صحيح ابن خزيمة

Shahih Ibnu Khuzaimah

Shahih Ibnu Khuzaimah #1701

صحيح ابن خزيمة ١٧٠١: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ، وَعُثْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ قَالَا: ثنا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: حُبِسْنَا يَوْمَ الْخَنْدَقِ عَنِ الصَّلَاةِ، حَتَّى كَانَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ بِهَوِيٍّ مِنَ اللَّيْلِ، حَتَّى كُفِينَا، وَذَلِكَ قَوْلُهُ {وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا} [الأحزاب: 25] فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَالًا، فَأَقَامَ الصَّلَاةَ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ كَأَحْسَنِ مَا كَانَ يُصَلِّيهَا، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْعَصْرَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْمَغْرِبَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَقَامَ، فَصَلَّى الْعِشَاءَ كَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ تَنْزِلَ صَلَاةُ الْخَوْفِ {فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا} [البقرة: 239] . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ إِمَامَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ بَعْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ لَيْلَةَ نَامُوا عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ فِيمَا مَضَى مِنْ هَذَا الْكِتَابِ، وَهُوَ مِنْ هَذَا الْبَابِ أَيْضًا

Shahih Ibnu Khuzaimah 1701: Muhammad bin Basyar memberitakan kepada kami, Yahya -yaitu Ibnu Said- dan Utsman -yaitu Ibnu Umar- memberitakan kepada kami, keduanya berkata, "Ibnu Abu Dzi’b memberitakan kepada kami, dari Said bin Abu Sa'd, dari Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri, dari bapaknya, yang telah berkata, "Pada saat terjadi perang khandak, kami tidak dapat melaksanakan shalat hingga setelah waktu maghrib sampai menjelang malam, hingga Allah menghindarkan kami dari peperangan. Firman Allah dalam Al Qur'an, 'Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah maha kuat lagi maha perkasa'. (Al Ahzaab [33]: 25). Setelah itu, Rasulullah memanggil Bilal untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Rasulullah melaksanakan shalat dhuhur (bersama kaum muslimin lainnya). Selanjutnya Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat ashar yang diimami oleh Rasulullah. Lalu Bilal mengumandangkan adzan sekali lagi untuk shalat maghrib dan Rasulullah berdiri untuk mengimami kaum muslimin. Akhirnya Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat isya dan Rasulullah pun menjadi imam shalat isya bagi kaum muslimin lainnya. Demikianlah (shalat tersebut dilaksanakan) sebelumnya turunnya ayat tentang shalat dalam kondisi bahaya (perang). Maka shalatlah dalam keadaan berjalan atau berkendaraan (Al Baqarah [2]: 239)." Abu Bakar berkata, "Kami telah meriwayatkan hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengimami shalat shubuh setelah terbitnya matahari, karena pada malam harinya mereka tertidur hingga terbit matahari'.

Shahih Ibnu Khuzaimah #1702

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٢: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَامِرِ بْنِ وَاثِلَةَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُمْ، خَرَجُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ تَبُوكَ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ: فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، ثُمَّ دَخَلَ، ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا. فَذَكَرَ الْحَدِيثَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1702: Yunus bin Abdul A’la memberitakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan kepada kami,bahwasannya Malik menceritakan kepadanya sebuah hadits yang diterimanya dari Abu Zubair Al Makki, dari Abu Ath-Thufail Amir bin Wailah, dari Mu’adz bin Jabal yang memberitakan kepadanya bahwasanya para sahabat pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju medan perang tabuk. Kemudian Rasulullah menggabung antara shalat dhuhur dan ashar serta shalat maghrib dan isya. Selanjutnya, Rasulullah juga menunda shalat selama satu hari. Kemudian beliau bergegas melaksanakan shalat dhuhur dan ashar sekalian. Lalu beliau pergi ke medan perang dan setelah itu segera melaksanakan shalat Maghrib dan Isya sekalian."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1703

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٣: نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ، نا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، ثنا عُمَرُ بْنُ عَطَاءٍ، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ عَطَاءِ بْنِ أَبِي الْخُوَارِ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، ثنا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: أَرْسَلَنِي نَافِعُ بْنُ جُبَيْرٍ إِلَى السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ أَسْأَلُهُ، فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: نَعَمْ صَلَّيْتُ الْجُمُعَةَ فِي الْمَقْصُورَةِ مَعَ مُعَاوِيَةَ، فَلَمَّا سَلَّمَ قُمْتُ أُصَلِّي، فَأَرْسَلَ إِلَيَّ فَأَتَيْتُهُ، فَقَالَ: " إِذَا صَلَّيْتَ الْجُمُعَةَ فَلَا تَصِلْهَا بِصَلَاةٍ، إِلَّا أَنْ تَخْرُجَ أَوْ تَتَكَلَّمَ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِذَلِكَ. وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ: أَمَرَ بِذَلِكَ أَلَّا تُوصِلَ صَلَاةٌ بِصَلَاةٍ حَتَّى تَخْرُجَ أَوْ تَتَكَلَّمَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: عُمَرُ بْنُ عَطَاءِ بْنِ أَبِي الْخُوَارِ هَذَا ثِقَةٌ، وَالْآخَرُ هُوَ عُمَرُ بْنُ عَطَاءٍ، تَكَلَّمَ أَصْحَابُنَا فِي حَدِيثِهِ لِسُوءِ حِفْظِهِ، قَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْهُمَا جَمِيعًا

Shahih Ibnu Khuzaimah 1703: Abdurrahman bin Basyar memberitakan kepada kami, Ilajjaj bin Muhammad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Umar bin 'Atha menceritakan kepada kami, Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Abdurrazzak menceritakan kepada kami, lbnu Juraij memberitakan kepada kami, Umar bin 'Atha bin Abu Al Khuwar memberitakan kepada ku, Ha, Ali bin Sahal Ar-Ramli menceritakan kepadaku, Al Walid menceritakan kepada kami, lbnu Juraij menceritakan kepada ku, dari Umar bin 'Atha yang telah berkata, "Nafi' bin Zubair telah mengutusku untuk menemui Saib bin Yazid. Kemudian aku mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya (tentang shalat jum'at). Lalu ia pun menjawab, 'ya. Aku pernah melaksanakan shalat jum’at bersama Mu’awiyah di Maqshurah. Usai melaksanakan shalat jum’at, maka aku langsung berdiri untuk melaksanakan shalat sunnah. Akan tetapi, Mu’awiyah malah memanggilku. Lalu aku pun datang menemuinya. Kemudian ia berkata, 'hai sahabatku Umar bin 'Atha, apabila kamu telah melaksanakan shalat jum’at, maka janganlah langsung melaksanakan shalat sunnah kecuali setelah keluar dari masjid atau berbicara. Karena sesungguhnya Rasulullah pernah memerintahkan hal itu’." Ibnu Rafi’ dan Abdurrahman berkata, "(yang dimaksud dengan) memerintahkan hal itu adalah agar jangan disambung antara shalat wajib dengan shalat sunnah hingga kamu keluar dari masjid atau berbicara (dengan orang lain)." Abu Bakar berkata, "Umar bin Atha bin Abu Khuwar adalah orang yang dapat dipercaya. Dan yang satunya lagi adalah Umar bin Atha yang menurut pendapat teman-teman kami adalah orang yang buruk hapalannya. Ibnu Juraij telah meriwayatkan hadits dari kedua umar tersebut."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1704

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٤: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ دِينَارٍ , أَخْبَرَنِي أَبُو مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كُنْتُ أَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالتَّكْبِيرِ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 1704: Abdul Jabbar bin Al 'Ala memberitakan kepada kami, Sufyan memberitakan kepada kami, Amr —yaitu Ibnu Dinar— memberitakan kepada kami, Abu Ma’bad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Abbas yang telah berkata, "Aku mengetahui perpindahan rakaat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan takbir."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1705

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٥: نا الْحَسَنُ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، أَنَّ أَبَا مَعْبَدٍ أَخْبَرَهُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، «أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يُنْصَرَفُ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَكُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1705: Al Hasan bin Mahdi memberitakan kepada kami, Abdurrazzak memberitakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitakan kepada kami, Amr bin Dinar memberitakan kepadaku, bahwasanya Abu Ma’bad telah memberitakan kepadanya sebuah hadits yang diterimanya dari Ibnu Abbas bahwa meninggikan suara ketika selesai dari shalat wajib itu telah berjalan sejak masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Abbas berkata, "Aku mengetahui hal itu manakala aku mendengar ucapan salam ketika mereka (para sahabat) selesai dari salat."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1706

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٦: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، ثنا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْقِبْطِيَّةِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَارَ أَحَدُنَا إِلَى أَخِيهِ بِيَدِهِ , عَنْ يَمِينِهِ , وَعَنْ شِمَالِهِ , فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا بَالُ أَحَدِكُمْ يَفْعَلُ هَذَا كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمُسٍ؟ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ - أَوْ - أَلَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَقُولَ هَكَذَا؟» وَوضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى , وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ , ثُمَّ سَلَّمَ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَنِ يَمِينِهِ , وَمَنْ عَنْ شِمَالِهِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1706: Salm bin Junadah memberitakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Mis’ar, dari Ubaidillah bin Al Qibthiyyah, dari Jabir bin Samrah bahwasanya ia berkata, "Ketika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba salah seorang di antara kami menunjuk kepada temannya yang ada di sebelah kanan dan kiri dengan tangannya. Usai melaksanakan shalat, maka Rasulullah bertanya, Mengapa salah seorang di antara kalian melakukan hal itu (yaitu menunjuk temannya yang berada di sebelah kanan dan kiri dengan tangannya)? Bukankah tindakan itu seperti ekor kuda matahari? Sebenarnya (A) cukup baginya untuk mengucapkan —seraya beliau meletakkan tangan di atas paha kanannya dan menunjuk dengan jari tangannya— 'as-salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatu ’ kepada saudaranya yang ada di sebelah kanan dan kirinya."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1707

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٧: أنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْهَاشِمِيُّ، أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ الْأَنْصَارِيُّ، أَنَّهُ عَقِلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَعَقِلَ مَجَّةً مَجَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ دَلْو مِنْ بِئْرٍ كَانَتْ فِي دَارِهِمْ فِي وَجْهِهِ , فَزَعَمَ مَحْمُودٌ أَنَّهُ سَمِعَ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ الْأَنْصَارِيُّ , وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كُنْتُ أُصَلِّي لِقَوْمِي بَنِي سَالِمٍ , فَكَانَ يَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ وَادٍ إِذَا جَاءَتِ الْأَمْطَارُ , قَالَ: فَشَقَّ عَلَيَّ أَنْ أَجْتَازَهُ قِبَلَ مَسْجِدِهِمْ , فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقُلْتُ لَهُ: إِنِّي قَدْ أَنْكَرْتُ مِنْ بَصَرِي , وَإِنَّ الْوَادِيَ الَّذِي يَحُولُ بَيْنِي وَبَيْنَ قَوْمِي يَسِيلُ إِذَا جَاءَتِ الْأَمْطَارُ , فَيَشُقُّ عَلَيَّ أَنْ أَجْتَازَهُ , فَوَدِدْتُ أَنَّكَ تَأْتِيَنِي فَتُصَلِّي مِنْ بَيْتِي مُصَلًّى أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَأَفْعَلُ» , فَغَدَا عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ بَعْدَ مَا امْتَدَّ النَّهَارُ , فَاسْتَأْذَنَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ , فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ لَكَ فِي بَيْتِكَ؟» , فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي أُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ فِيهِ , فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ , وَصَفَفْنَا وَرَاءَهُ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ , ثُمَّ سَلَّمَ , وَسَلَّمْنَا حِينَ سَلَّمَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1707: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Sulaiman bin Daud Al Hasyimi memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad memberitakan kepada kami, dari Ibnu Syihab yang telah berkata, "Mahmud bin Rabi Al Anshari telah memberitakan sebuah hadits kepadaku bahwasanya ia telah membasuhkan air ludah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semburkan pada wajahnya. Mahmud menduga bahwasanya ia telah mendengar Ataban bin Malik Al Anshari, salah seorang sahabat yang ikut serta dalam perang badar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata, 'Dulu aku pernah menjadi imam bagi masyarakatku. Bani Salim. Sementara jika turun hujan, maka akan ada lembah yang membatasi antara tempat tinggalku dengan tempat tinggal mereka, hingga sulit bagiku untuk mendatangi masjid mereka. Oleh karena itu, maka aku datang menemui Rasulullah dan berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, mataku sekarang mulai berkurang penglihatannya, sedangkan jika hujan turun, maka akan ada lembah yang menghalangi tempat tinggalku dengan tempat tinggal masyarakatku. Tentunya sulit bagiku untuk menyeberangi lembah tersebut agar aku dapat sampai ke masjid mereka. Oleh karena itu, aku berharap agar anda sudi datang ke tempat kediamanku dan melaksanakan shalat di sana.’ Mendengar permintaanku itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya menjawab, 'Baiklah’. Esok harinya, Rasulullah dan Abu Bakar tiba di rumahku di siang hari. Lalu Rasulullah mengetuk pintu rumahku dan aku pun membukakan untuknya. Sebelum duduk di tempat yang disiapkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'Hai Atban, di manakah tempat dudukku?’ maka aku pun menunjukkan kepadanya sebuah tempat untuk beliau shalat. Kemudian Rasulullah berdiri untuk shalat dan mulai mengucapkan takbir 'Allahu akbar’. Akhirnya kami pun segera membuat shaf di belakangnya. Selanjutnya Rasulullah melaksanakan shalat dua rakaat dan setelah itu mengucapkan salam. Lalu kami pun ikut mengucapkan salam seperti ucapan salamnya."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1708

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٨: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُسْتَمِرِّ الْبَصْرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو بِشْرٍ صَاحِبُ اللُّؤْلُؤِ، ح، وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ الْأَسْفَاطِيُّ الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ الْقَاسِمِ، نا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَمُرَةَ قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُسَلِّمَ عَلَى أَيْمَانِنَا , وَأَنْ يَرُدَّ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ» . قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ: وَأَنْ يُسَلِّمَ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ. زَادَ إِبْرَاهِيمُ: قَالَ هَمَّامٌ: يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 1708: Ibrahim bin Al Mustamir Al Basri memberitakan kepada kami, Abdul A’la bin Qasim Abu Basyar pengarang kitab lu’lu memberitakan kepada kami,Ha, Muhammad bin Yazid bin Abdul Malik Al Isqathi Al Basri memberitakan kepada kami, Abdul A’la bin Qasim menceritakan kepada kami, Hammam bin Yahya memberitakan kepada kami, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Samrah yang telah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kami untuk memberi salam kepada para budak kami dan di antara kami harus saling menjawab salam." Muhammad bin Yazid menambahkan, "Agar di antara kami saling memberi salam." Ibrahim menambahkan, "Hammam berkata, "Maksudnya yaitu dalam shalat'."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1709

صحيح ابن خزيمة ١٧٠٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَرُدَّ عَلَى أَئِمَّتِنَا السَّلَامَ , وَأَنْ نَتَحَابَّ , وَأَنْ يُسَلِّمَ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى {وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا} [النساء: 86] , وَفِي خَبَرِ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ: ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَلَى مَنْ عَنْ شِمَالِهِ، دِلَالَةً عَلَى أَنَّ الْإِمَامَ يُسَلِّمُ مِنَ الصَّلَاةِ عِنْدَ انْقِضَائِهَا عَلَى مَنْ عَنِ يَمِينِهِ مِنَ النَّاسِ إِذَا سَلَّمَ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَلَى مَنْ عَنْ شِمَالِهِ إِذَا سَلَّمَ عَنْ شِمَالِهِ، وَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ بِرَدِّ السَّلَامِ عَلَى الْمُسْلِمِ فِي قَوْلِهِ: {وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا} [النساء: 86] ، فَوَاجِبٌ عَلَى الْمَأْمُومِ رَدُّ السَّلَامِ عَلَى الْإِمَامِ إِذَا الْإِمَامُ سَلَّمَ عَلَى الْمَأْمُومِ عِنْدَ انْقِضَاءِ الصَّلَاةِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1709: Muhammad bin Yahya memberitakan kepada kami, Muhammad bin Utsman Ad-Dimasqi memberitakan kepada kami, Said bin Basyir memberitakan kepada kami, dari Qatadah dari Hasan, dari Samrah bin Jundub yang telah berkata, "Kami telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membalas ucapan salam para imam shalat kami dan saling mengucapkan salam." Abu Bakar berkata, "Allah telah berfirman, 'Apabila kalian telah diberi penghormatan dengan sebuah salam, maka berilah salam dengan yang lebih baik atau balaslah dengan salam yang sepadan dengannya ’ (An-Nisaa [4]: 86) Dalam hadits Jabir bin Samrah disebutkan, "kemudian (orang yang shalat itu) harus memberi salam kepada saudaranya yang ada di sebelah kanannya dan yang ada di sebelah kirinya. Hal ini menunjukkan bahwasanya imam itu senantiasa memberi salam kepada orang yang berada di sebelah kanannya dan orang yang berada di sebelah kirinya. Kemudian Allah juga memerintahkan kaum muslimin untuk membalas salam kepada saudaranya, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur'an surah An-Nisaa ayat: 86. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi makmum untuk menjawab salam imam, manakala imam memberi salam pada akhir shalatnya."

Shahih Ibnu Khuzaimah #1710

صحيح ابن خزيمة ١٧١٠: نا عُتْبَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، نا مُصْعَبُ بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ , وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ» فَقَالَ الزُّهْرِيُّ: «لَمْ يُسْمَعْ هَذَا مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» فَقَالَ إِسْمَاعِيلُ: " أَكُلُّ حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتَهُ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَالنِّصْفَ؟ قَالَ: لَا , قَالَ: فَهَذَا فِي النِّصْفِ الَّذِي لَمْ تَسْمَعْ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1710: Utbah bin Abdullah memberitakan kepada kami, Abdullah bin Mubarak memberitakan kepada kami, Mush’ab bin Tsabit memberitakan kepada kami, dari Ismail bin Muhammad, dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqash, dari bapaknya yang telah berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke kanan dan ke kiri hingga terlihat pipinya yang putih." Az-Zuhri telah berkata, "Ungkapan ini belum pernah didengar dari hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu Ismail berkata, "Apakah setiap hadits Nabi itu harus kamu dengar?" Az-Zuhri menjawab, "Tidak." Kemudian Ismail menambahkan, "Ataukah sepertiganya?" Maka Az-Zuhri menjawab, "Tidak juga." Selanjutnya Ismail bertanya lagi, "Mungkinkah setengahnya?" Az-Zuhri menjawab, "Tidak juga." Selanjutnya Ismail berkata, "Kalau begitu ini adalah setengah dari hadits yang belum didengar."