المستدرك ٤٨١: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَطَّةَ الْأَصْبَهَانِيُّ مِنْ أَصْلِ كِتَابِهِ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَكَرِيَّا الْأَصْبَهَانِيُّ، عَنْ مُحْرِزِ بْنِ سَلَمَةَ الْمَدَنِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «إِذَا مَسَّتِ الْمَرْأَةُ فَرْجَهَا تَوَضَّأَتْ» . «وَهَذِهِ مُنَاظَرَةٌ جَرَتْ بَيْنَ أَئِمَّةِ الْحُفَّاظِ فِي هَذَا الْبَابِ»
Al Mustadrak 481: Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Baththah Al Ashbahani menceritakan kepada kami dari kitab aslinya, Abdullah bin Muhammad bin Zakaria Al Ashbahani menceritakan kepada kami dari Muhriz bin Salamah Al Madani, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Umar, dari Al Qasim, dari Aisyah, dia berkata, "Apabila perempuan memegang kemaluannya maka dia harus berwudhu.” Ini merupakan perdebatan di antara para imam huffazh dalam masalah ini.
المستدرك ٤٨٢: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْجَرَّاحِ الْعَدْلُ الْحَافِظُ، بِمَرْوَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى الْقَاضِي السَّرَخْسِيُّ، ثنا رَجَاءُ بْنُ مُرَجًّى الْحَافِظُ، قَالَ: " اجْتَمَعْنَا فِي مَسْجِدِ الْخَيْفِ أَنَا وَأَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَعَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ وَيَحْيَى بْنُ مَعِينٍ فَتَنَاظَرُوا فِي مَسِّ الذَّكَرِ، فَقَالَ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ: يَتَوَضَّأُ مِنْهُ، وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ بِقَوْلِ الْكُوفِيِّينَ وَتَقَلَّدَ قَوْلَهُمْ، وَاحْتَجَّ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ بِحَدِيثِ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ، وَاحْتَجَّ عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ بِحَدِيثِ قَيْسِ بْنِ طَلْقٍ، عَنْ أَبِيهِ وَقَالَ لِيَحْيَى بْنِ مَعِينٍ: كَيْفَ تَتَقَلَّدُ إِسْنَادَ بُسْرَةَ وَمَرْوَانُ إِنَّمَا أُرْسِلَ شُرْطِيًّا حَتَّى رَدَّ جَوَابَهَا إِلَيْهِ، فَقَالَ يَحْيَى: ثُمَّ لَمْ يُقْنِعْ ذَلِكَ عُرْوَةَ حَتَّى أَتَى بُسْرَةَ فَسَأَلَهَا وَشَافَهَتْهُ بِالْحَدِيثِ، ثُمَّ قَالَ يَحْيَى: وَلَقَدْ أَكْثَرَ النَّاسُ فِي قَيْسِ بْنِ طَلْقٍ وَأَنَّهُ لَا يُحْتَجُّ بِحَدِيثِهِ، فَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كِلَا الْأَمْرَيْنِ عَلَى مَا قُلْتُمَا، فَقَالَ يَحْيَى: مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ تَوَضَّأَ مِنْ مَسِّ الذَّكَرِ. فَقَالَ عَلِيٌّ: كَانَ ابْنُ مَسْعُودٍ يَقُولُ: لَا يُتَوَضَّأُ مِنْهُ وَإِنَّمَا هُوَ بَضْعَةٌ مِنْ جَسَدِكَ فَقَالَ يَحْيَى عَنْ مَنْ، فَقَالَ: عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي قَيْسٍ، عَنْ هُزَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ وَإِذَا اجْتَمَعَ ابْنُ مَسْعُودٍ وَابْنُ عُمَرَ وَاخْتَلَفَا فَابْنُ مَسْعُودٍ أَوْلَى أَنْ يُتَّبَعَ، فَقَالَ لَهُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: نَعَمْ، وَلَكِنْ أَبُو قَيْسٍ الْأَوْدِيُّ لَا يُحْتَجُّ بِحَدِيثِهِ، فَقَالَ عَلِيٌّ: حَدَّثَنِي أَبُو نُعَيْمٍ ثنا مِسْعَرٌ، عَنْ عُمَيْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، قَالَ: مَا أُبَالِي مَسِسْتُهُ أَوْ أتَّقِي، فَقَالَ أَحْمَدُ: عَمَّارُ وَابْنُ عُمَرَ اسْتَوَيَا فَمَنْ شَاءَ أَخَذَ بِهَذَا وَمَنْ شَاءَ أَخَذَ بِهَذَا، فَقَالَ يَحْيَى: بَيْنَ عُمَيْرِ بْنِ سَعِيدٍ وَعَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ مَفَازَةٌ
Al Mustadrak 482: Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Al Jarrah Al Adi Al Hafizh menceritakan kepada kami di Marwa, Abdullah bin Yahya Al Qadhi As-Sarakhasi menceritakan kepada kami, Raja biri Maija Al Hafizh menceritakan kepada kami, dia berkata: Kami (yaitu aku, Ahmad bin Hanbal, Ali bin Al Madini, dan Yahya bin Ma’in) berkumpul di Masjid Al Khaif, lalu kami berdiskusi tentang hukum memegang kemaluan. Yahya bin Ma’in berkata, "Dia harus berwudhu jika memegang kemaluan." Ali bin Al Madini berpedoman dengan pendapatnya orang- orang Kufah dan mengikuti perkataan mereka. Yahya bin Ma’in berhujjah dengan hadits Busrah binti Shafwan, sementara Ali bin Al Madini berhujjah dengan hadits Qais bin Thalq dari ayahnya. Dia (Ali bin Al Madani) berkata kepada Yahya bin Ma’in, "Bagaimana engkau bisa mengikuti sanadnya Busrah, sementara Marwan hanya mengirim petugas untuk menemuinya, lalu petugas tersebut menyampaikan jawaban Busrah kepadanya?" Yahya lalu berkata, "Kemudian setelah itu Urwah tidak bisa menerimanya, maka dia datang langsung menemui Busrah dan menanyakan kepadanya, sehingga Busrah menuturkan hadits tersebut dengan mulutnya?" Yahya berkata lagi, "Mayoritas masyarakat membicarakan tentang Qais bin Thalq, bahwa haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah." Ahmad bin Hanbal lalu berkata, "Dua masalah tersebut sesuai dengan yang kalian katakan." Yahya lalu berkata, "Malik (telah meriwayatkan) dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa dia berwudhu jika memegang kemaluannya. Ali berkata, “Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa orang tersebut tidak perlu berwudhu karena kemaluan merupakan bagian dari tubuhmu.” Yahya bertanya, "Dari siapa?" Ali menjawab, "Dari Sufyan, dari Abu Qais, dari Hazbal, dari Abdullah. Apabila Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar berkumpul lalu mereka berbeda pendapat, maka Ibnu Mas’ud lebih patut diikuti." Ahmad bin Hanbal lalu berkata kepadanya, "Ya, akan tetapi Abu Qais Al Audi haditsnya tidak dijadikan hujjah." Ali berkata, “Abu Nu’aim menceritakan kepadaku, Mis’ar menceritakan kepada kami dari Umair bin Sa’ad, dari Ammar bin Yasir, dia berkata, ‘Aku tidak peduli apakah aku memegangnya atau menghindarinya’ Ahmad berkata, "Ammar dan Ibnu Umar itu sama, barangsiapa mau maka dia bisa mengambil riwayat ini, dan barangsiapa mau maka dia bisa mengambil riwayat itu." Yahya berkata, "Antara Umair bin Sa’id dan Ammar bin Yasir (terhalang) padang pasir (yaitu masanya sangat jauh)."
المستدرك ٤٨٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ الْمَكِّيُّ، وَحَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عِيسَى، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، قَالَا: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا نَتَوَضَّأُ مِنْ مَوْطِئٍ» . تَابَعَهُ أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ، عَنِ الْأَعْمَشِ. «أَمَا حَدِيثُ أَبِي مُعَاوِيَةَ»
Al Mustadrak 483: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal memberitakan (kepada kami), Muhammad bin Abbad Al Makki menceritakan kepada kami. Ali bin Isa menceritakan kepadaku, Ibrahim bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Abu Wail, dari Abdullah, dia berkata, “Kami pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan saat itu kami tidak berwudhu akibat menginjak kotoran.” Hadits ini memiliki syahid dari Abu Mu’awiyah dan Abdullah bin Idris dari Al A’masy. Hadits Abu Muawiyah adalah:
المستدرك ٤٨٤: فَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، فَذَكَرَهُ بِإِسْنَادِهِ نَحْوَهُ. «وَأَمَّا حَدِيثُ أَبِي إِدْرِيسَ»
Al Mustadrak 484: Abu Bakar bin Ishaq menceritakannya kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal memberitakan (kepada kami), Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami. Selanjutnya dia menyebutkan redaksi hadits yang semakna. Hadits Abu Idris adalah :
المستدرك ٤٨٥: فَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، فَذَكَرَهُ نَحْوَهُ. «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 485: Abu Bakar bin Ishaq menceritakannya kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal memberitakan (kepada kami), Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris menceritakan kepada kami dari Al A’masy. Selanjutya dia menyebutkan redaksi hadits tersebut yang semakna. Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٤٨٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ عِصْمَةَ، قَالَا: ثنا السَّرِيُّ بْنُ خُزَيْمَةَ، ثنا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، وَأَنْبَأَ أَبُو الْوَلِيدِ الْفَقِيهُ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَجَّاجِ، قَالَا: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ ثُمَامَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَخْلَعْ نَعْلَيْهِ فِي الصَّلَاةِ قَطُّ إِلَّا مَرَّةً وَاحِدَةً خَلَعَ فَخَلَعَ النَّاسُ، فَقَالَ: «مَا لُكُمْ» قَالُوا: خَلَعْتَ فَخَلَعْنَا، فَقَالَ: «إِنَّ جِبْرِيلَ أَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا - أَوْ أَذًى» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ، فَقَدِ احْتَجَّ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُثَنَّى وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَشَاهِدَهُ الْحَدِيثُ الْمَشْهُورُ عَنْ مَيْمُونٍ الْأَعْوَرِ»
Al Mustadrak 486: Muhammad bin Shalih dan Ibrahim bin Ishmah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: As-Sari bin Khuzaimah menceritakan kepada kami, Musa bin Ismail menceritakan kepada kami, Abu Al Walid Al Faqih memberitakan (kepada kami), Al Hasan bin Sufyan menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdullah bin Al Mutsanna Al Anshari menceritakan kepada kami dari Tsumamah, dari Anas, bahwa Nabi sama sekedi tidak pernah melepas sandalnya saat shalat kecuali satu kali. Beliau kemudian melepasnya, lalu orang- orang ikut melepasnya. Melihat itu beliau bertanya, "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Engkau melepas sandal, maka kami ikut melepasnya." Beliau bersabda lagi, “Tadi Jibril memberitahukanku bahwa pada kedua sandal tersebut ada kotoran atau najis” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari. Dia berhujjah dengan Abdullah bin Al Mutsanna. Namun, keduanya tidak meriwayatkannya. Syahid hadits ini adalah hadits masyhur dari Maimun Al A’war.
المستدرك ٤٨٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ عِصْمَةَ، قَالَا: ثنا السَّرِيُّ بْنُ خُزَيْمَةَ، وَحدثنا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَا: ثنا أَبُو غَسَّانَ مَالِكُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، ثنا زُهَيْرُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، ثنا أَبُو حَمْزَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: خَلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْلَهُ، فَقَالَ: «إِنَّ جِبْرِيلَ أَخْبَرَنِي أَنَّ. . . . .»
Al Mustadrak 487: Muhammad bin Shalih dan Ibrahim bin Ishmah menceritakan kepada kami, keduanya berkata, “As-Sari bin Khuzaimah menceritakan kepada kami.” Ali bin Hamsyad menceritakan kepada kami, Ali bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Ghassan Malik bin Ismail menceritakan kepada kami, Zuhair bin Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Abu Hamzah menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: Nabi melepas sandalnya (terompahnya) [...], lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril tadi memberitahukanku [...J.”
المستدرك ٤٨٨: ثنا قَيْسُ بْنُ أُنَيْفٍ، ثنا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَأَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْدَلَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، أَنْبَأَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، قَالَا: ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ الْمَذْهَبَ أَبْعَدَ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ ". وَشَاهِدَهُ حَدِيثُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ
Al Mustadrak 488: [...] Qais bin Anif menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami. Abdullah bin Muhammad Ash-Shaidalani mengabarkan kepadaku, Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Musa memberitakan (kepada kami), keduanya berkata: Ismail bin Ja’far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr mengabarkan kepadaku dari Abu Salamah, dari Al Mughirah bin Syu’bah, dia berkata, “Apabila Rasulullah hendak pergi ke tempat buang hajat, maka beliau menjauh (yaitu pergi menjauh ke tempat yang sepi agar tidak ada orang yang melihatnya).” Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Syahid hadits ini adalah hadits Ismail bin Abdul Malik dari Abu Az-Zubair.
المستدرك ٤٨٩: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَالَوَيْهِ، ثنا أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، ثنا عَبْدُ الْحَمِيدِ الْحِمَّانِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقْضِيَ حَاجَتَهُ أَبْعَدَ حَتَّى لَا يَرَاهُ أَحَدٌ»
Al Mustadrak 489: Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Balawaih menceritakan kepada kami, Abu Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Yahya bin Ma’in menceritakan kepada kami, Abdul Hamid Al Hammani menceritakan kepada kami, Ismail bin Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dia berkata, “Apabila Rasulullah hendak buang hajat maka beliau menjauh (pergi ke tempat yang sepi) sehingga tidak ada seorang pun yang melihatnya.”
المستدرك ٤٩٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ مَاءِ الْبَحْرِ، فَقَالَ: «مَاءُ الْبَحْرِ طَهُورٌ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَشَوَاهِدُهُ كَثِيرَةٌ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ فَأَوَّلُ شَوَاهِدِهِ»
Al Mustadrak 490: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya’qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Suraij bin An-Nu’man menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Abu At- Tayyah, dari Musa bin Salamah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Nabi pernah ditanya tentang air laut, lalu beliau menjawab, ‘Air laut suci dan menyucikan '." Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Syahid hadits-hadits ini sangat banyak, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Syahid pertama adalah: