مسند الشافعي ٥٢٥: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَسَعِيدٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يُسْأَلُ عَنِ الْمُهِلِّ، فَقَالَ: سَمِعْتُهُ، ثُمَّ انْتَهَى أُرَاهُ يُرِيدُ النَّبِيَّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «يُهِلُّ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ، وَالطَّرِيقُ الْأُخْرَى مِنَ الْجُحْفَةِ وَأَهْلُ الْمَغْرِبِ، وَيُهِلُّ أَهْلُ الْعِرَاقِ مِنْ ذَاتِ عِرْقٍ، وَيُهِلُّ أَهْلُ نَجْدٍ مِنْ قَرْنٍ، وَيُهِلُّ أَهْلُ الْيَمَنِ مِنْ يَلَمْلَمَ»
Musnad Syafi'i 525: Muslim dan Sa'id mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, Abu Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia pernah mendengar Jabir bin Abdullah bertanya tentang tempat ihram, lalu ia berkata, “Aku mendengarnya (Nabi ).” Kemudian ia diam. Aku yakin bahwa dia bermaksud mengatakan bahwa Nabi bersabda, "Penduduk Madinah berihram dari Dzul Hulaifah dan jalan yang lain —yaitu dari Juhfah— adalah untuk Penduduk Maghrib. Penduduk Irak berihram dari Dzatu 'Irq, penduduk Najd berihram dari Qarn, dan penduduk Yaman berihram dari Yalamlam.” 527
مسند الشافعي ٥٢٦: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ، وَلِأَهْلِ الْمَغْرِبِ الْجُحْفَةَ، وَلِأَهْلِ الْمَشْرِقِ ذَاتَ عِرْقٍ، وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنًا، وَمَنْ سَلَكَ نَجْدًا مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ وَغَيْرِهِمْ قَرْنَ الْمَنَازِلِ، وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ "
Musnad Syafi'i 526: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Ibnu Juraij mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Atha' mengabarkan kepadaku: Bahwa Rasulullah menetapkan miqat bagi penduduk Madinah dari Dzul Hulaifah, bagi penduduk Maghrib dari Juhfah, bagi penduduk Masyriq dari Dzatu 'Irq, dan bagi penduduk Najd dari Qarn. Bagi yang menempuh jalan Najd dari kalangan penduduk Yaman dan lain-lainnya adalah Qarnul Manazil. sedangkan bagi penduduk Yaman sendiri adalah Yalamlam. 528
مسند الشافعي ٥٢٧: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَسَعِيدٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: فَرَاجَعْتُ عَطَاءً فَقُلْتُ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَعَمُوا لَمْ يُوَقِّتْ ذَاتَ عِرْقٍ، وَلَمْ يَكُنْ أَهْلُ الْمَشْرِقِ حِينَئِذٍ، قَالَ: كَذَلِكَ سَمِعْنَا، أَنَّهُ وَقَّتَ ذَاتَ عِرْقٍ أَوِ الْعَقِيقِ لِأَهْلِ الْمَشْرِقِ. قَالَ: وَلَمْ يَكُنْ عِرَاقٌ يَوْمَئِذٍ وَلَكِنْ لِأَهْلِ الْمَشْرِقِ، وَلَمْ يَعْزُهُ إِلَى أَحَدٍ دُونَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّهُ يَأْبَى إِلَّا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَهُ
Musnad Syafi'i 527: Muslim dan Said mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, ia mengatakan: Maka aku kembali kepada Atha' dan berkata, “Sesunggguhnya Nabi —menurut dugaan mereka— tidak menetapkan miqat Dzatu 'Irq, dan ketika itu penduduk Masyriq masih belum ada (yang masuk Islam).” Atha berkata, “Demikian pula kami pernah mendengar bahwa Nabi menetapkan miqat Dzatu 'Irq atau 'Aqiq untuk penduduk Masyriq.” Atha melanjutkan perkataannya, “Sedangkan pada saat itu belum ada Irak, tetapi untuk penduduk Masyriq.” Atha tidak menisbatkan miqat ini kepada seorang pun selain Nabi . Dia tetap bersikeras bahwa Nabi -lah yang menetapkannya sebagai miqat. 529
مسند الشافعي ٥٢٨: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «لَمْ يُوَقِّتْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ عِرْقٍ، وَلَمْ يَكُنْ حِينَئِذٍ أَهْلُ مُشْرِقٍ، فَوَقَّتَ النَّاسُ ذَاتَ عِرْقٍ» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: وَلَا أَحْسِبُهُ إِلَّا كَمَا قَالَ طَاوُسٌ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Musnad Syafi'i 528: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, ia mengatakan: Rasulullah belum pernah menentukan Dzatu 'Irq sebagai miqat, dan saat itu belum ada penduduk Masyriq (yang masuk Islam), kemudian orang- orang menjadikan Dzatu 'Irq sebagai miqat-(nya). Asy-Syafi'i berkata, “Aku tidak menduganya melainkan seperti apa yang dikatakan oleh Thawus.” 530
مسند الشافعي ٥٢٩: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: «لَمْ يُوَقِّتْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ الْمَشْرِقِ شَيْئًا، فَاتَّخَذَ النَّاسُ بِحِيَالِ قَرْنٍ ذَاتَ عِرْقٍ»
Musnad Syafi'i 529: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Amr bin Dinar, dari Abu Asy-Sya'tsa, ia berkata, “Rasulullah belum pernah menentukan suatu miqat pun bagi penduduk Masyriq. Maka, orang-orang menjadikan tempat yang sejajar dengan Qarn sebagai miqat, yaitu Dzatu 'Irq.” 531
مسند الشافعي ٥٣٠: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: وَقَّتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ، وَلِأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ، وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنًا، وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ أَلَمْلَمَ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذِهِ الْمَوَاقِيتُ لِأَهْلِهَا وَلِكُلِّ آتٍ أَتَى عَلَيْهَا مِنْ غَيْرِ أَهْلِهَا مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ، وَمَنْ كَانَ أَهْلُهُ مِنْ دُونِ ذَلِكَ الْمِيقَاتِ فَلْيُهِلَّ مِنْ حَيْثُ يُنْشِئُ حَتَّى يَأْتِيَ ذَلِكَ عَلَى أَهْلِ مَكَّةَ»
Musnad Syafi'i 530: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Thawus, dari ayahnya, ia mengatakan: Rasulullah telah menentukan miqat bagi penduduk Madinah dari Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dari Juhfah, bagi penduduk Najd dari Qarn, dan bagi penduduk Yaman dari Yalamlam. Kemudian Rasulullah bersabda, “Miqat-miqat ini untuk penduduknya masing-masing, juga bagi setiap orang yang datang melaluinya, tetapi bukan dari kalangan penduduknya yang bemaksud melakukan haji atau umrah. Barangsiapa dari kalangan penduduknya tetapi bertempat lebih dekat dari miqat-miqat tersebut, hendaklah ia berihram dari tempat ia berada; ketentuan ini berlaku hingga bagi penduduk Makkah sendiri.”532
مسند الشافعي ٥٣١: أَخْبَرَنَا الثِّقَةُ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَوَاقِيتِ مِثْلَ مَعْنَى حَدِيثِ سُفْيَانَ فِي الْمَوَاقِيتِ
Musnad Syafi'i 531: Orang yang terpercaya mengabarkan kepada kami dari Ma'mar, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas , dari Nabi mengenai masalah penentuan miqat-miqat dan hal yang semisal dengan makna hadits Sufyan dalam masalah yang sama, yaitu masalah penentuan miqat. 533
مسند الشافعي ٥٣٢: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مَعْنٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: «وَقَّتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ، وَلِأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ، وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ، وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنًا، وَمَنْ كَانَ دُونَ ذَلِكَ فَمِنْ حَيْثُ يَبْدَأُ»
Musnad Syafi'i 532: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Al Qasim bin Ma'n, dan Laits, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Rasulullah menentukan miqat bagi penduduk Madinah dari Dzul Hulaifeh, bagi penduduk Syam dari Juhfah, bagi penduduk Yaman dan Yalamlam, dan bagi penduduk Najd dari Qam. Dan, bagi orang yang berasal dari tempa! di bawah itu, ihramnya dari tempat ia bermula. 534
مسند الشافعي ٥٣٣: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا وَقَّتَ الْمَوَاقِيتَ قَالَ: «لِيَسْتَمْتِعِ الْمَرْءُ بِأَهْلِهِ وَثِيَابِهِ حَتَّى يَأْتِيَ كَذَا وَكَذَا» . لِلْمَوَاقِيتِ
Musnad Syafi'i 533: Muslim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha' bahwa Rasulullah bersabda ketika menetapkan miqat-miqat, “Seseorang boleh bersenang-senang dengan istri dan pakaiannya sampai ia datang ke anu dan anu karena telah sampai pada miqat-miqat (nya).”535
مسند الشافعي ٥٣٤: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ، أَنَّهُ رَأَى ابْنَ عَبَّاسٍ يَرُدُّ مَنْ جَاوَزَ الْمَوَاقِيتَ غَيْرَ مُحْرِمٍ
Musnad Syafi'i 534: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr, dari Abu Asy-Sya'tsa': Bahwa ia pernah melihat Ibnu Abbas mengembalikan orang yang melewati miqat-miqat tanpa berihram.536