كِتَابُ الْحَيْضِ

Kitab Haidl

Sunan Daruquthni #856

سنن الدارقطني ٨٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْحَسَّانِيُّ , ثنا وَكِيعٌ , ثنا إِسْرَائِيلُ , عَنْ عُمَرَ بْنِ يَعْلَى الثَّقَفِيِّ , عَنْ عَرْفَجَةَ السُّلَمِيِّ , عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , قَالَ: «لَا يَحِلُّ لِلنُّفَسَاءِ إِذَا رَأَتِ الطُّهْرَ إِلَّا أَنْ تُصَلِّيَ»

Sunan Daruquthni 856: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Israil mengabarkan kepada kami, dari Umar bin Ya'la Ats-Tsaqafi, dari Arfajah As-Sulami, dari Ali RA, ia mengatakan, "Wanita nifas tidak halal bila telah melihat kesucian, kecuali ia harus melaksanakan shalat."

Grade

Sunan Daruquthni #857

سنن الدارقطني ٨٥٧: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّازُ , نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ , نا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدٍ , أنا عُبَادَةُ بْنُ نُسِيٍّ , عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ أَخْبَرَهُ , قَالَ: سَأَلْتُ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ عَنِ الْحَائِضِ تَطْهُرُ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ بِقَلِيلٍ؟ , قَالَ: «تُصَلِّي الْعَصْرَ» , قُلْتُ: قَبْلَ ذَهَابِ الشَّفَقِ؟ , قَالَ: «تُصَلِّي الْمَغْرِبَ» , قُلْتُ: قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ؟ , قَالَ: «تُصَلِّي الْعِشَاءَ» , قُلْتُ: فَقَبِلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ؟ , قَالَ: «تُصَلِّي الصُّبْحَ» , هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُعْلِمَ نِسَاءَنَا. لَمْ يَرْوِهِ غَيْرُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدٍ وَهُوَ مَتْرُوكُ الْحَدِيثِ

Sunan Daruquthni 857: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah mengabarkan kepada kami, Abbad bin Al Awwam mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Sa'id, Ubadah bin Nusay mengabarkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ghanm, ia memberitahunya, ia menuturkan, "Aku tanyakan kepada Mu'adz bin Jabal tentang wanita haid apabila suci sesaat sebelum terbenamnya matahari? Ia menjawab, 'Ia (harus) melaksanakan shalat Ashar.' Lalu aku tanyakan lagi, '(Bagaimana) kalau sebelum sirnanya awan merah?' Ia menjawab, 'Ia (harus) melaksanakan shalat Maghrib.' Aku tanyakan lagi, '(Bagaimana) bila sebelum terbitnya fajar?' Ia menjawab, 'Ia (harus) melaksanakan shalat Isya.' Aku tanyakan lagi, '(Bagaimana) bila sebelum terbitnya matahari?' Ia menjawab, 'Ia (harus) melaksanakan shalat Subuh. Demikianlah Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk mengajarkan kepada para istri kami'." Tidak ada yang meriwayatkannya selain Muhamamd bin Sa'id, sementara ia matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan).

Grade

Sunan Daruquthni #858

سنن الدارقطني ٨٥٨: وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ زَكَرِيَّا الْمُحَارِبِيُّ بِالْكُوفَةِ , ثنا أَبُو كُرَيْبٍ , وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ الْكُوفِيُّ , قَالَا: ثنا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ , عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ , حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ , عَنْ عَقِيلِ بْنِ جَابِرٍ , عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ ذَاتِ الرِّقَاعِ فَأَصَابَ رَجُلٌ امْرَأَةً مِنَ الْمُشْرِكِينَ فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَافِلًا أَتَى زَوْجُهَا وَكَانَ غَائِبًا فَلَمَّا أُخْبِرَ الْخَبَرَ حَلَفَ أَنَّهُ لَا يَنْتَهِي حَتَّى يُهْرِيقَ دَمًا فِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَخَرَجَ يَتْبَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْزِلًا - وَقَالَ الْقَاضِي: فَلَمَّا نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْزِلًا - قَالَ: «مَنْ رَجُلٌ يَكْلَؤُنَا لَيْلَتَنَا هَذِهِ؟» , قَالَ: فَيَبْتَدِرُ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَرَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ , فَقَالَ: «كُونَا بِفَمِ الشِّعْبِ» , فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَدْ نَزَلُوا الشِّعْبَ مِنَ الْوَادِي , فَلَمَّا خَرَجَ الرَّجُلَانِ إِلَى فَمِّ الشِّعْبِ قَالَ الْأَنْصَارِيُّ لِلْمُهَاجِرِيِّ: أَيُّ اللَّيْلِ تُحِبُّ أَنْ أَكْفِيَكَ: أَوَّلُهُ أَوْ آخِرُهُ؟ , قَالَ: بَلِ اكْفِنِي أَوَّلَهُ , قَالَ: فَاضْطَجَعَ الْمُهَاجِرِيُّ فَنَامَ وَقَامَ الْأَنْصَارِيُّ يُصَلِّي , وَأَتَى الرَّجُلُ فَلَمَّا رَأَى شَخَصَ الرَّجُلِ عَرَفَ أَنَّهُ رَبِيئَةُ الْقَوْمِ , فَرَمَاهُ بِسَهْمٍ فَوَضَعَهُ فِيهِ فَانْتَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا , ثُمَّ رَمَاهُ بِسَهْمٍ آخَرَ فَوَضَعَهُ فِيهِ فَانْتَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا , ثُمَّ عَادَ لَهُ بِالثَّالِثِ فَوَضَعَهُ فِيهِ فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ ثُمَّ رَكَعَ وَسَجَدَ ثُمَّ أَهَّبَ صَاحِبَهُ , فَقَالَ لَهُ: اجْلِسْ فَقَدْ أَثْبَتَ فَوَثَبَ , فَلَمَّا رَآهُمَا الرَّجُلُ عَرَفَ أَنْ قَدْ نَذَرُوا بِهِ فَهَرَبَ , فَلَمَّا رَأَى الْمُهَاجِرِيُّ مَا بِالْأَنْصَارِيِّ مِنَ الدِّمَاءِ , قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ أَفَلَا أَهْبَبْتَنِي , - وَقَالَ أَبُو كُرَيْبٍ: أَفَلَا أَنْبَهْتَنِي أَوَّلَ مَا رَمَاكَ؟ - قَالَ: كُنْتُ فِي سُورَةٍ أَقْرَأُهَا فَلَمْ أُحِبُّ أَنْ أَقْطَعَهَا حَتَّى أُنْفِذَهَا , فَلَمَّا تَابَعَ عَلَيَّ الرَّمْيَ رَكَعْتُ فَأَذَنْتُكَ , وَأَيْمُ اللَّهِ لَوْلَا أَنِّي أُضِيعُ ثَغْرًا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِهِ لَقَطَعَ نَفْسِي قَبْلَ أَنْ أَقْطَعَهَا أَوْ أُنْفِذَهَا

Sunan Daruquthni 858: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami di Kufah, Abu Kuraib menceritakan kepada kami. Dan Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdul Jabbar Al Kufi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Shadaqah bin Yasar menceritakan kepadaku, dari Aqil bin Jabir, dari jabir bin Abdullah, ia menuturkan, "Kami keluar bersama Rasulullah SAW pada perang Dzatur Riqa'. Lalu seorang laki-laki mendapatkan seorang wanita dari golongan musyrikin. Ketika Rasulullah SAW kembali, suaminya datang, yang mana sebelum itu ia sedang tidak ada. Ketika diberitahukan, ia bersumpah tidak akan berhenti hingga menumpahkan darah di kalangan para sahabat Rasulullah SAW. Lalu ia keluar membuntuti Rasulullah SAW. Setiap kali Rasulullah SAW singgah di suatu persinggahan —Al Qadhi menyebutkan (dalam redaksinya): Ketika Rasulullah SAW singgah di suatu persinggahan— beliau bersabda, 'Siapakah yang akan berjaga pada malam kita ini? Lalu ditunjuklah seorang laki-laki dari golongan Muhajirin dan seorang laki-laki dari golongan Anshar, lalu beliau bersabda, 'Tetaplah kalian berdua di pinggir lembah.' Sementara Rasulullah SAW dan para sahabatnya turun ke lembah. Ketika kedua orang itu keluar ke pinggir lembah, orang Anshar itu berkata kepada orang Muhajir, 'Bagian malam yang mana yang engkau inginkan supaya aku menjagamu, di awalnya atau di akhirnya.' Ia menjawab, 'Bagian awalnya.' Lalu orang Muhajir itu berbaring kemudian tidur, sementara orang Anshar itu melaksanakan shalat. Lalu orang tadi (orang musyrik yang membuntuti Nabi SAW) datang, dan ketika melihat sosok seseorang, ia pun tahu bahwa orang tersebut adalah petugas jaga, lalu ia melontarnya dengan anak panah hingga mengenainya, namun orang Anshar itu mencabutnya lalu meletakkannya, dan ia tetap berdiri. Kemudian orang musyrik itu melontarnya lagi dengan panah lainnya dan mengenainya, namun orang Anshar itu mencabutnya lalu meletakkannya dan ia tetap berdiri. Kemudian orang musyrik memanahnya lagi untuk ketiga kalinya, namun orang Anshar itu mencabutnya lalu meletakkanya, kemudian ia ruku, lalu sujud, kemudian temannya (orang Mujahir) bangun, lalu berkata, 'Duduklah. Aku telah siap.' Kemudian ia melompat, ketika orang musyrik itu melihat keduanya, ia pun sadar telah terkepung, maka ia pun lari. Tatakala orang Muhajir itu melihat darah yang ada pada orang Anshar, ia pun berkata, 'Subhaanallah! Mengapa engkau tidak membangunkanku?' —Abu Kuraib menyebutkan (dalam redaksinya): Mengapa engkau tidak membangunkanku ketika pertama kali ia melontarmu?'— Orang Anshar itu menjawab, 'Aku sedang membaca suatu surah, dan aku tidak suka memutusnya hingga menyelesaikannya. Ketika ia terus memahaniku, aku ruku lalu memberitahumu. Demi Allah, seandainya bukan karena aku takut menyebabkan kelowongan pada apa yang telah Rasulullah SAW perintahkan kepadaku untuk menjaganya, niscaya aku telah dihentikan sebelum aku menghentikannya atau menyelesaikannya' ."

Grade

Sunan Daruquthni #859

سنن الدارقطني ٨٥٩: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْقَاضِي , وَآخَرُونَ , قَالُوا: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَيُّوبَ , ثنا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ , نا يُونُسُ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ , عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ , أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ «صَلَّى وَجَرْحُهُ يَثْعَبُ دَمًا».

Sunan Daruquthni 859: Al Husain bin Isma'il Al Qadhi dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Abdullah bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ayyub bin Suwaid yakni Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami, dari AzZuhri, dari Sulaiman bin Yasar, dari Al Miswar bin Makhramah: "Bahwa Umar RA melaksanakan shalat sementara lukanya mengalirkan darah."

Grade

Sunan Daruquthni #860

سنن الدارقطني ٨٦٠: حَدَّثَنَا الْقَاضِي الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , وَآخَرُونَ , قَالُوا: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَيُّوبَ , نا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ , عَنِ ابْنِ شَوْذَبٍ , عَنْ أَيُّوبَ , عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ , عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ , عَنْ عُمَرَ , رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مِثْلَهُ

Sunan Daruquthni 860: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Abdullah bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ayyub bin Suwaid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Syaudzab, dari Ayyub, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Al Miswar bin Makhramah, dari Umar RA, seperti itu.

Sunan Daruquthni #861

سنن الدارقطني ٨٦١: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّازُ , ثنا بِشْرُ بْنُ مَطَرٍ , نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ , عَنْ أَبِي الزِّنَادِ , حَدَّثَنِي آلُ جَرْهَدٍ , عَنْ جَرْهَدٍ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ وَعَلَيْهِ بُرْدَةٌ قَدِ انْكَشَفَتْ فَخِذُهُ , فَقَالَ: «إِنَّ الْفَخِذَ عَوْرَةٌ».

Sunan Daruquthni 861: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Bisyr bin Mathar menceritakan kepada kami, Sufyah bin Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Abu Az-Zanad, keluarga Jarhad menceritakan kepadaku, dari Jarhad: "Bahwa Nabi SAW melewatinya ketika ia di masjid, saat itu ia tengah mengenakan sorban dan pahanya tersingkap, maka beliau bersabda, 'Sesungguhnya paha adalah aurat."

Grade

Sunan Daruquthni #862

سنن الدارقطني ٨٦٢: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّازُ , ثنا بِشْرُ بْنُ مَطَرٍ , نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ , عَنْ أَبِي النَّضْرِ , عَنْ زُرْعَةَ بْنِ مُسْلِمٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Sunan Daruquthni 862: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Bisyr bin Mathar menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Abu An-Nadhr, dari Zur'ah bin Muslim, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi SAW, seperti itu.

Grade

Sunan Daruquthni #863

سنن الدارقطني ٨٦٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورِ بْنِ رَاشِدٍ , نا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ , ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ , أَخْبَرَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ , عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ , عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَكْشِفْ عَنْ فَخِذِكَ فَإِنَّ الْفَخِذَ مِنَ الْعَوْرَةِ»

Sunan Daruquthni 863: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur bin Rasyid mengabarkan kepada kami, Rauh bin Ubadah mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Habib bin Abu Tsabit mengabarkan kepadaku, dari Ashim bin Dhamrah, dari Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata, "Rasulullah SAW berkata kepadaku, Janganlah engkau menyingkapkan pahamu, karena sesungguhnya paha itu termasuk aurat."

Grade

Sunan Daruquthni #864

سنن الدارقطني ٨٦٤: وَحَدَّثَنَا أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ الْحَنَّاطُ , ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يُونُسَ السَّرَّاجُ , ثنا عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ , عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ , عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ , عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ , عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَكْشِفْ عَنْ فَخِذِكَ وَلَا تَنْظُرْ إِلَى فَخِذِ حَيٍّ وَلَا مَيِّتٍ»

Sunan Daruquthni 864: Abu Utsman Sa'id bin Muhammad bin ahmad Al Hannath menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Yunus As-Sarraj menceritakan kepada kami, Abdul majid bin Abdul Aziz bin Abu Rawwad menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Ashim bin Dhamrah, dari Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata, "Rasulullah SAW berkata kepadaku, ''Janganlah engkau menyingkapkan pahamu dan janganlah engkau melihat paha orang yang hidup maupun yang mati'."

Sunan Daruquthni #865

سنن الدارقطني ٨٦٥: ثنا دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ الصَّائِغُ بِمَكَّةَ , حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ وَهُوَ خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ الْمَكِّيُّ , نا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , ثنا الْحَسَنُ بْنُ زَيْدٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ , قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْجَبَائِرِ يَكُونُ عَلَى الْكَسِيرِ كَيْفَ يَتَوَضَّأُ صَاحِبُهَا وَكَيْفَ يَغْتَسِلُ إِذَا أَجْنَبَ؟ , قَالَ: «يَمْسَحَانِ بِالْمَاءِ عَلَيْهَا فِي الْجَنَابَةِ وَالْوُضُوءِ» , قُلْتُ: فَإِنْ كَانَ فِي بَرْدٍ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ إِذَا اغْتَسَلَ؟ , قَالَ: «يَمُرُّ عَلَى جَسَدِهِ» , وَقَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا} [النساء: 29] «وَيَتَيَمَّمُ إِذَا خَافَ».

Sunan Daruquthni 865: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ali bin Zaid AshShaigh menceritakan kepada kami di Makkah, Abu Al Walid, yakni Khalid bin bin Yazid Al Makki menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Al Husain bin Ali bin Abu Thalib RA mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Zaid menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Ali bin Abu Thalib, ia menuturkan, "Aku tanyakan kepada Rasulullah SAW tentang perban yang dibalutkan pada anggota tubuh yang patah, bagaimana penyandangnya berwudhu dan bagaimana ia mandi bila junub? Beliau bersabda, 'Diusap dengan air pada bagian atasnya ketika (mandi) junub dan wudhu.' Aku tanyakan lagi, 'Bagaiman bila dalam (cuaca) dingin sehingga mengkhawatirkan (keselamatan) dirinya?' Beliau bersabda, 'Dialirkan pada tubuhnya.' Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat, 'Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.' (Qs. An-Nisaa' [4]: 29) (lalu bersabda), Ia boleh bertayammum bila merasa khawatir (terhadap keselamatan dirinya).

Grade