صحيح ابن حبان ٨٢١: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ، أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَخْبَرَهُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو أَيُّوبَ صَاحِبُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ الرَّحْمَنِ، فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ لِجِبْرِيلَ: مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ جِبْرِيلُ: هَذَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ: يَا مُحَمَّدُ مُرْ أُمَّتَكَ أَنْ يُكْثِرُوا غِرَاسَ الْجَنَّةِ، فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ، وَأَرْضُهَا وَاسِعَةٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِإِبْرَاهِيمَ: وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.
Shahih Ibnu Hibban 821: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata- Muhammad bin Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Muqri' menceritakan kepada kami, dia berkata: Haiwah bin Syuraih menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Shakhr mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Umar bin Khaththab mengabarkan kepadanya dari Salim bin Abdullah bin Umar, dia berkata: Abu Ayyub, shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam Isra', beliau bertemu dengan Ibrahim, Khalilurrahman (Kekasih Dzat Yang Maha Pengasih). Ibrahim bertanya kepada Jibril: “Siapa yang bersamamu, wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Ini adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ibrahim berkata: “Wahai Muhammad, perintahkanlah umatmu untuk memperbanyak tanaman surga. Sesungguhnya tanah di surga itu bagus dan luas.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bertanya kepada Ibrahim, “Apa yang dimaksud dengan tanaman surga itu?” Ibrahim menjawab: “(Kalimat) Laa Haula walaa Quwwata ilia Billaahi.”23 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٢٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْذِرِ بْنِ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ، فَقَالَ: بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، فَيُقَالُ لَهُ: حَسْبُكَ قَدْ كُفِيتَ وَهُدِيتَ وَوُقِيتَ. فَيَلْقَى الشَّيْطَانُ شَيْطَانًا آخَرَ فَيَقُولُ لَهُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ كُفِيَ وَهُدِيَ وَوُقِيَ.
Shahih Ibnu Hibban 822: Muhammad bin Al Mundzir bin Sa’id mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yusuf bin Sa’id bin Muslim menceritakan kepada kami, dia berkata: Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca: Bismillaahi (Dengan nama Allah), Tawakkaltu ‘alallaahi (Aku bertawakal kepada Allah), Laa haula wa laa quwwata ilia billaahi (Tidak ada daya dan kekuataan melainkan dari Allah), maka akan dikatakan kepadanya: 'Cukuplah untukmu, sungguh kamu telah dicukupi (kebutuhan-kebutuhanmu), diberi petunjuk, dan dijaga (oleh Allah).' Hingga ketika syetan bertemu dengan kawannya, ia pun berkata (kepada kawannya itu): 'Bagaimana kamu bisa (menggoda) seorang laki-laki yang telah dicukupi (kebutuhan-kebutuhannya), telah diberi petunjuk sérta telah dijaga (oleh Allah).'"24 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٢٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْبُخَارِيِّ بِبَغْدَادَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الصُّوَرِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ أَنْ يَنْفُخَ؟ قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَمَا نَقُولُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ بِإِسْنَادٍ نَحْوِهِ، قَالَ: قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا.
Shahih Ibnu Hibban 823: Abdullah bin Al Bukhari di Baghdad mengabarkan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bagaimana mungkin aku dapat bersenang-senang sedangkan peniup sangkakala telah menempelkan sangkakala itu di mulutnya dan telah memiringkan keningnya (seperti orang yang ingin mendengarkan sesuatu-ed), sambil menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniup (terompet itu)”. Abu Sa’id berkata: Kami bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu apa yang harus kami katakan saat itu?” ; Rasululah pun menjawab, “Katakanlah: Hasbunallaahu wani’mal wakiil (Cukuplah Allah bagi kami [sebagai Penolong], dan Dia adalah sebaik-baikPelindung.)”25 Abu Hatim RA berkata, “Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dari Utsman bin Abu Syaibah dengan sanad serupa, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “(Katakanlah) Hasbunallaahu wa ni'mal Wakiil, ‘alallaahi tawakkalnaa (Cukuplah Allah bagi . kami [sebagai Penolong], dan Dia adalah sebagai sebaik-baik Pelindung. Kepada Allah-lah kami bertawakal).” [(1:104)]
صحيح ابن حبان ٨٢٤: أَخْبَرَنَا أَبُو عَرُوبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ أَبِي كَرِيمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحِيمِ، قَالَ: حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَبِي أُنَيْسَةَ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كُنَّا نَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَرَرْنَا عَلَى قَبْرَيْنِ، فَقَامَ، فَقُمْنَا مَعَهُ، فَجَعَلَ لَوْنُهُ يَتَغَيَّرُ حَتَّى رَعَدَ كُمُّ قَمِيصِهِ، فَقُلْنَا: مَا لَكَ يَا نَبِيَّ اللهِ؟ قَالَ: مَا تَسْمَعُونَ مَا أَسْمَعُ؟ قُلْنَا: وَمَا ذَاكَ يَا نَبِيَّ اللهِ؟ قَالَ: هَذَانِ رَجُلاَنِ يُعَذَّبَانِ فِي قُبُورِهِمَا عَذَابًا شَدِيدًا فِي ذَنْبٍ هَيِّنٍ، قُلْنَا: مِمَّ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللهِ؟ قَالَ: كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ، وَكَانَ الآخَرُ يُؤْذِي النَّاسَ بِلِسَانِهِ، وَيَمْشِي بَيْنَهُمْ بِالنَّمِيمَةِ فَدَعَا بِجَرِيدَتَيْنِ مِنْ جَرَائِدِ النَّخْلِ، فَجَعَلَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً. قُلْنَا: وَهَلْ يَنْفَعُهُمَا ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا دَامَا رَطْبَتَيْنِ.
Shahih Ibnu Hibban 824: Abu ‘Arubah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Wahb bin Abu Karimah menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Abdurrahim, dia berkata: Zaid bin Abu Unaisah menceritakan kepadaku, dari Al Minhal bin Amr, dari Abdullah bin Al Harits, dari Abu Hurairah, dia berkata: “Kami pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (Saat itu) kami melewati dua kuburan. (Tiba-tiba) beliau berhenti, dan kami pun ikut berhenti. Raut wajah beliau berubah dan lengan bajunya bergetar. Kami lalu bertanya, 'Ada apa dengan engkau, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Apakah kalian tidak mendengar (suara) yang aku dengar (sekarang ini)?' Kami menjawab, 'Suara apa itu, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Ini adalah (suara) dua orang yang sedang disiksa di dalam kubur mereka dengan siksaan yang sangat pedih akibat sebuah dosa yang remeh (yang telah mereka lakukan).' Kami bertanya, Dosa apakah itu, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Salah seorang dari keduanya tidak bersuci dari kencingnya, sedangkan yang satunya selalu menyankiti manusia dengan lisannya dan selalu mengumbar fitnah di antara mereka (tukang adu domba)' Beliau minta diambilkan dua batang pelepah kurma, lalu beliau menancapkan satu batang pelepah kurma pada setiap kuburan. Kami pun bertanya: 'Apakah (kedua batang pelepah kurma) itu dapat bermanfaat bagi mereka berdua, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Iya. Keduanya akan diringkankan siksaannya selama dua batang pelepah kurma itu masih basah27 [(5:9)]
صحيح ابن حبان ٨٢٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الطَّالَقَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى الْجُهَنِيُّ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: أَيَعْجَزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْتَسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ فَسَأَلَهُ نَاسٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: وَكَيْفَ يَكْتَسِبُ أَحَدُنَا يَا رَسُولَ اللهِ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ اللَّهَ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ حَسَنَةٍ، وَيَحُطُّ عَنْهُ أَلْفَ سَيِّئَةٍ.
Shahih Ibnu Hibban 825: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ismail Ath-Thaliqani menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Numair menceritakan kepada kami, dia berkata: Musa Al Juhani menceritakan kepada kami, dari Mush’ab bin Sa’ad, dari ayahnya, dia berkata: “Saat kami sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bertanya,'Apakah salah seorang dari kalian tidak sanggup melakukan seribu (perbuatan) kebaikan setiap hari?' Salah seorang yang duduk di sisi beliau bertanya, 'Bagaimana caranya salah seorang dari kami dapat melakukan seribu kebaikan setiap hari?' Beliau pun menjawab, '(Apabila) dia bertasbih kepada Allah sebanyak seratus kali, (maka) Allah mencatat untuknya seribu kebaikan dan menghapus darinya seribu dosa kecil.”28 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٢٦: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ الصَّوَّافُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ بِهِ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
Shahih Ibnu Hibban 826: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dia berkata: Rauh bin ‘Ubadah menceritakan kepada kami, dia berkata: Hajjaj Ash-Shawaf menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa mengucap Subhaanallaahi wa bihamdihi, (Maha Suci Allah dan segala puji hanya milik-Nya), maka akan ditanam untuknya satu tanaman kurma di surga. ”29 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٢٧: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَحْمُودٍ السَّعْدِيُّ بِمَرْوَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ، غُرِسَ لَهُ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ.
Shahih Ibnu Hibban 827: Abdullah bin Mahmud As-Sa’di di Marwa mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Mu'ammal bin Ismail menceritakan kepada kami, dari Hammad bin Salamah, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucap Subhaanallaahil ‘Azhiim (Maha Suci Allah Yang Maha Agung), maka akan ditanam untuknya satu pohon di surga.”30 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٢٨: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ كُرَيْبًا يُحَدِّثُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ جُوَيْرِيَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، قَالَتْ: أَتَى عَلَيَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُسَبِّحُ، ثُمَّ انْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ، ثُمَّ رَجَعَ مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ، فَقَالَ: مَا زِلْتِ قَاعِدَةً؟ قَالَتْ: قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكِ كَلِمَاتٍ لَوْ عُدِلْنَ بِهِنَّ عَدَلَتْهُنَّ، أَوْ لَوْ وُزِنَّ بِهِنَّ وَزَنَتْهُنَّ؟ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللهِ زِنَةَ عَرْشِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللهِ رِضَا نَفْسِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
Shahih Ibnu Hibban 828: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dia berkata Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdurrahman, maula (mantan budak) keluarga Thalhah, dia berkata: Aku mendengar Kuraib menceritakan dari Ibnu Abbas, dari Juwairiyah binti Al Harits, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangiku saat aku sedang bertasbih. Lalu beliau pergi karena ada keperluan. Kemudian beliau kembali lagi pada pertengahan siang. Beliau bersabda, “(Dari tadi) kamu masih duduk saja?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang seandainya (pahalanya) ditakar dengan (pahala) bacaan tasbihmu tadi niscaya akan lebih banyak, atau seandainya ditimbang niscaya ia akan lebih berat? (Kalimat- kalimat itu adalah) Subhaanallaahi ‘adada khalqihi -sebanyak tiga kali-, Subhaanallaahi ziinata ‘arsyihi -sebanyak tiga kali-, Subhaanallaahi ridha nafsihi -sebanyak tiga kali- dan Subhaanallaahi midaadakalimaatihi -sebanyak tiga kali-“31 [(1:104)]
صحيح ابن حبان ٨٢٩: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ بِمَنْبَجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ سُمَيٍّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.
Shahih Ibnu Hibban 829: Umar bin Sa’id bin Sinan di Manbaj mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami, dari Malik, dari Sumay, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Baragsiapa mengucap Subhaanallaahi wa bihamdihi sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dihapus meskipun sebanyak buih di lautan. "32 {(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٣٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ عَجْلاَنَ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ وَهُوَ يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ، فَقَالَ: مَاذَا تَقُولُ يَا أَبَا أُمَامَةَ؟ قَالَ: أَذْكُرُ رَبِّي، قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِأَكْثَرَ أَوْ أَفْضَلَ مِنْ ذِكْرِكَ اللَّيْلَ مَعَ النَّهَارِ وَالنَّهَارَ مَعَ اللَّيْلِ؟ أَنْ تَقُولَ: سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ، وَسُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ مَا خَلَقَ، وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا فِي الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، وَسُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ مَا فِي الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ، وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ، وَسُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ، وَتَقُولُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ.
Shahih Ibnu Hibban 830: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ali bin Abdurrahman bin Al Mughirah menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, dia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu ‘Ajian menceritakan kepada saya, dari Mush’ab bin Muhammad bin Syurahbil, dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqash, dari Abu Umamah Al Bahili, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertemu dengan dirinya yang saat itu sedang mengerakkan kedua bibirnya. Rasulullah pun bertanya, “Apa yang sedang kamu baca, wahai Abu Umamah ?”” Dia berkata, “Aku sedang berdzikir kepada Tuhanku.” Rasulullah bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu dzikir yang lebih banyak (pahalanya) atau lebih utama daripada dzikir yang kamu baca dari malam hingga siang dan dari siang hingga malam? (Yaitu hendaknya) kamu mengucap Subhaanallaahi 'adada maa khalaqa (Maha Suci Allah sebanyak makhluk yang telah Dia ciptakan), Wa Subhaanallaahi mil'a maa khalaqa (Maha Suci Allah sepenuh makhluk yang telah Dia ciptakan), Wa Subhaanallaahi 'adada maa fil ardhi (Maha Suci Allah sebanyak- makhluk yang ada di bumi dan langit), Wa Subhaanallaahi mil’a maa fil ardhi was samaa’ (Maha Suci Allah sepenuh makhluk yang ada di bumi dan di langit), Wa Subhaanallaahi 'adada maa ahsha kitaabuhu (Maha Suci Allah sebanyak hal-hal yang disebutkan dalam kitab-Nya), Wa Subhaanallaahi 'adada kulli syai’in (Maha Suci Allah sebanyak bilangan segala sesuatu), Wa Subhaanallaahi mil‘a kulli syai’in (Maha Suci Allah sepenuh segala sesuatu). Kemudian (hendaknya) kamu juga mengucapkan lafazh Alhamdulillaahi (Segala puji hanya milik Allah) seperti itu pula.” 33 [(1:2)]