صحيح ابن خزيمة ١٣٧١: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا سَالِمُ بْنُ نُوحٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ إِيَاسٍ أَبُو مَسْعُودٍ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ حَيَّانَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: «بَيْنَمَا أَرْتَمِي بِأَسْهُمٍ لِي عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذِ انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَنَبَذْتُهَا وَانْطَلَقْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَانْتَهَيْتُ وَهُوَ قَائِمٌ رَافِعٌ يَدَيْهِ يُسَبِّحُ، وَيُكَبِّرُ، وَيَحْمَدُ، وَيَدْعُو حَتَّى انْجَلَتْ، وَقَرَأَ سُورَتَيْنِ، وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1371: Bundar menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh menceritakan kepada kami, Sa’id bin Iyas Abu Mas’ud Al Jurairi menceritakan kepada kami, dari Hayyan bin Umair, dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata, "Ketika aku sedang melepaskan anak panahku (berburu) pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari maka aku lalu melemparkan anak panahku dan beranjak menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika aku sampai, beliau sedang berdiri, mengangkat kedua tangannya sambil mengucap kalimat tasbih, takbir dan tahmid serta berdoa sehingga matahari tampak jelas kembali, beliau membaca dua surah dan mengerjakan dua ruku."
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٢: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، نا يُونُسُ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَقَامَ إِلَى الْمَسْجِدِ يَجُرُّ رِدَاءَهُ مِنَ الْعَجَلَةِ، وَلَاثَ إِلَيْهِ النَّاسُ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا تُصَلُّونَ، فَلَمَّا كُشِفَ عَنْهَا خَطَبَنَا فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمَا شَيْئًا فَصَلُّوا، وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1372: Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid -yaitu lbnu Zurai’- menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami dari Al Hasan, dari Abu Bakrah. ia berkata. "Ketika kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba terjadi gerhana matahari, maka beliau pergi ke masjid sambil menghempaskan selendangnya karena tergesa-gesa dan orang-orang berlindung kepadanya. Lalu beliau shalat dua rakaat sebagaimana kamu shalat. Tatkala matahari terang kembali, beliau kemudian terkhutbah di hadapan kami, beliau berkata. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah yang dengan keduanya Allah menakut-nakuti hamba-Nya. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan apabila kamu melihat terjadi sesuatu pada salah satu dari keduanya maka shalatlah dan berdoalah sehingga apa yang kamu alami tersingkap."
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا شَيْبَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: «إِنَّهُ لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ أَنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةً» ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَكَذَا رَوَاهُ مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَامٍ أَيْضًا، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Shahih Ibnu Khuzaimah 1373: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Na’im menceritakan kepada kami, Syaiban menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abdullah bin Amr, bahwa tatkala terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah diserukan shalat berjamaah, lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya. Abu Bakar berkata, "Seperti inilah Mu’awiyah bin Salam juga meriwayatkan dari Yahya, dari Abu Salamah, dari Abdullah bin Amr."
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٤: وَرَوَاهُ الْحَجَّاجُ الصَّوَّافُ قَالَ: ثنا يَحْيَى، ثنا أَبُو سَلَمَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو، ثناه مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الْأَسْوَدِ، أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بْنُ الْأَسْوَدِ، عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ يَحْيَى يَقُولُ: حَجَّاجٌ الصَّوَّافُ مَتِينٌ، يُرِيدُ أَنَّهُ ثِقَةٌ حَافِظٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1374: Al Hajjaj Ash-Shawwaf menceritakan, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Amr menceritakan kepadaku. Muhammad bin Yahya menceritakannya kepada kami, Abu Bakar bin Abu Al Aswad menceritakannya kepadaku, Humaid bin Al Aswad mengabarkan kepada kami dari Hajjaj Ash-Shawwaf. ia berkata: Aku mendengar Muhammad bin Yahya berkata: Hajjaj bin Ash-Shawwaf adalah perawi kuat, yang dimaksudkannya yaitu, ia orang yang terpercaya dan kuat hafalannya.
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، ح وَثنا الرَّبِيعُ قَالَ: قَالَ الشَّافِعِيُّ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا رَوْحٌ، ثنا مَالِكٌ، عَنْ زَيْدٍ وَهُوَ ابْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَاكَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ ذَلِكَ الرُّكُوعِ، ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ انْصَرَفَ، وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لَا يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَأَيْنَاكَ تَنَاوَلْتَ فِي مَقَامِكَ هَذَا - قَالَ الرَّبِيعُ شَيْئًا - ثُمَّ رَأَيْنَاكَ كَأَنَّكَ تَكَعْكَعْتَ وَقَالَ الْآخَرَانِ: تَكَعْكَعْتَ. فَقَالَ: «إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ» ، وَقَالُوا: «فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا، وَلَوْ أَخَذْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا» - قَالَ الرَّبِيعُ: «وَرَأَيْتُ أَوَ أُرِيتُ النَّارَ» ، وَقَالَ الْآخَرَانِ: «وَرَأَيْتُ النَّارَ» ، وَقَالُوا: «فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا، وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ» قَالَ الرَّبِيعُ: قَالُوا: لِمَ؟ - وَقَالَ الْآخَرَانِ: مِمَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «بِكُفْرِهِنَّ» ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: " يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ " قَالَ أَبُو مُوسَى: قَالَ رَوْحٌ: «وَالْعَشِيرُ الزَّوْجُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1375: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya (Ha') Ar-Rabi’ menceritakan kepada'kami, ia berkata: Asy-Syafi’i berkata: Malik mengabarkan kepada kami (Ha') dan Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami dari Zaid -yaitu Ibnu Aslam-, dari Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas, ia berkata,- "Pada masa Rasulullah terjadi gerhana matahari dan orang-orang bersama beliau, maka beliau kemudian shalat sambil berdiri lama seperti lamanya bacaan 'surah Al Baqarah, kemudian ruku dengan ruku yang lama, lalu mengangkat kepala dan berdiri yang lama, yaitu tidak seperti (lebih pendek) dari berdirinya yang pertama, lantas ruku dengan ruku yang lama yang tidak seperti rukunya yang pertama, lalu sujud, kemudian berdiri dengan berdiri yang lama, yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang panjang yang tidak seperti rukunya yang pertama, kemudian sujud, lalu menyudahinya saat matahari telah bersinar kembali,- dan beliau berkata, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah, tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau karena hidupnya, apabila kamu menyaksikan hal tersebut maka berdzikirlah kepada Allah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami melihat engkau mengulurkan tanganmu dari tempatmu ini ? -Ar-Rabbi’ menyebutkan, "Sesuatu."- Lalu kami melihat seakan-akan engkau terhalang. Yang lain menyebutkan, "Terhalang." Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku melihat surga". Mereka berkata, "Aku kemudian mengambil satu tandan, apabila aku dapat mengambilnya maka kamu dapat memakannya selama kehidupan dunia masih ada." - Ar-Rabi' menyebutkan – "Aku melihat atau diperlihatkan kepadaku neraka." Yang lain berkata, "Dan aku melihat neraka." Mereka berkata, "Maka aku tidak pernah melihat pemandangan yang seperti hari ini serta aku melihat penduduknya yang paling banyak adalah kaum wanita." Ar-Rabi’ berkata: Mereka bertanya, "Kenapa?" Yang lainnya menyebutkan, "Sebab apa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena kekufuran mereka." Ditanyakan kepada beliau, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab, "Mereka kufur terhadap suami dan kufur terhadap kebaikan, jika kamu telah berbuat kebaikan terhadap salah seorang dari mereka sepanjang tahun lalu ia melihat dari dirimu sedikit kesalahan maka ia berkata, 'Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu'." Abu Musa berkata, "Rauh berkata, 'Kata Al Asyir artinya Az-Zauj (suami)'.?"
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٦: ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْكَبًا لَهُ قَرِيبًا، فَلَمْ يَأْتِ حَتَّى كَسَفَتِ الشَّمْسُ، فَخَرَجْتُ فِي نِسْوَةٍ فَكُنَّا بَيْنَ يَدَيِ الْحُجْرَةِ، فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَرْكَبِهِ سَرِيعًا، وَقَامَ مَقَامَهُ الَّذِي كَانَ يُصَلِّي، وَقَامَ النَّاسُ وَرَاءَهُ، فَكَبَّرَ، وَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودِ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ سُجُودًا دُونَ السُّجُودِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ سَجَدَ، وَانْصَرَفَ، فَكَانَتْ صَلَاتُهُ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ، فَجَلَسَ، وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ» نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1376: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Umrah, dari Aisyah, ia berkata, "Rulullah mengendarai kendaraannya yang hampir tiba dan tidaklah beliau tiba sehingga terjadi gerhana matahari, maka aku keluar di antara para wanita dan kami terada di depan kamar. Setelah itu Nabi turun dari kendaraannya dengan bersegera dan berdiri di tempat beliau berdiri untuk shalat, maka orang-orang pun shalat di belakang beliau. Kemudian teliau tertakbir [beliau berdiri dengan berdiri yang lama, lalu ruku dengan raku yang lama, kemudian mengangkat kepalanya] lalu teliau berdiri dengan berdiri yang lama yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lantas beliau ruku dengan ruku yang lama yaitu yang tidak seperti ruku yang pertama, lalu mengangkat kepala, kemudian sujud dengan sujud yang lama, lalu mengangkat kepala, kemudian sujud yang tidak seperti sujud yang pertama, kemudian terdiri dengan berdiri yang lama, yaitu yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang lama, yaitu yang tidak seperti ruku pertama, kemudian mengangkat kepala dan berdiri dengan terdiri yang lama yang tidak seperti berdirinya yang pertama, lalu ruku dengan ruku yang lama yang tidak seperti ruku pertama, kemudian sujud dan menyudahi shalatnya. Sesungguhnya shalat beliau adalah empat ruku dengan empat sujud maka ketika beliau duduk matahari pun telah bersinar terang." Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah yang serupa dengannya.
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٧: ثنا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ صَدَقَةَ، ثنا سُفْيَانُ وَهُوَ ابْنُ حُسَيْنٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتِ: انْخَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً يَجْهَرُ فِيهَا، ثُمَّ رَكَعَ عَلَى نَحْوِ مَا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَرَأَ نَحْوًا مِنْ قِرَاءَتِهِ، ثُمَّ رَكَعَ عَلَى نَحْوِ مَا قَرَأَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، وَسَجَدَ، ثُمَّ قَامَ فِي الرَّكْعَةِ الْأُخْرَى، فَصَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعَ فِي الْأُولَى، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ بَشَرٍ، فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ» قَالَ: وَذَلِكَ أَنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ مَاتَ يَوْمَئِذٍ، فَقَالَ النَّاسُ: إِنَّمَا كَانَ هَذَا لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1377: Al Fadhl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Ibrahim -yaitu Ibnu Shadaqah- menceritakan kepada kami, Sufyan :-;yaitu Ibnu Husain- menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, "Ketika gerhana matahari terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah berdiri untuk shalat dan membaca surah dengan suara yang keras, lalu beliau ruku selama bacaannya, kemudian mengangkat kepalanya dan membaca surah selama bacaannya semula, lalu ruku yang seperti lama bacaannya, lantas mengangkat kepalanya dan sujud, kemudian beliau berdiri mengerjakan rakaat yang selanjutnya dan melakukan seperti yang dilakukannya pada rakaat yang pertama, lalu berkata, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah yang keduanya tidak akan mengalami gerhana karena kematian manusia, apabila terjadi hal tersebut maka bersegeralah mengerjakan shalat'." Perawi berkata, "Hal itu karena Ibrahim meninggal dunia pada saat itu, maka orang-orang mengatakan terjadinya hal ini karena kematian Ibrahim."
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٨: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: وَكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمٍ شَدِيدِ الْحَرِّ، فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى جَعَلُوا يَخِرُّونَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ رَفَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ نَحْوًا مِنْ ذَلِكَ، فَكَانَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّهُ عُرِضَ عَلَيَّ كُلُّ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ وَقَالَ: " وَإِنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ إِلَّا لِمَوْتِ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُرِيكُمُوهَا، فَإِذَا خَسَفَا فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1378: Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami dari Hisyam Ad-Dauraqi, Abu Az-Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah di hari yang sangat panas, maka beliau kemudian shalat mengimami para sahabat sambil berdiri lama sampai-sampai mereka hampir terjatuh, lalu ruku yang lama, kemudian mengangkat kepalanya berdiri yang lama, lantas sujud dengan' dua sujud, kemudian terdiri dan mengerjakan seperti yang dikerjakannya itu, maka shalat tersebut menjadi empat rakaat dan empat sujud. Setelah itu beliau berkata, 'Sesungguhnya telah dibentangkan (diperlihatkan) kepadaku segala sesuatu yang dijanjikan kepadamu'." Lalu dia menyebutkan redaksi haditsnya secara lengkap dan beliau berkata "Sesungguhnya mereka berkata 'Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang yang agung', akan tetapi keduanya adalah tanda kebesaran Allah yang keduanya diperlihatkan-Nya kepadamu dan apabila keduanya mengalami gerhana maka shalatlah sampai terang kembali."
صحيح ابن خزيمة ١٣٧٩: حَدَّثَنَاهُ بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا شَدِيدَ الْحَرِّ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصْحَابِهِ، فَأَطَالَ الْقِيَامَ حَتَّى جَعَلُوا يَخِرُّونَ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ، ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ جَعَلَ يَتَقَدَّمُ ثُمَّ يَتَأَخَّرُ، فَكَانَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ، ثُمَّ قَالَ: " إِنَّهُ عُرِضَ عَلَيَّ كُلَّ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ، فَعُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ حَتَّى تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا، وَلَوْ شِئْتُ لَأَخَذْتُهُ، ثُمَّ تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا فَقَصَرَتْ يَدَيَّ عَنْهُ، ثُمَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ فَجَعَلْتُ أَتَأَخَّرُ خِيفَةَ تَغْشَاكُمْ، وَرَأَيْتُ فِيهَا امْرَأَةً حِمْيَرِيَّةً سَوْدَاءَ طَوِيلَةً تُعَذَّبُ فِي هِرَّةٍ لَهَا رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ، وَرَأَيْتُ أَبَا ثُمَامَةَ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ، وَإِنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْخَسِفَانِ إِلَّا لِمَوْتِ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُرِيكُمُوهَا اللَّهُ فَإِذَا خَسَفَتْ فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ " لَمْ يَقُلْ لَنَا بُنْدَارٌ: «الْقَمَرَ» وَفِي خَبَرِ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَكَثِيرِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَعُرْوَةَ، وَعَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّهُ رَكَعَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوعَيْنِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1379: Bundar menceritakannya kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata: Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah pada hari yang sangat panas, maka Rasulullah shalat mengimami para sahabat sambil berdiri lama yang membuat mereka hampir-hampir mereka terjatuh, lalu ruku dengan ruku yang lama, kemudian berdiri dan mengerjakan seperti apa yang dikerjakannya itu, lantas bergerak ke depan lalu ke belakang dan shalat tersebut menjadi empat rakaat dan empat sujud. Setelah itu berkata "Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku segala sesuatu yang dijanjikan kepadamu, maka diperlihatkan kepadak surga dan diberikan kepadaku darinya satu tandan, jika aku menginginkannya niscaya aku mengambilnya, lalu diberikan kepadaku satu tandan maka aku menarik tangan aku darinya. Kemudian diperlihatkan kepadaku neraka maka aku menjauh karena takut akan menimpa kamu semua dan aku melihat di dalamnya seorang perempuan hitam tinggi dari Humairiyyah yang sedang disiksa karena seekor kucing peliharaannya yang diikat tanpa diberi makan serta tidak dilepaskan untuk memakan serangga. Aku juga melihat Abu Tsumamah Amr bin Malik yang menyeret kayunya di dalam neraka." dan sesungguhnya mereka semua mengatakan. 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah keduanya mengalami gerhana karena kematian yang agung, akan tetapi keduanya adalah tanda dari tanda-tanda dari kebesaran Allah yang diperlihatkan Allah kepadamu. Apabila terjadi gerhana maka shalatlah sampai terang kembali'." Bundar tidak menyebutkan kepada kami kata "Bulan." Di dalam hadits Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas dan Katsir bin Abbas, dari bin Abbas dan Urwah serta Umarah, dari Aisyah bahwa beliau ruku pada setiap satu rakaat dengan dua ruku."
صحيح ابن خزيمة ١٣٨٠: قَالَ: وَقَدْ حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، نا أَبِي، وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ: «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي كُسُوفٍ سِتَّ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1380: Ia berkata: Bundar telah menceritakan kepada kami, Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, [Bapakku] dan bin Adi menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Qatadah, dan Atha , dari Ubaidullah bin Umair, dari Aisyah bahwa Nabi shalat ketika terjadi gerhana dengan enam ruku dan empat sujud.