كِتَابُ الصَّلَاةِ

Kitab Shalat

Shahih Ibnu Khuzaimah #381

صحيح ابن خزيمة ٣٨١: وَرَوَاهُ الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَهَكَذَا، رَوَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، فَقَالَ: عَنْ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا بِخَبَرِ الْمَسْعُودِيِّ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الْمَسْعُودِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا زِيَادٌ أَيْضًا نا عَاصِمٌ، يَعْنِي ابْنَ عَلِيٍّ، نا الْمَسْعُودِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا بِخَبَرِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ الْحَسَنُ بْنُ يُونُسَ بْنِ مِهْرَانَ الزَّيَّاتُ، نا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، نا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ مُعَاذٍ

Shahih Ibnu Khuzaimah 381: Al Mas’udi meriwayatkan hadits dari Amr bin Murah dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Muadz bin Jabal. Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin lyash, dari Al A'masy, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahamn bin Abu Laila, ia berkata, dari Muadz.501 Ziad bin Ayub mengabarkan kepada kami dengan hadits Al Mas’udi, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Al Mas’udi mengabarkan kepada kami, Ha’, Ziad juga mengabarkan kepada kami, Ashim —maksudnya Ibnu Ali— mengabarkan kepada kami, Al Mas’udi mengabarkan kepada kami. Ha’, kami dikabarkan dengan hadits Abu Bakar bin lyash dan Al Hasan bin Yunus bin Mahran Az-Zayat, Al Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin lyash menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Muadz.502

Shahih Ibnu Khuzaimah #382

صحيح ابن خزيمة ٣٨٢: وَرَوَاهُ حَصِينُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى مُرْسَلًا، فَلَمْ يَقُلْ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا عَنْ مُعَاذٍ، وَلَا ذَكَرَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّمَا قَالَ: لَمَّا رَأَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ مِنَ النِّدَاءِ مَا رَأَى قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. نا الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى وَرَوَاهُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَعَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، وَلَمْ يَقُلْ: عَنْ مُعَاذٍ، وَلَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ، بَلْ أَرْسَلَهُ. نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، وَحُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَاهَمَهُ الْأَذَانُ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ، وَابْنُ أَبِي لَيْلَى لَمْ يُدْرِكِ ابْنَ زَيْدٍ. وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ شَرِيكٌ عَنْ حُصَيْنٍ فَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. حَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، وَرَوَاهُ شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، وَلَمْ يَقُلْ: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، وَلَا عَنْ مُعَاذٍ، وَقَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَمْ يُسَمِّ أَحَدًا مِنْهُمْ

Shahih Ibnu Khuzaimah 382: Hadits diriyawatkan oleh Husein bin Abdurrahman, dari Ibnu Abu Laila sebagai hadits mursal. Ia tidak mengatakan dari Abdullah bin Zaid dan tidak juga dari Muadz dan juga tidak mengemukakan salah seorang sahabat manapun, sesungguhnya ia berkata, ketika Abdullah bin Zaid bermimpi mengenai adzan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda kepadanya503 Al Makhzumi mengabarkan kepada kami akan hadits tersebut, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Hushain dari Abdurrahman bin Abu Laila. Ats-Tsauri meriwayatkan hadits, dari Hushain dan Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila. Ia tidak mengatakan dari Muadz. Demikian pula tidak dari Abdullah bin Zaid. Ia juga tidak mengatakan, “Para sahabat kami menceritakan kepada kami. Demikian pula sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, melainkan menganggapnya sebagai hadits mursal." Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Murah dan Hushain bin Abdurrahan dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam didatangi oleh suara adzan....” Lalu ia menyebutkan hadits. Ia berkata, “Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata...”, dan Ibnu Abu Laila tidak menjumpai Ibnu Zaid. Hadits ini diriwayatkan oleh Syarik dari Hushain, ia berkata, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abdullah bin Zaid, lalu ia menyebutkan sebuah hadits. Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Husein; Hadits diriwayatkan oleh Syu’bah, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia tidak mengatakan dari Abdullah bin Zaid dan juga dari Muadz. la berkata, “Para pengikut kami menceritakan kepada kami dengan tidak menyebutkan nama seorang pun dari mereka.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #383

صحيح ابن خزيمة ٣٨٣: ناه بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، وَالصِّيَامُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، فَحَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَقَدْ أَعْجَبَنِي أَنْ تَكُونَ صَلَاةُ الْمُؤْمِنِينَ أَوِ الْمُسْلِمِينَ وَاحِدَةً حَتَّى لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَبُثَّ رِجَالًا فِي الدُّورِ فَيُؤْذِنُونَ النَّاسَ بِحِينِ الصَّلَاةِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. وَقَالَ عَمْرٌو: حَدَّثَنِي بِهَذَا حُصَيْنٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ شُعْبَةُ: وَقَدْ سَمِعَتْهُ مِنْ حُصَيْنٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى

Shahih Ibnu Khuzaimah 383: Bundar mengabarkan kepada kami akan hadits tersebut, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Murah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Ibadah shalat dipindahkan pada tiga kondisi dan ibadah puasa juga pada tiga kondisi.” Para pengikut kami menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sangat menakjubkanku seandainya shalat orang mukmin dan orang muslim adalah satu, sehingga aku berkeinginan untuk menyuruh beberapa orang laki-laki naik ke tempat yang lebih tinggi guna mengumandangkan adzan sebagai tanda datangnya ...” kemudian ia menyebutkan hadits secara panjang lebar.504 Amr berkata, “Hushain menceritakan kepadaku dengan jalur ini dari Ibnu Abu Laila.” Syu’bah berkata, “Aku telah mendengarnya dari Husein dari Ibnu Abu Laila.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #384

صحيح ابن خزيمة ٣٨٤: وَرَوَاهُ جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، فَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ رَجُلٍ، بَعْضُ هَذَا الْخَبَرِ - أَعِنِّي قَوْلَهُ: «أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ» وَلَمْ يَذْكُرْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ، وَلَا مُعَاذًا. ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، وَرَوَاهُ ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: أُحِيلَتِ الصَّلَاةُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، وَأُحِيلَ الصَّوْمُ ثَلَاثَةَ أَحْوَالٍ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَلَمْ يَذْكُرْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ، وَلَا مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ، وَلَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَا قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُنَا، وَلَمْ يَقُلْ أَيْضًا: عَنْ رَجُلٍ. ناه هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فهَذَا خَبَرُ الْعِرَاقِيِّينَ الَّذِينَ احْتَجُّوا بِهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ فِي تَثْنِيَةِ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، وَفِي أَسَانِيدِهِمْ مِنَ التَّخْلِيطِ مَا بَيَّنْتُهُ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي لَيْلَى لَمْ يَسْمَعْ مِنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَلَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ صَاحِبِ الْأَذَانِ، فَغَيْرُ جَايِزٍ أَنْ يُحْتَجَّ بِخَبَرٍ غَيْرِ ثَابِتٍ عَلَى أَخْبَارٍ ثَابِتَةٍ، وَسَأُبَيِّنُ هَذِهِ الْمَسْأَلَةَ بِتَمَامِهَا فِي كِتَابِ الصَّلَاةِ «الْمُسْنَدُ الْكَبِيرُ» لَا «الْمُخْتَصَرُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 384: Jarir meriwayatkan hadits dari Al ‘Amasy dari Amr bin Murrah, ia lalu berkata, dari Abdurrahman bin Abu Laila dari seorang laki-laki. Sebagian redaksi hadits ini (56-ba') —maksudnya sabda nabi -- “ Ibadah shalat dipindahkan pada tiga kondisi' dan ia tidak menyebutkan Abdullah bin Zaid dan Muadz.505 Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami dari Al Amasy, Ibnu Fudhail meriwayatkannya dari Al Amasy, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, “Shalat dipindahkan pada tiga kondisi dan puasa dipindahkan pada tiga kondisi.” Lalu ia menyebutkan hadits secara panjang lebar. Ia tidak mengemukakan Abdullah bin Zaid dan Muadz bin Jabal serta tidak menyebutkan seseorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia juga tidak mengatakan, “Para pengikut kami menceritakan kepada kami” serta ia pun tidak mengatakan, ‘Dari seorang laki-laki”. Harun bin Ishaq Al Hamdan mengabarkan hadits kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dari Al Amasy. Abu Bakar berkata: Ini adalah hadits ulama Iraq yang dijadikan dalil hukum dari Abdullah bin Zaid dalam hal redaksi adzan dan Iqamah yang dibaca dua kali-dua kali. Di dalam sanad mereka terdapat percampuran sanad sebagaimana yang aku jelaskan. Adapun Abdurrahman bin Abu Laila tidak pernah mendengar dari Muadz bin Jabal serta Abdullah bin Zaid bin Abi Rabih. Pelaku adzan tidak diperbolehkan berdalil dengan hadits yang tidak kuat dan meninggalkan yang kuat. Aku akan menjelaskan masalah ini secara utuh dalam bab shalat yang terdapat pada Al Musnad Al Kabir dan bukan dalam Al Mukhtashar.

Shahih Ibnu Khuzaimah #385

صحيح ابن خزيمة ٣٨٥: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا رَوْحٌ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ، عَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ مَوْلَاهُمْ، عَنْ أَبِيهِ مَوْلَى أَبِي مَحْذُورَةَ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، أَنَّهُمَا سَمِعَا ذَلِكَ، مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ، ح وَحَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ، نا أَبُو عَاصِمٍ، نا ابْنُ جُرَيْجٍ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ السَّائِبِ، أَخْبَرَنِي أَبِي، وَأَمُّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِي مَحْذُورَةَ - وَهَذَا حَدِيثُ الدَّوْرَقِيِّ - قَالَ: لَمَّا رَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُنَيْنٍ خَرَجْتُ عَاشِرَ عَشَرَةٍ مِنْ مَكَّةَ نَطْلُبُهُمْ، فَسَمِعْتَهُمْ يُؤَذِّنُونَ بِالصَّلَاةِ، فَقُمْنَا نُؤَذِّنُ نَسْتَهْزِئُ بِهِمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَقَدْ سَمِعْتُ فِي هَؤُلَاءِ تَأْذِينَ إِنْسَانٍ حَسَنِ الصَّوْتِ، فَأَرْسَلَ إِلَيْنَا، فَأَذَّنَّا رَجُلًا رَجُلًا، فَكُنْتُ آخِرَهُمْ، فَقَالَ حِينَ أَذَّنْتُ: «تَعَالَ» ، فَأَجْلَسَنِي بَيْنَ يَدَيْهِ فَمَسَحَ عَلَى نَاصِيَتِي وَبَارَكَ عَلَيَّ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: «اذْهَبْ فَأَذِّنْ عِنْدَ الْبَيْتِ الْحَرَامِ» ، قُلْتُ: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَعَلَّمَنِي الْأَذَانَ كَمَا يُؤَذِّنُونَ الْآنَ بِهَا: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، فِي الْأَوَّلِ مِنَ الصُّبْحِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ: وَعَلَّمَنِي الْإِقَامَةَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ ابْنَ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ هَذَا الْخَبَرَ كُلَّهُ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ أَنَّهَا سَمِعِتَ ذَلِكَ مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، وَيَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ فِي الْحَدِيثِ فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَذَكَرَ يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ الْإِقَامَةَ مَرَّتَيْنِ كَذِكْرِ الدَّوْرَقِيِّ سَوَاءً وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ فِي حَدِيثِهِ: وَإِذَا أَقَمْتَ فَقُلْهَا مَرَّتَيْنِ: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، أَسَمِعْتَ؟ وَزَادَ: فَكَانَ أَبُو مَحْذُورَةَ لَا يَجُزُّ نَاصِيَتَهُ، وَلَا يَفْرُقُهَا؛ لِأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَيْهَا وَزَادَ يَزِيدُ بْنُ سِنَانٍ فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ هَذَا الْخَبَرَ كُلَّهُ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَنْ أُمِّ عَبْدِ الْمَلَكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ أَنَّهُمَا سَمِعَا ذَلِكَ مِنْ أَبِي مَحْذُورَةَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 385: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Rauh mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Utsman bin Asyaib mengabarkan kepadaku dari Unimu Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah dari Abu Mahdzurah. Muhammad bin Rafi’ menceritakan hadits kepada kami, Abdur-Razaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkannya kepada kami, Utsman bin As-Sa'ib hamba sahaya mereka mengabarkan kepadaku, dari ayahnya maula Abu Mahdzurah dan dari Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah, sesungguhnya keduanya mendengar dari Abu Mahdzurah, Ha', Yazid bin Sinan menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Utsman bin As-Saib menceritakan kepadaku, Ayahku dan Ummu Abdul Mulk bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepadaku dari Abu Mahdzurah dan inilah hadits Ad- Daruqi, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dari perang Hunain, aku adalah orang yang kesepuluh keluar dari kota Makkah mencari mereka (yang sembilan orang), lalu aku mendengar mereka mengumandangkan adzan shalat, kami pun bangun lalu mengumandangkan adzan dengan tujuan mengejek mereka. Nabi lalu shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku telah mendengar pada mereka ada seseorang yang adzan, memiliki suara bagus." Lalu beliau mengirim seseorang kepada kami, kemudian satu persatu dari kami mengumandangkan adzan dan aku adalah orang yang terakhir. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda saat aku adzan, “ Kemarilah” beliau mendudukkanku di hadapannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap ubun-ubunku dan mengucapkan keberkahan atas diriku sebanyak tiga kali, beliau lalu bersabda, “ Pergilah dan kumandangkanlah adzan sekarang; Allaahu akbar, Allaahu akbar, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullaah, hayya alash-shalaah, hayya alash- shalaah, hayya alal falaah, hayya alal falaah, ashalaatu khairum-minannauum, ashalaatu khairum-minannauum, di awal waktu shuhuh. allaahu akbar-allaahu Akbar, laa ilaaha illallaah” Ia berkata, “Beliau mengajarkanku iqamah dua kali-dua kali, allaahu akbar- allaahu akbar, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadar-rasuulullah, asyhadu anna muhammadar-rasuulullah, hayya alash-shalah, hayya Alash-shalah, hayya alal falaah, hayya alal falaah, qad qaamatish-shalaah, qad qaamatish-shalaah allaahu akbar-allaahu akbar laa ilaaha illallaah Ibnu Juraij berkata, “Utsman mengabarkan kepadaku hadits ini semua dari ayahnya dari Ummi Abdul Mulak bin Abu Mahdzurah sesungguhnya aku mendengar hal tersebut dari Abu Mahdzurah.” Ibnu Rafi’ dan Yazid bin Sinan berkata di dalam hadits di awal adzan tentang kalimat, IAllahu Akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar." Lalu Yazid bin Sinan menyebutkan redaksi iqamah dua kali-dua kali sebagaimana yang dikemukakan oleh Ad-Dauruqi. Ibnu Rafi’ berkata di dalam haditsnya, “Apabila engkau mengumandangkan iqamah, maka ucapkanlah dua kali kalimat 'Qad qaamatish-shalaah-qad qaamatish-shalah, apakah engkau mendengarnya?” Dan, ia menambahkan. Abu Mahdzurah (57-alif) tidak mengiyakan ungkapan "ubun-ubunnya” dan tidak memisahkannya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengusapnya. Yazid bin Sinan diakhir haditsnya menambahkan; Ibnu Juraij berkata, “Utsman menceritakan hadits ini semuanya dari ayahnya dari Ummu Abdul Malak bin Abu Mahdzurah (1/57), sesungguhnya keduanya mendengar hal tersebut dari Abu Mahdzurah.

Shahih Ibnu Khuzaimah #386

صحيح ابن خزيمة ٣٨٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ ابْنِ عَوْفٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " مِنَ السَّنَةِ إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ فِي أَذَانِ الْفَجْرِ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ: الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 386: Muhammad bin Utsman Al Ijli menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Ibnu Auf dari Muhammad bin Sirrin dari Anas, ia berkata, “Termasuk perbuatan sunnah apabila seorang Muadzin mengucapkan kalimat 'Hayya alal falaah' lalu setelahnya ia mengucapkan, 'Ashalatu khairum-minannauum disaat adzan shubuh.” 507

Shahih Ibnu Khuzaimah #387

صحيح ابن خزيمة ٣٨٧: نا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَوْنٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ بِلَالًا يُؤَذِّنُ فَيَتْبَعُ بِفِيهِ» ، وَوَصَفَ سُفْيَانُ: يَمِيلُ بِرَأْسِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ، نا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ: شَهِدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْبَطْحَاءِ وَهُوَ فِي قُبَّةٍ حَمْرَاءَ، وَعِنْدَهُ نَاسٌ يَسِيرُ، فَجَاءَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ، ثُمَّ حَوَّلَ يَتْبَعُ فَاهُ هَهُنَا - يَعْنِي بِقَوْلِهِ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ. وَقَالَ وَكِيعٌ، عَنِ الثَّوْرِيِّ فِي هَذَا الْخَبَرِ: فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أَذَانِهِ هَكَذَا، وَيُحَرِّفُ رَأْسَهُ يَمِينًا وَشِمَالًا بِحَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ ناه سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ

Shahih Ibnu Khuzaimah 387: Abu Musa mengabarkan kepada kami, Muhid bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Sufyan, dari Aun, ia adalah Ibnu Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah melihat Bilal melakukan adzan, lalu mulutnya mengikuti kemana wajah menoleh” Sufyan mengemukakan bahwa Bilal menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.509 Al Hasan bin Muhammad Az-Za’farani mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Yusuf Al Azraq mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Aun —ia adalah Ibnu Abu Zuhaifah—, ia berkata, “Aku melihat Nabi berada di Bathha', tepatnya pada Kubah Hamra' dan di sisi beliau terdapat sekelompok orang. Kemudian Bilal datang dan mengumandangkan adzan, ia berubah-ubah posisi mengikuti mulutnya dari satu sisi ke sisi yang lain —maksudnya adalah saat mengucapkan “Hayya alash- shalaah dan hayya alal-falaah—510 Waqi' dari Ats-Tsauri dalam hadits ini ia berkata, “Muadzin dalam adzannya mengumandangkan demikian... dan ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan kiri saat mengucapkan 'Hayya alal falaah’ Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami, Waqi' menceritakan kepada kami.

Shahih Ibnu Khuzaimah #388

صحيح ابن خزيمة ٣٨٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا هِشَامٌ، عَنْ حَجَّاجٍ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ بِلَالًا يُؤَذِّنُ، وَقَدْ جَعَلَ أُصْبُعَيهُ فِي أُذُنَيْهِ وَهُوَ يَلْتَوِي فِي أَذَانِهِ يَمِينًا وَشِمَالًا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 388: Ya’kub bin Ibrahim Ad-Daruqi menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Hajjaj dari Aun bin Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, "Aku melihat Bilal mengumandangkan adzan dan ia menjadikan kedua jarinya berada di kedua telinganya dan ia menolehkan wajahnya saat adzan; ke arah kanan dan ke kiri.511

Shahih Ibnu Khuzaimah #389

صحيح ابن خزيمة ٣٨٩: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: إِذَا كُنْتَ فِي الْبَوَادِي فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَسْمَعُ صَوْتَهُ شَجَرٌ، وَلَا مَدَرٌ، وَلَا حَجَرٌ، وَلَا جِنٌّ، وَلَا إِنْسٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ» وَقَالَ مَرَّةً: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ أَبِي سَعِيدٍ، وَكَانَتْ أُمُّهُ عِنْدَ أَبِي سَعِيدٍ

Shahih Ibnu Khuzaimah 389: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha'ah menceritakan kepadaku dari ayahnya, ia berkata, Abu Said berkata, “Apabila engkau berada di kawasan pedalaman, maka tinggikanlah suara adzanmu, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah suara muadzin didengar oleh pepohonan, tanah, batu, jin dan manusia, kecuali ia menjadi saksi untuknya.” 512 Murrah berkata, “Abdullah bin Abu Sha’sha'ah pernah menceritakan kepadaku, ayahku pernah menceritakan kepadaku, di mana beliau adalah sosok yatim yang baru berada di bawah asuhan Abu Said. Dahulu ibunya mengabdi pada Said.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #390

صحيح ابن خزيمة ٣٩٠: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدٌ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا يَحْيَى يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ، وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَشَاهِدُ الصَّلَاةِ يُكْتَبُ لَهُ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ حَسَنَةً، وَيُكَفَّرُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُمَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يُرِيدُ مَا بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 390: Bundar Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, dari Musa bin Abu Utsman, ia berkata, Aku mendengar Abu Yahya berkata, Aku mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muadzin akan diampuni dosanya sejauh gema suaranya dan masing-masing makhluk Allah yang basah dan kering menjadi saksi baginya serta orang-orang yang melaksanakan ibadah shalat menuliskan dua puluh lima kebajikan baginya dan dosa di antara dua waktu shalat dihapuskan”513 Abu Bakar berkata, “Yang dimaksud adalah dosa di antara dua waktu shalat.”