مسند الشافعي

Musnad Syafi'i

Musnad Syafi'i #991

مسند الشافعي ٩٩١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «ابْتَغُوا فِي أَمْوَالِ الْيَتَامَى، لَا تَسْتَهْلِكْهَا الزَّكَاةُ»

Musnad Syafi'i 991: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar bahwa Umar bin Al Khaththab pernah berkata, "Kembangkanlah harta anak-anak yatim agar tidak habis dimakan oleh zakat."239

Musnad Syafi'i #992

مسند الشافعي ٩٩٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يُزَكِّي مَالَ الْيَتِيمِ

Musnad Syafi'i 992: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa ia mengeluarkan zakat harta anak yatim. 240

Musnad Syafi'i #993

مسند الشافعي ٩٩٣: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، وَيَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَعَبْدِ الْكَرِيمِ بْنِ أَبِي الْمُخَارِقِ، كُلُّهُمْ يُخْبِرُهُ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ: «كَانَتْ عَائِشَةُ تُزَكِّي أَمْوَالَنَا وَإِنَّهُ لَيُتَّجَرُ بِهَا فِي الْبَحْرَيْنِ»

Musnad Syafi'i 993: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ayub bin Musa, Yahya bin Sa'id dan Abdul Karim bin Al Mukhariq, semuanya menceritakan hadits ini dari Al Qasim bin Muhammad, ia mengatakan: Aisyah dahulu selalu mengeluarkan zakat harta benda kami, dan sesungguhnya dia benar-benar mengembangkannnya melalui berdagang di Bahrain. 241

Musnad Syafi'i #994

مسند الشافعي ٩٩٤: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، وَسُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الْوَلَاءِ وَعَنْ هِبَتِهِ

Musnad Syafi'i 994: Malik bin Anas bin Sufyan menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar : Nabi melarang memperjualbelikan wala' , demikian pula menghibahkannya. 242

Musnad Syafi'i #995

مسند الشافعي ٩٩٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، أَنَّ عَلِيًّا، رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ قَالَ: «الْوَلَاءُ بِمَنْزِلَةِ الْحِلْفِ، أُقِرُّهُ حَيْثُ جَعَلَهُ اللَّهُ»

Musnad Syafi'i 995: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid bahwa Ali pernah berkata: Wala' itu sama kedudukannya dengan sumpah yang aku tetapkan sesuai dengan apa yang telah dijadikan oleh Allah. 243

Musnad Syafi'i #996

مسند الشافعي ٩٩٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا أَرَادَتْ أَنْ تَشْتَرِيَ جَارِيَةً تُعْتِقُهَا فَقَالَ أَهْلُهَا: نَبِيعُكِهَا عَلَى أَنَّ وَلَاءَهَا لَنَا، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «لَا يَمْنَعُكِ ذَلِكَ، فَإِنَّمَا الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ»

Musnad Syafi'i 996: Malik menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Aisyah : Bahwa ia bermaksud membeli seorang budak perempuan yang akan ia merdekakan, kemudian pemilik budak itu berkata, "Kami mau menjualnya kepadamu dengan syarat wala'nya tetap bagi kami." Lalu Aisyah menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah , maka beliau bersabda, "Hal tersebut tidaklah mencegahmu, karena sesungguhnya hak wala itu hanya bagi orang yang memerdekakan.244

Musnad Syafi'i #997

مسند الشافعي ٩٩٧: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، بِنَحْوِهِ، لَمْ يَقُلْ عَنْ عَائِشَةَ، وَذَلِكَ، مُرْسَلٌ

Musnad Syafi'i 997: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah dengan hadits serupa dengannya, hanya saja ia tidak menyebutkan dari Aisyah , maka predikat hadits menjadi mursal. 245

Musnad Syafi'i #998

مسند الشافعي ٩٩٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: جَاءَتْنِي بَرِيرَةُ فَقَالَتْ: إِنِّي كَاتَبْتُ أَهْلِي عَلَى تِسْعِ أَوَاقٍ، فِي كُلِّ عَامٍ أُوقِيَّةٌ، فَأَعِينِينِي، فَقَالَتْ لَهَا عَائِشَةُ: إِنْ أَحَبَّ أَهْلُكِ أَنْ أَعُدَّهَا لَهُمْ وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لِي فَعَلْتُ [ص:205]، فَذَهَبَتْ بَرِيرَةُ إِلَى أَهْلِهَا، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ، فَقَالَتْ: إِنِّي قَدْ عَرَضْتُ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ فَأَبَوْا إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْوَلَاءُ لَهُمْ، فَسَمِعَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهَا فَأَخْبَرَتْهُ عَائِشَةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خُذِيهَا وَاشْتَرِطِي الْوَلَاءَ؛ فَإِنَّمَا الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ» . فَفَعَلَتْ عَائِشَةُ، ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَحَمِدَ اللَّهَ ثُمَّ قَالَ: «أَمَّا بَعْدُ، فَمَا بَالُ رِجَالٍ يَشْتَرِطُونَ شُرُوطًا لَيْسَتْ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى، مَا كَانَ مِنْ شَرْطٍ لَيْسَ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فَهُوَ بَاطِلٌ وَإِنْ كَانَ مِائَةَ شَرْطٍ، قَضَاءُ اللَّهِ أَحَقُّ، وَشَرْطُهُ أَوْثَقُ، وَإِنَّمَا الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ»

Musnad Syafi'i 998: Malik mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah yang mengatakan: Barirah datang kepadaku, lalu berkata, "Sesungguhnya aku telah melakukan perjanjian kitabah dengan tuanku dengan pembayaran 9 uqiyah tiap tahunnya pada tiap tahun 1 uqiyah, maka bantulah aku." Aisyah berkata kepadanya, "Jika tuanmu suka bila aku yang membayarkannya kepada mereka, tetapi dengan syarat wala'-mu adalah untukku, niscaya akan aku melakukan." Lalu Barirah pergi menemui tuannya. Saat itu Rasulullah sedang duduk, lalu Barirah (sekembalinya dari mereka) berkata, "Sesungguhnya aku telah menawarkan hal tersebut kepada mereka, tetapi mereka menolak kecuali bila wala (ku) tetap bagi mereka." Maka hal tersebut terdengar oleh Rasulullah dan beliau bertanya kepada Aisyah, maka Aisyah menceritakan hal tersebut kepada beliau. Lalu Rasulullah bersabda, "Ambillah dia dan syaratkanlah wala buat mereka, karena sesungguhnya wala itu hanya bagi orang yang memerdekakan. Maka, Aisyah melakukan hal tersebut. Kemudian Rasulullah berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji kepada Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda, "Amma ba'du, apakah gerangan yang dilakukan oleh kaum lelaki, mereka menetapkan syarat yang tidak terdapat di dalam Kitabullah? Setiap syarat yang tidak terdapat di dalam Kitabullah, maka syarat itu batal, sekalipun terdiri atas seratus syarat. Keputusan Allah lebih berhak dan syarat-Nya lebih kuat, sesungguhnya wala' itu hanya bagi orang yang memerdekakan"246

Musnad Syafi'i #999

مسند الشافعي ٩٩٩: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ الْعَاصَ بْنَ هِشَامٍ هَلَكَ وَتَرَكَ بَنِينَ لَهُ ثَلَاثَةً، اثْنَانِ لِأُمٍّ وَرَجُلٌ لِعَلَّةٍ، أَيْ لِضَرَّةٍ، فَهَلَكَ أَحَدُ اللَّذَيْنِ لِأُمٍّ وَتَرَكَ مَالًا وَمَوَالِيَ، فَوَرِثَهُ أَخُوهُ الَّذِي لِأُمِّهِ وَأَبِيهِ مَالَهُ وَوَلَاءَ مَوَالِيهِ، ثُمَّ هَلَكَ الَّذِي وَرِثَ الْمَالَ وَوَلَاءَ الْمَوَالِي وَتَرَكَ ابْنَهُ وَأَخَاهُ لِأَبِيهِ، فَقَالَ ابْنُهُ: قَدْ أَحْرَزْتُ مَا كَانَ أَبِي أَحْرَزَ مِنَ الْمَالِ وَوَلَاءِ الْمَوَالِي، وَقَالَ أَخُوهُ: لَيْسَ كَذَلِكَ، إِنَّمَا أَحْرَزْتَ الْمَالَ، فَأَمَّا وَلَاءُ الْمَوَالِي فَلَا، أَرَأَيْتَ لَوْ هَلَكَ أَخِي الْيَوْمَ أَلَسْتُ أَرِثُهُ أَنَا، فَاخْتَصَمَا إِلَى عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَضَى لِأَخِيهِ بِوَلَاءِ الْمَوَالِي

Musnad Syafi'i 999: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar, dan Abdul Malik bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Hisyam, dan ayahnya, bahwa ia mengabarkan kepadanya: Al Ash bin Hisyam meninggal dunia dan meninggalkan 3 orang anak laki-laki, 2 di antaranya dari satu ibu, sedangkan yang lain dari budak perempuan. Kemudian meninggal pula salah seorang anak yang seibu, dan ia meninggalkan sejumlah harta serta banyak (bekas-bekas budak), dan orang yang mewarisi semua harta serta hak wala' para bekas budaknya adalah saudara yang seibu dan sebapaknya. Setelah semua harta dan hak wala' diwarisi lalu orang yang mewarisi harta dan wala' mawali meninggal dunia dengan meninggalkan anak dan saudaranya sebapak: Kemudian emaknya berkata, "Aku telah memperoleh harta dan hak wala' para mawali sebagaimana bapakku mendapatkannya,", lalu berkatalah saudaranya yang tidak mendapat bagian, "Sesungguhnya kamu hanya memperoleh harta, sedangkan hak wala para mawali menurutku bukan untukmu. Seandainya saudaraku mati hari ini, bukankah aku orang yang akan mewarisinya?" Keduanya bersengketa dan mengadukan perkaranya kepada Utsman , maka ia memutuskan perkara itu bagi kemenangan saudaranya yang memperoleh hak wala para mawali. 247

Musnad Syafi'i #1000

مسند الشافعي ١٠٠٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، أَنَّ طَارِقَ بْنَ الْمُرَقَّعِ، أَعْتَقَ أَهْلَ بَيْتٍ سَوَائِبَ فَأَتَى بِمِيرَاثِهِمْ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " أَعْطُوهُ مُوَرَّثَةَ طَارِقٍ، فَأَبَوْا أَنْ يَأْخُذُوهُ، فَقَالَ عُمَرُ: فَاجْعَلُوهُ فِي مِثْلِهِمْ مِنَ النَّاسِ "

Musnad Syafi'i 1000: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij dari Atha' bin Abu Rabah, bahwa Thariq bin Al Marqa' pernah memerdekakan ahlu bait Sawa'ib, maka ia diberi bagian warisan mereka, lalu Umar bin Al Khaththab berkata, "Berikanlah warisan Thariq, lalu ia enggan mengambilnya, maka Umar berkata, "Jadikanlah ia sama dengan yang diterima kebanyak manusia." 248