وَمِنْ كِتَابِ الرِّسَالَةِ إِلَّا مَا كَانَ مُعَادًا

Kitab Pembahasan Tentang Risalah Kecuali Riwayat dari Muadz

Musnad Syafi'i #1195

مسند الشافعي ١١٩٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " نَضَّرَ اللَّهُ عَبْدًا سَمِعَ مَقَالَتِي فَحَفِظَهَا وَوَعَاهَا وَأَدَّاهَا، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ غَيْرِ فَقِيهٍ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَالنَّصِيحَةُ لِلْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ "

Musnad Syafi'i 1195: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdul Mulk bin Umair, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, dan ayahnya bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Semoga Allah mencerahkan wajah seorang hamba yang telah mendengar sabdaku lalu ia menghafal dan memeliharanya serta menyampaikannya seperti apa yang ia dengar, karena ada kalanya orang yang hafal suatu pengetahuan tidak mengerti (pengetahuan tersebut) dan adakalanya orang yang hafal suatu pengetahuan menyampaikannya kepada orang lain yang lebih mengerti darinya. Ada tiga hal yang hati seorang muslim tidak boleh berkhianat bersamanya, yaitu: ikhlas dalam beramal karena Allah, bersikap ikhlas terhadap kaum muslim, dan menetapi jamaah mereka, karena sesungguhnya doa mereka selalu meliputi dari belakangnya.”432

Musnad Syafi'i #1196

مسند الشافعي ١١٩٦: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّ رَجُلًا، قَبَّلَ امْرَأَتَهُ وَهُوَ صَائِمٌ فَوَجَدَ مِنْ ذَلِكَ وَجْدًا شَدِيدًا، فَأَرْسَلَ امْرَأَتَهُ تَسْأَلُ عَنْ ذَلِكَ، فَدَخَلَتْ عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَأَخْبَرَتْهَا، فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَهُوَ صَائِمٌ، فَرَجَعَتِ الْمَرْأَةُ إِلَى زَوْجِهَا فَأَخْبَرَتْهُ، فَزَادَهُ ذَلِكَ شَرًّا وَقَالَ: لَسْنَا مِثْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُحِلُّ اللَّهُ لِرَسُولِهِ مَا شَاءَ، فَرَجَعَتِ الْمَرْأَةُ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَوَجَدَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا بَالُ هَذِهِ الْمَرْأَةِ؟» فَأَخْبَرَتْهُ أُمُّ سَلَمَةَ فَقَالَ: «أَلَا أَخْبَرْتِهَا أَنِّي أَفْعَلُ ذَلِكَ» ، فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: قَدْ أَخْبَرْتُهَا فَذَهَبَتْ إِلَى زَوْجِهَا فَأَخْبَرَتْهُ فَزَادَهُ ذَلِكَ شَرًّا وَقَالَ: لَسْنَا مِثْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُحِلُّ اللَّهُ لِرَسُولِهِ مَا شَاءَ، فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: «وَاللَّهِ إِنِّي لَأَتْقَاكُمْ لِلَّهِ، وَأَعْلَمُكُمْ بِحُدُودِهِ»

Musnad Syafi'i 1196: Malik mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dan Atha' bin Yasar: Bahwa seorang lelaki mencium istrinya padahal ia sedang puasa, lalu ia menyesali perbuatannya itu dengan penyesalan yang sangat. Maka ia menyuruh istrinya untuk menanyakan hal tersebut, kemudian istrinya masuk menemui Ummu Salamah Ummul Mukminin dan menceritakan hal tersebut. Maka Ummu Salamah menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah sering mencium (istrinya) ketika sedang puasa." Maka si istri kembali kepada suaminya dan menceritakan kepadanya (jawaban itu), tetapi hal tersebut makin menambah keburukan. Si suami berkata, "Kita ini tidak seperti Rasulullah . Allah menghalalkan bagi Rasul-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya." Si istri kembali kepada Ummu Salamah, dan ternyata ia menjumpai Rasulullah ada bersamanya. Maka Rasulullah bersabda, "Apa gerangan yang terjadi pada wanita ini?" Ummu Salamah menceritakan kepada beliau masalah yang dialami oleh wanita itu, maka beliau bertanya, "Mengapa engkau tidak menceritakan kepadanya bahwa aku pernah melakukan hal tersebut." Ummu Salamah menjawab, "Aku telah menceritakannya." Lalu wanita itu kembali kepada suaminya dan menceritakan hal tersebut. Tetapi hal tersebut makin menambah keburukan, dan si suami berkata, "Kita ini tidak seperti Rasulullah . Allah menghalalkan bagi Rasul-Nya apa-apa yang disukai-Nya." Maka Rasulullah marah dan bersabda, ”Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar orang yang paling bertakwa di antara kalian dan paling mengetahui batasan-batasan (hukum- hukum)-Nya.”

Musnad Syafi'i #1197

مسند الشافعي ١١٩٧: أَخْبَرَنَا الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ، عَنْ أُمِّهِ، قَالَتْ: بَيْنَمَا نَحْنُ بِمِنًى إِذَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى جَمَلٍ يَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ هَذِهِ أَيَّامُ طَعَامٍ وَشَرَابٍ، فَلَا [ص:241] يَصُومَنَّ أَحَدٌ» فَاتَّبَعَ النَّاسَ وَهُوَ عَلَى جَمَلِهِ يَصْرُخُ فِيهِمْ بِذَلِكَ

Musnad Syafi'i 1197: Ad-Darawardi mengabarkan kepada kami, dari Yazid bin Al Had, dari Abdullah bin Abu Salamah dari Amr bin Sulaim Az- Zuraqi dari ibunya, ia berkata, “Ketika kami berada di Mina, Ali bin Abu Thalib sedang berada di atas unta berkata, 'Bahwa Rasulullah pernah bersabda, 'Ini adalah hari-hari makan dan minum, maka hendaklah salah seoran kalian tidak berpuasa'.” Lalu orang-orang mengikuti dan ia berada di atas untanya berteriak hal tersebut. 433

Musnad Syafi'i #1198

مسند الشافعي ١١٩٨: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَفْوَانَ، عَنْ خَالٍ لَهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، يُقَالُ لَهُ يَزِيدُ بْنُ شَيْبَانَ قَالَ: كُنَّا فِي مَوْقِفٍ لَنَا بِعَرَفَةَ يُبَاعِدُهُ عَمْرٌو مِنْ مَوْقِفِ الْإِمَامِ جِدًّا، فَأَتَانَا ابْنُ مِرْبَعٍ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ لَنَا: إِنِّي رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْكُمْ، يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَقِفُوا عَلَى مَشَاعِرِكُمْ هَذِهِ، فَإِنَّكُمْ عَلَى إِرْثٍ مِنْ إِرْثِ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ

Musnad Syafi'i 1198: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Amr bin Abdullah bin Shafwan, dari pamannya yang insya Allah dikenal dengan nama Yazid bin Syaiban, ia mengatakan: Ketika kami berada di tempat wuquf kami di Arafah, yang letaknya digambarkan oleh Amr bin Dinar jauh sekali dari tempat wuquf imam, kami kedatangan Ibnu Marba' Al Anshari. Lalu ia berkata kepada kami, "Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian. Sesungguhnya beliau memerintahkan kepada kalian agar wuquf di tempat-tempat masya'ir kalian ini, karena sesungguhnya kalian sedang melakukan ibadah warisan dari kakek moyang kalian. Ibrahim ."434

Musnad Syafi'i #1199

مسند الشافعي ١١٩٩: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَضَى فِي الْإِبْهَامِ بِخَمْسَ عَشْرَةَ، وَفِي الَّتِي تَلِيهَا بِعَشْرٍ، وَفِي الَّتِي تَلِي الْخِنْصَرَ بِتِسْعٍ، وَفِي الْخِنْصَرِ بِسِتٍّ

Musnad Syafi'i 1199: Sufyan dan Abdul Wahab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Sa'id bin Al Musayyab: Bahwa Umar bin Al Khaththab telah memutuskan dalam kasus pemotongan jari jempol, diyatnya 15 ekor unta; dan dalam kasus pemotongan jari telunjuk, diyatnya 10 ekor unta; sedangkan dalam kasus pemotongan jari tengah, diyatnya 10 ekor unta. Dalam kasus pemotongan jari yang bersebelahan dengan jari kelingking (jari manis), diyatnya 7 ekor unta; sedangkan dalam kasus pemotongan jari kelingking, diyatnya 6 ekor unta. 435

Musnad Syafi'i #1200

مسند الشافعي ١٢٠٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، قَالَ لَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ عَنِ السَّاعَةِ حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ: {فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا} [النازعات: 43] فَانْتَهَى

Musnad Syafi'i 1200: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, ia mengatakan: Rasulullah masih terus bertanya tentang hari Kiamat hingga Allah menurunkan firman-Nya, "Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?" (Qs. An-Naazi'aat [79]: 43) lalu beliau berhenti —bertanya—.436

Musnad Syafi'i #1201

مسند الشافعي ١٢٠١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، وَابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ طَاوُسٍ، أَنَّ عُمَرَ، قَالَ: أُذَكِّرُ اللَّهَ امْرَءًا سَمِعَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْجَنِينِ شَيْئًا، فَقَامَ حَمَلُ بْنُ مَالِكِ بْنِ النَّابِغَةِ فَقَالَ: «كُنْتُ بَيْنَ جَارَتَيْنِ لِي، يَعْنِي ضَرَّتَيْنِ، فَضَرَبَتْ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى بِمِسْطَحٍ فَأَلْقَتْ جَنِينًا مَيِّتًا، فَقَضَى فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِغُرَّةٍ» ، فَقَالَ عُمَرُ: لَوْ لَمْ نَسْمَعْ هَذَا لَقَضَيْنَا فِيهِ بِغَيْرِ هَذَا

Musnad Syafi'i 1201: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar dan Ibnu Thawus, dari Thawus bahwa Umar pernah berkata: Aku menyerukan untuk mengingat kepada Allah terhadap seseorang yang pernah mendengar sesuatu mengenai masalah kandungan dari Nabi , maka Haml bin Malik bin Nabighah berdiri, lalu berkata, "Aku pernah memisahkan 2 orang budak perempuanku -yakni kedua istrinya- lalu salah seorang memukul yang lain dengan kayu tenda hingga janinnya keguguran. Maka Rasulullah memutuskan hukuman denda." Umar berkata, "Seandainya kami tidak mendengar hadits ini, niscaya kami akan memutuskan perkara ini dengan hukum yang selain ini." 437

Musnad Syafi'i #1202

مسند الشافعي ١٢٠٢: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمٍ، أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِنَّمَا رَجَعَ بِالنَّاسِ عَنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، يَعْنِي حِينَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَبَلَغَهُ وُقُوعُ الطَّاعُونِ بِهَا

Musnad Syafi'i 1202: Malik mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab dari Salim, bahwa Umar kembali bersama banyak orang berkenaan dengan kejadian Abdurrahman bin Auf, yakni ketika ia keluar dari Syam lalu terdengar kabar ada tha'un di dalamnya. 438

Musnad Syafi'i #1203

مسند الشافعي ١٢٠٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ عَمَّتِهِ، زَيْنَبَ بِنْتِ كَعْبٍ أَنَّ الْفُرَيْعَةَ بِنْتَ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ، أَخْبَرَتْهَا أَنَّهَا، جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْأَلُهُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهَا فِي بَنِي خُدْرَةَ، فَإِنَّ زَوْجَهَا خَرَجَ فِي طَلَبِ أَعْبُدٍ لَهُ حَتَّى إِذَا كَانَ بِطَرَفِ الْقَدُّومِ لَحِقَهُمْ فَقَتَلُوهُ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي؛ فَإِنَّ زَوْجِي لَمْ يَتْرُكْنِي فِي مَسْكَنٍ يَمْلِكُهُ، قَالَتْ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ» . فَانْصَرَفْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي الْحُجْرَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ دَعَانِي، أَوْ أَمَرَ بِي فَدُعِيتُ لَهُ فَقَالَ: «كَيْفَ قُلْتِ» . فَرَدَدْتُ عَلَيْهِ الْقِصَّةَ الَّتِي ذَكَرْتُ لَهُ مِنْ شَأْنِ زَوْجِي فَقَالَ: «امْكُثِي فِي بَيْتِكِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ» . قَالَتْ: فَاعْتَدَدْتُ فِيهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا، فَلَمَّا كَانَ عُثْمَانُ أَرْسَلَ إِلَيَّ فَسَأَلَنِي عَنْ ذَلِكَ، فَأَخْبَرْتُهُ فَاتَّبَعَهُ وَقَضَى بِهِ

Musnad Syafi'i 1203: Malik menceritakan kepada kami dari Sa'id bin Ishalr bin Ka'b bin Ujrah, dari bibinya (Zainab binti Ka'b) bahwa Al Ghurai'ah binti Malik bin Sinan, ia mengatakan kepadanya: Bahwa ia pernah datang kepada Nabi untuk menanyakan tentang bolehkah dia kembali ke rumah keluarganya di kalangan Bani Khudarah, karena suaminya keluar mencari budak-budak miliknya yang melarikan diri. Ketika dia berada di tengah jalan, Al Qadum dapat menyusul mereka, tetapi mereka membunuhnya. Aku meminta kepada Rasulullah untuk kembali kepada keluargaku, karena suamiku tidak menempatkan diriku di tempat tinggal miliknya. Maka Rasulullah bersabda, "Ya (boleh)." Lalu aku pergi, dan ketika aku berada di hujrah atau di masjid, beliau memanggilku atau menyuruh seseorang memanggilku. Nabi bertanya, "Apa yang tadi kamu katakan?” Maka aku mengulangi kisah tersebut yang telah kuceritakan kepadanya menyangkut nasib suamiku, lalu beliau bersabda, "Tinggallah kamu di rumahmu hingga masa iddahmu habis." Al Ghurai'ah melanjutkan kisahnya: Maka aku melakukan iddah di dalam rumahku selama 4 bulan 10 hari." Ketika Utsman mengirimkan utusannya kepadaku untuk menanyakan masalah tersebut, lalu aku ceritakan hal itu kepadanya; maka ia mengikuti ketentuan tersebut dan memutuskan hukum dengan merujuk kepadanya. 439

Musnad Syafi'i #1204

مسند الشافعي ١٢٠٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: إِنَّ نَوْفًا الْبِكَالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى صَاحِبَ الْخَضِرِ لَيْسَ بِمُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ ذَكَرَ حَدِيثَ مُوسَى وَالْخَضِرِ بِشَيْءٍ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ مُوسَى صَاحِبُ الْخَضِرِ

Musnad Syafi'i 1204: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dan Said bin Jubair, ia mengatakan: Aku mengatakan kepada Ibnu Abbas bahwa Nauf Al Bakkali menduga bahwa Musa teman Khidhir itu bukanlah Musa Bani Israil. Maka Ibnu Abbas berkata, "Musuh Allah itu telah berdusta, Ubay bin Ka'b telah menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah pernah berkhutbah kepada kami, kemudian beliau menceritakan kisah Musa dan Khidhir, yakni suatu kisah yang menunjukkan bahwa Musa (Nabi Bani Israil itu) adalah temannya Khidhir.” 440