صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #941

صحيح ابن خزيمة ٩٤١: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيدِ وَمُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ -، عَنْ عَوْفِ بْنِ أَبِي جَمِيلَةَ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ، ح وَثنا بُنْدَارٌ نَحْوَهُ مِنْ كِتَابِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: ثنا يَحْيَى، وَقَرَأَهُ عَلَيْنَا مِنْ كِتَابِنَا قَالَ: ثنا عَوْفٌ، ثنا أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِأَصْحَابِهِ: " هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ، وَإِنَّهُ قَالَ لَنَا ذَاتَ غَدَاةٍ: " إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ، وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي، فَقَالَا لِي: انْطَلِقْ، انْطَلِقْ، فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِصَخْرَةٍ، وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ فَيَبْلُغُ رَأْسَهُ، فَيُدَهْدِهُ الْحَجَرَ هَاهُنَا، فَيَتْبَعُهُ، فَيَأْخُذُهُ، فِمَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يُصْبِحَ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ، فَيَفْعَلُ بِهِ كَمَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى "، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، وَقَالَ: " قَالَا: أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ، أَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ؛ فَإِنَّهُ رَجُلٌ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ " وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 941: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id dan Muhammad bin Abu Adi dan Abdul Wahhab —yaitu Ibnu Abdul Majid— serta Muhammad —yaitu Ibnu Ja'far—- menceritakan kepada kami dari Auf bin Abu Jamilah, dari Abu Raja', ia berkata: Samurah bin Jundub menceritakan kepada kami (Ha') Bundar menceritakan kepada kami yang semisalnya dari tulisan kitab Yahya bin Sa'id, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, dan ia membacakannya dari tulisan kami, ia mengatakan bahwa Auf menceritakan kepada kami, Abu Raja' Al Utharidi menceritakan kepada kami dari Samurah bin Jundub, ia berkata: Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, “Apakah ada salah seorang di antara kamu yang bermimpi?” Maka diceritakan kepada beliau yang diperkenankan Allah kepadanya untuk dikatakan. Pada suatu pagi beliau berkata kepada kami, “Pada suatu malam datang kepadaku dua orang yang keduanya telah diutus kepadaku, lalu keduanya berkata, 'Mari berangkat, mari berangkat.' Kemudian kami mendatangi seseorang yang sedang tidur dan tiba-tiba salah seorang berdiri dengan batu besar di kepalanya, kemudian ia mengangkat batu besar tersebut sampai ke atas kepalanya dan menggelincirkannya ke sini, lalu ia mengikuti batu tersebut dan mengambilnya. Maka tidaklah ia kembali kepada orang itu melainkan kepalanya telah kembali seperti semula. Kemudian ia kembali dengan membawanya dan mengulangi perbuatannya sebagaimana yang dilakukannya pada pertama kali dan menyebutkan haditsnya secara keseluruhan'." Beliau lanjut bersabda, “Keduanya berkata, 'ketahuilah, sesungguhnya kami akan memberitahukanmu bahwa orang yang kamu jumpai dengan kepala pecah adalah orang yang mempelajari Al Qur'an namun ia tidak mengerjakannya dan orang yang tidur hingga meninggal shalat wajib'.” Ia selanjutnya menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap.

Shahih Ibnu Khuzaimah #942

صحيح ابن خزيمة ٩٤٢: نا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَخْنَسِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَضَرِ أَرْبَعًا، وَفِي السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ، وَفِي الْخَوْفِ رَكْعَةً»

Shahih Ibnu Khuzaimah 942: Bisyir bin Mu'adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Bakir bin Al Akhnas, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas lisan Nabimu , yaitu empat rakaat ketika mukim, dua rakaat ketika bepergian, dan satu rakaat ketika dalam keadaan takut."

Shahih Ibnu Khuzaimah #943

صحيح ابن خزيمة ٩٤٣: نا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْعَطَّارُ قَالَ أَحْمَدُ: أَخْبَرَنَا، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: حَدَّثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثنا دَاوُدُ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: فَرْضُ صَلَاةِ السَّفَرِ وَالْحَضَرِ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، فَلَمَّا أَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ زِيدَ فِي صَلَاةِ الْحَضَرِ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ، وَتُرِكَتْ صَلَاةُ الْفَجْرِ بِطُولِ الْقِرَاءَةِ، وَصَلَاةُ الْمَغْرِبِ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 943: Ahmad bin Nashr dan Abdullah bin Ash- Shabbah Al Aththar menceritakan kepada kami, Ahmad berkata: Dikabarkan kepada kami, dan Abdullah berkata: Mahbub bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Daud menceritakan kepada kami dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Aisyah, ia berkata, “Shalat fardhu dalam keadaan bepergian dan berdiam di tempat adalah dua rakaat dua rakaat. Ketika Rasulullah tinggal di Madinah, ditambahkan untuk shalat saat bermukim di tempat dua rakaat dua rakaat dan membiarkan shalat Subuh dengan bacaan yang panjang begitu juga shalat Maghrib, karena ia adalah shalat witir siang hari.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #944

صحيح ابن خزيمة ٩٤٤: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ قَالَا: ثنا ابْنُ إِدْرِيسَ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ إِدْرِيسَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي عَمَّارٍ ح وَثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ ح وَقَرَأْتُهُ عَلَى بُنْدَارٌ، أَنَّ يَحْيَى، حَدَّثَهُمْ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بِابَيْهِ، عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ: قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ: عَجِبْتُ لِلنَّاسِ وَقَصْرِهِمْ لِلصَّلَاةِ، وَقَدْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا} [النساء: 101] ، وَقَدْ ذَهَبَ هَذَا، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «هُوَ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ، فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ» هَذَا حَدِيثُ بُنْدَارٍ

Shahih Ibnu Khuzaimah 944: Abdullah bin Sa'id Al Asyaj dan Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, keduanya berkata: bin Idris menceritakan kepada kami (Ha') Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Abdullah —yaitu Ibnu Idris— mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Ammar (Ha') Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami (Ha') aku membacanya dari Bundar bahwa Yahya telah meriwayatkan kepada mereka dari Ibnu Juraij, Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Ammar mengabarkan kepadaku dari Abdullah bin Babaih, dari Ya'la bin Umayyah, ia berkata, “Aku berkata kepada Umar bin Al Khaththab bahwa aku merasa heran kepada orang-orang dengan perbuatan mereka mengqashar shalat sedangkan Allah Azza wa Jalla telah berfirman, 'Maka tidak mengapa kamu mengqashar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.' (Qs. An-Nisa' [4]: 101) sementara sudah tidak ada lagi perkara ini.” Maka Umar berkata, “Aku juga merasa heran dengan apa yang kamu herankan.” Kemudian aku menceritakan perihal tersebut kepada Rasulullah dan beliau bersabda, “la adalah sedekah yang dengannya Allah Azza wa Jalla bersedekah kepadamu, maka terimalah sedekah-Nya itu” Hadits ini adalah riwayat Bundar.

Shahih Ibnu Khuzaimah #945

صحيح ابن خزيمة ٩٤٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ يَعْنِي ابْنَ اللَّيْثِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ - عَنْ أُمَيَّةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَالِدٍ، أَنَّهُ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: إِنَّا نَجِدُ صَلَاةَ الْحَضَرِ وَصَلَاةَ الْخَوْفِ فِي الْقُرْآنِ، وَلَا نَجِدُ صَلَاةَ السَّفَرِ فِي الْقُرْآنِ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: يَا ابْنَ أَخِي، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بَعَثَ إِلَيْنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَا نَعْلَمُ شَيْئًا، فَإِنَّمَا نَفْعَلُ كَمَا رَأَيْنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 945: Yunus bin Abdul A'la' menceritakan kepada kami, Syu'aib -yaitu bin Al-Laits— mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu Syihab, dari Abdullah bin Abu Bakar —yaitu Ibnu Abdurrahman— dari Umayyah bin Abdullah bin Khalid, bahwa ia pernah berkata kepada Abdullah bin Umar, “Sesungguhnya kami mendapatkan penjelasan tentang shalat ketika berdiam diri dan shalat Khauf (Dalam keadaan takut) di dalam Al Qur'an dan kami tidak mendapatkan penjelasan tentang shalat ketika bepergian didalam Al Qur'an.” Abdullah menjawab, “Wahai anak pamanku, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengutus kepada kita Muhammad saat kita tidak mengetahui segala sesuatunya, kemudian kami berbuat sebagaimana perbuatan Muhammad yang kami saksikan.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #946

صحيح ابن خزيمة ٩٤٦: نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ الْوَرَّاقُ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَافَرْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، فَكَانُوا يُصَلُّونَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، لَا يُصَلُّونَ قَبْلَهَا، وَلَا بَعْدَهَا " وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: لَوْ كُنْتُ مُصَلِّيًا قَبْلَهَا أَوْ بَعْدَهَا لَأَتْمَمْتُهَا

Shahih Ibnu Khuzaimah 946: Abdul Wahhab bin Abdul Hakam Al Warraq menceritakan kepada kami, Yahya bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Umar, dan Utsman, maka mereka semua shalat Zuhur dan Ashar dua rakaat dua rakaat serta tidak mengetjakan shalat (sunah) sebelumnya dan juga setelahnya.” Abdullah bin Umar berkata, “Jika seandainya aku shalat (sunah) sebelumnya atau sesudahnya niscaya aku sempurnakan shalat tersebut.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #947

صحيح ابن خزيمة ٩٤٧: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَفِي خَبَرِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ بِالْمَدِينَةِ أَرْبَعًا، وَالْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ " دَالٌ عَلَى أَنَّ لِلْآمِنِ غَيْرِ الْخَائِفِ مِنْ أَنْ يَفْتِنَهُ الْكُفَّارُ أَنْ يَقْصُرَ الصَّلَاةَ ،

Shahih Ibnu Khuzaimah 947: Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits Anas bin Malik, 'Rasulullah shalat Zhuhur di Madinah empat rakaat dan shalat Ashar di Dzul Khulaifah dua rakaat.' Sebagai dalil bahwa orang yang berada dalam keadaan aman dan tidak merasa takut akan serangan orang kafir boleh meng-qashar shalat.

Shahih Ibnu Khuzaimah #948

صحيح ابن خزيمة ٩٤٨: وَكَذَلِكَ خَبَرُ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ أَكْثَرَ مَا كُنَّا وَآمَنُهُ، وَخَبَرُ أَبِي حَنْظَلَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قُلْتُ: إِنَّا آمِنُونَ قَالَ: كَذَلِكَ سَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَدُلُّ عَلَى أَنَّ لِغَيْرِ الْخَائِفِ قَصْرَ الصَّلَاةِ فِي السَّفَرِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 948: Begitu juga dengan hadits riwayat Haritsah bin Wahab, Nabi shalat mengimami kami lebih banyak dari yang kami kerjakan dan dalam keadaan aman. Sedangkan hadits riwayat Abu Hanzhalah dari Ibnu Umar, aku berkata, “Kami dalam keadaan aman.” Ia berkata, “Begitu juga yang sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menunjukkan bahwa orang yang tidak berada dalam keadaan takut dan sedang bepergian meng-qashar shalat boleh.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #949

صحيح ابن خزيمة ٩٤٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَرْقِيُّ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمُ، أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ حَرْبِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ أَنْ يُؤتَى رُخْصَةٌ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤتَى مَعْصِيَةٌ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 949: Ahmad bin Abdullah bin Abdurrahim Al Barqi menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Zayad mengabarkan kepadaku, Ammarah bin Ghaziyyah menceritakan kepadaku dari Harb bin Qais, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai Rukhshah-Nya dikerjakan sebagaimana halnya Dia membenci kemaksiatan dikerjakan”

Shahih Ibnu Khuzaimah #950

صحيح ابن خزيمة ٩٥٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، نا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ ح وَثنا بُنْدَارٌ، نا مُحَمَّدٌ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنِي قَتَادَةُ قَالَ: سَمِعْتُ مُوسَى يَقُولُ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ أُصَلِّي بِمَكَّةَ إِذَا لَمْ أُصَلِّ فِي جَمَاعَةٍ؟ فَقَالَ: رَكْعَتَيْنِ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بُنْدَارٌ قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ عَنْ مُوسَى بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ .

Shahih Ibnu Khuzaimah 950: Muhammad bin Abdul A'la' Ash- Shan'ani menceritakan kepada kami, Khalid —yaitu Ibnu Al Harits— menceritakan kepada kami, {Ha') Bundar juga menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu'bah menceritakan kepada kami, Qatadah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Musa berkata, “Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Bagaimana aku shalat di Makkah apabila aku tidak shalat dengan berjamaah?'.” Ia menjawab, “Dua Rakaat sebagaimana yang diajarkan oleh Abul Qasim .” Bundar berkata: Ia berkata, “Aku mendengar Qatadah meriwayatkan dari Musa bin Salamah, ia berkata, 'Aku bertanya kepada Ibnu Abbas' .”