سنن الدارقطني ٣٨٥١: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى , وَأَبُو الْأَزْهَرِ , قَالَا: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا ابْنُ أَخِي الزُّهْرِيِّ , عَنْ عَمِّهِ , أَخْبَرَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ , قَالَ: طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: «لِيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُمْسِكْهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً مُسْتَقْبَلَةً سِوَى حَيْضَتِهَا الَّتِي طَلَّقَهَا فِيهَا , فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا مِنْ حَيْضَتِهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا فَذَلِكَ الطَّلَاقُ لِلْعِدَّةِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ» , وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ طَلَّقَهَا تَطْلِيقَةً فَحُسِبَ فِي طَلَاقِهَا وَرَاجَعَهَا عَبْدُ اللَّهِ كَمَا أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Sunan Daruquthni 3851: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya dan Abu Al Azhar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, putra saudara Az-Zuhri menceritakan kepada kami dari pamannya, Salim bin Abdullah bin Umar mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah bin Umar menuturkan, "Aku menalak istriku dalam keadaan haid, kemudian Umar menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW pun marah, lalu bersabda, 'Dia hendaknya dia merujuknya, kemudian menahannya hingga haid satu kali lagi selain haid yang dialaminya ketika dia menalaknya. Bila setelah itu dia merasa perlu untuk menalaknya, maka talaklah setelah istrinya suci dari haidnya sebelum dicampuri. Sebab itulah talak untuk beriddah sebagaimana yang diperintahkan Allah'.'' Saat itu Abdullah menalaknya satu kali dan itu dihitung dalam talaknya. Kemudian Abdullah merujuknya sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
سنن الدارقطني ٣٨٥٢: نا أَبُو بَكْرٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عُزَيْزٍ هُوَ الْأَيْلِيُّ , نا سَلَامَةُ , عَنْ عَقِيلٍ , وَنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ , نا حَجَّاجٌ، عَنْ عَقِيلٍ , وَنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى , نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حُمَيْدٍ , نا صَالِحُ بْنُ أَبِي الْأَخْضَرِ , جَمِيعًا عَنِ الزُّهْرِيِّ , بِهَذَا قَالَ: فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ فِيهِ. وَقَالَ صَالِحٌ: فَتَغَيَّظَ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَهُ
Sunan Daruquthni 3852: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Uzaiz —yaitu Al Aili,— menceritakan kepada kami, Salamah menceritakan kepada kami dari Uqail. Dan Yusuf bin Sa'id menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami dari Laits, dari Uqail. Dan Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Humaid menceritakan kepada kami, Shalih bin Abu Al Akhdhar menceritakan kepada kami, semuanya dari Az-Zuhri, dia berkata, "Ketika Umar menceritakan hal itu kepada Nabi SAW, maka beliau pun marah." Shalih menyebutkan (dalam riwayat yang dikemukakannya), "Maka beliau pun marah terhadap Abdullah." setelah itu ia menyebutkan redaksi yang serupa.
Grade
سنن الدارقطني ٣٨٥٣: نا أَحْمَدُ بْنُ كَامِلٍ , نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْهَاشِمِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ , نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ , عَنِ الْأَعْمَشِ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ , قَالَ: «الطَّلَاقُ لِلسُّنَّةِ أَنْ يُطَلِّقَهَا طَاهِرًا مِنْ غَيْرِ جِمَاعٍ أَوْ حَبَلٍ قَدْ تَبَيَّنَ»
Sunan Daruquthni 3853: Ahmad bin kamil menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ja'far menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Abdurrahman bin Yazid, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Talak yang sesuai sunnah adalah menalak istri dalam keadaan suci yang tidak ada persetubuhan dengannya, atau dalam keadaan hamil yang sudah jelas."
Grade
سنن الدارقطني ٣٨٥٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ النُّعْمَانِيُّ , نا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجَرْجَرَائِيُّ , نا وَكِيعٌ , نا سُفْيَانُ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ , عَنْ سَالِمٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ فِي الْحَيْضِ فَذَكَرَ عُمَرُ أَمْرَهُمْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: «مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا وَهِيَ طَاهِرٌ أَوْ حَامِلٌ»
Sunan Daruquthni 3854: Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abdurrahman Al JarjaraM menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Abdurrahman mania keluarga Thalhah, dari Salim, dari Ibnu Umar, bahwa ia menalak istrinya pada masa haid, lalu Umar menceritakan perkara mereka kepada Nabi SAW, maka beliau pun bersabda, "Suruhlah dia agar merujuknya, kemudian dia sebaiknya menalaknya ketika istrinya dalam keadaan suci atau hamil.''
Grade
سنن الدارقطني ٣٨٥٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَزِيدَ الْحَنَفِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُثْمَانَ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ , أنا سُفْيَانُ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ , نا سَالِمٌ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ , قَالَ: «فَلْيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا وَهِيَ طَاهِرٌ أَوْ حَامِلٌ».
Sunan Daruquthni 3855: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Yazid Al Hanafi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Utsman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Abdurrahman maula keluarga Thalhah, Salim menceritakan kepada kami dari Ibnu Umar, dia menuturkan, "Dikatakan kepada Nabi SAW, bahwa Ibnu Umar menalak istrinya yang sedang haid, maka beliau pun bersabda, 'Hendaklah dia merujuknya. Jika istrinya suci, maka dia hendaklah menalaknya dalam keadaan suci atau hamil."
سنن الدارقطني ٣٨٥٦: نا دَعْلَجٌ , نا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ , نا حَبَّانُ , نا ابْنُ الْمُبَارَكِ , بِهَذَا
Sunan Daruquthni 3856: Da'laj menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Sufyan menceritakan kepada kami, Habban menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami riwayat ini.
سنن الدارقطني ٣٨٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يُوسُفَ بْنِ يَزِيدَ الْكُوفِيُّ أَبُو بَكْرٍ بِبَغْدَادَ , وَأَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ أَبِي دَارِمٍ , قَالَا: نا أَحْمَدُ بْنُ مُوسَى بْنِ إِسْحَاقَ , نا أَحْمَدُ بْنُ صُبَيْحٍ الْأَسَدِيُّ , نا طَرِيفُ بْنُ نَاصِحٍ , عَنْ مُعَاوِيَةَ , عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ , عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ , قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ رَجُلٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا وَهِيَ حَائِضٌ , فَقَالَ: أَتَعْرِفُ ابْنَ عُمَرَ؟ , قُلْتُ: نَعَمْ , قَالَ: «طَلَّقْتُ امْرَأَتِي ثَلَاثًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ حَائِضٌ , فَرَدَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى السُّنَّةِ». هَؤُلَاءِ كُلُّهُمْ مِنَ الشِّيعَةِ , وَالْمَحْفُوظُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَاحِدَةً فِي الْحَيْضِ
Sunan Daruquthni 3857: Muhammad bin Ahmad bin Yusuf bin Yazid Al Kufi Abu Bakar menceritakan kepada kami di Baghdad, dan juga Abu Bakar Ahmad bin Abu Darim, keduanya berkata: Ahmad bin Musa bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Shubaih Al Asadi menceritakan kepada kami, Tharif bin Nashih menceritakan kepada kami dari Mu'awiyah, dari Ammar Ad-Duhni, dari Abu Az-Zubair, dia menuturkan, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang laki-laki yang menalak tiga istrinya ketika sedang haid, dia berkata, 'Apa engkau tahu Ibnu Umar?' Aku menjawab, 'Ya' Dia berkata lagi, 'Aku menalak tiga istriku yang sedang haid pada masa Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW mengembalikannya kepada sunnah'." Mereka semua dari kalangan syi'ah. Adapun (riwayat) yang terpelihara, bahwa Ibnu Umar menalak istrinya satu kali di waktu haid.
Grade
سنن الدارقطني ٣٨٥٨: نا أَبُو عَمْرٍو يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ يُوسُفَ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ , نا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ , قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ , عَنْ نَافِعٍ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ تَطْلِيقَةٌ , فَانْطَلَقَ عُمَرُ فَأَخْبَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَلِكَ , فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مُرْ عَبْدَ اللَّهِ فَلْيُرَاجِعْهَا فَإِذَا اغْتَسَلَتْ فَلْيَتْرُكْهَا حَتَّى تَحِيضَ فَإِذَا اغْتَسَلَتْ مِنْ حَيْضَتِهَا الْأُخْرَى فَلَا يَمَسَّهَا حَتَّى يُطَلِّقَهَا , فَإِنْ شَاءَ أَنْ يُمْسِكَهَا فَلْيُمْسِكْهَا فَإِنَّهَا الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ تُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ». قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ: وَكَانَ تَطْلِيقَهُ إِيَّاهَا فِي الْحَيْضِ وَاحِدَةً، غَيْرَ أَنَّهُ خَالَفَ السُّنَّةِ
Sunan Daruquthni 3858: Abu Amr Yusuf bin Ya'qub bin Yusuf An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul A'la Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Ubaidullah, dari Nafi', dari Abdullah, bahwa dia menalak istrinya satu kali dalam keadaan haid, lalu Umar pergi dan mengabarkan hal itu kepada Rasulullah SAW, lalu Nabi SAW berkata kepadanya, "Suruhlah Abdullah agar merujuknya. Setelah dia mandi (yakni setelah suci dari haidnya), maka dia hendaknya membiarkannya hingga haid (lagi). Kemudian setelah dia mandi haid berikutnya, maka janganlah dia menyentuhnya hingga menalaknya. Namun bila mau mempertahankannya maka dia sebaiknya mempertahankannya, karena sesungguhnya itulah iddah yang diperintahkan Allah sebagai waktu untuk menalak istri." Ubaidullah berkata, "Talak yang dijatuhkannya di waktu haid itu adalah satu, hanya saja itu menyelisihi sunnah."
Grade
سنن الدارقطني ٣٨٥٩: نا ابْنُ صَاعِدٍ , نا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ , نا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ , عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ , عَنْ نَافِعٍ , أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ , أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ تَطْلِيقَةً فَاسْتَفْتَى عُمَرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ , فَقَالَ: «مُرْ عَبْدَ اللَّهِ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ يُمْسِكْهَا حَتَّى تَطْهُرَ مِنْ حَيْضَتِهَا هَذِهِ فَإِذَا حَاضَتْ أُخْرَى وَطَهُرَتْ فَإِنْ شَاءَ فَلْيُطَلِّقْهَا قَبْلَ أَنْ يُجَامِعَهَا وَإِنْ شَاءَ فَلْيُمْسِكْهَا فَإِنَّهَا الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ تُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ». وَكَذَلِكَ قَالَ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ , وَمُوسَى بْنُ عُقْبَةَ , وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ , وَلَيْثُ بْنُ سَعْدٍ , وَابْنُ أَبِي ذِئْبٍ , وَابْنُ جُرَيْجٍ , وَجَابِرٌ , وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً. وَكَذَلِكَ قَالَ الزُّهْرِيُّ , عَنْ سَالِمٍ , عَنْ أَبِيهِ , وَيُونُسُ بْنُ جُبَيْرٍ , وَالشَّعْبِيُّ , وَالْحَسَنُ
Sunan Daruquthni 3859: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami dari Ubaidullah, dari Nafi', bahwa Ibnu Umar mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah menalak istrinya satu kali ketika sedang haid, lalu Umar meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Sesungguhnya Abdullah telah menalak istrinya yang sedang haid." Maka beliau pun bersabda, "Suruhlah Abdullah merujuknya, kemudian menahannya sampai suci dari haidnya. Bila ia haid lagi setelah itu dan suci lagi, maka bila mau silakan dia menalaknya sebelum mencampurinya, dan bila mau silakan mempertahankannya, karena sesungguhnya itulah iddah yang diperintahkan Allah sebagai waktu untuk mentalak istri." Demikian juga yang dikatakan oleh Shalih bin Kaisan, Musa bin Uqbah, Ismail bin Umayyah, Laits bin Sa'id, Ibnu Abu Dzfb, Ibnu Juraij, Jabir dan Ismail bin Ibrahim bin Uqbah, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa ia pernah menalak istrinya satu kali (ketika sedang haid). Demikian juga yang dikatakan oleh Az-Zuhri dari Salim, dari ayahnya, dan Yunus bin Jubair, Asy-Sya'bi dan Al Hasan.
سنن الدارقطني ٣٨٦٠: قُرِئَ عَلَى ابْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ وَأَنَا أَسْمَعُ , حَدَّثَكُمْ إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّرْجُمَانِيُّ أَبُو إِبْرَاهِيمَ , نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , ح وَنا ابْنُ صَاعِدٍ , نا أَبُو عَلِيٍّ الْقُهُسْتَانِيُّ أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا أَبُو إِبْرَاهِيمَ التَّرْجُمَانِيُّ , نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُمَحِيُّ , عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّ رَجُلًا أَتَى عُمَرَ , فَقَالَ: إِنِّي طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ , وَقَالَ ابْنُ صَاعِدٍ: إِنَّ رَجُلًا قَالَ لِعُمَرَ: إِنِّي طَلَّقْتُ امْرَأَتِي الْبَتَّةَ وَهِيَ حَائِضٌ , وَقَالَا جَمِيعًا: فَقَالَ: عَصَيْتَ رَبَّكَ وَفَارَقْتَ امْرَأَتَكَ , فَقَالَ لِلرَّجُلِ: فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَمَرَ ابْنَ عُمَرَ حِينَ فَارَقَ امْرَأَتَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا» , وَقَالَ ابْنُ صَاعِدٍ: فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ حِينَ فَارَقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَأَمَرَهُ «أَنْ يَرْتَجِعَهَا» , وَقَالَا جَمِيعًا: فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَ امْرَأَتَهُ بِطَلَاقٍ بَقِيَ لَهُ» , وَقَالَ ابْنُ صَاعِدٍ: «أَنْ يَرْتَجِعَهَا فِي طَلَاقٍ بَقِيَ لَهُ , وَأَنْتَ لَمْ تُبْقِ مَا تَرْتَجِعُ امْرَأَتَكَ». وَقَالَ ابْنُ مَنِيعٍ: وَإِنَّهُ لَمْ يَبْقَ لَكَ مَا تَرْتَجِعُ بِهِ امْرَأَتَكَ. قَالَ لَنَا أَبُو الْقَاسِمِ: رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ غَيْرُ وَاحِدٍ لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ كَلَامَ عُمَرَ وَلَا أَعْلَمُهُ رَوَى هَذَا الْكَلَامَ غَيْرُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُمَحِيِّ
Sunan Daruquthni 3860: Dibacakan kepada Ibnu Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Ismail bin Ibrahim At-Tarjumani Abu Ibrahim menceritakan kepada kalian, Sa'id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami (h) Dan Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Ali Al Quhustani Ahmad bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Abu Ibrahim At-Tarjumani menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abdurrahman Al Juma'i menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa seorang laki-laki mendatangi Umar lalu berkata, "Sesungguhnya aku telah menalak istriku yang sedang haid'." Ibnu Sha'id berkata (dalam redaksi yang dikemukakannya) bahwa seorang laki-laki berkata kepada Umar, "Sesungguhnya aku telah menalak tiga istriku yang sedang haid." Selanjutnya keduanya berkata, "Lalu Umar pun berkata, 'Engkau telah bermaksiat terhadap Rabb-mu dan engkau telah menceraikan istrimu.' Lalu laki-laki itu berkata, ' Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan Ibnu Umar untuk merujuk istrinya ketika ia menceraikannya'." (yakni ketika Ibnu Umar melakukan hal serupa). Ibnu Sha'id "Tapi Rasulullah SAW berkata kepada Abdullah bin Umar yang kala itu menceraikan istrinya yang sedang haid, agar ia merujuknya." Selanjutnya keduanya berkata, "Lalu Umar pun berkata kepadanya (kepada laki-laki tersebut), 'Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkannya merujuk istrinya karena masih ada sisa talak padanya'." Ibnu Sha'id berkata "Ia hendaknya merujuknya dengan sisa talaknya. Sedangkan engkau, tidak lagi mempunyai sisa talak untuk merujuk istrimu." Ibnu Mani' berkata, 'sedangkan engkau, tidak lagi ada sisa (talak) padamu untuk bisa merujuk istrimu." Abu Al Qasim berkata kepada kami, "Hadits ini diriwayatkan juga oleh lebih dari satu orang dengan tidak menyebutkan perkataan Umar, dan aku tidak mengetahui orang yang meriwayatkan perkataan (Umar) ini selain Sa'id bin Abdurrahman Al Jumahi."
Grade