صحيح ابن خزيمة ٤٤١: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَرَوَى هَذَا الْخَبَرَ، دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ الْفَرَّاءُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ، وَهُوَ الْخَيَّاطُ، أَنَّ كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، حَدَّثَهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يُشَبِّكْ بَيْنَ أَصَابِعِهِ؛ فَإِنَّهُ فِي الصَّلَاةِ» ناه يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 441: Abu Bakar berkata, Daud bin Qais Al Fana' meriwayatkan hadits ini dari Saad bin Ishaq bin Ka’ab bin Ujrah dari Abu Tsumamah —ia adalah seorang penjahit— sesungguhnya Ka’ab bin Ujrah pernah menceritakan hadits kepadanya, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (62-alif) Sesungguhnya beliau bersabda, “ Apabila salah seorang dari kalian telah berwudhu kemudian ia keluar menuju masjid maka janganlah ia mengait-kaitkan jemari, sebab sesungguhnya ia berada dalam shalat.”572 Yunus bin Abdul A’la mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami, Daud bin Qais mengabarkan kepadaku.
صحيح ابن خزيمة ٤٤٢: وَرَوَاهُ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ، وَنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ قَالَ: لَقِيتُ كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ وَأَنَا أُرِيدُ الْجُمُعَةَ، وَقَدْ شَبَّكْتُ بَيْنَ أَصَابِعِي، فَلَمَّا دَنَوْتُ ضَرَبَ يَدَيَّ فَفَرَّقَ بَيْنَ أَصَابِعِي، وَقَالَ: «إِنَّا نُهِينَا أَنْ يُشَبِّكَ أَحَدٌ بَيْنَ أَصَابِعِهِ فِي الصَّلَاةِ» ، قُلْتُ: إِنِّي لَسْتُ فِي صَلَاةٍ قَالَ: أَلَيْسَ قَدْ تَوَضَّأْتَ وَأَنْتَ تُرِيدُ الْجُمُعَةَ؟ قُلْتُ: بَلَى قَالَ: «فَأَنْتَ فِي صَلَاةٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 442: Anas meriwayatkan hadits dari lyadh, dari Saad bin Ishaq bin Ka'ab, dari Abu Said A1 Maqburi dan Abu Tsumamah dan Yunus bin Abdul Ala mengabarkan kepada kami» Anas bin lyadh mengabarkan kepadaku dari Saad bin Ishaq dari Abu Said A! Maqburi dari Tsumamah, ia berkata, “Aku pernah bertemu dengan Ka’ab bin Ujrah sementara aku ingin melaksanakan shalat jum’at, saat itu aku mengait-kaitkan jemariku ketika aku mendekat, lalu ia memukul tanganku, kemudian ia memisahkan jemariku dan berkata, 'Sesungguhnya kami melarang siapapun merapatkan jemarinya dalam shalat.' Aku katakan, 'Sesungguhnya aku bukan berada dalam shalat.' la berkata, 'Bukankah engkau telah berwudhu dan engkau ingin melaksanakan shalat jum'at?’ Aku katakan, 'Ya.’ Ia berkata, 'Maka — yang demikain— engkau berada dalam shalat.“ 573
صحيح ابن خزيمة ٤٤٣: وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي سَالِمٍ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، نا ابْنُ ذِئْبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَعْدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ كَعْبٍ هُوَ مِنْ بَنِي سَالِمٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 443: Ibnu Abi Di'b meriwayatkan hadits dari Al Maqburi dari seorang laki-laki dari bani Salim, ia mengabarkan hadits dari ayahnya dari kakeknya dari Ka’ab bin Ujrah. Muhammad bin Rafi' mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Fidyah mengabarkan kepada kami, Ibnu Di'b menceritakan kepada kami, Abu Bakar berkata, “Saad bin Ishaq bin Ka’ab berasal dari Bani Salim.” 574
صحيح ابن خزيمة ٤٤٤: وَرَوَاهُ أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ كَعْبٍ، ناه أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، نا أَبُو خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 444: Abu Khalid Al Ahmar meriwayatkan kepada kami dari Ibnu Ajian dari Sa'id dari Ka’ab. Abu Said Al Asyaj mengabarkan kepada kami, Abu Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Ajian. 575
صحيح ابن خزيمة ٤٤٥: وَجَاءَ خَالِدُ بْنُ حَيَّانَ الرَّقِّيُّ بِطَامَّةٍ رَوَاهُ عَنِ ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَحَدَّثَنَاهُ جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الثَّعْلَبِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ حَيَّانَ الرَّقِّيَّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَا أُحِلُّ لِأَحَدٍ أَنْ يَرْوِيَ عَنِّي بِهَذَا الْخَبَرِ إِلَّا عَلَى هَذِهِ الصِّيغَةِ؛ فَإِنَّ هَذَا إِسْنَادٌ مَقْلُوبٌ فَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ الصَّحِيحُ مَا رَوَاهُ أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ؛ لِأَنَّ دَاوُدَ بْنَ قَيْسٍ أَسْقَطَ مِنَ الْإِسْنَادِ أَبَا سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيَّ، فَقَالَ: عَنْ سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ وَأَمَّا ابْنُ عَجْلَانَ فَقَدْ وَهِمَ فِي الْإِسْنَادِ وَخَلَطَ فِيهِ، فَمَرَّةً يَقُولُ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَمَرَّةً يُرْسِلُهُ، وَمَرَّةً يَقُولُ: عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ كَعْبٍ. وَابْنُ أَبِي ذِئْبٍ قَدْ بَيَّنَ أَنَّ الْمَقْبُرِيَّ سَعِيدَ بْنَ أَبِي سَعِيدٍ إِنَّمَا رَوَاهُ عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي سَالِمٍ، وَهُوَ عِنْدِي سَعْدُ بْنُ إِسْحَاقَ إِلَّا أَنَّهُ غَلَطَ عَلَى سَعْدِ بْنِ إِسْحَاقَ فَقَالَ: عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ كَعْبٍ. وَدَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ، وَأَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ جَمِيعًا قَدِ اتَّفَقَا عَلَى أَنَّ الْخَبَرَ إِنَّمَا هُوَ عَنْ أَبِي ثُمَامَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 445: Khalid bin Hayan Ar-Raqqi Bithammah, hadits diriwayatkan oleh Ibnu Ajian dan Sa'id bin Al Musayyib dari Abu Said Ja far Muhammad Ats-Tsa’labi menceritakan kepada kami, Khalid —maksudnya adalah Hayan Ar-Raqqi— menceritakan kepada kami, Abu Bakar berkata, “Aku tidak menghalalkan kepada siapapun untuk meriwayatkan hadits ini dariku kecuali berdasarkan bentuk ini, sesungguhnya hadits ini memiliki sanad terbalik. Dengan demikian ia mirip hadits shahih yang diriwayatkan oleh Anas bin Iyadh, karena Daud bin Qais menggugurkan Abu Said Al Maqburi dari sanad hadits, Daud berkata, bahwa hadits dari Said bin Ishaq dan Abu Tsumamah. 576 Adapun Ibnu Ajian, ia diragukan keberadaannya dalam sanad hadits dan haditsnya tidak jelas. Terkadang ia berkata dari Abu Hurairah dan terkadang menganggapnya sebagai hadits mursal dan sesekali ia mengatakan dari Sa'id dari Ka’ab. Ibnu Abu Di'b telah menjelaskan bahwa Al Maqburi Said bin Abu Said telah meriwayatkan hadits dari seorang laki-laki yang berasal dari Bani Salim, la menurutku adalah Sa’ad bin Ishaq. Hanya saja terdapat kesalahan atas Sa'ad bin Ishaq di mana ia meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya; Ka’ab. Daud bin Qais dan Anas bin Iyadh semuanya sepakat bahwa hadits ini berasal dari Abu Tsumamah.
صحيح ابن خزيمة ٤٤٦: وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ الطَّائِفِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: أَخْبَرَنِي الْمَقْبُرِيُّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ خَرَجَ يُرِيدُ الصَّلَاةَ فَهُوَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ، وَلَا يَقُولُ: هَذَا يَعْنِي يُشَبِّكُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ " ناه الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الرُّخَامِيُّ، نا الْهَيْثَمُ بْنُ جَمِيلٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَرَوَاهُ شَرِيكٌ، عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 446: Muhammad bin Muslim Ath-Thaifi meriwayatkan hadits dari Ismail bin Umayyah, ia berkata Al Maqburi mengabarkan kepadaku dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu kemudian ia keluar untuk melaksanakan shalat, maka ia berada dalam shalat hingga ia kembali ke rumahnya dan ia tidak boleh mengatakan ini —maksudnya mengait-kaitkan jemarinya—”577 Al Fadl bin Ya’kub Ar-Rakhami mengabarkan kepada kami, Al Haitsami bin Jamil mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Muslim mengabarkan kepada kami, Syarik meriwayatkan hadits dari Ibnu Ajian, dari ayahnya, dari Abu Hurairah.
صحيح ابن خزيمة ٤٤٧: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى الْقَزَّازُ، نا عَبْدُ الْوَارِثِ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ، فَلَا يَقُلْ هَكَذَا، وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 447: Imran bin Musa Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Abdul Waris menceritakan kepada kami, Ismail bin Umayyah menceritakan kepada kami dari Said Al Maqburi dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu di rumahnya kemudian ia mendatangi masjid, maka ia berarti berada dalam shalat hingga ia kembali. Ia tidak boleh mengatakan demikian dan mengait-kaitkan jemarinya."578
صحيح ابن خزيمة ٤٤٨: نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، نا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ رَقَدَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَأَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ فَخَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَهُوَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ خَلْفِي نُورًا، وَمِنْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، اللَّهُمَّ أَعْظِمْ لِي نُورًا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " كَانَ فِي الْقَلْبِ مِنْ هَذَا الْإِسْنَادِ شَيْءٌ؛ فَإِنَّ حَبِيبَ بْنَ أَبِي ثَابِتٍ مُدَلِّسٌ، وَلَمْ أَقِفْ هَلْ سَمِعَ حَبِيبٌ هَذَا الْخَبَرَ مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ أَمْ لَا، ثُمَّ نَظَرْتُ فَإِذَا أَبُو عَوَانَةَ رَوَاهُ عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 448: Harun bin Ishaq Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Ibnu Fudhail mengabarkan kepada kami dan Hushain bin Abdurrahman dari Hubaib bin Abu Tsabit dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari Ayahnya; Abdullah bin Abbas, sesungguhnya ia pernah tertidur di sisi Rasulullah, ia berkata, “Seorang muadzin pernah datang kepadanya, lalu beliau keluar untuk melaksanakan shalat, dan beliau bersabda, ‘Ya Allah jadikanlah cahaya di dalam hatiku, jadikanlah cahaya pada lisanku, jadikanlah cahaya pada pandanganku, jadikanlah cahaya pada penglihatanku, jadikanlah cahaya di belakangku, jadikanlah cahaya dihadapanku, jadikanlah cahaya di atasku dan jadikanlah cahaya di bawahku. Ya Allah agungkanlah diriku dengan cahaya’ 579 Abu Bakar berkata, “Dalam sanad yang terbalik ini terdapat sesuatu. Sesungguhnya Hubaib bin Abu Tsabit adalah mudallas dan aku tidak pernah mendengar apakah Hubaib mendengar hadits ini dari Muhammad bin Ali atau tidak? Kemudian aku melihat Abu Awanah meriwayatkan hadits dari Hubaib bin Abu Tsabit”. Ia berkata “Muhammad bin Ali menceritakan kepadaku.”
صحيح ابن خزيمة ٤٤٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي ثَابِتٍ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 449: Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami, Abui Walid (62 -ba') mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami dari Husein dari Hubaib dari Abu Tsabit, sesungguhnya Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas menceritakan hadits dari ayahnya dari Ibnu Abbas. Ia berkata, “Aku pernah bermalam di rumah bibiku; Maimunah ....” Lalu ia menyebutkan hadits ini. 580
صحيح ابن خزيمة ٤٥٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا عَبَّادٌ يَعْنِي ابْنَ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيَّ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ بَيْتُهُ أَقْصَى بَيْتٍ بِالْمَدِينَةِ، وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ الصَّلَاةُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَجَّعْتُ لَهُ، فَقُلْتُ: يَا فُلَانُ لَوْ أَنَّكَ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا يَقِيكَ الرَّمْضَاءَ وَيَرْفَعُكَ مِنَ الرُّقَعِ وَيَقِيكَ هَوَامَّ الْأَرْضِ، فَقَالَ لَهُ: إِنِّي وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنَّ بَيْتِي مُطَنَّبٌ بِبَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَحَمَلْتُ بِهِ حَمْلًا حَتَّى أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ قَالَ: فَدَعَاهُ فَسَأَلَهُ وَذَكَرَ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ، فَذَكَرَ أَنَّهُ يَرْجُو فِي أَثَرِهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 450: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Abdah maksudnya lbnu Abbad Al Muhallabi mengabarkan kepada kami dari Ashim dari Abu Utsman dari Ubai bin Ka’ab, ia berkata, "Seorang laki-laki dari kaum Anshar bertempat tinggal di penghujung kota Madinah, ia tidak pernah melangkahkan kakinya untuk melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian aku merasa iba kepadanya dan aku katakan kepadanya, 'Wahai fulan! seandainya engkau membeli keledai yang dapat menjaga dirimu dari debu dan mengangkat posisimu dari kebodohan serta dapat menjagamu dari singa yang ada di bumi, maka itu lebih baik.' Lalu ia berkata kepada Ubai bin Kaab, 'Demi Allah sesungguhnya betapa aku menginginkan rumahku berdekatan dengan kediaman Muhammad.' Ubai berkata, 'Kemudian aku membawanya hingga aku menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku mengemukakan hal tersebut kepada beliau.' Ubai berkata, 'Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilnya kemudian menanyakannya dan menyebutkan hal seperti itu. Lalu laki- laki tersebut menyebutkan bahwa ia berharap dapat mengikuti jejak Nabi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya bagimu apa yang kamu pertimbangkan”584