صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #1171

صحيح ابن خزيمة ١١٧١: فَحَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: «مَنْ حَدَّثَ نَفْسَهُ بِسَاعَةٍ مِنَ اللَّيْلِ يُصَلِّيهَا فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ فَنَامَ، كَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ، وَكُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ» . " وَهَذَا التَّخْلِيطُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ مَرَّةً: عَنْ زِرٍّ، وَقَالَ مَرَّةً عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، كَانَ يَشُكُّ فِي الْخَبَرِ، أَهُوَ عَنْ زِرٍّ أَوْ عَنْ سُوَيْدٍ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1171: Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abdah bin Abu Lubabah, dari Zurr bin Hubaisy, dari Abu Ad-Darda', ia berkata, "Barangsiapa yang berbicara kepada dirinya untuk shalat pada saat tertentu di malam hari kemudian ia tertidur, maka tidurnya itu adalah sedekah bagi dirinya dan akan ditulis baginya sebagaimana dirinya ingin mengerjakan shalat." Kerancuan ini disebabkan dari Abdah bin Abu Lubabah. Sesekali ia berkata, "Dari Zurr", dan di lain kesempatan ia berkata, "Dari Suwaid bin Ghaflah." Ia sebenarnya ragu dalam meriwayatkan hadits ini, apakah dari Zurr atau dari Suwaid.

Shahih Ibnu Khuzaimah #1172

صحيح ابن خزيمة ١١٧٢: ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، أَوْ عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، - شَكَّ عَبْدَةُ - عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: «مَا مِنْ رَجُلٍ تَكُونُ لَهُ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ يَقُومُهَا فَيَنَامُ عَنْهَا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْرَ صَلَاتِهِ، وَكَانَ نَوْمُهُ عَلَيْهِ صَدَقَةً تَصَدَّقَ بِهَا عَلَيْهِ» . «وَعَبْدَةُ رَحِمَهُ اللَّهُ قَدْ بَيَّنَ الْعِلَّةَ الَّتِي شَكَّ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ، أَسَمِعَهُ مِنْ زِرٍّ أَوْ مِنْ سُوَيْدٍ، فَذَكَرَ أَنَّهُمَا كَانَا اجْتَمَعَا فِي مَوْضِعٍ فَحَدَّثَ أَحَدُهُمَا بِهَذَا الْحَدِيثِ، فَشَكَّ مَنِ الْمُحَدِّثُ مِنْهُمَا، وَمَنِ الْمُحَدِّثُ عَنْهُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1172: Salam bin Junadah menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Abdah bin Abu Lubabah, dari Zurr bin Hubaisy atau dari Suwaid bin Ghaflah—Abdah ragu—, dari Abu Ad-Darda' atau dari Abu Dzar, ia berkata, "Siapa saja yang berniat untuk bangun di malam hari lalu ia tertidur melainkan Allah akan menulis baginya seperti pahala shalatnya dan tidurnya itu adalah sedekah yang diberikan kepada dirinya." Abdah telah menjelaskan sebab-sebab keraguannya di dalam sanad hadits ini, apakah ia mendengarnya dari Zurr atau dari Suwaid. Telah disebutkan juga bahwa keduanya telah berkumpul dalam satu pembahasan, oleh karena itu salah satu dari keduanya telah meriwayatkan hadits ini. Keraguan tersebut muncul dari perawi yang meriwayatkan dari keduanya dan juga dari yang meriwayatkan darinya.

Shahih Ibnu Khuzaimah #1173

صحيح ابن خزيمة ١١٧٣: ثنا بِهَذَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْتُهُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ: ذَهَبْتُ مَعَ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ إِلَى سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ نَعُودُهُ فَحَدَّثَ سُوَيْدٌ، أَوْ حَدَّثَ زِرٌّ - وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ سُوَيْدٌ - عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ، وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: " لَيْسَ عَبْدٌ يُرِيدُ صَلَاةً، وَقَالَ: مَرَّةً مِنَ اللَّيْلِ، ثُمَّ يَنْسَى فَيَنَامُ، إِلَّا كَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ، وَكُتِبَ لَهُ مَا نَوَى ". قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فَإِنْ كَانَ زَائِدَةُ حَفِظَ الْإِسْنَادَ الَّذِي ذَكَرَهُ، وَسُلَيْمَانُ سَمِعَهُ مِنْ حَبِيبٍ، وَحَبِيبٌ مِنْ عَبْدَةَ، فَإِنَّهُمَا مُدَلِّسَانِ، فَجَائِزٌ أَنْ يَكُونَ عَبْدَةُ حَدَّثَ بِالْخَبَرِ مَرَّةً قَدِيمًا، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ بِلَا شَكٍّ، ثُمَّ شَكَّ بَعْدُ أَسَمِعَهُ مِنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، أَوْ مِنْ سُوَيْدٍ، وَهُوَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَوْ عَنْ أَبِي ذَرٍّ؛ لِأَنَّ بَيْنَ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، وَبَيْنَ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ عُيَيْنَةَ مِنَ السِّنِّ مَا قَدْ يُنْسِي الرَّجُلَ كَثِيرًا مِمَّا كَانَ يَحْفَظُهُ، فَإِنْ كَانَ حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ سَمِعَ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ عَبْدَةَ فَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ سَمِعَهُ قَبْلَ مَوْلِدِ ابْنِ عُيَيْنَةَ؛ لِأَنَّ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ لَعَلَّهُ أَكْبَرُ مِنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ، قَدْ سَمِعَ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ مِنِ ابْنِ عُمَرَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالْمَحْفُوظِ مِنْ هَذِهِ الْأَسَانِيدِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1173: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami dengan hadits ini, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku menghafalnya dari Abdah bin Abu Lubabah, ia berkata: Aku pergi bersama Zurr bin Hubaisy kepada Suwaid bin Ghaflah untuk menjenguknya, maka Suwaid meriwayatkannya atau Zurr yang meriwayatkannya, sedangkan prasangka aku yang kuat adalah Suwaid yang meriwayatkan, dari Abu Ad-Darda. atau dan Abu Dzar dan perasangka aku yang kuat adalah dan Abu Ad-Darda, ia berkata, "Tidaklah seorang hamba berkeinginan untuk shalat —atau satu kali ia mengatakan, pada malam hari— kemudian ia tertidur niscaya tidurnya itu adalah sedekah atas dirinya dari Allah dan ditulis baginya seperti yang diniatkannya." Abu Bakar berkata, "Walaupun Za'idah telah menghafal sanad yang disebutkannya dan Sulaiman mendengarnya dari Habib, sedangkan Habib dari Abdah —keduanya para perawi mudallis— namun boleh jadi Abdah telah meriwayatkannya satu kali pada awalnya dari Suwaid bin Ghaflah, dari Abu Ad-Darda' tanpa keraguan, kemudian ia ragu setelah mendengarnya dari Zurr bin Hubaisy atau dari Suwaid? Yaitu dari Abu Ad-Darda' atau dari Abu Dzar? Karena antara Habib bin Tsabit dan antara Ats-Tsauri dan Ibnu Uyainah terdapat perbedaan usia yang pada masa itu orang sering lupa dengan apa yang telah dihafalnya. Jika Hubaib bin Tsabit mendengar hadits ini dari Abdah maka seakan-akan ia mendengarnya sebelum Ibnu Uyainah lahir, sebab bisa saja Habib bin Abu Tsabit lebih tua usianya dari Abdah bin Abu Lubabah. Habib bin Abu Tsabit sebenarnya telah mendengar hadits tersebut dari Ibnu Umar. Wallahu A'lam dengan yang lebih terjaga dari sanad-sanad ini."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1174

صحيح ابن خزيمة ١١٧٤: ثنا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، ثنا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ، وَلَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1174: Musa bin Abdurrahman Al Masruq menceritakan kepada kami, Husain bin Ali menceritakan kepada kami dari Az-Za'idah, dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kamu mengkhususkan hari Jum'at dengan berpuasa di antara hari-hari lainnya dan jangan pula kamu mengkhususkan malam Jum'at dengan shalat malam di antara malam- malam lainnya"

Shahih Ibnu Khuzaimah #1175

صحيح ابن خزيمة ١١٧٥: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهَا، وَلَا أَعْلَمُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ الْقُرْآنَ كُلُّهُ فِي لَيْلَةٍ، وَلَا قَامَ حَتَّى الصَّبَّاحِ، وَلَا صَامَ شَهْرًا كَامِلًا غَيْرَ رَمَضَانَ» . فَأَتَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَحَدَّثْتُهُ بِحَدِيثِهَا، فَقَالَ: صَدَقَتْ، أَمَّا أَنِّي لَوْ كُنْتُ أَدْخُلُ عَلَيْهَا لَأَتَيْتُهَا حَتَّى تُشَافِهَنِي بِهِ مُشَافَهَةً

Shahih Ibnu Khuzaimah 1175: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Arubah, Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'ad bin Hisyam, dari Aisyah, ia berkata, "Apabila Rasulullah mengerjakan shalat tertentu maka beliau senang untuk mengerjakan dengan tekun dan aku tidak pernah mengetahui Nabi membaca Al Qur'an keseluruhannya (mengkhatamkannya) dalam satu malam dan tidak pernah shalat malam sampai pagi, dan tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan." Setelah itu aku mendatangi Ibnu Abbas dan menceritakan hadits yang diriwayatkan olehnya, maka ia berkata, "Kamu benar, adapun diriku seandainya ingin mengunjunginya maka aku akan datang menemuinya sampai ia terus- menerus berbicara denganku."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1176

صحيح ابن خزيمة ١١٧٦: ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمَلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ» قَالَتْ: «وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى الصَّبَّاحِ، وَلَا صَامَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا إِلَّا رَمَضَانَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1176: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami dari Syu'bah, dari Qatadah dengan sanad hadits ini, Aisyah berkata, "Apabila Rasulullah mengerjakan sesuatu pekerjaan maka beliau menekuninya." Ia lanjut berkata, "Namun aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat di satu malam sampai pagi dan tidak pernah berpuasa selama satu bulan terus-menerus kecuali pada bulan Ramadhan."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1177

صحيح ابن خزيمة ١١٧٧: ثنا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، ح وَثنا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ عُيَيْنَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ بُرَيْدَةُ: خَرَجْتُ ذَاتَ يَوْمٍ أَمْشِي لِحَاجَةٍ، فَإِذَا أَنَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي، فَظَنَنْتُهُ يُرِيدُ حَاجَةً، فَجَعَلْتُ أَكُفُّ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَفْعَلُ ذَلِكَ حَتَّى رَآنِي، فَأَشَارَ إِلَيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَأَخَذَ بِيَدِي فَانْطَلَقْنَا نَمْشِي جَمِيعًا، فَإِذَا نَحْنُ بِرَجُلٍ بَيْنَ أَيْدِينَا يُصَلِّي، يُكْثِرُ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتُرَى يُرَائِي؟» ، فَقُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: فَأَرْسَلَ يَدَهُ وَطَبَّقَ بَيْنَ يَدَيْهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ، يَرْفَعُ يَدَيْهِ وَيُصَوِّبُهُمَا وَيَقُولُ: «عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا؛ فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ» . " هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ مُؤَمَّلٍ. لَمْ يَقُلِ الدَّوْرَقِيُّ: فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1177: Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, (Ha') Mu'ammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail —yaitu Ibnu Ulayyah— menceritakan kepada kami dari Uyainah bin Abdurrahman, dari ayahnya, ia berkata: Buraidah berkata, "Suatu hari aku keluar beijalan kaki untuk suatu keperluan, tiba-tiba aku melihat Rasulullah sedang berjalan dan aku mengira juga untuk suatu keperluan, maka aku berusaha menghindarinya dan terus melakukan hal itu sampai beliau melihatku dan memberikan isyarat kepadaku. Aku kemudian mendatangi beliau dan beliau lantas menggandeng tanganku, lalu kami berangkat bersama-sama dengan beijalan kaki. Tiba-tiba di hadapan kami seorang pria yang sedang shalat dengan memperbanyak ruku dan sujud, maka Rasulullah berkata, 'Dapatkah kamu melihat ia sedang berbuat kesombongan?' Aku lalu menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui'." Perawi bercerita, "Kemudian beliau mengulurkan tangannya dan memukulkan antara kedua tangannya sebanyak tiga kali berturut-turut sambil mengangkat kedua tangannya dan meluruskannya lalu berkata, 'Kamu sebaiknya tidak berlebihan, kamu sebaiknya tidak berlebihan, kamu sebaiknya tidak berlebihan. karena barangsiapa yang ingin mengalahkan agama ini niscaya ia akan dikalahkan'." Ini adalah lafazh hadits Mua'mmal. Sedangkan Ad-Dauraqi tidak menyebutkan lafazh, "Sesungguhnya yang ingin mengalahkan agama ini niscaya ia akan dikalahkan."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1178

صحيح ابن خزيمة ١١٧٨: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ، وَحَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ سَارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟» قَالُوا: لِزَيْنَبَ تُصَلِّي فَإِذَا كَسِلَتْ، أَوْ فَتَرَتْ أَمْسَكَتْ بِهِ، فَقَالَ: «حُلُّوهُ» ، ثُمَّ قَالَ: «لِيُصَلِّي أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ، فَإِذَا كَسِلَ أَوْ فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1178: Ya'qub bin Ibrahim meriwayatkan kapada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Shuhaib mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah memasuki masjid dan terdapat tali yang terikat memanjang di antara dua tiang, maka beliau bertanya, 'Apa ini?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Ini adalah tali milik Zainab yang digunakan untuk shalat, apabila ia telah merasa jemu atau lelah maka dia berpegangan padanya.' Mendengar itu, beliau berkata, 'Lepaskaniah!' Kemudian beliau lanjut berkata, 'Salah seorang di antara kamu hendaknya mengerjakan shalat dengan semampunya dan apabila ia telah merasa jemu atau lelah maka dia hendaknya duduk'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1179

صحيح ابن خزيمة ١١٧٩: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُسْتَمِرٍّ الْبَصْرِيُّ، ثنا أَبُو حَبِيبِ بْنُ مُسْلِمِ بْنُ يَحْيَى، مُؤَذِّنُ مَسْجِدِ بَنِي رِفَاعَةَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ نَحْوَهُ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: قَالُوا: لِمَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ قَالَ: «مَا تَصْنَعُ بِهِ؟» قَالُوا: تُصَلِّي قَائِمَةً، فَإِذَا أَعْيَتِ اعْتَمَدَتْ عَلَيْهِ، فَحَلَّهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يُصَلِّي أَحَدُكُمْ فَإِذَا أَعْيَى فَلْيَجْلِسْ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1179: Ibrahim bin Mustamir Al Bashri menceritakan kepada kami, Abu Habib Muslim bin Yahya mu'adzdzin masjid bani Rifa'ah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin Shuhaib, dari Anas bin Malik dengan redaksi yang serupa, akan tetapi ia menambahkan lafazh, "Mereka mengatakan bahwa tali itu milik Maimunah binti Al Harits." Beliau lalu bertanya, "Apa yang dilakukannya dengannya?" Mereka menjawab, "la shalat sambil berdiri dan apabila merasa lelah maka ia gunakan untuk berpegangan." Setelah itu Rasulullah melepaskannya dan berkata, "Salah seorang di antara kamu hendaknya shalat (sekuatannya) dan apabila ia telah merasa lelah maka dia hendaknya duduk."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1180

صحيح ابن خزيمة ١١٨٠: ثنا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: تَكَلَّفُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غُفِرَ لَكَ؟ قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1180: Bisyir bin Mu’adz menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin Ilaqah, dari Al Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, "Nabi pernah shalat sampai kedua kakinya bengkak, lalu ada yang berkata kepada beliau, 'Engkau melakukan ini wahai Rasulullah, sedangkan dosa-dosamu telah diampuni?’ Beliau menjawab, 'Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur'."