مسند الشافعي ٥٦١: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ، أَنَّهُ [ص:121] سَمِعَ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ، وَعُرْوَةَ، يُخْبِرَانِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: «طَيَّبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيَّ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ لِلْحِلِّ وَالْإِحْرَامِ»
Musnad Syafi'i 561: Sa'id bin Salim mengabarkan dari kami, dari Ibnu Juraij, dan Umar bin Abdullah bin Urwah, ia pemah mendengar Al Qasim dan Urwah mengabarkan dari Aisyah RA, ia “Aku mengoleskan minyak wangi kepada Rasulullah SAW dengan tanganku dalam haji Wada untuk tahalhil dan untuk ihram.” 563
مسند الشافعي ٥٦٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ بِنْتَ سَعْدٍ، تَقُولُ: «طَيَّبْتُ أَبِي عِنْدَ إِحْرَامِهِ بِالْمِسْكِ وَالذَرِيرَةِ»
Musnad Syafi'i 562: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Ajlan, ia pernah mendengar Aisyah binti Sa'id berkata, “Aku pernah memakaikan minyak wangi kepada ayahku ketika ia hendak ihram dengan minyak kesturi dan minyak dzarirah.” 564
مسند الشافعي ٥٦٣: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ حَسَنِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ مُحْرِمًا وَإِنَّ عَلَى رَأْسِهِ لِمِثْلَ الرُّبِّ مِنَ الْغَالِيَةِ»
Musnad Syafi'i 563: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Husain bin Zaid, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah melihat Ibnu Abbas sedang berihram, dan sesungguhnya pada kepalanya terdapat semisal warna buah kurma yang dimasak karena bekas wewangian.” 565
مسند الشافعي ٥٦٤: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سُئِلَ: " أَيَشُمُّ الْمُحْرِمُ الرَّيْحَانَ وَالدُّهْنَ وَالطِّيبَ؟ فَقَالَ: لَا "
Musnad Syafi'i 564: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dan Abu Az-Zubair, dari Jabir : Ia pernah ditanya, “Bolehkah orang yang berihram mencium wewangian, minyak rambut dan parfum?” Jabir menjawab, “Tidak boleh.” 566
مسند الشافعي ٥٦٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْجِعْرَانَةِ، فَأَتَاهُ رَجُلٌ وَعَلَيْهِ مُقَطَّعَةٌ، يَعْنِي جُبَّةً، وَهُوَ مُتَضَمِّخٌ بِالْخَلُوقِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَحْرَمْتُ بِالْعُمْرَةِ وَهَذِهِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا كُنْتَ صَانِعًا فِي حَجِّكِ؟» قَالَ: كُنْتُ أَنْزِعُ هَذِهِ الْمُقَطَّعَةَ وَأَغْسِلُ هَذَا الْخَلُوقَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَمَا كُنْتَ صَانِعًا فِي حَجَّتِكَ فَاصْنَعْهُ فِي عُمْرَتِكَ»
Musnad Syafi'i 565: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dan Atha bin Abu Rabbah, dari Shafwan bin Ya'la bin Umayah, dari ayahnya, ia mengatakan: Ketika kami berada di sisi Rasulullah di Ji'ranah, beliau kedatangan seorang lelaki yang memakai baju yang berpotongan, yakni baju jubah, sedangkan baju jubahnya itu dilumuri dengan minyak khaluq. Lalu lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang melakukan ihram untuk umrah dan aku memakai baju ini.” Maka Rasulullah balik bertanya, “Apa saja yang engkau lakukan dalam hajimu?” Lelaki itu menjawab, “Aku lepaskan baju potongan ini dan kucuci minyak yang menempel padanya.” Lalu Rasulullah bersabda, “Apa yang engkau lakukan dalam ibadah hajimu, maka lakukan pula dalam ibadah umrahmu.” 567
مسند الشافعي ٥٦٦: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ الَّذِي يُعْرَفُ بِابْنِ عُلَيَّةَ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَزَعْفَرَ الرَّجُلُ
Musnad Syafi'i 566: Isma'il yang dikenal dengan sebutan Ibnu Ulayah mengabarkan kepadaku, Abdul Aziz bin Suhaib mengabarkan kepadaku dari Anas bin Malik: Bahwa Rasulullah telah melarang seorang lelaki memakai minyak za'faran. 568
مسند الشافعي ٥٦٧: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، وَسَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يُسْأَلُ عَنِ الرَّجُلِ: أَيُهِلُّ بِالْحَجِّ قَبْلَ أَشْهُرِ الْحَجِّ؟ فَقَالَ: لَا
Musnad Syafi'i 567: Muslim dan Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Abu Az-Zubair bahwa ia pernah mendengar perkataan Jabir bin Abdullah ketika ada seorang lelaki bertanya kepadanya, “Bolehkah ihram haji dilakukan sebelum bulan-bulan haji?” Jabir menjawab, “Tidak boleh.” 569
مسند الشافعي ٥٦٨: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: قُلْتُ نَافِعُ أَسَمِعْتَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يُسَمِّي أَشْهُرَ الْحَجِّ؟ فَقَالَ: " نَعَمْ، كَانَ يُسَمِّي: شَوَّالٌ وَذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ. قَالَ: قُلْتُ لِنَافِعٍ: فَإِنْ أَهَلَّ إِنْسَانٌ بِالْحَجِّ قَبْلَهُنَّ؟ قَالَ: لَمْ أَسْمَعْ مِنْهُ فِي ذَلِكَ شَيْئًا "
Musnad Syafi'i 568: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, ia mengatakan: Aku bertanya kepada Nafi', “Apakah engkau pernah mendengar Abdullah bin Umar menyebutkan bulan-bulan haji?” Nafi menjawab, “Ya, ia menyebut bulan Syawal, bulan Dzulqa'dah dan bulan Dzulhijjah.” Aku bertanya lagi kepada Nafi, “Bagaimana jika seseorang melakukan ihram haji sebelum bulan- bulan tersebut?” Nafi' menjawab, “Aku belum pernah mendengar sepatah katapun darinya mengenai hal tersebut.” 570
مسند الشافعي ٥٦٩: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رُقَيْشٍ، أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «مَا سَمَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تَلْبِيَتِهِ حَجًّا قَطُّ وَلَا عُمْرَةً»
Musnad Syafi'i 569: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Abdurrahman bin Ruqaisy, bahwa Jabir bin Abdullah berkata, "Rasulullah tidak pernah sama sekali menamai talbiyahnya itu haji atau umrah.” 571
مسند الشافعي ٥٧٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنْ تَلْبِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ» قَالَ نَافِعٌ: وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ يَزِيدُ فِيهَا: لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، وَالرَّغْبَاءُ إِلَيْكَ وَالْعَمَلُ
Musnad Syafi'i 570: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar : Bahwa talbiyah Rasulullah ialah, “Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan semua nikmat adalah milik-Mu, begitu juga semua kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu.” Nafi mengatakan bahwa Abdullah bin Umar menambahkan kepadanya kalimat berikut, “Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, dan aku merasa bahagia dengan taat kepada-Mu. Segala kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, semua harapan tertumpu kepada-Mu, begitu pula amal perbuatan.” 572