فِي الْمَرْأَةِ تُقْتَلُ إِذَا ارْتَدَّتْ

Bab Wanita yang Dibunuh Karena Murtad

Sunan Daruquthni #4497

سنن الدارقطني ٤٤٩٧: نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ , نا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ , نا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ , نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ إِيَاسِ بْنِ مُعَاوِيَةَ , عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ , قَالَ: «إِذَا ادَّعَى الرَّجُلُ الْفَاجِرُ عَلَى الرَّجُلِ الصَّالِحِ الشَّيْءَ الَّذِي يَرَى النَّاسُ أَنَّهُ كَاذِبٌ وَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا مُعَامَلَةٌ لَمْ يُسْتَحْلَفْ لَهُ»

Sunan Daruquthni 4497: Ismail bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Bukair menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Iyas bin Mu'awiyah, dari Al Qasim bin Muhammad, dia berkata, "Bila seorang yang jahat menuduh sesuatu terhadap orang yang shalih, yang menurut pandangan orang-orang ia berdusta, dan bahwa keduanya tidak pernah berinteraksi, maka ia tidak perlu dimintai sumpah."

Grade

Sunan Daruquthni #4498

سنن الدارقطني ٤٤٩٨: نا ابْنُ مَنِيعٍ , نا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ , نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ , نا دَهْثَمُ بْنُ قُرَّانٍ , نا عَقِيلُ بْنُ دِينَارٍ مَوْلَى حَارِثَةَ بْنِ ظُفُرٍ , عَنْ حَارِثَةَ بْنِ ظُفُرٍ , أَنَّ دَارًا كَانَتْ بَيْنَ أَخَوَيْنِ فَحَظَرَا فِي وَسَطَهَا حَظَارًا ثُمَّ هَلَكَا وَتَرَكَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَقِبًا فَادَّعَى كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا أَنَّ الْحَظَارَ لَهُ مِنْ دُونِ صَاحِبِهِ , فَاخْتَصَمَ عَقَبَاهُمَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَأَرْسَلَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ فَقَضَى بَيْنَهُمَا فَقَضَى بِالْحَظَارِ لِمَنْ وَجَدَ مَعَاقِدَ الْقُمُطِ تَلِيهِ ثُمَّ رَجَعَ فَأَخْبَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَصَبْتَ» , قَالَ دَهْثَمٌ أَوْ قَالَ: «أَحْسَنْتَ». خَالَفَهُ فِي الْإِسْنَادِ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ

Sunan Daruquthni 4498: Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Dahtsam bin Qurran menceritakan kepada kami, Aqil bin Dinar maula Haritsah bin Zhafar menceritakan kepada kami dari Haritsah bin Zhafar, bahwa pernah suatu rumah dimiliki oleh dua orang bersaudara, lantas mereka membuat sebuah batas di tengahnya, lalu keduanya meninggal dan masing-masing meninggalkan keturunan. Kemudian masing-masing keturunan mereka mengklaim bahwa pembatas itu adalah miliknya tanpa dimiliki oleh yang lainnya, lalu mereka mengadu kepada Nabi SAW, maka beliau pun mengutus Hudzaifah bin Al Yaman untuk memutuskan perkara di antara mereka. Lalu Hudzaifah memutuskan bahwa pembatas itu milik pihak yang padanya ditemukan simpul-simpul tali pengikat (pembatas tersebut), lalu dia kembali dan memberitahukan hal itu kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW pun bersabda, 'Engkau benar" Dahtsam berkata: "atau beliau bersabda, 'Bagus engkau.‘ Abu Bakar bin Ayyasy menyelisihi isnadnya.

Grade

Sunan Daruquthni #4499

سنن الدارقطني ٤٤٩٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي الثَّلْجِ , نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ , نا دَهْثَمُ بْنُ قُرَّانٍ , عَنْ نِمْرَانَ بْنِ جَارِيَةَ , عَنْ أَبِيهِ , أَنَّ قَوْمًا اخْتَصَمُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خُصٍّ كَانَ بَيْنَهُمْ , فَبَعَثَ حُذَيْفَةَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ فَقَضَى لِلَّذِينَ يَلِيهِمُ الْقُمُطُ , فَلَمَّا رَجَعَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَهُ , فَقَالَ: «أَصَبْتَ» أَوْ «أَحْسَنْتَ». لَمْ يَرْوِهِ غَيْرُ دَهْثَمِ بْنِ قُرَّانٍ وَهُوَ ضَعِيفٌ وَقَدِ اخْتُلِفَ فِي إِسْنَادِهِ

Sunan Daruquthni 4499: Muhammad bin Ahmad bin Abu Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Dahtsam bin Qurran menceritakan kepada kami dari Nimran bin Haritsah, dari ayahnya, bahwa beberapa orang mengadukan persengketaan kepada Rasulullah SAW tentang sebuah pondokan (gubuk) yang ada di antara mereka. Maka beliau mengutus Hudzaifah untuk memberi keputusan di antara mereka, lalu dia pun memutuskan bahwa (pondokan itu) milik mereka yang padanya terdapat simpul-simpul tali pengikat (pondokan tersebut). Ketika Hudzaifah kembali kepada Nabi SAW, dia memberitahukan beliau (tentang keputusannya), maka beliau pun bersabda, 'Engkau benar' atau 'Bagus engkau'." Tidak ada yang meriwayatkannya selain Dahtsam bin Qurran, sementara dia ini perawi dha‘if, dan isnadnya diperselisihkan.

Sunan Daruquthni #4500

سنن الدارقطني ٤٥٠٠: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي الرَّبِيعِ , نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ , عَنْ مَعْمَرٍ , عَنْ أَيُّوبَ , عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ , عَنْ هِشَامِ بْنِ يَحْيَى , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «إِذَا أَفْلَسَ الرَّجُلُ فَوَجَدَ الْبَائِعُ سِلْعَتَهُ بِعَيْنِهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا مِنَ الْغُرَمَاءِ»

Sunan Daruquthni 4500: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Ayyub, dari Amr bin Dinar, dari Hisyam bin Yahya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila seseorang bangkrut, lalu penjual mendapati barangnya masih utuh (pada orang yang bangkrut itu), maka dia lebih berhak terhadapnya daripada para pemberi utang."

Sunan Daruquthni #4501

سنن الدارقطني ٤٥٠١: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو الْغَزِّيُّ , نا الْفِرْيَابِيُّ , نا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ , عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ , عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «مِنْ بَاعَ سِلْعَةً فَأَفْلَسَ صَاحِبُهَا فَوَجَدَهَا بِعَيْنِهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا»

Sunan Daruquthni 4501: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Amr Al Ghazzi menceritakan kepada kami, Al Firyabi menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami dan Yahya bin Sa'id Al Anshari, dari Abu Bakar bin Muhammad, dari Umar bin Abdul Aziz, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjual suatu barang dagangan, lalu pembelinya bangkrut, kemudian dia (si penjual) mendapati barangnya masih utuh, maka dia lebih berhak atas barang tersebut."

Sunan Daruquthni #4502

سنن الدارقطني ٤٥٠٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الشَّافِعِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَسَدِيُّ , نا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ , نا الْيَمَانُ بْنُ عَدِيٍّ , نا الزُّبَيْدِيُّ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ أَبِي سَلَمَةَ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا رَجُلٍ أَفْلَسَ وَعِنْدَهُ مَالُ امْرِئٍ بِعَيْنِهِ لَمْ يَقْتَضِ مِنْهُ شَيْئًا فَهُوَ أُسْوَةُ الْغُرَمَاءِ , وَأَيُّمَا امْرِئٍ مَاتَ وَعِنْدَهُ مَالُ امْرِئٍ بِعَيْنِهِ اقْتَضَى مِنْهُ أَوْ لَمْ يَقْتَضِ فَهُوَ أُسْوَةُ الْغُرَمَاءِ». خَالَفَهُ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ , عَنِ الزُّبَيْدِيِّ , وَمُوسَى بْنِ عُقْبَةَ. وَالْيَمَانُ بْنُ عَدِيٍّ وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ ضَعِيفَانِ

Sunan Daruquthni 4502: Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman Al Asadi menceritakan kepada kami, Amr bin Utsman menceritakan kepada kami, Al Yaman bin Adi menceritakan kepada kami, Az-Zubaidi menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa pun yang mengalami kebangkrutan dan ada padanya harta orang lain yang masih utuh dan belum dibayar sedikit pun, maka dia (pemilik harta semula) seperti pemilik utang. Dan siapa pun meninggal dan masih ada harta seseorang yang masih utuh padanya, baik sudah dibayar (sebagian) atau pun belum, maka dia seperti pemilik utang''." Riwayat Ismail bin Ayyash dari Az-Zubaidi dan Musa bin Uqbah menyelishinya. Al Yaman bin Adi dan Ismail bin Ayyasy adalah perawi dha‘if.

Sunan Daruquthni #4503

سنن الدارقطني ٤٥٠٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ ثَابِتٍ , نا عُبَيْدُ بْنُ شَرِيكٍ , نا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ ح وَنا دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ , نا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفِرْيَابِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ الْخَبَائِرِيُّ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ , عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَيُّمَا رَجُلٍ بَاعَ سِلْعَةً فَأَدْرَكَ سِلْعَتَهُ بِعَيْنِهَا عِنْدَ رَجُلٍ قَدْ أَفْلَسَ وَلَمْ يَقْتَضِ مِنْ ثَمَنِهَا شَيْئًا فَهِيَ لَهُ , وَإِنْ كَانَ قَضَى مِنْ ثَمَنِهَا شَيْئًا فَمَا بَقِيَ فَهُوَ أُسْوَةُ الْغُرَمَاءِ». وَاللَّفْظُ لِدَعْلَجٍ

Sunan Daruquthni 4503: Muhammad bin Utsman bin Tsabit menceritakan kepada kami, Ubaid bin Syarik menceritakan kepada kami, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami (h) Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad Al Firyabi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdul Jabbar Al Khaba'iri menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami dari Musa bin Uqbah, dari Az-Zuhri, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Laki-laki manapun yang menjual barang lalu mendapati barangnya masih utuh di tangan seseorang (pembeli) yang mengalami kebangkrutan, sedang dia belum membayar sedikit pun dari harga barang tersebut, maka barang itu miliknya, tapi bila dia telah membayar sebagian harganya, maka untuk sisanya adalah seperti pemilik utang." Ini adalah lafazh Da'laj

Sunan Daruquthni #4504

سنن الدارقطني ٤٥٠٤: نا دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ , نا جَعْفَرٌ الْفِرْيَابِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ , عَنِ الزُّبَيْدِيِّ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , مِثْلَهُ وَزَادَ فِيهِ: «وَأَيُّمَا امْرِئٍ هَلَكَ وَعِنْدَهُ مَالُ امْرِئٍ بِعَيْنِهِ اقْتَضَى مِنْهُ شَيْئًا أَوْ لَمْ يَقْتَضِ فَهُوَ أُسْوَةُ الْغُرَمَاءِ»

Sunan Daruquthni 4504: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ja'far Al Firyabi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami dari Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW dengan redaksi yang sama, dan dia menambahkan, "Orang manapun meningga lyang padanya terdapat harta orang lain yang masih utuh, baik orang (yang meninggal) itu sudah membayar sebagian ataupun belum (sama sekali), maka dia seperti pemilik utang."

Sunan Daruquthni #4505

سنن الدارقطني ٤٥٠٥: نا عُمَرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَلِيٍّ الْمَرْوَزِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي جُبَيْرٍ الْمَرْوَزِيُّ , نا أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْفُرَاتِ الْخُزَاعِيُّ , نا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ قَاضِي الْيَمَنِ , عَنْ مَعْمَرٍ , عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , عَنِ ابْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ , عَنْ أَبِيهِ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «حَجَرَ عَلَى مُعَاذٍ مَالَهُ وَبَاعَهُ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَيْهِ»

Sunan Daruquthni 4505: Umar bin Ahmad bin Ali Al Marwazi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abu Jubair Al Marwazi menceritakan kepada kami, Abu Ishaq Ibrahim bin Mu'awiyah bin Al Furat Al Khuza'i menceritakan kepada kami, Hisyam bin Yusuf qadhi Yaman menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Ibnu Syihab, dari Ibnu Ka'b bin Malik, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW pernah meng-hajr (mencekal) harta Mu'adz, dan beliau menjualnya untuk melunasi utangnya.

Grade

Sunan Daruquthni #4506

سنن الدارقطني ٤٥٠٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ الصَّوَّافُ , نا حَامِدُ بْنُ شُعَيْبٍ , نا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ , نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ هُوَ أَبُو يُوسُفَ الْقَاضِي , نا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ , عَنْ أَبِيهِ , أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ أَتَى الزُّبَيْرَ فَقَالَ: إِنِّي اشْتَرَيْتُ بَيْعَ كَذَا وَكَذَا وَإِنَّ عَلِيًّا يُرِيدُ أَنْ يَأْتِيَ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ فَيَسْأَلَهُ أَنْ يَحْجُرَ عَلَيَّ فِيهِ , فَقَالَ الزُّبَيْرُ: فَأَنَا شَرِيكُكَ فِي الْبَيْعِ , فَأَتَى عَلِيُّ عُثْمَانَ , فَقَالَ: إِنَّ ابْنَ جَعْفَرٍ اشْتَرَى بَيْعَ كَذَا وَكَذَا فَاحْجُرْ عَلَيْهِ , فَقَالَ الزُّبَيْرُ: أَنَا شَرِيكُهُ فِي الْبَيْعِ , فَقَالَ عُثْمَانُ: " كَيْفَ أَحْجُرُ عَلَى رَجُلٍ فِي بَيْعٍ شَرِيكُهُ فِيهِ الزُّبَيْرُ؟. قَالَ يَعْقُوبُ: أنا آخُذُ بِالْحَجْرِ وَأُرَاهُ , وَأَحْجُرُ وَأُبْطِلُ بَيْعَ الْمَحْجُورِ عَلَيْهِ وَشِرَاءَهُ , وَإِذَا اشْتَرَى أَوْ بَاعَ قَبْلَ الْحَجْرِ فَإِنْ كَانَ صَلَاحًا أَجَزْتُهُ وَإِنْ كَانَ مَعْنًى يَسْتَحِقُّ الْحَجْرَ حَجَرْتُ عَلَيْهِ وَرَدَدْتُ عَلَيْهِ بَيْعَهُ وَإِنْ كَانَ مِمَّنْ لَا يَسْتَحِقُّ الْحَجْرَ عَلَيْهِ أَجَزْتُ بَيْعَهُ. قَالَ يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ: وَكَانَ أَبُو حَنِيفَةَ لَا يَحْجُرُ وَلَا يَأْخُذُ بِالْحَجْرِ

Sunan Daruquthni 4506: Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan Ash-Shawwaf menceritakan kepada kami, Hamid bin Syu'aib menceritakan kepada kami, Suraij bin Yunus menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim —yaitu Abu Yusuf Al Qadhi,— menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami dari ayahnya, bahwa Abdullah bin Ja'far pernah menemui Az-Zubair, lalu berkata, 'Sesungguhnya aku telah membeli suatu pembelian begini dan begitu, namun Ali ingin menemui Amirul Mukminin dan memintanya untuk mencekalku menggunakan hartaku.' Az-Zubair berkata, 'Aku mitramu dalam pembelian itu.' Ali kemudian menemui Utsman (saat itu sebagai Amirul Mukminin) lantas berkata, 'Sesungguhnya Ibnu Ja'far telah membeli begini dan begitu, maka cekallah dia.' Lalu Az-Zubair berkata, 'Aku mitranya dalam penjualan itu.' Utsman berkata, 'Bagaimana aku mencekal pembelian yang dilakukan seseorang yang bermitra dengan Az-Zubair?'." Ya'qub menyebutkan (dalam redaksinya), "Aku menetapkan pencekalan." Aku rasa dia juga berkata, '"Aku mencekalnya dan membatalkan penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh orang yang dicekal. Bila dia membeli atau menjual sebelum pencekalan, jika itu baik maka aku membolehkannya, tapi bila mengandung arti yang berhak dicekal, maka aku mengembalikan penjualannya, dan bila dia tidak termasuk orang yang layak dicekal, maka aku membolehkan penjualan (yang dilakukannya)." Ya'qub bin Ibrahim berkata, "Abu Hanifah tidak mencekal dan tidak menghukum dengan pencekalan."

Grade