كِتَابُ الصَّلَاةِ

Kitab Shalat

Shahih Ibnu Khuzaimah #401

صحيح ابن خزيمة ٤٠١: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يُحَدِّثُ بِقَوْلٍ، أَخْبَرَنِي سَالِمٌ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا أَذَانَ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ» نا بِهِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ وَقَالَ فِي كُلِّهَا: عَنْ، عَنْ

Shahih Ibnu Khuzaimah 401: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, aku pernah mendengar Az-Zuhri bercerita dengan ungkapan : Salim mengabarkan kepadaku dari ayahnya, “Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ’Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai kalian mendengar adzan Ibnu UmiMaktum'. ”524 Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dan ia berkata dalam semua hadits dengan redaksi 'an... 'an.

Shahih Ibnu Khuzaimah #402

صحيح ابن خزيمة ٤٠٢: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي، نا أَبُو عُثْمَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَمْنَعَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ مِنْ سَحُورِهِ؛ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ أَوْ يُنَادِي لِيَرْجِعَ قَائِمُكُمْ وَيَنْتَبِهَ نَائِمُكُمْ، وَلَيْسَ أَنْ يَقُولَ هَكَذَا وَهَكَذَا، حَتَّى يَقُولَ هَكَذَا وَهَكَذَا» حَدَّثَنَاهُ يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ سُلَيْمَانَ وَهُوَ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ بِهَذَا

Shahih Ibnu Khuzaimah 402: Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy- Syahid mengabarkan kepada kami, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar ayahku, Abu Utsman menceritakan kepada kami dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah makan sahur salah seorang dari kalian tercegah oleh adzan Bilal. Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan agar orang yang melaksanakan shalat malam kembali ke posisi semula (mengambil waktu istirahat untuk bersiap-siap melaksanakan shalat atau keperluan lainnya), dan yang sedang tidur terbangun. Seseorang tidak boleh mengatakan begini-begini sampai ia berkata begini- begini. ”525 Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami hadits, Jarir menceritakan kepada kami dari Sulaiman, yaitu At- Taimi dari Abu Utsman dari Ibnu Mas’ud dengan hadits ini.

Shahih Ibnu Khuzaimah #403

صحيح ابن خزيمة ٤٠٣: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ، رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ» ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا إِلَّا قَدْرُ مَا يَرْقَى هَذَا وَيَنْزِلُ هَذَا "

Shahih Ibnu Khuzaimah 403: Abdur-rahman bin Bsyr bin Al Hakam mengabarkan kepada kami, Yahya —yaitu Ibnu Said— mengabarkan kepada kami, dari Ubaidullah, dari Al Qasim, dari Aisyah RA: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makanlah dan minumlah sampai Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan. Tidak ada tenggang waktu di antara keduanya, kecuali seukuran naiknya ini —untuk mengabari LJmmu Maklum agar bersiap-siap dan turunnya ini —guna mempercepat untuk melakukan adzan -- 526

Shahih Ibnu Khuzaimah #404

صحيح ابن خزيمة ٤٠٤: نا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ وَهُوَ ابْنُ زَاذَانَ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ بِنْتِ خُبَيْبٍ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَلَا تَأْكُلُوا وَلَا تَشْرَبُوا» ، فَإِنْ كَانَتِ الْمَرْأَةُ مِنَّا لَيَبْقَى عَلَيْهَا شَيْءٌ مِنْ سُحُورِهَا، فَتَقُولُ لِبِلَالٍ: أَمْهِلْ حَتَّى أَفْرَغَ مِنْ سُحُورِي " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا خَبَرٌ قَدِ اخْتُلِفَ فِيهِ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ رَوَاهُ شُعْبَةُ عَنْهُ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ، فَقَالَ: إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ أَوْ بِلَالًا يُنَادِي بِلَيْلٍ

Shahih Ibnu Khuzaimah 404: Abu Hasyim Ziad bin Ayub mengabarkan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami, Manshur —yaitu Ibnu Zadzan— mengabarkan kepada kami dari Khubaib bin Abdurrahman dari bibinya Unaisah binti Khubaib, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah dan apabila Bilal mengumandangkan adzan, maka janganlah kalian makan dan minum. Apabila terdapat seorang wanita dari kaum kami masih menyantap makan sahur, maka ia akan berkata kepada Bilal, 'Berlahan-lahanlah sampai aku menyelesaikan sahurku’.” 527 Abu Bakar berkata, “Ini adalah hadits yang diperselisihkan keberadaannya dari Khubaib bin Abdurrahman. Hadits ini diriwayatkan oleh Syu’bah dari bibinya; Anisah. Kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya Ibnu Umi Maktum atau Bilal mengumandangkan adzan di malam hari'.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #405

صحيح ابن خزيمة ٤٠٥: ناه مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا شُعْبَةُ، عَنْ خُبَيْبٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمَّتِهِ أُنَيْسَةَ وَكَانَتْ مُصَلِّيَةً عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ أَوْ بِلَالًا يُنَادِي بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُنَادِيَ بِلَالٌ أَوِ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ» ، وَمَا كَانَ إِلَّا أَنْ يَنْزِلَ أَحَدُهُمَا وَيَقْعُدَ الْآخَرُ فَتَأْخُذُ بِثَوْبِهِ، فَتَقُولُ: كَمَا أَنْتَ حَتَّى أَتَسَحَّرَ " ناه أَحْمَدُ بْنُ مِقْدَامٍ الْعِجْلِيُّ، نا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِمِثْلِهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَخَبَرُ أُنَيْسَةَ قَدِ اخْتَلَفُوا فِيهِ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ، وَلَكِنْ قَدْ رَوَى الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَ مَعْنَى خَبَرِ مَنْصُورِ بْنِ زَاذَانَ فِي هَذِهِ اللَّفْظَةِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 405: Muhammad bin Basysyar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Syu’bah mengabarkan kepada kami dari Khubaib —ia adalah Ibnu Abdurrahman— dari bibinya; Unaisah, di mana ia adalah Ahli shalat: Dari Nabi S A W, beliau bersabda, “Sesungguhnya Ibnu Umi Maklum atau Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, kemudian makan dan minumlah hingga Bilal mengumandangkan adzan —atau Ibnu Umi Maktum— dan hal tersebut tidak terjadi kecuali salah seorang turun dan yang lainnya duduk lalu mengambil pakaiannya, ia kemudian berkata, Tetaplah sebagaimana engkau hingga aku makan sahur'.”528 Ahmad bin Miqdam Al Ijli mengabarkan kepada kami, Yazid bin Zurai’ mengabarkan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dengan hadits sejenis. Abu Bakar berkata, “Hadits Unaisah diperselisihkan redaksinya tetapi Ad-Darawardi meriwayatkan hadits dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah seperti hadits Manshur bin Zadzan dalam lafazh ini.

Shahih Ibnu Khuzaimah #406

صحيح ابن خزيمة ٤٠٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ، يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ بِلَالٌ؛ فَإِنَّ بِلَالًا لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَرَى الْفَجْرَ» وَرَوَى شَبِيهًا بِهَذَا الْمَعْنَى أَبُو إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 406: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Hamzah mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz mengabarkan kepada kami —maksudnya adalah Ibnu Muhammad— dan Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah hingga Bilal mengumandangkan adzan, sesungguhnya Bilal tidak mengumandangkan adzan hingga ia melihat fajar.529 Abu Ishaq dari Al Aswad dari Aisyah meriwayatkan hadits yang kandungannya sama dengan hadits ini.

Shahih Ibnu Khuzaimah #407

صحيح ابن خزيمة ٤٠٧: ناه أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، نا أَبُو الْمُنْذِرِ، نا يُونُسُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ: أَيُّ سَاعَةٍ تُوتِرِينَ؟ قَالَتْ: مَا أَوْتِرُ حَتَّى يُؤَذِّنُونَ، وَمَا يُؤَذِّنُونَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ، قَالَتْ: وَكَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤَذِّنَانِ، فُلَانٌ وَعَمْرُو بْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَكُلُوا وَاشْرَبُوا فَإِنَّهُ رَجُلٌ ضَرِيرُ الْبَصَرِ، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَارْفَعُوا أَيْدِيَكُمْ فَإِنَّ بِلَالًا لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يُصْبِحَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 407: Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi mengabarkan hadits kepada kami, Abui Mundzir mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid, ia berkata: Aku pemah menanyakan kepada Aisyah, “Kapankah engkau melaksanakan shalat witir?” Aisyah berkata, “Aku tidak melaksanakan shalat witir hingga mereka mengumandangkan adzan, dan tidaklah mereka mengumandangkan adzan kecuali terbit fajar.” Aisyah berkata, “Rasulullah memiliki dua muadzin si fulan dan Amr bin Umi Maktum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah kalian, karena ia adalah sosok laki-laki yang buta penglihatannya. Apabila Bilal mengumandangkan adzan, maka angkatlah tangan kalian, sesungguhnya Bilal tidak akan mengakhiri mengumandangkan adzan sampai waktu shubuh tiba.”530

Shahih Ibnu Khuzaimah #408

صحيح ابن خزيمة ٤٠٨: نا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةُ مُؤَذِّنِينَ بِلَالٌ وَأَبُو مَحْذُورَةَ وَعَمْرُو بْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَإِنَّهُ ضَرِيرُ الْبَصَرِ فَلَا يَغُرَّنَّكُمْ، وَإِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَلَا يَطْعَمَنَّ أَحَدٌ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَّا خَبَرُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ فَإِنَّ فِيهِ نَظَرًا؛ لِأَنِّي لَا أَقِفُ عَلَى سَمَاعِ أَبِي إِسْحَاقَ هَذَا الْخَبَرَ مِنَ الْأَسْوَدِ، فَأَمَّا خَبَرُ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ فَصَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ، وَلَيْسَ هَذَا الْخَبَرُ يُضَادُّ خَبَرَ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَخَبَرَ الْقَاسِمِ عَنْ عَائِشَةَ، إِذْ جَائِزٌ أَنْ يَكُونَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ جَعَلَ الْأَذَانَ بِاللَّيْلِ نَوَائِبَ بَيْنَ بِلَالٍ وَبَيْنَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَمَرَ فِي بَعْضِ اللَّيَالِي بِلَالًا أَنْ يُؤَذِّنَ أَوَلَا بِاللَّيْلِ، فَإِذَا نَزَلَ بِلَالٌ صَعِدَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَذَّنَ بَعْدَهُ بِالنَّهَارِ، فَإِذَا جَاءَتْ نَوْبَةُ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ بَدَأَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَأَذَّنَ بِلَيْلٍ، فَإِذَا نَزَلَ صَعِدَ بِلَالٌ فَأَذَّنَ بَعْدَهُ بِالنَّهَارِ، وَكَانَتْ مَقَالَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فِي الْوَقْتِ الَّذِي كَانَتِ النَّوْبَةُ لِبِلَالٍ فِي الْأَذَانِ بِلَيْلٍ وَكَانَتْ مَقَالَتُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنُّ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فِي الْوَقْتِ الَّذِي كَانَتِ النَّوْبَةُ فِي الْآذَانِ بِاللَّيْلِ نَوْبَةَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْلِمُ النَّاسَ فِي كُلِّ الْوَقْتَيْنِ أَنَّ الْأَذَانَ الْأَوَّلَ مِنْهُمَا هُوَ أَذَانٌ بِلَيْلٍ لَا بِنَهَارٍ، وَأَنَّهُ لَا يَمْنَعُ مَنْ أَرَادَ الصَّوْمَ طَعَامًا وَلَا شَرَابًا، وَأَنَّ أَذَانَ الثَّانِي إِنَّمَا يَمْنَعُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ إِذْ هُوَ بِنَهَارٍ لَا بِلَيْلٍ فَأَمَّا خَبَرُ الْأَسْوَدِ، عَنْ عَائِشَةَ وَمَا يُؤَذِّنُونَ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَإِنَّ لَهُ أَحَدَ مَعْنَيَيْنِ أَحَدُهُمَا لَا يُؤَذِّنُ جَمِيعُهُمْ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرَ لَا أَنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ أَحَدٌ مِنْهُمْ، أَلَا تَرَاهُ أَنَّهُ قَدْ قَالَ فِي الْخَبَرِ: إِذَا أَذَّنَ عَمْرٌو فَكُلُوا وَاشْرَبُوا، فَلَوْ كَانَ عَمْرٌو لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ لَكَانَ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ عَلَى الصَّائِمِ بَعْدَ أَذَانِ عَمْرٍو مُحَرَّمَيْنِ، وَالْمَعْنَى الثَّانِي أَنْ تَكُونَ عَائِشَةُ أَرَادَتْ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ الْأَوَّلُ فَيُؤَذِّنُ الْبَادِي مِنْهُمْ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ لَا قَبْلَهُ، وَهُوَ الْوَقْتُ الَّذِي يَحِلُّ فِيهِ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ لِمَنْ أَرَادَ الصَّوْمَ إِذْ طُلُوعُ الْفَجْرِ الْأَوَّلِ بِلَيْلٍ لَا بِنَهَارٍ، ثُمَّ يُؤَذِّنُ الَّذِي يَلِيهِ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ الثَّانِي الَّذِي هُوَ نَهَارٌ لَا لَيْلٌ، فَهَذَا مَعْنَى هَذَا الْخَبَرِ عِنْدِي وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Shahih Ibnu Khuzaimah 408: Ahmad bin Sa'id Ad-Darimi Muhammad bin Utsman Al Ijli mengabarkan kepada kami keduanya berkata, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Israil dari Ishaq dan Al Aswad dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki {59-aIif) tiga muadzin: Bilal, Abu Mahdzurah dan Amr bin Umi Maktum. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka sesungguhnya penglihatannya buta, maka janganlah kalian menipu, apabila Bilal mengumandangkan adzan. karenanya janganlah seseorang memakan suatu makanan.”531 Abu Bakar berkata, “Adapun hadits dari Abu Ishaq dari Al Aswad dari Aisyah, maka sesungguhnya di dalamnya perlu pengkajian, karena aku tidak melihat bahwa Abu Ishaq mendengar hadits ini dari Al Aswad. Adapun hadits Hisyam bin Urwah, maka ia merupakan hadits shahih dari sisi penukilannya. Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits Salim dari Ibnu Umar, serta hadits yang diriwayatkan Al Qasim dari Aisyah, karena boleh saja Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan adzan di malam hari berganti-ganti antara Bilal dan Ibnu Umi Maktum, di mana beliau memerintahkan Bilal mengumandangkan adzan yang pertama di beberapa malam, kemudian apabila Bilal selesai mengumandangkan adzan, maka Ibnu Umi Maktum naik menggantikannya, lalu ia mengumandangkan adzan setelah Bilal di siang hari. Apabila giliran Ibnu Umi Maktum tiba, maka Ibnu Umi Maktum mulai mengumandangkan adzan di malam hari, apabila telah selesai, maka Bilal naik kemudian mengumandangkan adzan setelahnya di siang hari. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sini menjelaskan sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari di saat giliran Bilal untuk mengumandangkan adzan di malam hari dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Ibnu Umi Maktum mengumandangkan adzan di malam hari saat giliran adzan Ibnu Umi Maktum. Nabi di sini mengajarkan kepada masyarakat akan dua waktu tersebut, di mana sesungguhnya adzan yang pertama adalah adzan di malam hari, bukan di siang hari dan beliau tidak mencegah makan dan minum seseorang yang ingin berpuasa. Sementara adzan yang kedua adalah adzan di siang hari, bukan di malam hari. Adapun hadits yang diriwayatkan Al Aswad dari Aisyah dan hadits yang menjelaskan bahwa para sahabat mengumandangkan adzan hingga terbit fajar, maka ia memiliki dua arti: Pertama, Seluruh sahabat tidak harus mengumandangkan adzan hingga fajar terbit, hal ini bukan berarti tidak ada seorang pun yang mengumandangkan adzan dari mereka. Tidakkah engkau ingat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda di dalam hadits, " 'Apabila Amr mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah, dan apabila Amr tidak mengumandangkan adzan hingga terbit fajar, niscaya makan dan minum bagi orang yang berpuasa setelah Amr mengumandangkan adzan adalah dilarang.” Arti kedua yang diinginkan oleh Aisyah, yaitu hingga terbit fajar pertama, di mana orang yang berada di pedalaman mengumandangkan adzan setelah terbit fajar pertama, dan bukan sebelumnya. Ini adalah waktu di mana dihalalkan makan dan minum bagi orang yang ingin berpuasa, karena terbit fajar yang pertama di malam hari, dan bukan di siang hari. Kemudian dikumandangkan adzan kembali setelah terbit fajar kedua yang berada di siang hari, bukan malam hari. Ini adalah kandungan hadits menurutku. Wallahu ‘alam.

Shahih Ibnu Khuzaimah #409

صحيح ابن خزيمة ٤٠٩: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سِرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: لَوْ عَرَّسْتَ بِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِنِّي أَخَافُ أَنْ تَنَامُوا عَنِ الصَّلَاةِ» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «يَا بِلَالُ، قُمْ فَأَذِّنِ النَّاسَ بِالصَّلَاةَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 409: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dari Husein bin Abdurrahman dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata, “Pada suatu malam kami berjalan bersama Rasulullah, lalu sebagian kaum berkata, 'Mungkinkah engkau bisa menetap bersama kami wahai Rasulullah!' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku takut kalian tertidur lalu meninggalkan ibadah’. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan hadits panjang lebar dan perawi berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun lalu beliau bersabda, 'Wahai Bilal! Bangunlah' lalu ia mengumandangkan adzan untuk masyarakat (agar melaksanakan) shalat."532

Shahih Ibnu Khuzaimah #410

صحيح ابن خزيمة ٤١٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، نا بَهْزٌ يَعْنِي ابْنَ أَسَدٍ، ثنا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ رَبَاحٍ، حَدَّثَ الْقَوْمَ فِي الْمَسْجِدِ الْجَامِعِ وَفِي الْقَوْمِ عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ، فَقَالَ عِمْرَانُ: مَنِ الْفَتَى؟ فَقَالَ: امْرُؤٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ عِمْرَانُ: الْقَوْمُ أَعْلَمُ بِحَدِيثِهِمُ انْظُرْ كَيْفَ تُحَدِّثُ فَإِنِّي سَابِعُ سَبْعَةٍ تِلْكَ اللَّيْلَةِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ عِمْرَانُ: مَا كُنْتَ أَرَى أَحَدًا بَقِيَ يَحْفَظُ هَذَا الْحَدِيثَ غَيْرِي، فَقَالَ: سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَقَالَ: «إِنَّكُمْ إِلَّا تُدْرِكُوا الْمَاءَ مِنْ غَدٍ تَعْطَشُوا، فَانْطَلَقَ سَرَعَانُ النَّاسُ» ، فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ: وَلَزِمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ اللَّيْلَةِ، فَنَعَسَ فَنَامَ فَدَعَمْتُهُ، ثُمَّ نَعَسَ أَيْضًا، فَمَالَ فَدَعَمْتُهُ، ثُمَّ نَعَسَ فَمَالَ أُخْرَى حَتَّى كَادَ يَنْجَفِلُ، فَاسْتَيْقَظَ فَقَالَ: «مَنِ الرَّجُلُ؟» فَقُلْتُ: أَبُو قَتَادَةَ، فَقَالَ: «مِنْ كَمْ كَانَ مَسِيرَكَ هَذَا؟» ، قُلْتُ: مُنْذُ اللَّيْلَةِ، فَقَالَ: «حَفِظَكَ اللَّهُ بِمَا حَفِظْتَ بِهِ نَبِيَّهُ» ، ثُمَّ قَالَ: «لَوْ عَرَّسْنَا» ، فَمَالَ إِلَى شَجَرَةٍ وَمِلْتُ مَعَهُ فَقَالَ: «هَلْ تَرَى مِنْ أَحَدٍ؟» ، قُلْتُ: نَعَمْ، هَذَا رَاكِبٌ، هَذَا رَاكِبٌ، هَذَانِ رَاكِبَانِ، هَؤُلَاءِ ثَلَاثَةٌ، حَتَّى صِرْنَا سَبْعَةً، فَقَالَ: «احْفَظُوا عَلَيْنَا صَلَاتَنَا لَا نَرْقُدُ عَنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ» ، فَضُرِبَ عَلَى آذَانِهِمْ حَتَّى أَيْقَظَهُمْ حَرُّ الشَّمْسِ فَقَامُوا فَاقْتَادُوا هُنَيْئَةً ثُمَّ نَزَلُوا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَعَكُمْ مَاءٌ؟» فَقُلْتُ: نَعَمْ، مَعِي مِيضَأَةٌ لِي فِيهَا مَاءٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ائْتِ بِهَا» ، فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ: «مُسُّوا مِنْهَا، مُسُّوا مِنْهَا» ، فَتَوَضَّأْنَا وَبَقِيَ مِنْهَا جُرْعَةٌ، فَقَالَ: " ازْدَهِرْهَا يَا أَبَا قَتَادَةَ؛ فَإِنَّ لِهَذِهِ نَبَأٌ، فَأَذَّنَ بِلَالٌ فَصَلَّوْا رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ صَلَّوَا الْفَجْرَ، ثُمَّ رَكِبُوا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: فَرَّطْنَا فِي صَلَاتِنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تَقُولُونَ؟ إِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاكُمْ فَشَأْنُكُمْ بِهِ، وَإِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دِينِكُمْ فَإِلَيَّ» ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَرَّطْنَا فِي صَلَاتِنَا، فَقَالَ: «إِنَّهُ لَا تَفْرِيطَ فِي النَّوْمِ، وَإِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ، وَإِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ عَنْ صَلَاتِهِ فَلْيُصَلِّهَا حِينَ يَذْكُرُهَا وَمَنَ الْغَدِ لَلْوَقْتِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 410: Muhammad bin Abu Shafwan Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Bahz —Maksudnya adalah Ibnu Asad mengabarkan kepada kami— Hamad —maksudnya Ibnu Salmah— menceritakan kepada kami, Tsabit Al Bunani mengabarkan kepada kami, “Sesungguhnya Abdullah bin Rabah berbicara pada suatu kaum di sebuah masjid. Di antara kaum tersebut terdapat Imran bin Hushain, ia berkata, ‘Siapa pemuda tersebut?' Ia menjawab seseorang dari kaum Anshar. Imran berkata, 'Suatu kaum lebih mengetahui pembicaraan mereka, lihatlah bagaimana mereka berbicara, maka sesungguhnya aku berjumlah tujuh orang di malam itu bersama Rasulullah.' Imran berkata, 'Aku tidak pernah melihat seorang pun menghafal hadits ini kecuali diriku,' ia berkata, Aku mendengar Abu Qatadah berkata, 'Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Sesungguhnya kalian hanya belum memiliki air untuk esok hari saat kalian kehausan.' Lalu orang-orang tersebut bergegas pergi. Abu Qatadah bertata, 'Aku bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di malam tersebut kemudian beliau mengantuk lalu tertidur dan aku menyangga beliau kemudian beliau mengantuk kembali lalu tubuh beliau miring dan aku menyangganya (59-ba’) kemudian beliau mengantuk lagi, lalu tubuh beliau miring hingga hampir terperanjat, lalu beliau terbangun. Beliau bertanya,' Siapa laki-laki tersebut’ Aku menjawab, 'Abu Qatadah.' Beliau bertanya, 'Sudah berapa jarak perjalananmu ini ' Aku menjawab, 'Sudah semalam.' Beliau bersabda, 'Mudah-mudahan Allah SWT melindungimu dengan apa yang Dia lindungkan kepada Nabi-Nya.' Beliau lalu bersabda, ‘Mungkinkah kita singgah ?’. Lalu beliau menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon dan aku menyandarkan tubuhku kepadanya, beliau lalu bertanya, 'Apakah engkau melihat seseorang?'Aku katakan, 'Ya! yang ini menggunakan kendaraan dan itu juga menggunakan kendaraan serta dua orang juga berkendaraan. Mereka berjumlah tiga orang sehingga kita menjadi tujuh orang.' Beliau bersabda, 'Kalian harus menjaga shalat kalian. Janganlah kita tidur, sebab pasti kita akan meninggalkan shalat fajar.' lalu telinga mereka ditutup —hingga tidak mendengar tanda pagi— hingga mereka dibangunkan oleh panas matahari. Kemudian mereka berdiri lalu mengikuti Rasulullah dengan senang hati, kemudian mereka singgah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,' kalian memiliki air?' Aku katakan , 'Ya! Aku memiliki katong yang berisi air.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,'Ambilkanlah kantong tersebut.' Lalu aku mengambiIkannya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, 'Sentuhlah sebagiannya dan sentuhlah sebagainnya.' Lalu kami berwudhu533 kemudian masih tersisa seteguk air. Lalu beliau bersabda, 'Bersinarlah dengannya wahai Abu Qatadah karena seteguk air ini memiliki arti.' Lalu Bilal mengumandangkan adzan, kemudian mereka shalat dua rakaat shalat sunah fajar, lalu melaksanakan shalat shubuh, setelah itu mereka bergegas pergi. Sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Kita telah melakukan kesembronoan dalam shalat kita.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Apa yang kalian katakan? ' Jika terdapat sesuatu yang menjadi bagian perkara duniawi kalian, maka itu adalah urusan kalian dan apabila terdapat sesuatu yang termasuk urusan agama kalian, maka itu adalah urusanku? ' Kami katakan, 'Wahai Rasulullah kita telah melakukan kesembronoan dalam shalat kita?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,'Sesungguhn tidak ada kesembronoan di dalam tidur, sesungguhnya kesembronoan hanya ada saat sadar. Dan, apabila salah seorang dari kalian lupa akan shalatnya, maka hendaklah ia melaksanakan shalat saat mengingatnya atau pada esok hari di saat waktu yang sama.' Hadits ini dikemukakan secara panjang lebar.