مسند الشافعي ٦١٥: أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ: «لَيْسَ عَلَى النِّسَاءِ سَعْيٌ بِالْبَيْتِ وَلَا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ»
Musnad Syafi'i 615: Sa'id mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Abdullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa ia pernah berkata, “Tidak diwajibkan sa'i di Baitullah atas kaum wanita, tidak pula antara Shafa dan Marwah.” 615
مسند الشافعي ٦١٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، أَخْبَرَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَمْ تَرَيْ أَنَّ قَوْمَكِ حِينَ بَنَوُا الْكَعْبَةَ اقْتَصَرُوا عَنْ قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ؟» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَلَا تَرُدَّهَا عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ؟ قَالَ: «لَوْلَا حِدْثَانُ قَوْمِكِ بِالْكُفْرِ لَرَدَدْتُهَا عَلَى مَا كَانَتْ» . فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: لَئِنْ كَانَتْ عَائِشَةُ سَمِعَتْ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أُرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ اسْتِلَامَ الرُّكْنَيْنِ اللَّذَيْنِ يَلِيَانِ الْحِجْرَ إِلَّا أَنَّ الْبَيْتَ لَمْ يَتِمَّ عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
Musnad Syafi'i 616: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwa Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar mengabarkan kepada Abdullah bin Umar dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Tidakkah engkau melihat bahwa kaummu ketika membangun Ka'bah tidak mampu menyempurnakan fondasi Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam?” Aisyah melanjutkan kisahnya: Lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah! Mengapa engkau tidak mengembalikannya pada fondasi Nabi Ibrahim?” Rasul menjawab, "Seandainya bukan karena kaummu masih baru meninggalkan kekafirannya, niscaya aku mengembalikannya seperti semula." Ibnu Umar berkata, “Seandainya Aisyah benar-benar mendengarnya dari Rasulullah , niscaya beliau tidak sekali-kali memperagakan padanya membiarkan kedua rukun yang mengiringi Hajar Aswad tidak diusap, melainkan karena Baitullah masih belum sempurna berdiri di atas fondasi Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam." 616
مسند الشافعي ٦١٧: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ طَاوُسٍ، فِيمَا أَحْسِبُ أَنَّهُ قَالَ: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّهُ قَالَ: " الْحِجْرُ مِنَ الْبَيْتِ، وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ} [الْحَج: 29] وَقَدْ طَافَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرَاءِ الْحِجْرِ "
Musnad Syafi'i 617: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Thawus yang menurut dugaanku ia mengatakan dari Ibnu Abbas bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan: Hijr (Ismail) termasuk bagian dari Baitullah. Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua Itu (Ka'bah).” (Qs. Al Hajj [22]: 29) Dan, Rasulullah telah melakukan thawaf di belakang Hijr (Ismail). 617
مسند الشافعي ٦١٨: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي يَزِيدَ، أَخْبَرَنِي أَبِي قَالَ: أَرْسَلَ عُمَرُ إِلَى شَيْخٍ مِنْ بَنِي زُهْرَةَ فَجِئْتُ مَعَهُ إِلَى عُمَرَ وَهُوَ فِي الْحِجْرِ، فَسَأَلَهُ عَنْ وِلَادٍ مِنْ وِلَادِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ الشَّيْخُ: أَمَّا النُّطْفَةُ فَمِنْ فُلَانٍ، وَأَمَّا الْوَلَدُ فَعَلَى فِرَاشِ فُلَانٍ، فَقَالَ عُمَرُ: صَدَقْتَ، وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بِالْوَلَدِ لِلْفِرَاشِ، فَلَمَّا وَلَّى الشَّيْخُ دَعَاهُ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ فَقَالَ: أَخْبِرْنِي عَنْ بِنَاءِ الْبَيْتِ، فَقَالَ: إِنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَقُوتُ لِبِنَاءِ الْبَيْتِ فَعَجَزُوا، فَتَرَكُوا بَعْضَهَا فِي الْحِجْرِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: صَدَقْتَ
Musnad Syafi'i 618: Sufyan mengabarkan kepada kami, Ubaidillah bin Abu Yazid mengabarkan kepada kami, ayahku mengabarkan kepadaku: Umar mengirim utusan untuk mengundang seorang syaikh dari kalangan Bani Zuhrah, maka aku bersamanya datang menghadap Khalifah Umar yang pada saat itu berada di Hijr Ismail. Lalu Khalifah Umar menanyakan kepadanya tentang masalah anak yang baru lahir di antara anak-anak di masa jahiliyah. Maka syaikh itu berkata, “Nuthfah berasal dari si fulan (pihak ayah), sedangkan anak berada di atas hamparan si Fulan.” Lalu Umar berkata, “Engkau benar, tetapi Rasulullah telah memutuskan anak adalah untuk hamparan (si ibu).” Ketika syaikh itu pergi, Khalifah Umar memanggilnya dan berkata (kepadanya), “Ceritakanlah kepadaku tentang sejarah pembangunan Baitullah ini.” Syaikh menjawab, “Sesungguhnya orang-orang Quraisy di masa lalu membiayai pembangunan Baitullah, dan ternyata mereka tidak mampu, maka mereka meninggalkan sebagiannya di Hijr Ismail tanpa dibangun).” Khalifah Umar menjawab, “Engkau benar.” 618
مسند الشافعي ٦١٩: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِامْرَأَةٍ وَهِيَ فِي مِحَفَّتِهَا، فَقِيلَ لَهَا: هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَأَخَذَتْ بِعَضُدِ صَبِيٍّ كَانَ مَعَهَا فَقَالَتْ: أَلِهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَلَكِ أَجْرٌ»
Musnad Syafi'i 619: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibrahim, dari Kuraib mantan budak Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas , ia mengatakan: Rasulullah pernah melewati seorang perempuan yang sedang berada di dalam sekedupnya, kemudian dikatakan kepadanya bahwa ini adalah Rasulullah . Lalu perempuan tersebut memegang tangan anak lelaki yang dibawanya, lantas bertanya, “Apakah anak lelaki ini memperoleh (pahala) haji?” Beliau menjawab, “Ya, kamu pun memperoleh pahala.” 619
مسند الشافعي ٦٢٠: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ، عَنْ أَبِي السَّفَرِ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَيُّهَا النَّاسُ، أَسْمِعُونِي مَا تَقُولُونَ، وَافْهَمُوا مَا أَقُولُ لَكُمْ، أَيُّمَا مَمْلُوكٍ حَجَّ بِهِ أَهْلُهُ فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُعْتَقَ فَقَدْ قَضَى حَجَّهُ، وَإِنْ عُتِقَ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ فَلْيَحْجُجْ، وَأَيُّمَا غُلَامٍ حَجَّ بِهِ أَهْلُهُ فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَ فَقَدْ قَضَى عَنْهُ حَجَّهُ، وَإِنْ بَلَغَ فَلْيَحْجُجْ
Musnad Syafi'i 620: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Malik bin Maghul, dari Abu As-Safar, ia mengatakan: Ibnu Abbas berkata, “Hai manusia, perdengarkanlah kepadaku apa yang kalian katakan dan pahamilah apa yang akan kukatakan kepada kalian: Seorang budak yang dihajikan oleh tuannya, lalu ia meninggal dunia sebelum dimerdekakan, berarti ia telah menunaikan hajinya; tetapi jika ia merdeka sebelum meninggal dunia, hendaklah ia menunaikan hajinya (lagi). Dan seorang anak yang dihajikan oleh keluarganya, lalu ia meninggal dunia sebelum baligh, berarti ia telah menunaikan hajinya; tetapi jika ia telah baligh, hendaklah ia berhaji (lagi).” 620
مسند الشافعي ٦٢١: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، وَعَبْدُ الْعَزِيزِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: وَأَخْبَرَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا طَافَ بِالْبَيْتِ فِي الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ أَوَّلَ مَا يَقْدَمُ سَعَى ثَلَاثَةَ أَطْوَافٍ بِالْبَيْتِ وَمَشَى أَرْبَعَةً، ثُمَّ يُصَلِّي سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ يَطُوفُ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ
Musnad Syafi'i 621: Malik dan Abdul Aziz mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir, ia mengatakan: Anas bin Iyadh mengabarkan kepada kami dari Musa bin Uqbah, dari Nafi', dari Ibnu Umar : Bahwa Rasulullah apabila thawaf di Baitullah dalam ibadah haji dan umrahnya, begitu tiba langsung thawaf sebanyak 3 kali di Baitullah dengan berjalan cepat, sedangkan yang 4 kali putaran lainnya dengan berjalan biasa. Kemudian beliau shalat sebanyak 2 rakaat, setelah itu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah. 621
مسند الشافعي ٦٢٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَحْوَلِ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَنْصَرِفُونَ مِنْ كُلِّ وَجْهٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَنْفِرَنَّ أَحَدٌ مِنَ الْحَاجِّ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِ بِالْبَيْتِ»
Musnad Syafi'i 622: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Sulaiman Al Ahwal, dari Thawus, dari Ibnu Abbas , ia berkata, “Dahulu orang-orang setelah selesai haji pulang ke semua penjuru (yakni ke negerinya masing-masing). Maka Rasulullah bersabda. 'Jangan sekali-kali seseorang dar i jamaah haji pulang sebelum akhir masanya adalah di Baitullah'” 622
مسند الشافعي ٦٢٣: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «أُمِرَ النَّاسُ أَنْ يَكُونَ، آخِرُ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ، إِلَّا أَنَّهُ رُخِّصَ لِلْمَرْأَةِ الْحَائِضِ»
Musnad Syafi'i 623: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Orang-orang diperintahkan agar akhir masa (ibadah haji) mereka ialah di Baitullah, hanya saja hal itu dimaafkan bagi wanita yang sedang haid sebagai rukhshah.” 623
مسند الشافعي ٦٢٤: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ: «لَا يَصْدُرَنَّ أَحَدٌ مِنَ الْحَاجِّ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِ بِالْبَيْتِ، فَإِنَّ آخِرَ النُّسُكِ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ»
Musnad Syafi'i 624: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar dari Umar , ia berkata, “Jangan sekali-kali ada seseorang dari jamaah haji pulang sebelum akhir masanya di Baitullah (melakukan thawaf Wada'), karena sesungguhnya akhir dari manasik itu adalah thawaf di Baitullah.” 624