صحيح ابن خزيمة ١٦٥١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَزِيزٍ الْأَيْلِيُّ، أَنَّ سَلَامَةَ، حَدَّثَهُمْ، عَنْ عُقَيْلٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيَّ، أَخْبَرَهُ أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ - وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الْأَنْصَارِ - أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَإِنِّي أُصَلِّي بِقَوْمِي، فَإِذَا كَانَتِ الْأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، فَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ بِهِمْ، فَوَدِدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّكَ تَأْتِي فَتُصَلِّي فِي بَيْتِي أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ عِتْبَانُ بْنُ مَالِكٍ: فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ؟» قَالَ: فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةِ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا فَصَفَفْنَا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، فَأَجْلَسْنَاهُ عَلَى خَزِيرٍ صَنَعْنَاهُ لَهُ قَالَ: فَثَابَ رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ حَوْلَنَا حَتَّى اجْتَمَعَ فِي الْبَيْتِ رِجَالٌ ذَوُو عَدَدٍ، فَقَالَ: «أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخَيْشِنِ؟» فَقَالَ بَعْضُهُمْ: ذَلِكَ مُنَافِقٌ لَا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ: فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا تَقُلْ لَهُ ذَلِكَ، أَلَا تَرَاهُ قَدْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ؟ " قَالَ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، إِنَّا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ إِلَى الْمُنَافِقِينَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ ". قَالَ مُحَمَّدٌ يَعْنِي الزُّهْرِيَّ - فَسَأَلْتُ الْحُصَيْنَ بْنَ مُحَمَّدٍ الْأَنْصَارِيَّ - وَهُوَ أَحَدُ بَنِي سَالِمٍ مِنْ سَرَاتِهِمْ - عَنْ حَدِيثِ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ فَصَدَّقَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1651: Muhammad bin Uzair Al Aili memberitakan kepada kami dan bahwasanya Salama telah memberitakan kepada mereka sebuah hadits yang diterimanya dari Aqil, Muhammad bin Muslim memberitakan kepadaku bahwa Mahmud bin Ar-Rabi' Al Anshari pernah memberitakan bahwasanya Itban bin Malik , salah seorang sahabat Anshar yang ikut serta dalam perang badar, pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'wahai Rasulullah, mataku sudah rabun, sedangkan aku sering menjadi imam bagi kaum muslimin lainnya. Apabila turun hujan, maka lembah yang terletak antara rumahku dengan rumah kaum muslimin pasti akan penuh dan banjir hingga aku tidak dapat datang ke masjid untuk shalat bersama mereka. Oleh karena itu, aku ingin anda hai Rasulullah datang dan shalat di rumahku." Mendengar permohonan sahabatnya itu, Rasulullah pun bersabda, 'Baiklah, insya Allah aku akan penuhi undanganmu itu." Selanjutnya Rasulullah dan Abu Bakar telah berangkat menuju rumahku ketika matahari telah tinggi (di waktu siang). Ketika sampai di rumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung memberi salam dan aku pun menjawab salamnya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam rumah seraya berkata, 'Di manakah tempat aku shalat di rumahmu ini hai Atban?' kemudian aku menunjukkan kepada Rasulullah bagian pojok rumah untuk tempat shalat. Selanjurnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk shalat dan mulai mengucapkan takbir 'Allahu akbar' Akhirnya kami berdiri dan mengatur shaf untuk ikut shalat berjama'ah bersama Rasulullah. Kemudian Rasulullah melaksanakan shalat dua rakaat hingga selesai. Setelah itu, kami mempersilahkan beliau untuk duduk di atas alas yang sengaja kami buat untuk beliau. Tak lama kemudian beberapa orang dari tetangga kami datang berkunjung ke rumah kami. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'Di manakah Malik bin Dukhaisan?' beberapa orang sahabat menjawab, 'lelaki itu adalah orang munafik ya Rasulullah. Ia tidak cinta kepada Allah dan rasul-Nya.' akan tetapi, Rasulullah balik berkata kepada mereka, "Janganlah kalian ucapkan kata seperti itu. Bukankah ia telah mengucapkan La ilaaha illallah' (tiada tuhan selain Allah) dengan penuh keikhlasan?" Salah seorang dari kami menjawab, 'Allah dan rasul-Nya lebih tahu. Sesungguhnya kami sering melihatnya bersama orang-orang munafik.' akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada api neraka untuk membakar orang yang mengucapkan la ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah), karena semata-mata mencari keridhaan Allah" Muhammad, yaitu Az-Zuhri, pernah berkata, "Aku bertanya kepada Husain bin Muhammad Al Anshari, salah seorang dari bani salim, tentang kebenaran hadits Mahmud bin Rabi', ternyata ia membenarkannya. "
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٢: وَفِي خَبَرِ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي. وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ قَدْ تَقَعُ عَلَى مَنْ فِي بَصَرِهِ سَوْءٌ وَإِنْ كَانَ يُبْصِرُ بَصَرَ سَوْءٍ، وَقَدْ يَجُوزُ أَنْ يَكُونَ قَدْ صَارَ أَعْمَى لَا يُبْصِرُ، لَسْتُ أَشُكُّ إِلَّا أَنَّهُ قَدْ صَارَ بَعْدَ ذَلِكَ أَعْمَى لَمْ يَكُنْ يُبْصِرُ، فَأَمَّا وَقْتَ سُؤَالِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّمَا سَأَلَ إِلَى أَنْ أَيْقَنْتُ فِي لَفْظِ هَذَا الْخَبَرِ. حَدَّثَنَا بِخَبَرِ مَعْمَرٍ: مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَإِنَّ السُّيُولَ تَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَ مَسْجِدِ قَوْمِي، وَلَوَدِدْتُ أَنَّكَ جِئْتَ وَصَلَّيْتَ فِي بَيْتِي مَكَانًا أَتَّخِذُهُ مَسْجِدًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» ، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1652: Pada hadits Ma'mar yang diterimanya dari Az-Zuhri disebutkan, "inni qad ankartu bashari (sesungguhnya aku tidak dapat melihat)", sebenarnya ungkapan ini biasanya diucapkan oleh orang yang penglihatannya buruk atau pun orang yang buta dan tidak dapat melihat. Aku tidak meragukan lagi bahwasanya Itban bin Malik pada saat itu sudah buta dan tidak dapat melihat. Sedangkan ketika ia bertanya kepada Rasulullah, maka sebenarnya penglihatan matanya sudah mulai memburuk." Muhammad bin Yahya pernah menceritakan kepada kami sebuah hadits Ma'mar, Abdurrazak memberitakan kepada kami, Ma'mar memberitakan kepada kami, dari Az-Zuhri, Mahmud bin Ar-Rabi' memberitakan kepada kami, dari Itban bin Malik yang telah berkata, "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata kepadanya, 'Hai Rasulullah, penglihatan mataku telah mengalami kerusakan, sementara banjir telah mengepung rumah dan masjid kami. Oleh karena itu, aku berharap kepada anda hai Rasulullah untuk datang bertandang ke rumahku dan melaksanakan shalat di sebuah tempat dalam rumah yang sengaja aku jadikan tempat shalat (masjid)." Lalu Rasulullah menjawab, "Baiklah. Insya Allah aku akan datang ke sana." Selanjutnya Itban bin Malik menerangkan hadits tersebut secara terperinci.
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٣: نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ قَالَ أَحْمَدُ: قَالَ: نا أَيُّوبُ، وَقَالَ زِيَادٌ: قَالَ: أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، ح وَثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ السِّخْتِيَانِيِّ، عَنْ نَافِعٍ، ح نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا حَمَّادٌ، يَعْنِي ابْنَ مَسْعَدَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، ح وَثنا يَحْيَى أَيْضًا، وَنا أَبُو يَحْيَى يَعْنِي عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عُثْمَانَ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، وَهَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلَاةِ، ثُمَّ قَالَ: صَلُّو فِي رِحَالِكُمْ، ثُمَّ حَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي اللَّيْلَةِ الْمَطِيرَةِ وَالْبَارِدَةِ فِي السَّفَرِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ - فِي اللَّيْلَةِ الْمَطِيرَةِ وَالْبَارِدَةِ - تَحْتَمِلُ مَعْنَيَيْنِ: أَحَدُهُمَا: أَنْ تَكُونَ اللَّيْلَةُ مَطِيرَةً وَبَارِدَةً جَمِيعًا. وَتَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ أَرَادَ اللَّيْلَةَ الْمَطِيرَةَ، وَاللَّيْلَةَ الْبَارِدَةَ أَيْضًا، وَإِنْ لَمْ تَجْتَمِعِ الْعِلَّتَانِ جَمِيعًا فِي لَيْلَةٍ وَاحِدَةٍ. وَخَبَرُ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ دَالٌّ عَلَى أَنَّهُ أَرَادَ أَحَدَ الْمَعْنَيَيْنِ - كَانَتِ اللَّيْلَةُ مَطِيرَةً أَوْ كَانَتْ بَارِدَةً
Shahih Ibnu Khuzaimah 1653: Ahmad bin Mani' dan Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami,dan keduanya berkata, "Ismail memberitakan kepada kami," lalu Ahmad berkata, "Ayyub telah memberitakan sebuah hadits kepada kami," dan Ziyad berkata, "Ayyub telah menceritakan kepada kami dari Nafi', Ha, Said bin Abdurrahman memberitakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah memberitakan kepada kami, Sufyan bin uyainah memberitakan kepada kami dari Ayyub As-Sakhtiyani, dari Nafi', Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya memberitakan kepada kami, Ubaidillah memberitakan kepada kami, Ha, Yahya bin Hakim memberitakan kepada kami, Hamad —maksudnya Ibnu Mas'adah— dari Ubaidillah, Ha, Yahya memberitakan kepada kami, Abu Yahya —maksudnya Abdurrahman bin 'Utsman—memberitakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar memberitakan kepada kami, ini adalah hadits Bundar yang telah berkata, "Nafi telah menceritakan kepadaku sebuah hadits yang didengarnya dari Ibnu Imran bahwasanya ia pernah mengumandangkan adzan untuk shalat. Setelah itu, ia pun berkata, 'Shalatlah kalian dalam perjalanan kalian!' kemudian ia meriwayatkan sebuah hadits bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan hal itu pada malam yang dingin dan hujan deras dalam perjalanan." Abu Bakar berkata, "Ungkapan yang berbunyi '...pada malam yang dingin dan hujan deras' mempunyai dua arti. Salah satu di antaranya adalah bahwa malam itu turun hujan dan sekaligus dingin. Sedangkan kemungkinan yang kedua malam turun hujan dan malam yang dingin, meskipun kedua dalih ini tidak menjadi satu pada satu malam. Sementara hadits Hamad bin Zaid menunjukkan bahwasanya Ibnu Imran hanya bermaksud salah satu dari dua makna, apakah itu malam turun hujan atau malam yang dingin.
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكَانَتْ لَيْلَةٌ ظَلْمَاءُ أَوْ لَيْلَةٌ مَطِيرَةٌ أَذَّنَ مُؤَذِّنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ نَادَى: مُنَادِيهِ: أَنْ صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1654: Yusuf bin Musa memberitakan kepada kami, dari Jarir bahwasanya ia memberitakan kepada kami, dari Yahya bin Said Al Anshari, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Ibnu Umar yang telah berkata, "Ketika itu malam gelap gulita dan turun hujan pada saat kami sedang berada dalam perjalanan bersama Rasulullah. Namun demikian, muadzin Rasulullah tetap mengumandangkan adzan agar kami melaksanakan shalat di atas kendaraan kami."
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٥: نا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ، ثنا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ، وَقَالَ مُؤَمَّلٌ: عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ قَالَ: خَرَجْتُ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ إِلَى الْمَسْجِدِ صَلَاةَ الْعِشَاءِ، فَلَمَّا رَجَعْتُ اسْتَفْتَحْتُ، فَقَالَ أَبِي: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: أَبُو مَلِيحٍ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ وَأَصَابَتْنَا سَمَاءٌ لَمْ تَبُلَّ أَسْفَلَ نِعَالِنَا، فَنَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنْ صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1655: Mu'ammal bin Hisyam dan Ziyad bin Ayyub dan Ziyad bin Ayyub memberitakan kepada kami,keduanya berkata, "Ismail memberitakan kepada kami, Khalid Al Hazza memberitakan kepada kami, dan Mu'ammal berkata, dari khalid Al Hazza, dari Abi Qalabah, dari Abu Al Malih yang betkala, "Pada malam yang gelap gulita aku pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat isya. Selesai shalat aku pulang ke rumah dan minta dibukakan pintu. Mendengar pintu diketuk, bapakku berseru sambil bertanya, 'Siapa di luar?' aku menjawab, 'Abu Malih.' kemudian ia pun berkata, 'ketahuilah, dahulu kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perang Hudaibiyah. Pada saat itu hujan turun, akan tetapi tidak sampai membasahi tanah yang kami injak. Kemudian muadzin Rasulullah berseru, 'Kerjakanlah shalat di atas kendaraan kalian masing-masing!'."
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، ح وَنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، نا أَبُو بَحْرٍ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عُرْوَةَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنْ سَعِيدٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ كُلُّهُمْ عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَصَابَتْنَا السَّمَاءُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ فِي الرِّحَالِ» . هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ. وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ مَرَّةً أُخْرَى: أَبُو الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِيهِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1656: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syu'bah memberitakan kepada kami, Ha, Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Ibnu Abu Addi memberitakan kepada kami, dari Said, Ha, Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu Bahr memberitakan kepada kami, Said bin Abu Urwah memberitakan kepada kami, Ha, Ali bin Khasyram memberitakan kepada kami, Isa memberitakan kepada kami, dari Sa'id, Ha,Bundar menceritakan kepada kami, Muadz bin Hisyam memberitakan kepada kami, Muhammad bin rafi memberitakan kepada kami,bapakku menceritakan kepadaku, Ha, Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, yazid — maksudnya Ibnu Harun— memberitakan kepada kami, Hammam memberitakan kepada kami, Kesemuanya itu menerima hadits tersebut dari Qatadah, dari Abu Al Malih, dari bapaknya yang berkata, "Ketika berada dalam medan perang Hunain, kami diguyur oleh hujan yang amat deras. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berseru, 'Laksanakanlah shalat di atas kendaraan kalian!' Ini adalah hadits Muhammad bin Ja'far. Kemudian sekali lagi Ali Khasyram berkata, "Abu Al Malih menerima hadits ini dari bapaknya."
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو نُعَيْمٍ، نا زُهَيْرٌ، وَثنا أَبُو كُرَيْبٍ، نا سِنَانٌ يَعْنِي ابْنَ مُطَاهِرٍ، عَنْ زُهَيْرٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَمُطِرْنَا، فَقَالَ: «لِيُصَلِّ مَنْ شَاءَ مِنْكُمْ فِي رَحْلِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1657: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Abu Nu'aim memberitakan kepada kami. Zuhair memberitakan kepada kami, Ha, Abu Kuraib memberitakan kepada kami, Sinan —maksudnya Ibnu Muthahir memberitakan kepada kami, dari Zuhair, dari Abu Zubair, dari Jabir yang telah berkata, "Pada suatu kesempatan, kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa di antara kalian yang ingin shalat, maka shalatlah di atas kendaraannya"
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ: نا فُلَيْحٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو هُرَيْرَةَ قُلْتُ: وَاللَّهِ لَوْ جِئْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَذَكَرَ حَدِيثًا طَوِيلًا فِي قِصَّةِ الْعَرَاجِينَ قَالَ: ثُمَّ هَاجَتِ السَّمَاءُ مِنْ تِلْكِ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَلَاةِ الْعِشَاءِ بَرَقَتْ بَرْقَةٌ، فَرَأَى قَتَادَةَ بْنَ النُّعْمَانِ، فَقَالَ: «مَا السُّرَى يَا قَتَادَةُ؟» ، فَقَالَ: عَلِمْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّ شَاهِدَ الصَّلَاةِ اللَّيْلَةَ قَلِيلٌ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَشْهَدَهَا قَالَ: «فَإِذَا صَلَّيْتَ فَاثْبُتْ حَتَّى أَمُرَّ بِكَ» ، فَلَمَّا انْصَرَفَ أَعْطَاهُ الْعُرْجُونَ، فَقَالَ: «خُذْ هَذَا، فَسَيُضِيءُ لَكَ أَمَامَكَ عَشْرًا، وَخَلْفَكَ عَشْرًا، فَإِذَا دَخَلْتَ بَيْتَكَ فَرَأَيْتَ سَوَادًا فِي زَاوِيَةِ الْبَيْتِ فَاضْرِبْهُ قَبْلَ أَنْ تَكَلَّمَ؛ فَإِنَّهُ الشَّيْطَانُ» قَالَ: فَفَعَلَ، فَنَحْنُ نُحِبُّ هَذِهِ الْعَرَاجِينَ لِذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1658: Muhammad bin Rafi' memberitakan kepada kami, Suraij bin Nu'man memberitakan kepada kami dan berkata, "Falih memberitakan kepada kami, dari Said bin Al Harits, dari Abi Salama bin Abdurrahman yang berkata, "Ketika Abu Hurairah meninggal dunia, aku pernah berkata, 'Demi Allah, aku akan pergi menemui Abu Said Al Khudri, tak lama kemudian aku pun bertemu dengannya, lalu ia menceritakan sebuah hadits yang panjang tentang kisah 'arajin (beberapa tandan kurma). Abu Said Al Khudri menuturkan, 'Kemudian, pada malam itu, langit berubah menjadi mendung. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat isya, tiba-tiba kilat bersinar. Lalu beliau melihat Qatadah bin Nu'man seraya berkata, 'Apa itu As-Sura hai Qatadah?'. Qatadah menjawab, "Aku tahu wahai Rasulullah bahwasanya orang yang bangun dan beribadah di tengah malam itu sedikit. Oleh karena itu, aku ingin bangun dan beribadah di malam hari." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hai Qatadah, apabila kamu melaksanakan shalat, maka tetaplah pada tempatmu hingga aku memerintahkanmu!" Ketika akan pulang rasulullah memberinya tandan kurma dan berkata "Ambillah tandan kurma ini, nisctiya ia akan menerangi sepuluh di depanmu dan sepuluh di belakangmu Apabila kamu masuk ke rumah dan kamu melihat sesuatu yang hitam di sudut rumahmu, maka pukullah sebelum kamu berbicara Karena sebenarnya itu adalah setan," Akhirnya Qatadah melaksanakan perintah tersebut dan kami pnn suka kepada tandan-tandan kurma tersebut.
صحيح ابن خزيمة ١٦٥٩: نا بُنْدَارٌ، وَأَبُو مُوسَى قَالَا: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي غَزْوَةِ خَيْبَرَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ يَعْنِي الثُّومَ - فَلَا يَأْتِيَنَّ الْمَسَاجِدَ» . وَقَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ الْمَسَاجِدَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1659: Bundar dan Abu Musa memberitakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah, Nafi' memberitakan kepada kami, dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda pada perang Khaibar sebagai berikut, "Barangsiapa makan buah dari pohon ini, yaitu pohon bawang putih, maka janganlah ia mendekati masjid " Bundar telah berkata, "Ubaidillah telah berkata, 'dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau telah bersabda, 'Barangsiapa memakan buah pohon ini, yaitu bawang putih, maka janganlah mendekati masjid."
صحيح ابن خزيمة ١٦٦٠: نا حُمَيْدُ بْنُ الرَّبِيعِ الْخَزَّازُ، نا مَعْنُ بْنُ عِيسَى، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ عَمِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ فَلَا يُؤْذِينَا بِهَا فِي مَسْجِدِنَا هَذَا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1660: Humaid bin Rabi' Al Khazzaz, Ma'n bin Isa memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abbad bin Tamim, dari pamannya yang berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Barangsiapa makan sayur ini, maka janganlah mengotori masjid kami dengan aroma sayur tersebut '."