صحيح ابن حبان ١٣١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنْبَأَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَرَارِيِّ الْمُشْرِكِينَ، فَقَالَ: اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 131: Muhammad bin Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab bahwa Atha‘ bin Yazid memberitahunya bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang anak-anak orang musyrik. Lalu beliau menjawab, ‘Allah paling mengetahui apa yang mereka kerjakan’.” [3:35]
صحيح ابن حبان ١٣٢: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا السَّرِيُّ بْنُ يَحْيَى أَبُو الْهَيْثَمِ وَكَانَ عَاقِلاً، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ سَرِيعٍ وَكَانَ شَاعِرًا، وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ قَصَّ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ قَالَ: أَفْضَى بِهِمُ الْقَتْلُ إِلَى أَنْ قَتَلُوا الذُّرِّيَّةَ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: أَوَلَيْسَ خِيَارُكُمْ أَوْلاَدَ الْمُشْرِكِينَ، مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلاَّ عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ حَتَّى يُعْرِبَ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: فِي خَبَرِ الأَسْوَدِ بْنِ سَرِيعٍ هَذَا: مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلاَّ عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ أَرَادَ بِهِ: الْفِطْرَةَ الَّتِي يَعْتَقِدُهَا أَهْلُ الإِسْلاَمِ الَّتِي ذَكَرْنَاهَا قَبْلُ حَيْثُ أَخْرَجَ الْخَلْقَ مِنْ صُلْبِ آدَمَ، فَإِقْرَارُ الْمَرْءِ بِتِلْكَ الْفِطْرَةِ مِنَ الإِسْلاَمِ، فَنَسْبُ الْفِطْرَةُ إِلَى الإِسْلاَمِ عِنْدَ الاِعْتِقَادِ عَلَى سَبِيلِ الْمُجَاوَرَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 132: Al Fadhl bin Al Hubab Al Jumahi mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepada kami, As-Sary bin Yahya Abu Al Haitsam-dan dia adalah orang yang cerdas-menceritakan kepada kami, Hasan menceritakan kepada kami dari Al Aswad bin Sari’, penyair dan orang yang pertama kali menceritakan kisah di masjid ini, berkata, “Mereka berperang hingga membunuh anak-anak, berita itu sampai pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, 'Bukankah anak-anak kaum musyrik adalah yang terbaik dari kalian, tidaklah seorang anak itu melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah hingga ia berbicara, dan kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi [3: 35] Abu Hatim berkata: Dalam riwayat Al Aswad bin Sari’ ini disebutkan; “Tidaklah seeorang anak lahir melainkan lahir dalam keadaan fitrah Islam.” maksudnya adalah fitrah yang diyakini oleh orang-orang Islam yang kami sebutkan sebelumnya pada saat dikeluarkan dalam tulang rusuk Adam AS dan orang pun mengikrarkan bahwa fitrah tersebut berasal dari Islam. Penisbatan fitrah kepada Islam dari segi keyakinan adalah atas dasar persandingan (mujawarah).
صحيح ابن حبان ١٣٣: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدٍ الطَّائِيُّ بِمَنْبَحَ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تُنَاتَجُ الإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتَ وَهُوَ صَغِيرٌ، قَالَ: اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 133: Umar bin Sa’id Ath-Tha’i di Manbih mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Abu Bakar Az-Zuhri mengabarkan kepada kami dari Malik dari Abu Az-Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah S AW bersabda, “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi dan Nasrani sebagaimana unta (muda) dikawinkan dengan unta tua renta apakah kalian merasa ada hidung (unta tersebut) terpotong?' Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! bagaimana dengan anak kecil yang meninggal dunia?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Allah mengetahui apa yang mereka lalukan." [3:35]
صحيح ابن حبان ١٣٤: سَمِعْتُ أَبَا خَلِيفَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ بَكْرِ بْنِ الرَّبِيعِ بْنِ مُسْلِمٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ الرَّبِيعَ بْنَ مُسْلِمٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ زِيَادٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ أَقْوَامٍ يُقَادُونَ إِلَى الْجَنَّةِ فِي السَّلاَسِلِ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ أَلْفَاظِ التَّعَارُفِ الَّتِي لاَ يَتَهَيَّأُ عِلْمُ الْمُخَاطَبِ بِمَا يُخَاطَبُ بِهِ فِي الْقَصْدِ، إِلاَّ بِهَذِهِ الأَلْفَاظِ الَّتِي اسْتَعْمَلَهَا النَّاسُ فِيمَا بَيْنَهُمْ. وَالْقَصْدُ فِي هَذَا الْخَبَرِ السَّبْيُ الَّذِي يَسْبِيهِمُ الْمُسْلِمُونَ مِنْ دَارِ الشِّرْكِ مُكَتَّفِينَ فِي السَّلاَسِلِ يُقَادُونَ بِهَا إِلَى دُورِ الإِسْلاَمِ حَتَّى يُسْلِمُوا فَيَدْخُلُوا الْجَنَّةَ. وَلِهَذَا الْمَعْنَى أَرَادَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ فِي خَبَرِ الأَسْوَدِ بْنِ سَرِيعٍ أَوَ لَيْسَ خِيَارَكُمْ أَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ أُطْلِقَتْ أَيْضًا بِحَذْفِ مِنْ عَنْهَا، يُرِيدُ: أَوَ لَيْسَ مِنْ خِيَارِكُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 134: Aku mendengar Abu Khalifah berkata: Aku mendengar Abdurrahman bin Bakar bin Ar-Rabi’ bin Muslim berkata: Aku mendengar Ar-Rabi’ bin Muslim berkata: Aku mendengar Muhammad bin Ziyad berkata: Aku mendengar Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Abu Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita heran terhadap kaum-kaum yang dituntun ke surga dengan rantai-rantai” [3:35] Abu Hatim berkata: Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.; “Rabb kita heran,” adalah termasuk kata-kata khusus yang tidak dipersiapkan untuk diketahui oleh pendengar dan hanya diketahui oleh mereka yang biasa memakai kata-kata seperti ini. Yang dimaksudkan dalam khabar ini tawanan kaum muslimin yang ditawan dari kawasan orang musyrik, mereka diikat dengan rantai dibawa ke negeri Islam agar mereka masuk Islam dan masuk surga. Makna inilah yang dimaksudkan oleh sabda Rasulullah kaum yang tertera dalam khabar Al Aswid bin Sari, "Bukankah anak-anak kaum musyrik adalah yang terbaik dari kalian” Kata-kata disebutkan tanpa menyebut “Di antara” karena yang dimaksud adalah “Di antara yang terbaik dari kalian.
صحيح ابن حبان ١٣٥: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، أَنْبَأَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: رَأَى فِي بَعْضِ مَغَازِيهِ امْرَأَةً مَقْتُولَةً فَأَنْكَرَ ذَلِكَ، وَنَهَى عَنْ قَتْلِ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ.
Shahih Ibnu Hibban 135: Umar bin Sa’id bin Sinan mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami dari Malik dari Nafi’, dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang perempuan terbunuh dalam sebagian peperangannya. Lalu beliau mengecam hal itu dan melarang membunuh perempuan dan anak-anak.” [3:35]
صحيح ابن حبان ١٣٦: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلاَءِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: سَمِعْنَاهُ مِنِ الزُّهْرِيِّ، عَودًا وَبَدْءًا، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي الصَّعْبُ بْنُ جَثَّامَةَ، قَالَ: مَرَّ بِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِالأَبْوَاءِ أَوْ بِوَدَّانَ، فَأَهْدَيْتُ إِلَيْهِ لَحْمَ حِمَارٍ وَحْشٍ، فَرَدَّهُ عَلَيَّ، فَلَمَّا رَأَى الْكَرَاهِيَةَ فِي وَجْهِي، قَالَ: إِنَّهُ لَيْسَ بِنَا رَدٌّ عَلَيْكَ، وَلَكِنَّا حُرُمٌ وَسُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الدَّارِ مِنَ الْمُشْرِكِينَ يُبَيَّتُونَ فَيُصَابُ مِنْ نِسَائِهِمْ وَذَرَارِيِّهِمْ، قَالَ: هُمْ مِنْهُمْ. قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: لاَ حِمَى إِلاَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 136: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami , Abdul Jabbar bin Al Ala’ menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dia berkata: Kami mendengarnya dari Az-Zuhri berulangkali dari Ubaidillah bin Abdullah dari Ibnu Abbas, dia berkata: As-Sha’ab bin Jutsamah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku ketika aku berada di Abwa’ atau di Waddan. Lalu aku menghadiahi beliau daging keledai liar. Namun beliau mengembalikannya kepadaku. Ketika beliau melihat kekecewaan di wajahku, beliau bersabda, “Bukannya menolak, tapi kami sedang berihram.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang kawasan kaum musyrik yang diserang hingga mengenai wanita dan anak-anak mereka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “ (wanita dan anak-anak) termasuk bagian dari mereka (kaum musyrik)” Ibnu Abbas berkata, “Aku mendengar beliau bersabda, ‘Tidak ada zona khusus kecuali milik Allah dan rasul-Nya ’.” [3:35]
صحيح ابن حبان ١٣٧: أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ سِنَانٍ الْقَطَّانُ بِوَاسِطَ، حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَاتِمٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ الصَّعْبِ بْنِ جَثَّامَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: لاَ حِمَى إِلاَّ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ، وَسَأَلْتُهُ عَنْ أَوْلاَدِ الْمُشْرِكِينَ: أَنَقْتُلُهُمْ مَعَهُمْ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَإِنَّهُمْ مِنْهُمْ، ثُمَّ نَهَى عَنْ قَتْلِهِمْ يَوْمَ حُنَيْنٍ.
Shahih Ibnu Hibban 137: Ja'far bin Sinan AJ Qaththan di Wasith mengabarkan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad bin Hatim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amru menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Ubaidillah bin Abdullah dari Ibnu Abbas dari Ash-Sha'ab bin Jatstsamah, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Tidak ada zona khsusus kecuali milik Allah dan rasul- Nya”. Dan aku bertanya kepada beliau tentang anak-anak orang musyrik, “Apakah kita membunuh mereka (anak-anak) bersama mereka (orang-orang musyrik)?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab; “Ya, karena mereka termasuk bagian dari mereka” Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh mereka (anak- anak kaum musyrik) pada peristiwa Hunain.” [3:35]
صحيح ابن حبان ١٣٨: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ فُضَيْلِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَتْ: تُوُفِّيَ صَبِيٌّ، فَقُلْتُ: طُوبَى لَهُ، عُصْفُورٌ مِنْ عَصَافِيرِ الْجَنَّةِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوَلاَ تَدْرِينَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْجَنَّةَ وَخَلَقَ النَّارَ، فَخَلَقَ لِهَذِهِ أَهْلاً وَلِهَذِهِ أَهْلاً. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ هَذَا تَرْكَ التَّزْكِيَةِ لأَحَدٍ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ، وَلِئَلاَّ يُشْهَدَ بِالْجَنَّةِ لأَحَدٍ وَإِنْ عُرِفَ مِنْهُ إِتْيَانُ الطَّاعَاتِ وَالاِنْتِهَاءُ عَنِ الْمَزْجُورَاتِ، لِيَكُونَ الْقَوْمُ أَحْرَصَ عَلَى الْخَيْرِ، وَأَخْوَفَ مِنَ الرَّبِّ، لاَ أَنَّ الصَّبِيَّ الطِّفْلَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يُخَافُ عَلَيْهِ النَّارُ. وَهَذِهِ مَسْأَلَةٌ طَوِيلَةٌ قَدْ أَمْلَيْنَاهَا بِفُصُولِهَا، وَالْجَمْعُ بَيْنَ هَذِهِ الأَخْبَارِ فِي كِتَابِ فُصُولُ السُّنَنِ، وَسَنُمْلِيهَا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بَعْدَ هَذَا الْكِتَابِ فِي كِتَابِ (الْجَمْعُ بَيْنَ الأَخْبَارِ وَنَفْيُ التَّضَادِّ عَنِ الآثَارِ) إِنْ يَسَّرَ اللَّهُ تَعَالَى ذَلِكَ وَشَاءَ.
Shahih Ibnu Hibban 138: Imran bin Musa bin Mujasyi’ mengabarkan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Jarir bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami dari Al Ala‘ bin Al Musayyab dari Fudhail bin Amru dari Aisyah binti Thalhah dari Aisyah, Ummul Mukminin, dia berkata: Ada anak kecil meninggal dunia. Lalu aku berkata, 'Beruntunglah dia, salah satu burung pipit surga’.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apakah kau tidak tahu bahwa Allah menciptakan surga dan menciptakan neraka, Allah menciptakan (surga) untuk penghuninya dan (neraka) untuk penghuninya.” [3:35] Abu Hatim berkata, “Dengan sabdanya itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bermaksud untuk tidak memberikan pengakuan kesucian pada seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan muslim dan agar tidak memastikan surga untuk seseorang meski dikenal melakukan berbagai ketaatan dan meninggalkan berbagai larangan dengan tujuan agar semua orang lebih giat melakukan kebaikan dan lebih takut kepada Rabb, bukan karena anak kecil muslim dikhawatirkan akan masuk neraka. Ini adalah masalah yang panjang lebar yang telah kami sebutkan dalam babnya masing-masing. Langkah kompromisasi antara khabar-khabar tersebut yang terdapat dalam kitab Fushul As-Sunan akan kami sebutkan, insya Allah, setelah penulisan kitab ini, dalam kitab yang berjudul Al Jam ’ Baina Al Akhbar wa Nafy At-Tadhadh ‘an Al Atsar, jika memang Allah SWT memudahkan dan menghendakinya.
صحيح ابن حبان ١٣٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ الضَّرِيرُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الآيَةُ: {لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} أَتَوَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَثَوْا عَلَى الرُّكَبِ وَقَالُوا: لاَ نُطِيقُ، لاَ نَسْتَطِيعُ، كُلِّفْنَا مِنَ الْعَمَلِ مَا لاَ نُطِيقُ وَلاَ نَسْتَطِيعُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ} إِلَى قَوْلِهِ: {غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ}، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابِ مِنْ قَبْلِكُمْ: سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا، بَلْ قُولُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ، وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ، رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا}، قَالَ: نَعَمْ، {رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا، كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا}، قَالَ: نَعَمْ، {رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ}، قَالَ: نَعَمْ.
Shahih Ibnu Hibban 139: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Al Minhal Ad-Dharir menceritakan kepada kami, “Ia berkata, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, dia berkata: Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah, dia berkata: Ketika ayat ini turun kepada Nabi S AW, “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Qs. Al-Baqarah [2]: 284) para sahabat mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berlutut seraya berkata, “Kami tidak kuat, kami tidak mampu, kami dibebani amalan yang tidak kuat dan tidak mampu kami tanggung." Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta'at” (Mereka berdoa), “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Qs. Al Baqarah [2]: 285) kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian berkata seperti ahli kitab sebelum kalian, Kami mendengar dan kami mendurhakai tapi katakanlah, Kami mendengar dan kami taat, ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Ya. 'Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Ya. 'Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kamu Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (Qs. Al Baqarah [2]:286) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ya,” [3:64]
صحيح ابن حبان ١٤٠: أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ إِسْمَاعِيلَ بِبُسْتَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي قَوْلِهِ: {لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ}، قَالَ: كَانَتَ الْمَرْأَةُ مِنَ الأَنْصَارِ لاَ يَكَادُ يَعِيشُ لَهَا وَلَدٌ، فَتَحْلِفُ: لَئِنْ عَاشَ لَهَا وَلَدٌ لَتُهَوِّدَنَّهُ، فَلَمَّا أُجْلِيَتْ بَنُو النَّضِيرِ إِذَا فِيهِمْ نَاسٌ مِنْ أَبْنَاءِ الأَنْصَارِ، فَقَالَتِ الأَنْصَارُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَبْنَاؤُنَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الآيَةَ: {لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ} قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ: فَمَنْ شَاءَ لَحِقَ بِهِمْ، وَمَنْ شَاءَ دَخَلَ فِي الإِسْلاَمِ.
Shahih Ibnu Hibban 140: Ishaq bin Ibrahim bin Isma’il mengabarkan kepada kami di Bust, dia berkata: Hasan bin Ali Al Hulwani menceritakan kepada kami, dia berkata: Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah SWT, “Tidak ada paksaan dalam agama,” (Qs. Al Baqarah [2]: 256). Ia berkata: Ada seorang wanita yang semua anaknya meninggal dunia ketika lahir dan ia bersumpah jika ada anaknya yang hidup akan dijadikan Yahudi. Ketika Bani Nadhir diusir, ternyata di antara mereka terdapat anak-anak orang Anshar, orang-orang Anshar berkata, ‘Wahai Rasulullah! anak-anak kami’. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini, “Tidak, ada paksaan dalam agama" Sa’id bin Jubair berkata, “Siapa pun yang ingin bersama mereka dipersilahkan dan siapa pun yang ingin masuk Islam dipersilahkan.” [3:64]