صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #1261

صحيح ابن خزيمة ١٢٦١: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي السَّفَرِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ، فَإِذَا أَرَادَ الْمَكْتُوبَةَ أَوِ الْوِتْرَ أَنَاخَ فَصَلَّى بِالْأَرْضِ» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «تَوَهَّمَ بَعْضُ النَّاسِ أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ دَالٌ عَلَى خِلَافِ خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ، وَاحْتَجَّ بِهَذَا الْخَبَرَ أَنَّ الْوِتْرَ غَيْرُ جَائِزٍ عَلَى الرَّاحِلَةِ، وَهَذَا غَلَطٌ وَإِغْفَالٌ مِنْ قَائِلِهِ، وَلَيْسَ هَذَا الْخَبَرُ عِنْدَنَا وَلَا عِنْدَ مَنْ يُمَيِّزُ بَيْنَ الْأَخْبَارِ يُضَادُّ خَبَرَ ابْنِ عُمَرَ، بَلِ الْخَبَرَانِ جَمِيعًا مُتَّفِقَانِ مُسْتَعْمَلَانِ، وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا أَخْبَرَ بِمَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ، وَيَجِبُ عَلَى مَنْ عَلِمَ الْخَبَرَيْنِ جَمِيعًا إِجَازَةَ كِلَا الْخَبَرَيْنِ. قَدْ رَأَى ابْنُ عُمَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَأَدَّى مَا رَأَى، وَرَأَى جَابِرٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ فَأَوْتَرَ بِالْأَرْضِ، فَأَدَّى مَا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَائِزٌ أَنْ يُوتِرَ الْمَرْءُ عَلَى رَاحِلَتِهِ كَمَا فَعَلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَائِزٌ أَنْ يُنِيخَ رَاحِلَتَهُ فَيَنْزِلُ فَيُوتِرُ عَلَى الْأَرْضِ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ فَعَلَ الْفِعْلَيْنِ جَمِيعًا، وَلَمْ يَزْجُرْ عَنْ أَحَدِهِمَا بَعْدَ فِعْلِهِ، وَهَذَا مِنَ اخْتِلَافِ الْمُبَاحِ. وَلَوْ لَمْ يُوتِرِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْأَرْضِ، وَقَدْ أَوْتَرَ عَلَى الرَّاحِلَةِ كَانَ غَيْرُ جَائِزٍ لِلْمُسَافِرِ الرَّاكِبِ أَنْ يَنْزِلَ فَيُوتِرُ عَلَى الْأَرْضِ، وَلَكِنْ لَمَّا فَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِعْلَيْنِ جَمِيعًا، كَانَ الْمُوتِرُ بِالْخِيَارِ فِي السَّفَرِ إِنْ أَحَبَّ أَوْتَرَ عَلَى رَاحِلَتِهِ، وَإِنْ شَاءَ نَزَلَ فَأَوْتَرَ عَلَى الْأَرْضِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ مِنْ سُنَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْجُورًا إِذَا أَمْكَنَ اسْتِعْمَالُهُ، وَإِنَّمَا يُتْرَكُ بَعْضُ خَبَرِهِ بِبَعْضٍ إِذَا لَمْ يُمْكِنِ اسْتِعْمَالُهَا جَمِيعًا، وَكَانَ أَحَدُهُمَا يَدْفَعُ الْآخَرَ فِي جَمِيعِ جِهَاتِهِ، فَيَجِبُ حِينَئِذٍ طَلَبُ النَّاسِخِ مِنَ الْخَبَرَيْنِ وَالْمَنْسُوخِ مِنْهُمَا، وَيُسْتَعْمَلُ النَّاسِخُ دُونَ الْمَنْسُوخِ، وَلَوْ جَازَ لِأَحَدٍ أَنْ يَدْفَعَ خَبَرَ ابْنِ عُمَرَ بِخَبَرِ جَابِرٍ كَانَ أَجْوَزَ لَآخَرَ أَنْ يَدْفَعَ خَبَرَ جَابِرٍ بِخَبَرِ ابْنِ عُمَرَ؛ لِأَنَّ أَخْبَارَ ابْنِ عُمَرَ فِي وِتْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الرَّاحِلَةِ أَكْثَرُ أَسَانِيدَ، وَأَثْبَتُ، وَأَصَحُّ مِنْ خَبَرِ جَابِرٍ، وَلَكِنْ غَيْرُ جَائِزٍ لِعَالِمٍ أَنْ يَدْفَعَ أَحَدَ هَذَيْنِ الْخَبَرَيْنِ بِالْآخَرِ بَلْ يُسْتَعْمَلَانِ جَمِيعًا عَلَى مَا بَيَّنَّا، وَقَدْ خَرَّجْتُ طُرُقَ خَبَرِ ابْنِ عُمَرَ فِي كِتَابِ» الْكَبِيرُ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1261: Ya’qub AdDauraqi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mush’ab menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Rasulullah shalat ketika bepergian ke arah binatang tunggangannya menghadap, apabila beliau ingin shalat wajib atau witir maka beliau menderumkan tunggangan beliau lalu shalat di atas tanah." Abu Bakar berkata, "Sebagian orang menyangka bahwa hadits ini menjadi dalil yang menentang hadits Ibnu Umar dan menggunakannya sebagai dalil bahwa shalat witir tidak toleh dilaksanakan di atas binatang tunggangan. Ini tentunya sebuah kesalahan dan kekeliruan bagi orang yang berpendapat seperti itu. Hadits ini menurut kami, dan menurut orang yang dapat membedakan antara hadits sejalan dengan hadits Ibnu Umar, bahkan kedua hadits tersebut saling menguatkan dan dapat digunakan sebagai dalil. Kedua hadits tersebut juga telah diriwayatkan sesuai dengan apa yang Nabi kenakan dan bagi yang mengetahui status kedua hadits tersebut toleh menggunakannya sebagai dalil. Ibnu Umar telah melihat Nabi shalat witir di atas tunggangannya maka ia mengerjakannya seperti apa yang dilihatnya, sementara Jabir melihat Nabi menderumkan tunggangannya terlebih dahulu lalu beliau shalat witir di atas tanah kemudian ia mengerjakannya seperti yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka dari itu, seseorang boleh melaksanakan shalat witir di atas tunggangannya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi atau juga setelah menderumkan tunggangannya lalu turun dan shalat witir di atas tanah, sebab kedua cara tersebut pernah dilakukan Nabi serta tidak melarang setelah beliau melakukannya. Dengan demikian hal ini termasuk perbedaan yang diperbolehkan. Apabila Nabi tidak mengerjakan shalat witir di atas tanah dan beliau hanya mengerjakan shalat witir di atas tunggangannya maka orang yang bepergian dengan mengendarai binatang tunggangan tidak boleh turun untuk shalat witir di atas tanah. Akan tetapi karena Nabi pernah mengerjakan keduanya maka orang yang ingin mengerjakan shalat witir ketika bepergian boleh memilih antara mengerjakan shalat witir di atas tunggangannya atau turun dari tunggangannya lalu shalat witir di atas tanah. Tidak ada sesuatu dari Sunnah Nabi yang ditinggalkan jika memungkinkan untuk menggunakannya, akan tetapi sebagian haditsnya dari sebagian lainnya ditinggalkan jika tidak memungkinkan untuk digunakan secara keseluruhan, yaitu jika salah satu dari keduanya menyelisihi yang lainnya dari semua segi. Jika demikian, maka pada saat itu harus dicari dalil yang berfungsi menghapus salah satu dari keduanya, lalu menggunakan hadits yang menghapus bukan hadits yang dihapus. Jika seseorang boleh membatalkan hadits Ibnu Umar dengan hadits Jabir maka orang lain lebih berhak untuk membatalkan hadits Jabir dengan hadits Ibnu Umar, sebab hadits Ibnu Umar tentang shalat witir yang dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas tunggangannya lebih banyak sanadnya serta lebih kuat dan lebih benar dari hadits Jabir. Akan tetapi dalam hal ini bagi orang yang mempunyai ilmu tidak boleh membatalkan salah satu hadits dari keduanya ini dengan yang lain, bahkan ia semestinya menggunakan keduanya sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya. Mengenai jalur periwayatan hadits Ibnu Umar, Aku telah menjelaskannya dalam kitab Al Kabir."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1262

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٢: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ: عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ» . وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ: يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ رَاحِلَتُهُ. وَقَالَا: وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُ ذَلِكَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1262: Abu Kuraib dan Abdullah bin Sa'id menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Khalid menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan, ia berkata: Ubaidullah menceritakan kepada kami, dan Muhammad bin Al Ala' berkata. Diriwayatkan dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah shalat menghadap ke arah binatang tunggangannya menghadap." Abdullah bin Sa’id berkata, "Beliau shalat di atas tunggangannya ke arah tunggangannya tersebut menghadap." Keduanya berkata, "Ibnu Umar pernah melakukan hal itu

Shahih Ibnu Khuzaimah #1263

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٣: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، نا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1263: Bundar menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ma’mar menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abdullah bin Amir, dari ayahnya, ia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah shalat menghadap ke arah tunggangannya menghadap."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1264

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الدِّرْهَمِيُّ، وَالْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ مُتَوَجِّهًا إِلَى تَبُوكَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1264: Ali bin Al Husain Ad-Dirhami dan Al Husain bin Isa Al Busthami, keduanya berkata: Anas bin Iyadh menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Aku pernah melihat Nabi shalat di atas tunggangannya menghadap ke arah Tabuk."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1265

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٥: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، نا عَبْدُ الْمَلِكِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ مُتَوَجِّهًا مِنْ مَكَّةَ» ، فَنَزَلَتْ: {أَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ}

Shahih Ibnu Khuzaimah 1265: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Abdul Malik -yaitu Ibnu Abu Sulaiman- menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah pernah shalat di atas tunggangannya menghadap kiblat, maka turunlah ayat, "... ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah" (Qs. Al-Baqarah [2]:115)

Shahih Ibnu Khuzaimah #1266

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٦: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ دِينَارٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ يَحْيَى، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى حِمَارٍ - أَوْ عَلَى حِمَارَةٍ - وَهُوَ مُتَوَجِّهٌ نَحْوَ خَيْبَرَ» يَعْنِي التَّطَوُّعَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا مُحَمَّدُ بْنُ دِينَارٍ الطَّاحِيُّ الْبَصْرِيُّ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1266: Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami. Muhammad bin Dinar mengabarkan kepada kami dari Umar bin Yahya. Sa.id bin Yasar menceritakan kepada kami dari Ibnu Umar. ia berkata. "Aku melihat Rasulullah Shalat di atas keledai jantan -atau di atas keledai betina- dan beliau menghadap ke arah Kahibar -yaitu shalat sunah-." Abu Bakar berkata, "Ini adalah Muhammad bin Dinar Ath-Thahi Al Bashri."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1267

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٧: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ: إِنَّمَا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ} [البقرة: 115] أَنَّ تُصَلِّيَ أَيْنَمَا تَوَجَّهَتْ بِكَ رَاحِلَتُكَ فِي السَّفَرِ «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَجَعَ مِنْ مَكَّةَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ تَطَوُّعًا، يُومِئُ بِرَأْسِهِ نَحْوَ الْمَدِينَةِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1267: Ali bin Al Mundzir menceritakan kepada kami, Ibnu Al Fadhl menceritakan kepada kami, Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Sesungguhnya ayat ini "Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah'. (Qs. Al Baqarah [2]: 115) diturunkan dengan tujuan agar kamu shalat ke arah kendaraanmu menghadap, karena Rasulullah shalat sunah di atas kendaraannya dengan menghadapkan kepalanya ke arah Madinah."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1268

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٨: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ يُصَلِّي النَّوَافِلَ فِي كُلِّ وَجْهٍ، وَلَكِنَّهُ يَخْفِضُ السَّجْدَتَيْنِ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ، وَيُومِئُ إِيمَاءً»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1268: Ahmad bin AJ Miqdam AJ Ijli menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Abu Az-Zubair mengabarkan kepada kami bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Aku melihat Rasulullah shalat sunah di atas kendaraannya menghadap ke semua arah, akan tetapi teliau merendahkan kedua sujud pada tiap-tiap dua rakaat dan memberi isyarat."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1269

صحيح ابن خزيمة ١٢٦٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، ح وَثنا الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رُفَيْعًا أَبَا الْعَالِيَةِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: حَدَّثَنِي رِجَالٌ أَحْسَبُهُ قَالَ: مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِيهِمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، وَأَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ عُمَرُ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ فِي سَاعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ» وَقَالَ الصَّنْعَانِيُّ: قَالَ: حَدَّثَنِي نَفَرٌ أَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ عُمَرُ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1269: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad -yaitu Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami (Ha) Ash-Shan’ani menceritakan kepada kami, Khalid -yaitu Ibnu Al Harits- menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, ia berkata: Aku mendengar Rafi’ Abu Al Aliyah dari Ibnu Abbas, ia berkata: Beberapa orang telah menceritakan kepada kami, aku mengira bahwa ia berkata, "Dari para sahabat Nabi dan di antara mereka Umar bin Al Khaththab serta yang paling aku heran adalah Umar, bahwa Nabi melarang shalat pada dua waktu: setelah shalat Ashar sampai tenggelam matahari dan setelah shalat Subuh sampai terbit matahari." Ash-Shan’ani berkata, "Ibnu Umar berkata, 'Beberapa orang menceritakan kepadaku yang paling aku herankan adalah Umar'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1270

صحيح ابن خزيمة ١٢٧٠: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَالِيَةِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَمِعْتُ غَيْرَ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْهُمْ عُمَرُ، وَكَانَ مِنْ أَحَبِّهِمْ إِلَيَّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَجْرِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1270: Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Manshur -yaitu Ibnu Zadzan- mengabarkan kepada kami dari Qatadah, ia berkata: Abu Al Aliyah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku mendengar bukan hanya dari seorang para sahabat Nabi di antara mereka Umar -ia yang paling aku cintai di antara mereka- bahwa Rasulullah melarang shalat setelah Subuh sampai terbit matahari dan setelah shalat Ashar sampai tenggelam matahari."