صحيح ابن حبان ١٣٠١: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، وَإِنَّا سِرْنَا لَيْلَةً، حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ وَقَعْنَا تِلْكَ الْوَقْعَةَ- وَلاَ وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا- فَمَا أَيْقَظَنَا إِلاَّ حَرُّ الشَّمْسِ، قَالَ: وَكَانَ أَوَّلُ مَنِ اسْتَيْقَظَ فُلاَنٌ، ثُمَّ فُلاَنٌ، ثُمَّ فُلاَنٌ،- وَكَانَ يُسَمِّيهِمْ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُمْ عَوْفٌ- ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ الرَّابِعُ، قَالَ: وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ لَمْ نُوقِظْهُ حَتَّى يَكُونَ هُوَ يَسْتَيْقِظُ، لَأَنَّا لاَ نَدْرِي مَا يَحْدُثُ لَهُ فِي نَوْمِهِ، قَالَ: فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ عُمَرُ وَرَأَى مَا أَصَابَ النَّاسَ، قَالَ: وَكَانَ رَجُلاً أَجْوَفَ جَلِيدًا، قَالَ: فَكَبَّرَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ، فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ حَتَّى اسْتَيْقَظَ بِصَوْتِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، شَكَوَا الَّذِي أَصَابَهُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ ضَيْرَ- أَوْ لاَ يَضِيرُ- ارْتَحِلُوا فَسَارَ غَيْرَ بَعِيدٍ، ثُمَّ نَزَلَ فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ، وَنُودِيَ بِالصَّلاَةِ، فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا انْفَتَلَ مِنْ صَلاَتِهِ، إِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مُعْتَزِلٍ لَمْ يُصَلِّ مَعَ الْقَوْمِ، قَالَ: مَا مَنَعَكَ يَا فُلاَنُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَ الْقَوْمِ؟ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ وَلاَ مَاءَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ، ثُمَّ سَارَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاشْتَكَى إِلَيْهِ النَّاسُ الْعَطَشَ، قَالَ: فَنَزَلَ فَدَعَا فُلاَنًا- وَكَانَ يُسَمِّيهِ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُ عَوْفٌ- وَدَعَا عَلِيًّا، فَقَالَ: اذْهَبَا فَابْغِيَا لَنَا الْمَاءَ، فَلَقِيَا امْرَأَةً بَيْنَ مَزَادَتَيْنِ أَوْ سَطِيحَتَيْنِ مِنْ مَاءٍ عَلَى بَعِيرٍ لَهَا، فَقَالاَ لَهَا: أَيْنَ الْمَاءُ؟ قَالَتْ: عَهْدِي بِالْمَاءِ أَمْسِ هَذِهِ السَّاعَةَ، وَنَفَرُنَا خُلُوفٌ، قَالَ: فَقَالاَ لَهَا: انْطَلِقِي إِذًا، قَالَتْ: إِلَى أَيْنَ؟ قَالاَ: إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ الصَّابِي؟قَالاَ: هُوَ الَّذِي تَعْنِينَ، فَانْطَلِقِي إِذًا، فَجَاءَا بِهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَحَدَّثَاهُ الْحَدِيثَ قَالَ: فَاسْتَنْزَلُوهَا عَنْ بَعِيرِهَا، وَدَعَا رَسُولُ اللهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِإِنَاءٍ، فَأَفْرَغَ فِيهِ مِنْ أَفْوَاهِ الْمَزَادَتَيْنِ، أَوِ السَّطِيحَتَيْنِ، وَأَوْكَأَ أَفْوَاهَهُمَا وَأَطْلَقَ الْعَزَالِي، وَنُودِيَ فِي النَّاسِ، أَنِ اسْتَقُوا وَاسْقُوا، قَالَ: فَسَقَى مَنْ شَاءَ وَاسْتَقَى مَنْ شَاءَ، وَكَانَ آخِرُ ذَلِكَ أَنْ أُعْطِيَ الَّذِي أَصَابَتْهُ الْجَنَابَةُ إِنَاءً مِنْ مَاءٍ، فَقَالَ: اذْهَبْ فَأَفْرِغْهُ عَلَيْكَ قَالَ: وَهِيَ قَائِمَةٌ تَنْظُرُ إِلَى مَا يَفْعَلُ بِمَائِهَا، قَالَ: وَايْمُ اللهِ لَقَدْ أُقْلِعَ عَنْهَا حِينَ أُقْلِعَ وَإِنَّهُ لَيُخَيَّلُ لَنَا أَنَّهَا أَشَدُّ مَلْئًا مِنْهَا حِينَ ابْتُدِئَ فِيهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اجْمَعُوا لَهَا طَعَامًا قَالَ: فَجَمَعَ لَهَا مِنْ بَيْنِ عَجْوَةٍ وَدَقِيقَةٍ وَسَوِيقَةٍ، حَتَّى جَمَعُوا لَهَا طَعَامًا كَثِيرًا، وَجَعَلُوهُ فِي ثَوْبٍ، وَحَمَلُوهَا عَلَى بَعِيرِهَا، وَوَضَعُوا الثَّوْبَ بَيْنَ يَدَيْهَا، قَالَ: فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعْلَمِينَ أَنَّا وَاللَّهِ مَا رُزِئْنَا مِنْ مَائِكَ شَيْئًا، وَلَكِنَّ اللَّهَ هُوَ سَقَانَا قَالَ: فَأَتَتْ أَهْلَهَا وَقَدِ احْتَبَسَتْ عَلَيْهِمْ، فَقَالُوا: مَا حَبَسَكِ يَا فُلاَنَةُ؟ قَالَتِ: الْعَجَبُ، لَقِيَنِي رَجُلاَنِ، فَذَهَبَا بِي إِلَى هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ: الصَّابِي، فَفَعَلَ بِي كَذَا وَكَذَا، الَّذِي قَدْ كَانَ، فَوَاللَّهِ إِنَّهُ لَأَسْحَرُ مَنْ بَيْنَ هَذِهِ إِلَى هَذِهِ، أَوْ إِنَّهُ لِرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، حَقًّا، قَالَ: فَكَانَ الْمُسْلِمُونَ بَعْدَ ذَلِكَ يُغِيرُونَ عَلَى مَنْ حَوْلَهَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَلاَ يُصِيبُونَ الصِّرْمَ الَّذِي هِيَ فِيهِ، فَقَالَتْ لِقَوْمِهَا: وَاللَّهِ هَؤُلاَءِ الْقَوْمُ يَدَعُونَكُمْ عَمْدًا، فَهَلْ لَكُمْ فِي الإِسْلاَمِ؟ فَأَطَاعُوهَا فَدَخَلُوا فِي الإِسْلاَمِ.
Shahih Ibnu Hibban 1301: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ubaidillah bin Umar Al Qawariri telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya Al Qaththan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Auf telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Raja’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Imran bin Hushain telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Kami berada dalam perjalanan malam hari bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga ketika pada ujung malam, kami tidur, di mana tidak ada tidur di akhir malam yang lebih enak daripada dalam perjalanan, tidak ada yang membangunkan kami kecuali sinar matahari dan orang yang paling dahulu bangun adalah Fulan, kemudian Fulan, kemudian Fulan146 -Abu Raja' (periwayat hadits ini) menyebut nama-nama mereka, sedangkan Auf (murid Abu Raja') lupa terhadap nama-nama mereka —kemudian Umar bin Al Khaththab sebagai orang keempat yang bangun, sedangkan Nabi Muhammad saw apabila beliau tidur, maka kami tidak membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak mengetahui apa yang teijadi dengan beliau dalam tidurnya. Imran berkata, "Maka ketika Umar RA bangun dan melihat apa yang terjadi pada orang-orang disekelilingnya, sedangkan ia adalah seorang yang suaranya sangat keras147 dan kuat badannya, ia bertakbir dan mengeraskan suara takbirnya. Ia terus-menerus bertakbir dengan suara keras hingga Rasulullah saw terbangun karena suaranya. Setelah beliau bangun, mereka mengadukan kepada beliau tentang apa yang mereka alami. Beliau menjawab,' 'Tidak membahayakan148, lanjutkan perjalanan”. Lalu beliau berjalan tidak jauh. Kemudian beliau turun, meminta air dan berwudhu. Lalu dikumandangkan adzan shalat, dan beliau melaksanakan shalat bersama para sahabat. Ketika beliau berpaling dari shalat, tiba-tiba beliau mendapatkan seorang laki-laki yang sedang menyendiri dan tidak shalat bersama para sahabat. Beliau bertanya, “Wahai fulanl Apa yang menghalangimu melaksanakan shalat bersama manusia?”. Laki-laki itu menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku terkena junub dan tidak mendapatkan air”. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pergunakanlah debu (untuk tayammum), karena sesungguhnya hal itu cukup bagimu". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan. Para sahabat mengeluh kehausan kepada beliau. Lalu beliau turun dan memanggil si fulan —Abu Raja' menyebutkan namanya, namun Auf lupa— dan memanggil Ali RA. Beliau bersabda, “Pergilah kalian berdua dan carikan air untuk kami". Kemudian mereka berdua bertemu dengan seorang perempuan yang sedang berada di antara dua geriba (wadah air) besar149 atau dua sathihah yang memuat air dan ditaruh di atas unta miliknya. Mereka berdua bertanya kepadanya, “Dimanakah ada air?”. Ia lalu berkata, Tidak ada air sama sekali.” Kami bertanya, "Berapa jarak antara keluargamu dan air?" Ia menjawab, "Kemarin, aku berjanji untuk mendapatkan air saat ini, sedangkan orang-orang lelaki kami pergi dari kampung.” Keduanya berkata, "Kalau demikian, berangkatlah! Ia bertanya, "Kemana?". Keduanya menjawab, "Kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia menjawab, "Kepada orang yang dikatakan Ash-Shabi150 (keluar dari agamanya)?”. Dua orang itu menjawab, "Dialah orang yang kamu maksudkan, maka berangkatlah!". Lalu kedua sahabat tersebut membawanya kepada Rasulullah saw dan menceritakan pembicaraan itu kepada beliau. Imran melanjutkan perkataannya, "Kemudian mereka menurunkan wanita tadi dari untanya, dan Rasulullah membawa wadah air, kemudian beliau menuangkan air ke dalamnya dari mulut tempat air dan menegakkan mulut-mulutnya dan melepaskan lobang air (bagian bawahnya). Lalu beliau memanggil para sahabat agar mengambil air dan minum. Maka para sahabat pun minum dan mengambil air sepuasnya. Kemudian beliau memberikan wadah air kepada orang yang junub. Beliau bersabda, "Pergilah, dan isilah wadah air itu dengan air. "Wanita itu berdiri memperhatikan apa yang mereka lakukan dengan airnya. Demi Allah, Sungguh geriba itu telah terkuras airnya pada saat dipindahkan dari tempatnya. Namun sesungguhnya diperlihatkan kepada kami bahwa geriba itu kini airnya lebih penuh daripada saat pertama kali diisi. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kumpulkan makanan untuk wanita ini”. Mereka lalu mengumpulkan kurma (yang disimpan sebagai makanan), tepung, dan tepung gandum untuk wanita tadi, hingga terkumpullah makanan yang cukup banyak untuknya dan mereka mengikat makanan di dalam kain, memanggulnya keatas untanya, dan mereka letakkan kain itu di depannya. Beliau bersabda kepadanya, "Engkau tahu bahwa Demi Allah kami tidak mengurangi airmu sedikit pun, tetapi Allah-lah yang memberi kami minum. "Wanita itu lalu datang kepada keluarganya yang ia tinggal cukup lama. Mereka lalu bertanya, "Apakah yang membuatmu tertahan lama di dalam perjalanan, wahai Fulanah?". Wanita itu menjawab, "Kekaguman. Aku bertemu dua orang laki-laki, lalu mereka membawaku kepada seseorang yang oleh orang lain dikatakan sebagai orang yang telah pindah agama (Ash-Shabi), lalu ia berbuat begini dan begini. Sungguh, ia orang yang paling penyihir di antara ini dan ini.' Wanita itu berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuk, dengan mengangkatnya ke langit, yakni langit dan bumi. Atau sesungguhnya dia itu benar-benar utusan Allah (sebagaimana anggapan mereka). Imran melanjutkan perkataannya, “Setelah peristiwa itu, kaum muslimin melakukan penyerbuan kepada kaum musyrikin yang berada disekeliling (pemukiman) wanita tadi. Namun mereka tidak mau menyerang pemukiman151 dimana wanita tadi tinggal. Ia pun berkata kepada kaumnya, “Demi Allah! kaum muslimin sengaja membiarkan (tidak menyerang) kalian. Apakah kalian mau masuk Islam?”. Mereka pun menaatinya hingga mereka masuk Islam.” 152 [30:1]
صحيح ابن حبان ١٣٠٢: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَوْفٌ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو رَجَاءٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ، قَالَ: كُنَّا فِي سَفَرٍ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، حَتَّى إِذَا كُنَّا فِي آخِرِ اللَّيْلِ، وَقَعْنَا تِلْكَ الْوَقْعَةَ- وَلاَ وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا- فَمَا أَيْقَظَنَا إِلاَّ حَرُّ الشَّمْسِ، فَاسْتَيْقَظَ فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ- وَكَانَ يُسَمِّيهِمْ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُمْ عَوْفٌ- ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ الرَّابِعُ.وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ لَمْ يُوقَظْ حَتَّى يَكُونَ هُوَ يَسْتَيْقِظُ، لَأَنَّا لاَ نَدْرِي مَا يَحْدُثُ لَهُ فِي النَّوْمِ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ عُمَرُ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ وَرَأَى مَا أَصَابَ النَّاسَ، وَكَانَ رَجُلاً جَلِيدًا، فَكَبَّرَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ، فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ حَتَّى اسْتَيْقَظَ بِصَوْتِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَكَوْا إِلَيْهِ الَّذِي أَصَابَهُمْ، فَقَالَ: لاَ يَضِيرُ، فَارْتَحِلُوا وَارْتَحَلَ، فَسَارَ غَيْرَ بَعِيدٍ، ثُمَّ نَزَلَ فَدَعَا بِالْوَضُوءِ فَتَوَضَّأَ، فَنُودِيَ بِالصَّلاَةِ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا انْفَتَلَ مِنْ صَلاَتِهِ، فَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مُعْتَزِلٍ لَمْ يُصَلِّ مَعَ الْقَوْمِ، فَقَالَ: مَا مَنَعَكَ يَا فُلاَنُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَ الْقَوْمِ؟ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ، وَلاَ مَاءَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ.ثُمَّ سَارَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَشَكَا النَّاسُ إِلَيْهِ الْعَطَشَ، فَنَزَلَ فَدَعَا فُلاَنًا- وَكَانَ يُسَمِّيهِ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُ عَوْفٌ- وَدَعَا عَلِيًّا رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ، وَقَالَ: اذْهَبَا فَأَتَيَا بِالْمَاءِ، فَانْطَلَقَا فَاسْتَقْبَلَتْهُمَا امْرَأَةٌ بَيْنَ مَزَادَتَيْنِ، أَوْ سَطِيحَتَيْنِ مِنْ مَاءٍ عَلَى بَعِيرٍ لَهَا، وَقَالاَ لَهَا: أَيْنَ الْمَاءُ؟ فَقَالَتْ: عَهْدِي بِالْمَاءِ أَمْسِ هَذِهِ السَّاعَةَ، وَنَفَرُنَا خُلُوفٌ قَالاَ لَهَا: انْطَلِقِي، قَالَتْ: إِلَى أَيْنَ؟ قَالاَ: إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ: الصَّابِي؟ قَالاَ: هُوَ الَّذِي تَعْنِينَ، فَانْطَلِقِي.وَجَاءَا بِهَا إِلَى النَّبِيِّ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَنْزَلُوهَا عَنْ بَعِيرِهَا، وَدَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِنَاءٍ، فَأَفْرَغَ فِيهِ مِنْ أَفْوَاهِ الْمَزَادَتَيْنِ، أَوِ السَّطِيحَتَيْنِ، وَأَوْكَأَ أَفْوَاهَهُمَا، وَأَطْلَقَ الْعَزَالِي، وَنُودِيَ فِي النَّاسِ: أَنِ اسْتَقُوا وَاسْقُوا، قَالَ: فَسَقَى مَنْ شَاءَ، وَاسْتَسْقَى مَنْ شَاءَ، وَكَانَ آخِرُ ذَلِكَ أَنْ أَعْطَى الَّذِي أَصَابَتْهُ الْجَنَابَةُ إِنَاءً مِنْ مَاءٍ، فَقَالَ: اذْهَبْ فَأَفْرِغْهُ عَلَيْكَ.قَالَ: وَهِيَ قَائِمَةٌ تَنْظُرُ إِلَى مَا يَفْعَلُ بِمَائِهَا، قَالَ: وَايْمُ اللهِ، لَقَدْ أُقْلِعَ عَنْهَا حِينَ أُقْلِعَ، وَإِنَّهُ لَيُخَيَّلُ إِلَيْنَا أَنَّهَا أَشَدُّ مَلْئًا مِنْهَا حِينَ ابْتُدِئَ فِيهَا.فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اجْمَعُوا لَهَا طَعَامًا، فَجَمَعَ لَهَا مِنْ تَمْرٍ وَعَجْوَةٍ وَدَقِيقَةٍ وَسَوِيقَةٍ، حَتَّى جَمَعُوا لَهَا طَعَامًا كَثِيرًا، وَجَعَلُوهُ فِي ثَوْبٍ وَحَمَلُوهَا عَلَى بَعِيرِهَا، وَوَضَعُوا الثَّوْبَ الَّذِي فِيهِ الطَّعَامُ بَيْنَ يَدَيْهَا، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعْلَمِينَ وَاللَّهِ مَا رَزَأْنَا مِنْ مَائِكِ شَيْئًا، وَلَكِنَّ اللَّهَ هُوَ الَّذِي سَقَانَا.فَأَتَتْ أَهْلَهَا وَقَدِ احْتَبَسَتْ عَنْهُمْ، قَالُوا: مَا حَبَسَكِ يَا فُلاَنَةُ؟ قَالَتِ: الْعَجَبُ، لَقِيَنِي رَجُلاَنِ فَذَهَبَا بِي إِلَى هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ: الصَّابِي، فَفَعَلَ بِي كَذَا وَكَذَا- الَّذِي قَدْ كَانَ- وَاللَّهِ إِنَّهُ لَأَسْحَرُ مَنْ بَيْنَ هَذِهِ وَهَذِهِ- وَقَالَتْ بِأُصْبُعَيْهَا السَّبَّابَةُ الْوُسْطَى، فَرَفَعَتْهُمَا إِلَى السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، أَوْ إِنَّهُ لَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقًّا. فَكَانَ الْمُسْلِمُونَ بَعْدُ يُغِيرُونَ عَلَى مَنْ حَوْلَهَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، وَلاَ يُصِيبُونَ الصِّرْمَ الَّذِي هِيَ فِيهِمْ، قَالَتْ يَوْمًا لِقَوْمِهَا: مَا أَرَى هَؤُلاَءِ الْقَوْمُ يَدَعُونَكُمْ إِلاَّ عَمْدًا، فَهَلْ لَكُمْ فِي الإِسْلاَمِ؟ فَأَطَاعُوهَا فَدَخَلُوا فِي الإِسْلاَمِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ عِمْرَانُ بْنُ تَيْمٍ، مَاتَ وَهُوَ ابْنُ مِائَةٍ وَعِشْرِينَ سَنَةً.
Shahih Ibnu Hibban 1302: Al Fadhl bin Al Hubbab, ia telah mengabarkan kepada kami berkata, Musaddad bin Musarhad telah menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, ia berkata, Auf telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Raja menceritakan kepadaku, ia berkata, Imran bin Hushain menceritakan kepadaku, ia berkata, Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan. Hingga ketika pada ujung malam, kami tidur, di mana tidak ada tidur di akhir malam yang lebih enak daripada dalam perjalanan. Tidak ada yang membangunkan kami kecuali panasnya matahari.”Maka bangunlah si fulan dan sifulan - Abu Raja menyebutkan nama-nama mereka. Sedangkan Auf lupa nama-nama mereka193. Umar bin Al Khaththab sebagai orang keempat yang bangun, sedangkan Nabi Muhammad saw apabila beliau tidur, maka kami tidak membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak mengetahui apa yang terjadi dengan beliau dalam tidurnya. Imran melanjutkan perkataannya, "Maka ketika Umar RA. bangun dan melihat apa yang terjadi pada orang-orang disekelilingnya, sedangkan ia adalah seorang yang suaranya sangat keras dan kuat badannya, ia bertakbir dan mengeraskan suara takbirnya. Ia terus-menerus bertakbir dengan suara keras hingga Rasulullah saw terbangun karena suaranya. Setelah beliau bangun, mereka mengadukan kepada beliau tentang apa yang mereka alami. Beliau menjawab, “Tidak membahayakan, lanjutkan perjalanan.' Lalu beliau berjalan tidak jauh. Kemudian beliau turun, meminta air dan berwudhu. Lalu dikumandangkan adzan shalat, dan beliau melaksanakan shalat bersama para sahabat. Ketika beliau berpaling dari shalat, tiba-tiba beliau mendapatkan seorang laki-laki yang sedang menyendiri dan tidak shalat bersama para sahabat. Beliau bertanya, “Wahai fulan! Apa yang menghalangimu melaksanakan shalat bersama manusia?”. Laki-laki itu menjawab, 'Wahai Rasulullah! Aku dalam keadaan junub dan tidak mendapatkan air.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Pergunakanlah debu (untuk tayammum), karena sesungguhnya hal itu cukup bagimu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan. Para sahabat mengeluh kehausan kepada beliau. Lalu beliau turun dan memanggil si fulan —Abu Raja' menyebutkan namanya, namun Auf lupa— dan memanggil Ali RA. Beliau bersabda, ‘Pergilah kalian berdua dan carikan air untuk kami.’. Kemudian mereka berdua bertemu dengan seorang perempuan yang sedang berada di antara dua geriba (wadah air) besar atau dua sathihah yang memuat air dan ditaruh di atas unta miliknya. Mereka berdua bertanya kepadanya, “Dimanakah air?”. Ia lalu berkata, "Tidak ada air sama sekali." Kami bertanya, "Berapa jarak antara (rumah) keluargamu dan air?" Ia menjawab, "Kemarin, aku beijanji untuk mendapatkan air saat ini, sedangkan orang-orang lelaki kami pergi dari kampung." Keduanya berkata, "Kalau demikian, berangkatlah!”Ia bertanya, "Kemana?". Keduanya menjawab, "Kepada Rasulullah SAW" Ia menjawab, "Kepada orang yang dikatakan Ash-Shabi (keluar dari agamanya)?”. Dua orang itu menjawab, "Dialah orang yang kamu maksudkan, maka berangkatlah!”. Lalu kedua sahabat tersebut membawanya kepada Rasulullah saw dan menceritakan pembicaraan itu kepada beliau. Kemudian mereka menurunkan wanita tadi dari untanya, dan Rasulullah membawa wadah air, kemudian beliau menuangkan air ke dalamnya dari mulut tempat air dan menegakkan mulut-mulutnya dan melepaskan lobang air (bagian bawahnya). Lalu beliau memanggil para sahabat agar mengambil air dan minum. Maka para sahabat pun minum dan mengambil air sepuasnya. Kemudian beliau memberikan wadah air kepada orang yang junub. Beliau bersabda, ”Pergilah, dan isilah wadah air itu dengan air. “Wanita itu berdiri memperhatikan apa yang mereka lakukan dengan airnya. Demi Allah, Sungguh geriba itu telah terkuras airnya pada saat dipindahkan dari tempatnya. Namun sesungguhnya diperlihatkan kepada kami bahwa geriba itu kini airnya lebih penuh daripada saat pertama kali diisi. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kumpulkan makanan untuk wanita ini!“. Mereka lalu mengumpulkan kurma (yang disimpan sebagai makanan), tepung, dan tepung gandum untuk wanita tadi, hingga terkumpullah makanan yang cukup banyak untuknya dan mereka mengikat makanan di dalam kain, memanggulnya keatas untanya, dan mereka letakkan kain itu di depannya. Beliau bersabda kepadanya, "Engkau tahu bahwa Demi Allah kami tidak mengurangi airmu sedikit pun, tetapi Allah-lah yang memberi kami minum.“Wanita itu lalu datang kepada keluarganya yang ia tinggal cukup lama. Mereka lalu bertanya, "Apakah yang membuatmu tertahan lama di dalam perjalanan, wahai Fulanah?". Wanita itu menjawab, ’’Kekaguman. Aku bertemu dua orang laki-laki, lalu mereka membawaku kepada seseorang yang oleh orang lain dikatakan sebagai orang yang telah pindah agama (Ash-Shabi), lalu ia berbuat begini dan begini. Sungguh, ia orang yang paling penyihir di antara ini dan ini.' Wanita itu berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuk, dengan mengangkatnya ke langit, yakni langit dan bumi. Atau sesungguhnya dia itu benar-benar utusan Allah (sebagaimana anggapan mereka). Setelah peristiwa itu, kaum muslimin melakukan penyerbuan kepada kaum musyrikin yang berada disekeliling (pemukiman) wanita tadi. Namun mereka tidak mau menyerang pemukiman dimana wanita tadi tinggal. Ia pun berkata kepada kaumnya, “Demi Allah! kaum muslimin sengaja membiarkan (tidak menyerang) kalian. Apakah kalian mau masuk Islam?”. Mereka pun menta’atinya hingga mereka masuk Islam.”1154 [2:5] Abu Hatim RA. Berkata, “Abu Raja Al Utharidi adalah Imran bin Taim, ia wafat pada usia 120 tahun".
صحيح ابن حبان ١٣٠٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ الضَّرِيرُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ التَّيَمُّمِ فَأَمَرَنِي بِالْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ ضَرْبَةً وَاحِدَةً وَكَانَ قَتَادَةُ بِهِ يُفْتِي.
Shahih Ibnu Hibban 1303: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Muhammad bin Al Minhal Adh-Dharir telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Yazid bin Zurai’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sa’id bin Abu Arubah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Qatadah dari Azrah dari Sa’id bin Abdurrahman bin Abza dari ayahnya dari Ammar bin Yasir, ia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang tayammum. Maka beliau memerintahkan aku untuk mengusap wajah dan kedua telapak tangan dengan satu kali tepukan.” 155 [30:1]
صحيح ابن حبان ١٣٠٤: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَيَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ، قَالاَ: حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ، قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ عَبْدِ اللهِ وَأَبِي مُوسَى فَقَالَ أَبُو مُوسَى: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرَّجُلُ يُجْنِبُ فَلاَ يَجِدُ الْمَاءَ أَيُصَلِّي؟ فَقَالَ: لاَ، فَقَالَ: أَمَا تَذْكُرُ قَوْلَ عَمَّارٍ لِعُمَرَ بَعَثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَا وَأَنْتَ فَأَجْنَبْتُ فَتَمَعَّكْتُ فِي التُّرَابِ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا وَضَرَبَ بِيَدِهِ الأَرْضَ فَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ فَقَالَ: لَمْ أَرَ عُمَرَ قَنَعَ بِذَلِكَ، قَالَ: فَمَا تَصْنَعُ بِهَذِهِ الآيَةِ: {فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا} فَقَالَ: أَمَا إِنَّا لَوْ رَخَّصْنَا لَهُمْ فِي هَذَا لَكَانَ أَحَدُهُمْ إِذَا وَجَدَ بَرْدَ الْمَاءِ تَيَمَّمَ بِالصَّعِيدِ زَادَ يَعْلَى: قَالَ الأَعْمَشُ: فَقُلْتُ لِشَقِيقٍ فَلَمْ يَكُنْ هَذَا إِلاَّ لِهَذَا.
Shahih Ibnu Hibban 1304: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami, pemimpin Tsaqif, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Mu’awiyah dan Ya’la bin Ubaid telah menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata, Al A’masy telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Syaqiq, ia berkata, Aku duduk bersama Abdullah dan Abu Musa. Abu Musa berkata, Wahai Abu Abdurrahman! Seorang laki-laki berjunub. Lalu ia tidak menemukan air, apakah ia wajib shalat?. Abu Musa berkata, Apakah kamu tidak ingat ucapan Ammar kepada Umar yang berbunyi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus aku dan kamu. Lalu aku berjunub dan aku mengguling-gulingkan tubuh ke dalam debu. Setelah itu aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku ceritakan hal ini kepadanya. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini”, sambil menepukkan kedua tangannya ke tanah. Lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya. Abdullah berkata, “Aku tidak melihat Umar menerima ucapan tadi”. 156 Abu Musa berkata, “Apa sikapmu tentang ayat فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا Abdullah menjawab, “Jika kita membolehkan hal ini ( tayammum) kepada mereka, niscaya salah satu dari mereka —ketika menemukan dinginnya air—, ia akan bcrtayammum dengan debu.”Ya’la menambahkan, “Al A’masy berkata, “Aku berkata kepada Syaqiq, “Maka tidak boleh ini kecuali karena ini.157 [30:1]
صحيح ابن حبان ١٣٠٥: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ: قَالَ أَبُو مُوسَى لِعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ: لَوْ أَنَّ جُنُبًا لَمْ يَجِدِ الْمَاءَ شَهْرًا لَمْ يُصَلِّ؟ قَالَ عَبْدُ اللهِ: لاَ، قَالَ أَبُو مُوسَى: أَمَا تَذْكُرُ حِينَ قَالَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَلاَ تَتَّقِي اللَّهَ أَلاَ تَذْكُرُ حِينَ بَعَثَنِي وَإِيَّاكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الإِبِلِ، فَأَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ، فَتَمَعَّكْتُ فِي التُّرَابِ، فَلَمَّا رَجَعْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَقُولَ هَكَذَا، وَضَرَبَ بِيَدِهِ إِلَى الأَرْضِ، وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.قَالَ عَبْدُ اللهِ: لاَ جَرَمَ مَا رَأَيْتُ عُمَرَ قَنَعَ بِذَلِكَ، قَالَ أَبُو مُوسَى: فَكَيْفَ بِهَذِهِ الآيَةِ فِي سُورَةِ النِّسَاءِ {فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا} صَعِيدًا طَيِّبًا، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ: إِنَّا لَوْ رَخَّصْنَا لَهُمْ فِي ذَلِكَ يُوشِكُ إِذَا بَرَدَ عَلَى جِلْدِ أَحَدِهِمُ الْمَاءُ أَنْ يَتَيَمَّمَ قَالَ الأَعْمَشُ: فَقُلْتُ لِشَقِيقٍ: أَمَا كَانَ لِعَبْدِ اللهِ غَيْرُ ذَلِكَ؟ قَالَ: لاَ.
Shahih Ibnu Hibban 1305: Umar bin Muhammad Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Bisyr bin Ma’ad Al Aqadi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Wahid bin Ziyad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sulaiman Al A’masy telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata, Abu Musa bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud, Jika seorang yang berjunub tidak menemukan air selama satu bulan, apakah ia tidak wajib shalat?. Abdullah menjawab, Tidak (maksudnya, shalat wajib baginya, penerf). Abu Musa berkata, Apakah kamu tidak ingat ketika Ammar bin Yasir berkata kepada Umar, “Wahai Amir Al Mu 'minin! Ingat, takutlah kepada Allah! Apakah engkau tidak ingat ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus aku dan engkau dengan menaiki unta. Saat itu aku mengalami junub, lalu aku menguling-gulingkan tubuhku ke dalam debu (ke tanah). Ketika aku kembali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku mengabarkan hal ini kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini”, sambil menepukkan kedua tangannya ke tanah, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.” Abdullah berkata, “Itu tidak salah. Namun aku tidak melihat Umar menerima hal itu (hadits yang dikemukakan Ammar, -penerj)”. Abu Musa menjawab, “Lalu bagaimana dengan ayat pada surah An- Nisaa' فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا Abdullah menjawab, “Sungguh, seandainya kita memberikan kemurahan kepada mereka untuk melakukan hal itu, pasti ketika air terasa dingin pada kulit mereka, mereka akan melakukan tayammum. Al A’masy berkata, “Aku bertanya kepada Syaqiq, “Apakah ada ucapan Abdullah selain itu?”. Syaqiq menjawab, “Tidak ada”. 158 [2:5]
صحيح ابن حبان ١٣٠٦: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَجُلاً أَتَى عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: إِنِّي أَجْنَبْتُ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ، فَقَالَ عُمَرُ: لاَ تُصَلِّ، فَقَالَ عَمَّارٌ، أَمَا تَذْكُرُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ، فَأَجْنَبْنَا، فَلَمْ نَجْدِ الْمَاءَ، فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ، وَأَمَّا أَنَا، فَتَمَعَّكْتُ فِي التُّرَابِ، فَصَلَّيْتُ، فَلَمَّا أَتَيْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ وَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى الأَرْضِ، ثُمَّ نَفَخَ فِيهِمَا، وَمَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1306: Umar bin Muhammad Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al Hakam dari Darr dari Ibnu Abdurrahman bin Abzi dari ayahnya bahwa seorang laki-laki datang kepada Umar bin Al Khaththab. Ia berkata, Aku beijunub, lalu aku tidak menemukan air. Umar berkata, “Jangan shalat!”. Ammar berkata, “Apakah engkau tidak ingat wahai amir Al Mu’minin, ketika aku dan engkau berada dalam satu pasukan. Lalu kita berjunub, namun kita tidak menemukan air. Adapun engkau, tidak melaksanakan shalat. Sedangkan aku, aku mengguling-gulingkan tubuhku ke dalam debu, lalu aku shalat Ketika kita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku ceritakan hal ini kepadanya Beliau bersabda, " Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini," sambil menepukkan tangannya ke tanah, kemudian beliau meniup kedua tangannya, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.” 159 [42: 5]
صحيح ابن حبان ١٣٠٧: أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ إِسْمَاعِيلَ بِبُسْتَ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللهِ وَأَبِي مُوسَى، فَقَالَ أَبُو مُوسَى: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرَّجُلُ يُجْنِبُ، فَلاَ يَجِدُ الْمَاءَ يُصَلِّي؟فَقَالَ: تَسْمَعُ قَوْلَ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ لِعُمَرَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَنَا أَنَا وَأَنْتَ، فَأَجْنَبْتُ، فَتَمَعَّكْتُ بِالصَّعِيدِ، فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ: إِنَّمَا يَكْفِيكَ هَكَذَا وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً فَقَالَ: إِنِّي لَمْ أَرَ عُمَرَ قَنَعَ بِذَلِكَ، فَقَالَ: كَيْفَ تَصْنَعُونَ بِهَذِهِ الآيَةِ؟ {فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا}، قَالَ: لَوْ رَخَّصْنَا لَهُمْ فِي هَذِهِ كَانَ أَحَدُهُمْ إِذَا وَجَدَ الْمَاءَ الْبَارِدَ يَمْسَحُ بِالصَّعِيدِ قَالَ الأَعْمَشُ: فَقُلْتُ لِشَقِيقٍ: مَا كَرِهَهُ إِلاَّ لِهَذَا.
Shahih Ibnu Hibban 1307: Abu Ishaq bin Ibrahim di Bust telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Hasan bin Ali Al Hilwani telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ya’la bin Ubaid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al A’masy telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Syaqiq, ia berkata, Aku bersama Abdullah dan Abu Musa. Abu Musa bertanya, “Wahai Abu Abdurrahman! Seorang laki-laki berjunub, lalu ia tidak menemukan air. Apakah ia wajib shalat?”. Abdullah menjawab, “Pemahkan kamu mendengar ucapan Ammar bin Yasir kepada Umar, 'Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus kita, aku dan engkau, lalu aku berjunub. Maka aku mengguling-gulingkan tubuhku ditanah. Beliau bersabda, 'Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini', sambil mengusap wajah dan kedua talapak tangannya satu kedi. Abdullah berkata kembali, 'Aku sungguh tidak melihat Umar menerima hal itu (ucapan Ammar)'. Abu Musa bertanya, 'Lalu bagaimana kalian menyikapi ayat فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا Abdullah menjawab, “Jika kita memberikan kemurahan hukum kepada mereka tentang hal ini, niscaya salah satu di antara mereka, ketika menemukan air dingin, ia akan mengusap (wajah dan kedua telapak tangannya) dengan debu.”Al A’masy berkata, “Aku berkata kepada Syaqiq, “Ia tidak pernah kecewa kepadanya selain dalam hal ini.” 160 [42: 5]
صحيح ابن حبان ١٣٠٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ الضَّرِيرُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّيَمُّمِ؟ فَأَمَرَنِي بِالْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ ضَرْبَةً وَاحِدَةً وَكَانَ قَتَادَةُ بِهِ يُفْتِي.
Shahih Ibnu Hibban 1308: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Al Minhal Adh-Dharir telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Zurai’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sa’id telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Qatadah dari Azrah dari Sa’id bin Abdurrahman bin Abza dari ayahnya dari Ammar bin Yasir, ia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang tayammum, kemudian beliau memerintahkanaku untuk mengusap wajah dan kedua telapak tangan dengan satu kali tepukan.” 161 [65:3]
صحيح ابن حبان ١٣٠٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، وَعُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالاَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَجُلاً أَتَى عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ، فَقَالَ عُمَرُ: لاَ تُصَلِّ، فَقَالَ عَمَّارٌ: أَمَا تَذْكُرُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ فَأَجْنَبْنَا، فَلَمْ نَجْدِ الْمَاءَ، فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ، وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فِي التُّرَابِ فَصَلَّيْتُ، فَلَمَّا أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: إِنَّمَا يَكْفِيكَ وَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى الأَرْضِ، ثُمَّ نَفَخَ فِيهِمَا، وَمَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: اللَّفْظُ لِمُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ رَحِمَهُ اللَّهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1309: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah dan Umar bin Muhammad Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, mereka berdua berkata, Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al Hakam dari Dzarr dari Abdurrahman bin Abza dari ayahnya, Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Al Khaththab. Ia berkata, Aku berjunub, lalu aku tidak menemukan air.’Umar berkata, “Jangan shalat!”. Ammar berkata, “Apakah engkau tidak ingat wahai amir Al Mu’minin, ketika aku dan engkau berada dalam satu pasukan. Lalu kita berjunub, namun kita tidak menemukan air. Adapun engkau, tidak melaksanakan shalat. Sedangkan aku, aku mengguling- gulingkan tubuhku ke tanah, lalu aku shalat. Ketika kita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku ceritakan hal ini kepadanya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini”, sambil menepukkan tangannya ke tanah, kemudian meniup kedua tangannya. Lalu beliau mengusap wajah dan kedua telapak tangannya dengan kedua tangannya itu”. 162 [30:1] Abu Hatim berkata, “Lafazh hadits ini adalah riwayat Muhammad bin Ishaq rahimahullah”
صحيح ابن حبان ١٣١٠: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ ابْنُ أَخِي جُوَيْرِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمَّارٍ، قَالَ: تَيَمَّمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَنَاكِبِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَانَ هَذَا حَيْثُ نَزَلَ آيَةُ التَّيَمُّمِ قَبْلَ تَعْلِيمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَّارًا كَيْفِيَّةَ التَّيَمُّمِ، ثُمَّ عَلَّمَهُ ضَرْبَةً وَاحِدَةً لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ، لَمَّا سَأَلَ عَمَّارٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّيَمُّمِ.
Shahih Ibnu Hibban 1310: Al Fadhl bin Al Hubbab Al Jumahi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Muhammad bin Asma bin Akhi Juwairiyah telah menceritakan kepada kami bahwa ia berkata, Juwairiyah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik bin Anas dari Az-Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah dari ayahnya dari Ammar, ia berkata, “Kami bertayammum bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampai bahu.” 163 [30:1] Abu Hatim berkata, “Praktik ini terjadi ketika ayat tayammum turun sebelum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada Ammar tentang cara tayammum. Kemudian beliau mengajarkan kepadanya satu kali tepukan untuk wajah dan kedua telapak tangan saat Ammar bertanya tentang tayammum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”