مسند الشافعي ٥٠٥: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ عَمْرَةَ، وَالْقَاسِمِ، بِمِثْلِ حَدِيثِ سُفْيَانَ لَا يُخَالِفُ مَعْنَاهُ
Musnad Syafi'i 505: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya, dari Amrah bin Al Qasim dengan redaksi hadits yang semisal dengan hadhs Sufyan tanpa perbedaan maknanya. 509
مسند الشافعي ٥٠٦: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةٍ لَا نَرَى إِلَّا الْحَجَّ، حَتَّى إِذَا كُنَّا بِسَرِفَ أَوْ قَرِيبًا مِنْهَا حِضْتُ، فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي فَقَالَ: «مَالَكِ؟ أَنَفِسْتِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ، فَقَالَ: «إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، فَاقْضِي مَا يَقْضِي الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ» . قَالَتْ: وَضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نِسَائِهِ الْبَقَرَ
Musnad Syafi'i 506: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Qasim, dari ayahnya, dari Aisyah , ia mengatakan: Kami pernah berangkat bersama Rasulullah dengan tujuan hanya untuk melakukan haji. Ketika kami sampai di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Ketika Rasulullah SAW masuk menemuiku, aku sedang menangis. Maka beliau bersabda, “Apakah gerangan yang menimpamu, apakah engkau mengalami haid?” Aku menjawab, “Ya.” Nabi bersabda, “Sesunggguhnya haid itu merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah atas anak-anak perempuan Adam, maka lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berhaji hanya saja engkau tidak boleh thawaf di Baitullah.” Aisyah melanjutkan kisahnya: Dan, Rasulullah berkurban seekor sapi atas nama para istrinya. 510
مسند الشافعي ٥٠٧: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا ابْنُ طَاوُسٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مَيْسَرَةَ، وَهِشَامُ بْنُ حُجَيْرٍ، سَمِعُوا طَاوُسًا، يَقُولُ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَدِينَةِ لَا يُسَمِّي حَجًّا وَلَا عُمْرَةً يَنْتَظِرُ الْقَضَاءَ وَهُوَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ مَنْ كَانَ مِنْهُمْ أَهَلَّ وَلَمْ يَكُنْ مَعَهُ هَدْيٌ أَنْ يَجْعَلَهَا عُمْرَةً، وَقَالَ: «لَوِ اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِي مَا اسْتَدْبَرْتُ لَمَا سُقْتَ الْهَدْيَ، وَلَكِنْ لَبَّدْتُ رَأْسِي وَسُقْتُ هَدْيِي فَلَيْسَ لِي مَحِلٌّ دُونَ مَحِلِّ هَدْيِي» . فَقَامَ إِلَيْهِ سُرَاقَةُ بْنُ مَالِكٍ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، اقْضِ لَنَا قَضَاءَ قَوْمٍ كَأَنَّمَا وُلِدُوا الْيَوْمَ، أَعُمْرَتُنَا [ص:112] هَذِهِ لِعَامِنَا هَذَا أَمْ لِلْأَبَدِ؟ قَالَ: «بَلْ لِلْأَبَدِ، دَخَلَتِ الْعُمْرَةُ فِي الْحَجِّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» . قَالَ: وَدَخَلَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مِنَ الْيَمَنِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بِمَ أَهْلَلْتَ؟» فَقَالَ أَحَدُهُمَا عَنْ طَاوُسٍ: لَبَّيْكَ إِهْلَالًا كَإِهْلَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ الْآخَرُ: لَبَّيْكَ حَجَّةً كَحَجَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Musnad Syafi'i 507: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Thawus dan Ibrahim bin Maisarah serta Hisyam bin Hujair, mereka pernah mendengar Thawus mengatakan: Nabi berangkat (ke Makkah) tanpa menyebutkan niat haji, tidak juga umrah, karena menunggu keputusan (dari Allah ). Thawus melanjutkan kisahnya: Ketika Nabi sedang melakukan sa'i di antara Shafa dan Marwa, turunlah keputusan (wahyu) kepada beliau. Maka beliau memerintahkan para sahabatnya bahwa barangsiapa di antara mereka telah berihram untuk haji, sedangkan ia tidak membawa hewan kurban, hendaklah ia menjadikannya sebagai umrah. Kemudian beliau bersabda, “Seandainya aku mengetahui perkaraku ini sejak dulu, niscaya aku tidak akan membawa hewan kurban. Akan tetapi, ternyata aku tetap membiarkan rambut kepalaku dan menggiring hewan kurbanku. Tidak ada jalan, lain bagiku kecuali aku harus menyembelih hewan kurban.” Lalu berdirilah Suraqah bin Malik untuk bertanya, “Wahai Rasulullah, berilah kami keputusan sebagaimana keputusan untuk suatu kaum yang seakan-akan mereka baru dilahirkan hari ini! Apakah umrah kita ini hanya untuk tahun sekarang atau untuk selama-lamanya?” Nabi menjawab, "Tidak, bahkan untuk selama-lamanya. Ibadah umrah masuk ke dalam ibadah haji sampai hari Kiamat. " Thawus melanjutkan kisahnya lagi: (Sesudah itu) datanglah Ali bin Abu Thalib dari negeri Yaman, maka Nabi bertanya kepadanya yang maksudnya, "Ihram apakah yang kamu lakukan?" Salah satu dari keduanya (Ibnu Thawus dan Ibrahim bin Maisarah) mengatakan dari Thawus, “Aku katakan, 'Labbaika dengan ihlal seperti ihlal yang dilakukan oleh Nabi '. Sedangkan yang lainnya mengatakan, 'Labbaika dengan ibadah haji seperti yang dilakukan oleh Nabi '.” 511
مسند الشافعي ٥٠٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَوَّجَ امْرَأَةً بِسُورَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ
Musnad Syafi'i 508: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Hazim dari Sahl : Bahwa Rasulullah pernah menikahi wanita dengan surah Al Qur'an. 512
مسند الشافعي ٥٠٩: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَسَعِيدٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، أَنَّ رَجُلًا، سَأَلَ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ: " أُؤَاجِرُ نَفْسِي مِنْ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ، فَأَنْسُكُ مَعَهُمُ الْمَنَاسِكَ، هَلْ يُجْزِي عَنِّي؟ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: نَعَمْ، {أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ} [الْبَقَرَة: 202] "
Musnad Syafi'i 509: Muslim dan Sa'id mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha': Bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Ibnu Abbas, untuk itu ia berkata, “Aku menjual jasaku kepada kaum tersebut, lalu aku melakukan ibadah haji bersama mereka, apakah hajiku sudah dianggap cukup?” Ibnu Abbas menjawab, “Ya, mereka memperoleh pahala dari apa yang mereka upayakan, dan Allah Maha Cepat perhitungan-Nya.” 513
مسند الشافعي ٥١٠: أَخْبَرَنَا الْقَدَّاحُ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: " إِنِّي لَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ وَسُئِلَ عَنْ هَذِهِ، فَقَالَ: هَذِهِ حَجَّةُ الْإِسْلَامِ، فَلْيَلْتَمِسْ أَنْ يَقْضِيَ نَذْرَهُ. يَعْنِي: لِمَنْ كَانَ عَلَيْهِ الْحَجُّ وَنَذَرَ حَجًّا "
Musnad Syafi'i 510: Al Qaddah mengabarkan kepada kami dari Ats-Tsauri, dari Zaid bin Jubair, ia mengatakan: Sesungguhnya aku pernah berada di sisi Abdullah bin Umar, lalu ia ditanya mengenai masalah ini, maka ia menjawab, “Ini adalah haji Islam, maka hendaklah ia berupaya lagi untuk menunaikan nadzarnya.” Yakni, bagi orang yang diwajibkan ibadah haji dan ia bemadzar akan melakukan ibadah haji. 514
مسند الشافعي ٥١١: قَالَ: قَالَ سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ: وَاحْتَجَّ بِأَنَّ سُفْيَانَ الثَّوْرِيَّ أَخْبَرَهُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ الْحَنَفِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْحَجُّ جِهَادٌ، وَالْعُمْرَةُ تَطَوَّعٌ»
Musnad Syafi'i 511: Asy-Syafi'i mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Bahwa Sa'id bin Salim mengatakan —dan beralasan— bahwa Sufyan Ats-Tsauri mengabarkannya dari Muawiyah bin Ishaq, dari Abu Shalih Al Hanafi bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Haji adalah jihad, dan umrah adalah sunah.”515
مسند الشافعي ٥١٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ عَمْرَو بْنَ دِينَارٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ أَوْسٍ، يَقُولُ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يُرْدِفَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَيُعْمِرَهَا مِنَ التَّنْعِيمِ
Musnad Syafi'i 512: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, ia pernah mendengar Amr bin Dinar mengatakan: Aku mendengar Amr bin Aus berkata, “Abdurrahman bin Abu Bakar pernah mengabarkan kepadaku bahwa Nabi pernah memerintahkan kepadanya untuk memboncengkan Aisyah dan mengumrahkannya dari Tan'im.” 516
مسند الشافعي ٥١٣: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ مُزَاحِمٍ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ مُحَرِّشٍ الْكَعْبِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنَ الْجِعْرَانَةِ لَيْلًا فَاعْتَمَرَ وَأَصْبَحَ بِهَا كَبَائِتٍ
Musnad Syafi'i 513: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ismail bin Umayah, dari Muzahim dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Khalid, dari Mahrasy Al Ka'bi: Rasulullah pernah berangkat dari Ji'ranah di suatu malam, lalu beliau melakukan umrah, dan pada pagi harinya beliau telah kembali berada di Ji'ranah seperti orang yang menginap di sana. 517
مسند الشافعي ٥١٤: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، هَذَا الْحَدِيثَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ. قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: هُوَ مُحَرِّشٌ، قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: وَأَصَابَ ابْنُ جُرَيْجٍ لِأَنَّ وَلَدَهُ عِنْدَنَا بَنُو مُحَرِّشٍ
Musnad Syafi'i 514: Muslim bin Khalid mengabarkan hadits ini kepada kami dari Ibnu Juraij dengan isnad yang sama. Ibnu Juraij berkata, ”Ia berasal dari Bani Mahrasy." Asy-Syafi'i berkata, “Yang dimaksud memang Ibnu Juraij, karena kelahirannya menurut kami berasal dari Bani Muhairisy.” 518