مِنَ الْجُزْءِ الثَّانِي مِنَ اخْتِلَافِ الْحَدِيثِ مِنَ الْأَصْلِ الْعَتِيقِ

Kitab Bagian dari Juz ke 2 : Perbedaan Hadits dari Al-Ashlul Atiq

Musnad Syafi'i #885

مسند الشافعي ٨٨٥: أَخْبَرَنَا الثِّقَةُ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ أَوْ مِثْلَ مَعْنَاهُ لَا يُخَالِفُهُ

Musnad Syafi'i 885: Orang yang dipercaya mengabarkan kepada kami dan Mamar, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Jabir bin Abduliab , dari Rasulullah , dengan hadits yang semisal atau semakna tanpa ada perbedaan. 133

Musnad Syafi'i #886

مسند الشافعي ٨٨٦: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «الشُّفْعَةُ فِيمَا لَمْ يُقْسَمْ، فَإِذَا وَقَعَتِ الْحُدُودُ فَلَا شُفْعَةَ»

Musnad Syafi'i 886: Sa'id bin Salim telah mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir , dari Nabi bahwa beliau pernah bersabda, "Syuf'ah menyangkut sesuatu yang belum dibagi. Apabila telah dibuat batasan- batasan, maka tidak ada syufah lagi."134

Musnad Syafi'i #887

مسند الشافعي ٨٨٧: أَخْبَرَنَا الشَّافِعِيُّ قَالَ: فَإِنَّ سُفْيَانَ أَخْبَرَهُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيدِ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْجَارُ أَحَقُّ بِسَقَبِهِ»

Musnad Syafi'i 887: Asy-Syaifi mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: bahwa Sufyan mengabarkannya dari Ibrahim bin Maisarah, dari Amr bin Asy-Syarid, dari Abu Rafi', bahwa Rasulullah bersabda, “Tetangga lebih berhak terhadap -syuf'ah-tetangganya"135

Musnad Syafi'i #888

مسند الشافعي ٨٨٨: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمْرَةَ، أَنَّهَا سَمِعَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَذُكِرَ لَهَا أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ: إِنَّ الْمَيِّتِ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ الْحَيِّ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: أَمَا إِنَّهُ لَمْ يَكْذِبْ، وَلَكِنَّهُ أَخْطَأَ أَوْ نَسِيَ، إِنَّمَا مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى يَهُودِيَّةٍ وَهِيَ يَبْكِي عَلَيْهَا أَهْلُهَا فَقَالَ: «إِنَّهُمْ لَيَبْكُونَ عَلَيْهَا وَإِنَّهَا لَتُعَذَّبُ فِي قَبْرِهَا»

Musnad Syafi'i 888: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar, dori ayahnya, dari Amrah bahwa ia pernah mendengar dari Aisyah ketika disebutkan kepadanya bahwa Abdullah bin Umar pernah berkata, "Sesungguhnya mayit itu benar-benar disiksa karena tangisan orang yang masih hidup." Maka Aisyah berkata, "Ingatlah, sesungguhnya ia tidak berdusta, melainkan keliru atau lupa, Sesungguhnya Rasulullah mendapati ada jenazah seorang wanita Yahudi yang sedang ditangisi oleh keluarganya, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya mereka benar-benar menangisinya, dan sesungguhnya ia benar-benar disiksa di dalam kuburnya'. 136

Musnad Syafi'i #889

مسند الشافعي ٨٨٩: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ: تُوُفِّيَتِ ابْنَةٌ لِعُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ بِمَكَّةَ فَجِئْنَا نَشْهَدُهَا، وَحَضَرَهَا ابْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ عُمَرَ، فَقَالَ: إِنِّي لَجَالِسٌ بَيْنَهُمَا جَلَسْتُ إِلَى أَحَدِهِمَا ثُمَّ جَاءَ الْآخَرُ فَجَلَسَ إِلَيَّ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ لِعَمْرِو بْنِ عُثْمَانَ: أَلَا تَنْهَى عَنِ الْبُكَاءِ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ» . فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَدْ كَانَ عُمَرُ يَقُولُ بَعْضَ ذَلِكَ، ثُمَّ حَدَّثَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ: صَدَرْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ مِنْ مَكَّةَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالْبَيْدَاءِ إِذَا بِرَكْبٍ تَحْتَ ظِلِّ شَجَرَةٍ، قَالَ: اذْهَبْ فَانْظُرْ مَنْ هَؤُلَاءِ الرَّكْبُ، فَذَهَبْتُ فَإِذَا صُهَيْبٌ، قَالَ: ادْعُهُ، فَرَجَعْتُ إِلَى صُهَيْبٍ فَقُلْتُ: ارْتَحِلْ فَالْحَقْ بِأَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ، فَلَمَّا أُصِيبَ عُمَرُ سَمِعْتُ صُهَيْبًا يَبْكِي وَهُوَ يَقُولُ: وَاأُخَيَّاهُ، وَاصَاحِبَاهُ، فَقَالَ عُمَرُ: يَا صُهَيْبُ، أَتَبْكِي عَلَيَّ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْمَيِّتَ لَيُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ» . قَالَ: فَلَمَّا مَاتَ عُمَرُ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ فَقَالَتْ: يَرْحَمُ اللَّهُ عُمَرَ، لَا وَاللَّهِ مَا حَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللَّهَ يُعَذِّبُ الْمُؤْمِنَ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ، وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يَزِيدُ الْكَافِرَ عَذَابًا بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ» . فَقَالَتْ عَائِشَةُ: حَسْبُكُمُ الْقُرْآنُ: {لَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى} [الْأَنْعَام: 164] وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عِنْدَ ذَلِكَ: وَاللَّهُ أَضْحَكَ وَأَبْكَى. قَالَ ابْنُ أَبِي [ص:183] مُلَيْكَةَ: فَوَاللَّهِ مَا قَالَ ابْنُ عُمَرَ مِنْ شَيْءٍ

Musnad Syafi'i 889: Abdul Majid bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami dan Ibnu Juraij, Ibnu Abu Mulaikah mengabarkan kepadaku: Salah seorang anak perempuan Utsman bin Affan meninggal dunia di Makkah, maka kami datang untuk melayatnya; ikut hadir pula Ibnu Abbas serta Ibnu Umar. Ibnu Abu Mulaikah melanjutkan perkataannya: Sesungguhnya aku duduk di antara keduanya. Pada awal mulanya aku duduk dengan salah seorang dari keduanya, kemudian datang yang lainnya, lalu duduk di sebelahku. Ibnu Umar berkata kepada Amr bin Utsman, "Tidakkah engkau berhenti dari tangismu, karena Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya mayit itu benar-benar disiksa sebab tangisan keluarganya yang ditujukan kepadanya' " Maka Ibnu Abbas berkata, "Umar pun pernah mengatakan sebagian dari itu." Kemudian Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya: Aku berangkat bersama Umar bin Khaththab menuju Makkah. Ketika kami sampai di Al Baida, tiba-tiba kami berjumpa dengan suatu kafilah yang sedang istirahat di bawah naungan sebuah pohon. Lalu Umar berkata, "Pergilah, coba lihat siapakah rombongan kafilah itu!" Maka aku berangkat, dan ternyata aku bertemu dengan Shuhaib. Umar berkata, "Panggillah dia!" Aku kembali ke Shuhaib dan kukatakan kepadanya, "Berangkatlah dan bergabunglah dengan Amirul Mukminin!" Ketika Umar tertimpa malapetaka —yang mengantarkan kepada wafatnya—, aku mendengar Shuhaib menangis seraya berkata, "Aduhai saudaraku, aduhai temanku." Maka Umar berkata, "Hai Shuhaib, apakah engkau menangisi diriku, padahal Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya mayit itu benar-benar disiksa karena tangisan keluarganya yang ditujukan kepadanya'." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya: Ketika Umar wafat, aku ceritakan hadits tersebut kepada Aisyah . Maka ia berkata, "Semoga Allah merahmati Umar. Tidak, demi Allah, Rasulullah tidak pernah mengatakan bahwa mayit benar-benar disiksa karena tangisan keluarganya yang ditujukan kepadanya, melainkan Rasulullah telah bersabda, 'Sesungguhnya Allah menambah siksa terhadap orang kafir karena tangisan keluarganya yang ditujukan kepadanya'." Aisyah berkata, "Cukuplah bagi kalian ayat Al Qur'an yang menyatakan, 'Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain'." (Qs. Al An'aam [6]: 164) Ketika itu Ibnu Abbas berkata, "Allah-lah yang membuat (seseorang) tertawa dan menangis." Ibnu Abu Mulaikah berkata, "Demi Allah, Ibnu Umar tidak mengatakan apapu." 137

Musnad Syafi'i #890

مسند الشافعي ٨٩٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى أَنْ تُسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةُ بِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا، قَالَ: فَقَدِمْنَا الشَّامَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ قَدْ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى

Musnad Syafi'i 890: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Atha' bin Yazid Al Laitsi, dari Abu Ayyub Al Anshari, dari Nabi ; Bahwa Nabi melarang menghadap ke arah kiblat sewaktu buang air besar atau kecil, namun menghadaplah kalian ke arah timur atau arah barat —ketika melakukannya—. Abu Ayyub melanjutkan kisahnya: Ketika kami tiba di negeri Syam, kami menjumpai tempat- tempat buang air telah dibangun menghadap ke arah kiblat, maka kami agak miring sedikit —jika buang hajat—, dan kami memohon ampun kepada Allah. 138

Musnad Syafi'i #891

مسند الشافعي ٨٩١: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ عَمِّهِ وَاسِعِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: إِنَّ نَاسًا يَقُولُونَ: إِذَا قَعَدْتَ عَلَى حَاجَتِكَ فَلَا تَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ وَلَا بَيْتَ الْمَقْدِسِ. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: لَقَدِ «ارْتَقَيْتُ عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ لَنَا فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى لَبِنَتَيْنِ مُسْتَقْبِلًا بَيْتَ الْمَقْدِسِ لِحَاجَتِهِ»

Musnad Syafi'i 891: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban, dari pamannya, Wasi' bin Hibban, dari Abdullah bin Umar , bahwa ia mengatakan: Sesungguhnya orang-orang berkata, "Apakah kamu duduk untuk menunaikan hajatmu? Janganlah kamu menghadap ke arah kiblat dan jangan pula ke arah Baitul Maqdis." Abdullah bin Umar melanjutkan kisahnya: Aku pernah naik ke atas sebuah rumah milik kami, maka aku melihat Rasulullah sedang duduk di atas 2 buah batu bata menunaikan hajatnya dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis. 139

Musnad Syafi'i #892

مسند الشافعي ٨٩٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى عَاتِقَيْهِ مِنْهُ شَيْءٌ»

Musnad Syafi'i 892: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az- Zuhri, dari Abu Az-Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Jangan sekali-kali seseorang di antara kalian melakukannya dengan memakai satu kain, sedangkan pada kedua pundaknya tidak terdapat suatu pakaian pun (bertelanjang dada). "140

Musnad Syafi'i #893

مسند الشافعي ٨٩٣: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي مِرْطٍ بَعْضُهُ عَلَيَّ وَبَعْضُهُ عَلَيْهِ وَأَنَا حَائِضٌ

Musnad Syafi'i 893: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ishaq, dari Abdullah bin Syaddad, dari Maimunah , istri Nabi , ia mengatakan: Dahulu Rasulullah pernah shalat memakai kain mirth, sebagiannya beliau pakai dan sebagian yang lain dipakai olehku, sedangkan aku dalam keadaan haid. 141

Musnad Syafi'i #894

مسند الشافعي ٨٩٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ قَبْلَ أَنْ نَأْتِيَ أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَيَرُدُّ عَلَيْنَا وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ، فَلَمَّا رَجَعْنَا مِنْ أَرْضِ الْحَبَشَةِ أَتَيْتُهُ لِأُسَلِّمَ عَلَيْهِ فَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ، فَأَخَذَنِي مَا قَرُبَ وَمَا بَعُدَ، فَجَلَسْتُ حَتَّى إِذَا قَضَى صَلَاتَهُ أَتَيْتُهُ فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ يُحْدِثُ مِنْ أَمْرِهِ مَا يَشَاءُ، وَإِنَّ مِمَّا أَحْدَثَ اللَّهُ أَنْ لَا تَكَلَّمُوا فِي الصَّلَاةِ»

Musnad Syafi'i 894: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ashim bin Abu An-Nujud, dari Wa'il, dari Abdullah , ia mengatakan: Kami pernah mengucapkan salam kepada Nabi yang sedang melakukan shalat, hal ini terjadi sebelum kami datang ke Habsyah. Maka beliau menjawab salam kami dalam shalatnya. Tetapi ketika kami kembali dari tanah Habsyah dan aku datang kepadanya untuk mengucapkan salam, ternyata kujumpai beliau sedang melakukan shalat. Aku mengucapkan salam kepadanya, tetapi beliau tidak menjawab salamku, hingga aku mendadak merasa terkejut dan khawatir, lalu aku duduk. Setelah beliau selesai dari shalat, aku datang kepada beliau, maka beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Jalla Tsana'uhu membuat hukum baru menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan sesungguhnya di antara hukum baru yang ditetapkan oleh Allah ialah janganlah kalian berbicara dalam shalat."142