَاشِمٍ. وَزَادَ أَبُو مُوسَى فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: «وَإِنَّهُ يَأْتِينِي. . . . مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَأَكْرَهُ أَنْ يَشُمُّوا رِيحَهَا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1665: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna memberitakan kepada kami, Abdul A'la memberitakan kepada kami, Said Al Jariri memberitakan kepada kami, Ha, Abu Hasyim Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami, Ismail memberitakan kepada kami, Said Al Jariri memberitakan kepada kami, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said yang telah berkata, "Ketika menaklukkan Khaibar, maka kami menemukan kebun bawang putih. Lalu kami memakannya dengan penuh suka cita. Memang pada saat itu kaum muslimin sedang merasa lapar. Akhirnya kami bergegas pergi ke masjid. Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mencium aroma yang tidak sedap yang berasal dari mulut kami. Akhirnya beliau pun bersabda, 'Barangsiapa makan pohon yang buruk itu (bawang putih), maka sebaiknya ia tidak mendekati masjid kami.' kemudian kaum muslimin berseru, 'Kalau begitu, pohon tersebut diharamkan.' lalu Rasulullah pun mendengar berita itu. Selanjutnya beliau pun bersabda, 'Wahai para sahabat ketahuilah, sesungguhnya aku tidak mempunyai wewenang untuk mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah . Akan tetapi, aku hanya benci dengan aroma bawang tersebut'." Ini adalah hadits Abu Hasyim, lalu Abu Musa menambahkan di akhir haditsnya, "sesungguhnya para malaikat datang menemuiku. Lalu aku khawatir mereka mencium aroma bawang tersebut."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1666

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا بَهْزُ بْنُ أَسَدٍ، نا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ التُّسْتَرِيُّ - عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ أَكْلِ الْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ قَالَ: وَلَمْ يَكُنْ بِبَلَدِنَا يَوْمَئِذٍ الثُّومُ، فَقَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا؛ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسَانُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1666: Abdullah bin Hasyim memberitakan kepada kami, Bahz bin Asad menceritakan kepada kami, Yazid At-Tustari —anak laki-laki Ibrahim— memberitakan kepada kami, Abu Zubair dari Jabir: bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang makan bawang merah dan daun bawang, Pada saat itu, bawang putih memang belum ada di wilayah kami. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa makan pohon ini, maka janganlah mendekati masjid kami. Sesungguhnya para malaikat merasa terganggu dengan aroma tumbuhan tersebut. "

Shahih Ibnu Khuzaimah #1667

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٧: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، أَنَّ أَبَا النَّجِيبِ، مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّهُ، ذُكِرَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الثُّومُ وَالْبَصَلُ وَالْكُرَّاثُ، وَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَشَدُّ ذَلِكَ كُلِّهِ الثُّومُ، أَفَتُحَرِّمُهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُوهُ، وَمَنْ أَكَلَهُ مِنْكُمْ فَلَا يَقْرَبْ هَذَا الْمَسْجِدَ حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهُ مِنْهُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1667: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Amr bin Harits memberitakan kepadaku, dari Bakar bin Sawadah bahwasanya Abu Najib, budak Abdullah bin Sa'ad, telah menceritakan sebuah hadits kepadanya, Abu Said Al Khudri memberitakan kepada kami bahwasanya suatu ketika disebutkan beberapa jenis sayuran seperti bawang putih, bawang merah, dan daun bawang di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu salah seorang sahabat bertanya, "Di antara semua sayuran itu maka yang paling menyengat aromanya adalah bawang putih. Lalu apakah anda akan mengharamkannya hai Rasulullah?" Mendengar pertanyaan itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Makanlah semua sayuran itu. Akan tetapi, barangsiapa di antara kalian yang makan sayuran tersebut, maka janganlah mendekati masjid hingga hilang aromanya."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1668

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرٌو، عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ، أَنَّ سُفْيَانَ بْنَ وَهْبٍ، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ بِطَعَامٍ مِنْ خَضِرَةٍ فِيهِ بَصَلٌ أَوْ كُرَّاثٌ، فَلَمْ يَرَ فِيهِ أَثَرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَبَى أَنْ يَأْكُلَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْكُلَ؟» ، فَقَالَ: لَمْ أَرَ أَثَرَكَ فِيهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَسْتَحِي مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ، وَلَيْسَ بِمُحَرَّمٍ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1668: Yunus bin Abdul A'la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami, Amr memberitakan kepada kami, dari Bakar bin Sawadah yang berkata bahwasanya Sufyan bin Wahab telah menceritakan kepadanya dari Abu Ayyub Al Anshari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengirim sayur yang di dalamnya ada bawang merah dan daun bawang kepada Abu Ayyub Al Anshari. Ketika diperhatikan dengan seksama, ternyata Abu Ayyub tidak menemukan bekas suapan Nabi pada sayur tersebut hingga ia enggan memakannya. Mengetahui hal itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil dan bertanya kepadanya, 'hai Abu Ayyub, mengapa kamu tidak mau makan sayur itu?' lalu Abu Ayyub Al Anshari pun menjawab, 'wahai Rasulullah, aku tidak melihat bekas suapanmu pada sayur itu." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Ketahuilah hai Abu Ayyub, aku malu kepada malaikat (jika aku makan bawang merah). Namun demikian, bukan berarti bahwa bawang merah itu haram hukumnya' "

Shahih Ibnu Khuzaimah #1669

صحيح ابن خزيمة ١٦٦٩: نا أَبُو قُدَامَةَ، وَزِيَادُ بْنُ يَحْيَى قَالَا: ثنا سُفْيَانُ قَالَ أَبُو قُدَامَةَ: قَالَ: حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ زِيَادٌ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُمِّ أَيُّوبَ قَالَتْ: نَزَلَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَكَلَّفْنَا لَهُ طَعَامًا فِيهِ بَعْضُ الْبُقُولِ، فَلَمَّا وُضِعَ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ لِأَصْحَابِهِ: «كُلُوا، فَإِنِّي لَسْتُ كَأَحَدٍ مِنْكُمْ، إِنِّي أَخَافُ أَنْ أُوذِيَ صَاحِبِي» . وَقَالَ أَبُو قُدَامَةَ: عَنْ أُمِّ أَيُّوبَ: نَزَلْتُ عَلَيْهَا، فَحَدَّثَتْنِي قَالَتْ: نَزَلَ عَلَيْنَا

Shahih Ibnu Khuzaimah 1669: Abu Qudamah dan Ziyad bin Yahya memberitakan kepada kami,keduanya berkata. "Sufyan menceritakan kepada kami, Abu Qudamah berkata, "Ubaidillah pernah menceritakan sebuah hadits kepadaku, Ziyad berkata, "Dari Ubaidillah bin Abu Yazid, dari bapaknya, dari ibunya Ayyub yang telah menyatakan, 'suatu ketika, Rasulullah bertandang ke rumah kami. Lalu kami menyiapkan makanan untuk beliau yang di antaranya adalah sayur mayur. Ketika makanan itu diletakkan di hadapan beliau, maka Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, 'Wahai para sahabat, makanlah, karena aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya aku takut jika temanku itu terganggu. ' Abu Qadamah berkata, 'dari Ummu Ayyub yang berkata, 'Rasulullah singgah ke rumahnya'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1670

صحيح ابن خزيمة ١٦٧٠: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: أَكَلْتُ ثُومًا، ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِرَكْعَةٍ، فَلَمَّا صَلَّى قُمْتُ أَقْضِي، فَوَجَدَ رِيحَ الثُّومِ، فَقَالَ: " مَنْ أَكَلَ هَذِهِ الْبَقْلَةَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا حَتَّى يَذْهَبَ رِيحُهَا، فَلَمَّا قَضَيْتُ الصَّلَاةَ أَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ لِي عُذْرًا، نَاوِلْنِي يَدَكَ، فَوَجَدْتُهُ سَهْلًا، فَنَاوَلَنِي يَدَهُ، فَأَدْخَلْتُهَا مِنْ كُمِّي إِلَى صَدْرِي، فَوَجَدَهُ مَعْصُوبًا، فَقَالَ: «إِنَّ لَكَ عُذْرًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1670: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sulaiman bin Al Mughirah, dari Hamid bin Hilal, dari Abu Burdah, dari Al Mughirah bin Syu'bah yang berkata, "pada suatu ketika aku pernah makan bawang putih. Setelah itu, aku pun ingin bertemu dengan Rasulullah (untuk menanyakan tentang hukum makan bawang putih bagi orang yang berhalangan) ternyata aku melihat beliau telah melaksanakan shalat satu rakaat. Usai melaksanakan shalat, maka aku berdiri untuk menyempurnakan shalatku yang kurang. Pada saat itu, Rasulullah mencium aroma bawang putih. Selanjutnya Rasulullah pun bersabda, 'Barangsiapa makan jenis sayuran ini (bawang putih), maka janganlah mendekati masjid kami hingga hilang baunya. ' Usai menyempurnakan shalat, aku pun langsung menemui Rasulullah seraya berkata, 'hai Rasulullah, sebenarnya aku ini mempunyai alasan untuk makan bawang putih. Coba, ulurkanlah tangan anda ke badanku!" Lalu beliau segera mengulurkan tangannya. Kemudian aku masukkan tangannya dari lengan baju ke dadaku yang tengah diperban. Akhirnya beliau berkata, "Ya, kamu memang mempunyai alasan (untuk makan bawang putih). "