بَابُ الْمَهْرِ

Bab Mahar

Sunan Daruquthni #3619

سنن الدارقطني ٣٦١٩: نا أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْجُنَيْدِ , نا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ بِمَكَّةَ , نا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , نا كَامِلٌ , عَنْ أَبِي صَالِحٍ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ: «تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَيْمُونَةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ»

Sunan Daruquthni 3619: Ahmad bin Al Husain bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Bahr bin Nashr di Makkah menceritakan kepada kami, Khalid bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Kamil menceritakan kepada kami dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW menikahi Maimunah dalam keadaan sedang ihram."

Grade

Sunan Daruquthni #3620

سنن الدارقطني ٣٦٢٠: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ , نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ حُمَيْدٍ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «تَزَوَّجَ مَيْمُونَةَ وَهُمَا مُحْرِمَانِ»

Sunan Daruquthni 3620: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abbas bin Abdul Walid An-Nursi menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW menikahi Maimunah saat mereka berdua dalam keadaan berihram.

Grade

Sunan Daruquthni #3621

سنن الدارقطني ٣٦٢١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ , نا عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ , نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ , عَنْ أَيُّوبَ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «تَزَوَّجَ مَيْمُونَةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ».

Sunan Daruquthni 3621: Abdullah bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abbas bin Abdul Walid AnNursi menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW menikahi Maimunah dalam keadaan berihram.

Sunan Daruquthni #3622

سنن الدارقطني ٣٦٢٢: نا عَبْدُ اللَّهِ , نا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ , نا وُهَيْبٌ ح وَنا عَبْدُ اللَّهِ , نا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ , نا عَبْدُ الْوَارِثِ , قَالَا: نا أَيُّوبُ بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهُ سَوَاءً

Sunan Daruquthni 3622: Abdullah menceritakan kepada kami, Abdul A'la bin Hammad menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami, (h) Abdullah menceritakan kepada kami, Bisyir bin Hilal menceritakan kepada kami, Abdul Warits menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata: Ayyub menceritakan kepada kami dengan sanad dan redaksi yang sama.

Sunan Daruquthni #3623

سنن الدارقطني ٣٦٢٣: نا عَبْدُ اللَّهِ , عَنْ عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ , نا دَاوُدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , قَالَ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ دِينَارٍ , عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ أَبِي الشَّعْثَاءِ , أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ , يَقُولُ: «تَزَوَّجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ»

Sunan Daruquthni 3623: Abdullah bin Abbas bin Al Walid menceritakan kepada kami, Daud bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku pernah mendengar Amr bin Dinar, dari Jabir bin Zaid Abu Asy-Sya'tsa' bahwa ia mendengar Ibnu Abbas berkata, "Nabi SAW menikah dalam keadaan berihram."

Grade

Sunan Daruquthni #3624

سنن الدارقطني ٣٦٢٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورِ بْنِ سَيَّارٍ , نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ , نا أَبِي , عَنْ صَالِحٍ , حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ , أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ , أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى {وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثَلَاثَ وَرُبَاعَ} [النساء: 3] , قَالَتْ: «يَا ابْنَ أَخِي هِيَ الْيَتِيمَةُ تَكُونُ فِي حَجْرِ وَلِيِّهَا تُشْرِكُهُ فِي مَالِهِ وَيُعْجِبُهُ مَالُهَا وَجَمَالُهَا فَيُرِيدُ وَلِيُّهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا بِغَيْرِ أَنْ يُقْسِطَ فِي صَدَاقِهَا مَا يُعْطِيهَا مَا يُعْطِيهَا غَيْرُهُ , فَنُهُوا عَنْ أَنْ يَنْكِحُوهُنَّ أَوْ يَبْلُغُوا لَهُنَّ أَعْلَى سُنَّتِهِنَّ فِي الصَّدَاقِ وَأُمِرُوا أَنْ يَنْكِحُوا مَا طَابَ لَهُمْ مِنَ النِّسَاءِ سِوَاهُنَّ» , قَالَ عُرْوَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: " ثُمَّ إِنَّ النَّاسَ اسْتَفْتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ هَذِهِ الْآيَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى {وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ} [النساء: 127] وَذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى [ص:395] أَنَّهُ يُتْلَى عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ الْآيَةَ الْأُولَى , قَالَ اللَّهُ تَعَالَى {وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ} [النساء: 3] " , قَالَتْ عَائِشَةُ: " وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى فِي الْآيَةِ الْأُخْرَى {وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ} [النساء: 127] " , قَالَتْ: «فَنُهُوا أَنْ يَنْكِحُوا مَنْ رَغِبُوا فِي مَالِهِ وَجَمَالِهِ مِنْ يَتَامَى النِّسَاءِ إِلَّا بِالْقِسْطِ مِنْ أَجْلِ رَغْبَتِهِمْ عَنْهُنَّ إِذَا كُنَّ قَلِيلَاتِ الْمَالِ وَالْجَمَالِ». تَابَعَهُ شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ , وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زِيَادٍ , وَإِسْحَاقُ بْنُ يَحْيَى الْكَلْبِيُّ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ عُرْوَةَ. وَرَوَاهُ يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنِ الزُّهْرِيِّ

Sunan Daruquthni 3624: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur bin Sayyar menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Shalih, Ibnu Syihab menceritakan kepadaku, Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang firman Allah SWT, "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat." (Qs. An-Nisaa' [4]: 3) dia berkata, "Keponakanku, maksudnya adalah gadis yatim yang berada dalam pemeliharaan walinya dan menyertainya dalam masalah harta, dan walinya ini tertarik dengan harta dan kecantikannya, lalu walinya ingin menikahinya tanpa membayar mahar yang pantas untuknya. Yang ia beri adalah apa yang biasa diberikan kepada anak seusianya. Oleh karena itu, dilaranglah menikahi mereka seperti itu, kecuali kalau bisa membayar mahar mereka sesuai usia tertinggi bila mereka menikah. Selanjutnya wali-wali ini diperintahkan untuk menikahi wanitawanita lain yang baik menurut mereka." Urwah berkata: Aisyah kemudian berkata: Kemudian orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah SAW setelah turunnya ayat ini, maka Allah menurunkan ayat, "Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang Para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, $edang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.' (Qs. An-Nisaa" [4]: 127) Allah Ta'ala kemudian menyebutkan bahwa telah dibacakan kepadamu dalam Al Qur'an ayat pertama." Aisyah berkata: Allah SWT berfirman, "Dan kamu ingin mengawini mereka. " Mereka dilarang menikahi wanita yang disenangi harta dan kecantikannya, kecuali kalau bisa membayar mereka dengan adil, padahal kalau saja para wanita itu tidak cantik dan tidak banyak harta mereka pun tidak ingin menikahinya. Hadits ini diperkuat oleh Syu'aib bin Abu Hamzah dan Ubaidullah bin Abu Ziyad serta Ishaq bin Yahya Al Kalbi dari Az-Zuhri dari Urwah. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Yunus bin Zaid dari Az-Zuhri.

Grade

Sunan Daruquthni #3625

سنن الدارقطني ٣٦٢٥: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي يُونُسُ , عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ , أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى عَزَّ وَجَلَّ {وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى} [النساء: 3] , قَالَتْ: «يَا ابْنَ أُخْتِي هِيَ الْيَتِيمَةُ تَكُونُ فِي حَجْرِ وَلِيِّهَا فَتُشَارِكُهُ فِي مَالِهِ وَيُعْجِبُهُ مَالُهَا وَجَمَالُهَا فَيُرِيدُ وَلِيُّهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا بِغَيْرِ أَنْ يُقْسِطَ فِي صَدَاقِهَا فَيُعْطِيهَا مِثْلَ مَا يُعْطَى غَيْرُهُ , فَنُهُوا أَنْ يَنْكِحُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يُقْسِطُوا لَهُنَّ وَيَبْلُغُوا لَهُنَّ أَعْلَى سُنَّتِهِنَّ مِنَ الصَّدَاقِ وَأُمِرُوا أَنْ يَنْكِحُوا مَا طَابَ لَهُمْ مِنَ النِّسَاءِ» , فَقَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: " وَقَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْآيَةِ الْأُخْرَى {وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ} [النساء: 127] رَغْبَةُ أَحَدِكُمْ عَنْ يَتِيمَتِهِ الَّتِي تَكُونُ فِي حِجْرِهِ تَكُونُ قَلِيلَةَ الْمَالِ وَالْجَمَالِ فَنُهُوا أَنْ يَنْكِحُوا مَا رَغِبُوا فِي مَالِهَا وَجَمَالِهَا فِي يَتَامَى النِّسَاءِ إِلَّا بِالْقِسْطِ مِنْ أَجْلِ رَغْبَتِهِمْ عَنْهُنَّ "

Sunan Daruquthni 3625: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Syihab, Urwah menceritakan kepadaku, bahwa ia bertanya kepada Aisyah RA tentang firman Allah Azza wa Jalla "Dan jika kamu takut tidak dapat berbuat adil terhadap para anak yatim, maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu sukai dua" (Qs. An-Nisaa' [4]: 3) ia berkata, "Keponakanku, dia adalah gadis yatim yang berada dalam pemeliharaan walinya. Hartanya bercampur dengan harta walinya, sementara walinya ini tertarik dengan harta dan kecantikannya, lalu ia ingin menikahinya tanpa membayar maharnya dengan adil. Ia ingin memberinya sebagaimana halnya wanita lain. Maka para wali tersebut dilarang menikahi mereka (gadis-gadis yatim) kecuali kalau mereka mau membayar mahar dengan adil dan memberikan harga yang paling tinggi untuk mereka dalam hal mahar. Para wali ini juga diperintahkan untuk menikahi wanita lain saja yang mereka anggap baik." Aisyah berkata lagi, "Adapun firman Allah, 'Dan kamu ingin menikahi mereka,'' (Qs. AnNisaa' [4]: 127) artinya keinginan salah seorang dari kalian untuk menikahi gadis yatim yang berada dalam pemeliharaannya tapi hartanya sedikit dan kurang cantik. Maka dilaranglah menikahi wanita karena hartanya banyak dan rupanya cantik kecuali dengan membayar mahar yang adil (pantas) karena mereka melakukan hal yang bertolak-belakang dengan wanita yang memiliki sedikit harta dan kurang cantik."

Sunan Daruquthni #3626

سنن الدارقطني ٣٦٢٦: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْأَشْعَثِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ , نا أَبُو الْيَمَانِ , أنا شُعَيْبٌ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , ح وَنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْفَارِسِيُّ , نا أَبُو أُسَامَةَ الْحَلَبِيُّ , نا حَجَّاجُ بْنُ أَبِي مَنِيعٍ , نا جَدِّي , عَنِ الزُّهْرِيِّ , ح وَنا أَبُو طَالِبٍ أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ الْحَافِظُ نا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ , نا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ , نا إِسْحَاقُ بْنُ يَحْيَى , عَنِ الزُّهْرِيِّ , قَالَ: كَانَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ يُحَدِّثُ , أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَرَأَيْتِ قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى {وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ} لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثَلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَنْ لَا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ؟ , قَالَتْ: «أَيِ ابْنَ أُخْتِي هِيَ الْيَتِيمَةُ تَكُونُ فِي حَجْرِ وَلِيِّهَا فَيَرْغَبُ فِي جَمَالِهَا وَمَالِهَا وَيُرِيدُ أَنْ يَتَزَوَّجَهَا بِأَدْنَى مِنْ سُنَّةِ صَدَاقِهَا فَنُهُوا عَنْ نِكَاحِهِنَّ إِلَّا أَنْ تُقْسِطُوا لَهُنَّ فِي إِكْمَالِ الصَّدَاقِ وَأُمِرُوا بِنِكَاحِ مَنْ سِوَاهُنَّ مِنَ النِّسَاءِ» , قَالَتْ عَائِشَةُ: " ثُمَّ اسْتَفْتَى النَّاسُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ {يَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ} [النساء: 127] " , قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: " فَبَيَّنَ اللَّهُ لَهُمْ فِي هَذِهِ الْآيَةِ أَنَّ الْيَتِيمَةَ إِذَا كَانَتْ ذَاتَ مَالٍ وَجَمَالٍ رَغِبُوا فِي نِكَاحِهَا وَلَمْ يُلْحِقُوهَا بِسُنَّتِهَا فِي إِكْمَالِ الصَّدَاقِ فَإِذَا كَانَتْ مَرْغُوبًا عَنْهَا فِي قِلَّةِ الْمَالِ وَالْجَمَالِ تَرَكُوهَا وَالْتَمَسُوا غَيْرَهَا مِنَ النِّسَاءِ، قَالَتْ: فَكَمَا يَتْرُكُونَهَا حِينَ يَرْغَبُونَ عَنْهَا، فَلَيْسَ لَهُمْ أَنْ يَنْكِحُوهَا إِذَا رَغِبُوا فِيهَا إِلَّا أَنْ يُقْسِطُوا لَهَا وَيُعْطُوهَا حَقَّهَا الْأَوْفَى مِنَ الصَّدَاقِ " , مَعْنَاهُمْ مُتَقَارِبٌ

Sunan Daruquthni 3626: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Auf menceritakan kepada kami, Abul Yaman menceritakan kepada kami, Syu'aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, (h) Muhammad bin Ismail Al Farisi menceritakan kepada kami, Abu Usamah Al Halabi menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Abu Mani' menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami dari AzZuhri, (h) Abu Thalib Ahmad bin Nashr Al Hafizh menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Yahya bin Shalih menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yahya menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dia berkata: Urwah bin Az-Zubair menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang firman Allah, "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanitawanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki," ia berkata, "Keponakanku, maksudnya adalah gadis yatim yang berada dalam pemeliharaan walinya dan walinya itu tertarik dengan harta dan kecantikannya dan ia ingin menikahinya dengan (membayar) mahar terendah dari usianya. Maka dilaranglah menikahi mereka kecuali dengan membayar penuh mahar mereka. Selanjutnya wali-wali ini diperintahkan untuk menikahi wanita-wanita lain yang baik menurut mereka." Urwah berkata: selanjutnya Aisyah berkata: Kemudian orang-orang minta fatwa kepada Rasulullah SAW setelah turunnya ayat ini, maka Allah menurunkan ayat, "Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah, 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka'. " (QS. An-Nisaa" [4]: 127). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa gadis yatim yang mempunyai harta dan memiliki rupa yang cantik apabila ingin dinikahi oleh walinya, tanpa mau memberikan mahar sesuai usia tertinggi mereka saat menikah. Akan tetapi bila gadis yatim tersebut tidak kaya dan tidak pula cantik maka mereka tidak mau menikahinya. Inilah yang dilarang. Maka dari itu, mereka diperintahkan untuk menikahi wanita-wanita lain saja. Aisyah lanjut berkata, "Sebagaimana mereka tidak sudi menikahinya bila tidak memiliki harta dan kecantikan, maka mereka juga tidak boleh menikahinya kecuali kalau bersedia memberikan mahar yang penuh dengan adil." Maknanya hampir mirip.

Sunan Daruquthni #3627

سنن الدارقطني ٣٦٢٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ زَكَرِيَّا , نا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ , نا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ , عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ عَائِشَةَ , فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى {وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ} [النساء: 3] الْآيَةَ , قَالَتْ: «هِيَ الْيَتِيمَةُ تَكُونُ عِنْدَ الرَّجُلِ هُوَ وَلِيُّهَا فَيَتَزَوَّجُهَا عَلَى مَالِهَا وَيُسِيءُ صُحْبَتَهَا وَلَا يَعْدِلُ فِي مَالِهَا فَلْيَتَزَوَّجْ مَا طَابَ لَهُ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثَلَاثَ وَرُبَاعَ»

Sunan Daruquthni 3627: Muhammad bin Al Qasim bin Zakaria menceritakan kepada kami, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abdah bin Sulaiman. menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah RA tentang firman Allah, "Jika kalian takut tidak bisa berlaku adil kepada anak-anak yatim, maka nikahilah wanita-wanita yang baik bagimu" (Qs. An-Nisa' [4]: 3) dia berkata, "Dia adalah gadis yatim yang berada dalam pemeliharaan pria yang merupakan walinya. Wali ini kemudian ingin menikahinya lantaran kekayaannya tapi memperlakukannya dengan buruk dan tidak memberikan hartanya dengan adil. Maka wali tersebut sebaiknya menikahi wanita lain saja yang ia anggap baik, dua, tiga atau empat orang."

Sunan Daruquthni #3628

سنن الدارقطني ٣٦٢٨: نا أَبُو عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ جَعْفَرٍ الْكَوْكَبِيُّ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو الْخَصِيبِ , نا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ , نا أَبُو جَعْفَرٍ الْمَنْصُورُ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , [ص:398] عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اجْتَنِبُوا فِي النِّكَاحِ أَرْبَعَةً: الْجُنُونَ , وَالْجُذَامَ , وَالْبَرَصَ "

Sunan Daruquthni 3628: Abu Ali Al Husain bin Al Qasim bin Ja'far Al Kaukabi menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'id Abul Khashib menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Umarah menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Al manshur menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah empat macam orang saat menikah, yaitu: penderita gila, kusta, dan sopak."

Grade