سنن الدارقطني ٤٠١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , نا سُلَيْمَانُ بْنُ تَوْبَةَ , نا أَبُو حُذَيْفَةَ ح وَنا ابْنُ مَنِيعٍ , نا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ , عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ , قَالَ: أَبْقَتْ أَمَةٌ لِبَعْضِ الْعَرَبِ فَوَقَعَتْ بِوَادِي الْقُرَى فَانْتَهَتْ إِلَى الْحَيِّ الَّذِي أَبْقَتْ مِنْهُمْ فَتَزَوَّجَهَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي عُذْرَةَ فَنَثَرَتْ لَهُ ذَاتَ بَطْنِهَا ثُمَّ عَثَرَ عَلَيْهَا سَيِّدُهَا بَعْدُ فَاسْتَاقَهَا وَوَلَدَهَا , فَقَضَى عُمَرُ: «لِلْعُذْرِيِّ بِغَرَرِ وَلَدِهِ الْغُرَّةُ لِكُلِّ وَصِيفٍ وَصِيفٌ , وَلِكُلِّ وَصِيفَةٍ وَصِيفَةٌ , وَجَعَلَ ثَمَنَ الْغُرَّةِ إِذْ لَمْ يُوجَدْ عَلَى أَهْلِ الْقُرَى سِتِّينَ دِينَارًا أَوْ سَبْعَمِائَةِ دِرْهَمٍ وَعَلَى أَهْلِ الْبَادِيَةِ سِتَّ فَرَائِضَ»
Sunan Daruquthni 4011: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Taubah menceritakan kepada kami, Abu Hudaifah menceritakan kepada kami (h) Dan Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Daud Ibnu Rusyaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, dari Yazid bin Abdullah bin Qusaith, dari Sa'id Ibnu Al Musayyab, dia berkata, "Seorang budak perempuan milik orang Arab kabur, ketika budak itu sampai di Wadil Qura, dia lalu menuju ke desa tempat semula dia kabur, Ia kemudian dinikahi oleh seorang lakilaki dari bani Udzrah, lalu wanita itu mengandung anaknya. Majikannya lantas mencerainya kemudian, lalu laki-laki itu menuntut tebusannya dan anaknya. Umar memutuskan diyat untuk orang Udzrah itu, budak laki-laki ditebus budak laki-laki dan budak perempuan dengan budak perempuan. Dia juga menetapkan harga budak —bila tidak menemukannya-— di kalangan penduduk desa senilai enam puluh dinar atau tujuh ratus dirham, sedangkan penduduk pedalaman enam bagian."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٢: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّازُ , نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ , نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ , عَنْ مَطَرٍ الْوَرَّاقِ , عَنْ عَطَاءٍ , عَنْ عَائِشَةَ , أَنَّهَا قَالَتْ: «فِي الْحَرَامِ يَمِينٌ تُكَفِّرُ»
Sunan Daruquthni 4012: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Bakr menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami dari Mathar Al Warraq, dari Atha‘ dari Aisyah, bahwa dia berkata tentang pengharaman, "(Itu adalah) sumpah yang harus ditebus."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٣: نا يَعْقُوبُ , نا ابْنُ عَرَفَةَ , نا السَّهْمِيُّ , عَنْ سَعِيدٍ , عَنْ قَتَادَةَ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ , وَعَطَاءٍ , وَطَاوُسٍ , وَسُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ , وَسَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ , أَنَّهُمْ قَالُوا: «فِي الْحَرَامِ يَمِينٌ تُكَفِّرُ»
Sunan Daruquthni 4013: Ya'qub menceritakan kepada kami, Ibnu Arafah menceritakan kepada kami, As-Sahmi menceritakan kepada kami dari Sa'id, dari Qatadah, dari Sa'id bin Al Musayyab, Atha', Thawus, Sulaiman bin Yasar dan Sa'id bin Jubair, bahwa mereka pernah berkata tentang pengharaman, "(Itu adalah) sumpah yang harus ditebus."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٤: قُرِئَ عَلَى أَبِي الْقَاسِمِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , وَأَنَا أَسْمَعُ: حَدَّثَكُمْ مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ الْمَكِّيُّ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ قِرَاءَةً عَلَيْهِ فِي رَجَبٍ سَنَةَ إِحْدَى وَثَلَاثِينَ وَمِائَتَيْنِ , نا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبِي الْعَطَّافِ , عَنْ أَبِي الزِّنَادِ , عَنِ الْأَعْرَجِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «تَعَلَّمُوا الْفَرَائِضَ وَعَلِّمُوهُ النَّاسَ فَإِنَّهُ نِصْفُ الْعِلْمِ وَهُوَ أَوَّلُ شَيْءٍ يُنْسَى وَهُوَ أَوَّلُ شَيْءٍ يُنْتَزَعُ مِنْ أُمَّتِي»
Sunan Daruquthni 4014: Dibacakan kepada Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Muhammad bin Abbad Al Makki Abu Abdullah menceritakan kepada kalian dengan cara dibacakan kepadanya pada bulan Rajab tahun dua ratus tiga puluh satu, Hafsh bin Umar Ibnu Abu Al Aththaf menceritakan kepada kami dari Abu AzZinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW besabda, "Pelajarilah faraidh (ketentuan pembagian harta warisan) dan ajarkanlah kepada manusia, karena sesungguhnya itu adalah setengah ilmu, dan itu yang pertama kali akan dilupakan dan yang pertama kali dicabut dari umatku."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٥: نا عَبْدُ اللَّهِ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ , نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ , نا ابْنُ وَهْبٍ , نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زِيَادِ بْنِ أَنْعَمَ الْإِفْرِيقِيُّ , عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَافِعٍ التَّنُوخِيِّ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْعِلْمُ ثَلَاثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ: آيَةٌ مُحْكَمَةٌ , أَوْ سُنَّةٌ قَائِمَةٌ , أَوْ فَرِيضَةٌ عَادِلَةٌ "
Sunan Daruquthni 4015: Abdullah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ziyad, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Ibnu Ziyad bin An'um Al Ifriqi menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Rafi' At-Tanukhi, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ilmu itu 'ada tiga, sedangkan yang lain adalah tambahan, yaitu: ayat muhkamah, atau sunnah yang berlaku, atau faridhah (pembagian warisan) yang adil.”
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا كَامِلُ بْنُ طَلْحَةَ , نا ابْنُ لَهِيعَةَ , نا عِيسَى بْنُ لَهِيعَةَ , عَنْ عِكْرِمَةَ , قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ , يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَعْدَمَا أُنْزِلَتْ سُورَةُ النِّسَاءِ وَفُرِضَ فِيهَا الْفَرَائِضُ , يَقُولُ: «لَا حَبْسَ بَعْدَ سُورَةِ النِّسَاءِ»
Sunan Daruquthni 4016: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Kamil bin Thalhah menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami, Isa bin Lahi'ah menceritakan kepada kami dari Ikrimah, dia berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda setelah diturunkannya surah An-Nisaa' dan setelah diberlakukannya faraidh (ketentuan pembagian harta warisan), beliau bersabda, 'Tidak boleh ada penahanan (harta warisan) setelah surah An-Nisaa'."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٧: نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ الْمُهْتَدِي بِاللَّهِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ بْنِ مُوسَى الصَّدَفِيُّ بِمِصْرَ , نا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ , نا ابْنُ لَهِيعَةَ , عَنْ أَخِيهِ عِيسَى بْنِ لَهِيعَةَ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا حَبْسَ عَنْ فَرَائِضِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ». لَمْ يُسْنِدْهُ غَيْرُ ابْنِ لَهِيعَةَ , عَنْ أَخِيهِ وَهُمَا ضَعِيفَانِ
Sunan Daruquthni 4017: Ubaidullah bin Abdush-shamad bin Al Muhtadi Billah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahim bin Musa Ash-Shadafi menceritakan kepada kami di Mesir, Amr bin Khalid menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami dari saudaranya, Isa bin Lahi'ah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak boleh ada penahanan (harta warisan) yang menyelisihi ketetapan Allah Azza wa Jalla'."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٨: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا مُحْرِزُ بْنُ عَوْنٍ , نا شَرِيكٌ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنِ الْحَارِثِ , عَنْ عَلِيٍّ , فِي ابْنَتَيْنِ وَأَبَوَيْنِ وَامْرَأَةٍ , قَالَ: «صَارَ ثَمَنُهَا تِسْعًا»
Sunan Daruquthni 4018: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Muhriz bin Aun menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari Al Harits, dari Ali, tentang (bagian warisan untuk) dua anak perempuan, dua ibu bapak dan seorang istri, "Seperdelapannya menjadi sepersembilan."
Grade
سنن الدارقطني ٤٠١٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَكِيلُ أَبِي صَخْرَةَ , نا عَلِيُّ بْنُ حَرْبٍ , نا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى , نا عُمَرُ بْنُ رَاشِدٍ ح وَنا الْحُسَيْنُ بْنُ يَحْيَى بْنِ عَيَّاشٍ , نا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الزَّعْفَرَانِيُّ , نا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ , أنا عُمَرُ بْنُ رَاشِدِ بْنِ شَجَرَةَ , عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ , عَنْ أَبِي سَلَمَةَ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «لَا تَرِثُ مِلَّةٌ مِلَّةً وَلَا يَجُوزُ شَهَادَةُ أَهْلِ مِلَّةٍ عَلَى مِلَّةٍ إِلَّا أُمَّتِي فَإِنَّهُمْ يَجُوزُ شَهَادَتُهُمْ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ». لَفْظُ ابْنِ عَيَّاشٍ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ فِي حَدِيثِهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَحْسَبُ شَكَّ عُمَرُ , وَعُمَرُ بْنُ رَاشِدٍ لَيْسَ بِالْقَوِيِّ
Sunan Daruquthni 4019: Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Wakil Abu Shakhrah menceritakan kepada kami, Ali bin Harb menceritakan kepada kami, Al Hasan Ibnu Musa menceritakan kepada kami, Umar bin Raysid menceritakan kepada kami (h) Al Husain bin Yahya bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad Az-Za'farani menceritakan kepada kami, Ali bin Al Ja'd menceritakan kepada kami, Umar bin Rasyid bin Shakhrah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "(Pemeluk) suatu agama tidak mewariskan kepada (pemeluk) agama lainnya. Dan pemeluk suatu agama tidak dibolehkan bersaksi untuk (pemeluk) agama (lainnya) kecuali umatku, karena sesungguhnya kesaksian mereka dibolehkan terhadap selain mereka.” Lafazh ini adalah lafazh Ibnu Ayyasy, hanya saja dia menyebutkan di dalam haditsnya: "Dari Abu Hurairah." Aku kira ini keraguan Umar, karena Umar bin Rasyid adalah perawi laisa bil qawi.
Grade
سنن الدارقطني ٤٠٢٠: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ , نا ابْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي يُونُسُ , أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ , عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ , عَنْ عَمْرِو بْنِ عُثْمَانَ , عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَرِثُ الْكَافِرُ الْمُسْلِمَ وَلَا الْمُسْلِمُ الْكَافِرَ»
Sunan Daruquthni 4020: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku, Ibnu Syihab mengabarkan kepadaku dari Ali bin Al Husain, dari Amr bin Utsman, dari Usamah bin Zaid, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Orang kafir tidak mewarisi orang Islam, dan orang Islam tidak mewarisi orang kafir."
Grade