سنن أبي داوود ٤٢٩٤: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ يُونُسَ عَنْ عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرٍ قَالَ بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَأَنْ أَنْصَحَ لِكُلِّ مُسْلِمٍ قَالَ وَكَانَ إِذَا بَاعَ الشَّيْءَ أَوْ اشْتَرَاهُ قَالَ أَمَا إِنَّ الَّذِي أَخَذْنَا مِنْكَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِمَّا أَعْطَيْنَاكَ فَاخْتَرْ
Sunan Abu Daud 4294: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Yunus] dari [Amru bin Sa'id] dari [Abu Zur'ah bin Amru bin Jarir] dari Jarir ia berkata: "Aku membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat serta tulus kepada setiap muslim." Perawi berkata: Jika Jarir ingin menjual atau membeli sesuatu maka ia selalu berkata: "Jika yang kami ambil lebih kami sukai dari apa yang kami berikan kepadamu, maka silahkah kamu pilih."
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
مسند أحمد ٤٢٩٤: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ مَعْمَرٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ عُمَرَ وَهُوَ يَقُولُ وَأَبِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ فَإِذَا حَلَفَ أَحَدُكُمْ فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ قَالَ عُمَرُ فَمَا حَلَفْتُ بِهَا بَعْدُ ذَاكِرًا وَلَا آثِرًا
Musnad Ahmad 4294: Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ayahnya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendengar Umar mengucapkan, "Demi ayahku!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menegurnya: "Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian, apabila salah seorang dari kalian bersumpah, hendaklah bersumpah atas nama Allah atau hendaklah ia diam." Umar berkata: "Setelah itu aku tidak pernah bersumpah atas nama mereka, baik menyebut maupun menceritakan kepada selainku."
Grade
مسند أحمد ٤٣٣٧: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ثُمَّ يَقُولُ فِيمَا اسْتَطَعْتَ وَقَالَ مَرَّةً فَيُلَقِّنُ أَحَدَنَا فِيمَا اسْتَطَعْتَ
Musnad Ahmad 4337: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membai'at (janji setia) untuk selalu mendengar dan taat, kemudian beliau mengatakan: "Semampu kamu." Sekali waktu ia menyebutkan, "Lalu beliau membisikkan kepada salah seorang dari kami: "Semampu kamu."
Grade
صحيح مسلم ٤٣٤٧: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ خَاصَمَ الزُّبَيْرَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شِرَاجِ الْحَرَّةِ الَّتِي يَسْقُونَ بِهَا النَّخْلَ فَقَالَ الْأَنْصَارِيُّ سَرِّحْ الْمَاءَ يَمُرُّ فَأَبَى عَلَيْهِمْ فَاخْتَصَمُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلزُّبَيْرِ اسْقِ يَا زُبَيْرُ ثُمَّ أَرْسِلْ الْمَاءَ إِلَى جَارِكَ فَغَضِبَ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ كَانَ ابْنَ عَمَّتِكَ فَتَلَوَّنَ وَجْهُ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا زُبَيْرُ اسْقِ ثُمَّ احْبِسْ الْمَاءَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الْجَدْرِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَحْسِبُ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ فِي ذَلِكَ { فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا }
Shahih Muslim 4347: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]: Telah menceritakan kepada kami [Laits]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh]: Telah mengabarkan kepada kami [All Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Abdullah bin Az Zubair]: Telah menceritakan kepadanya bahwa seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atas mata air Al Harrah yang biasa mereka gunakan untuk mengairi pohon kurma. Laki-laki Anshar itu berkata: "Biarkan air mengalir!" namun Az Zubair menolak. Akhirnya keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu." Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari pamanmu!" Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah!" Abdullah bin Az Zubair berkata: "Az Zubair kemudian berkata: "Sungguh, aku perkirakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu: 'Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya'."
صحيح مسلم ٤٣٦٦: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَجُلًا يَسْرِقُ فَقَالَ لَهُ عِيسَى سَرَقْتَ قَالَ كَلَّا وَالَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَقَالَ عِيسَى آمَنْتُ بِاللَّهِ وَكَذَّبْتُ نَفْسِي
Shahih Muslim 4366: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Abdur Razaq] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabih] dia berkata: 'Inilah yang telah di ceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, -kemudian dia menyebutkan beberapa Hadits yang di antaranya-: dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Isa 'Alaihis Salam melihat seorang laki-laki mencuri, lalu Isa berkata kepadanya: 'kamu mencuri'? maka dia menjawab: 'Tidak, dan demi Dzat yang tidak ada Ilah kecuali Dia, ' Isa berkata: 'Aku beriman kepada Allah dan aku dustakan kedua mataku atas diriku.'
صحيح مسلم ٤٣٧٦: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ الْهَاشِمِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا يَهُودِيٌّ يَعْرِضُ سِلْعَةً لَهُ أُعْطِيَ بِهَا شَيْئًا كَرِهَهُ أَوْ لَمْ يَرْضَهُ شَكَّ عَبْدُ الْعَزِيزِ قَالَ لَا وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عَلَى الْبَشَرِ قَالَ فَسَمِعَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَطَمَ وَجْهَهُ قَالَ تَقُولُ وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عَلَى الْبَشَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا قَالَ فَذَهَبَ الْيَهُودِيُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ إِنَّ لِي ذِمَّةً وَعَهْدًا وَقَالَ فُلَانٌ لَطَمَ وَجْهِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ لَطَمْتَ وَجْهَهُ قَالَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عَلَى الْبَشَرِ وَأَنْتَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا قَالَ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى عُرِفَ الْغَضَبُ فِي وَجْهِهِ ثُمَّ قَالَ لَا تُفَضِّلُوا بَيْنَ أَنْبِيَاءِ اللَّهِ فَإِنَّهُ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَيَصْعَقُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ قَالَ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ بُعِثَ أَوْ فِي أَوَّلِ مَنْ بُعِثَ فَإِذَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام آخِذٌ بِالْعَرْشِ فَلَا أَدْرِي أَحُوسِبَ بِصَعْقَتِهِ يَوْمَ الطُّورِ أَوْ بُعِثَ قَبْلِي وَلَا أَقُولُ إِنَّ أَحَدًا أَفْضَلُ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى عَلَيْهِ السَّلَام و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ سَوَاءً
Shahih Muslim 4376: Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]: Telah menceritakan kepada kami [Hujain bin Al Mutsanna]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Abi Salamh] dari ['Abdullah bin Al Fadhl Al Hasyimi] dari ['Abdur Rahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Pada suatu ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangannya, tetapi ia mendapat penawaran yang tidak disepakatinya ('Abdul 'Aziz merasa ragu: atau ada yang tidak disukainya), hingga dia berkata: 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, tidak boleh kalau penawarannya seperti itu.' Abu Hurairah berkata: 'Ternyata ucapan orang Yahudi itu didengar oleh seorang sahabat Anshar. Maka tanpa banyak komentar, ditamparnya muka orang Yahudi tersebut.' 'Mengapa kamu berani berkata: ' hujat sahabat Anshar itu. 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih berada di antara kami? ' Abu Hurairah berkata: 'Akhirnya orang Yahudi itu datang menemui Rasulullah dan berkata: 'Wahai Abu Qasim, saya ini adalah orang kafir dzimmi yang dilindungi dan mempunyai hak, sebagaimana kaum muslimin lainnya. Ketahuilah bahwasanya si fulan telah menampar muka saya.' Lalu Rasulullah memanggil sahabat Anshar itu dan bertanya: 'Hai sahabat Anshar, mengapa kamu tampar muka orang Yahudi ini? ' Sahabat Anshar pun menjawab: 'Ya, Rasulullah, saya menampar muka orang Yahudi ini lantaran dia berkata: 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia.' Mendengar penjelasan sahabat Anshar itu, maka marahlah Rasulullah dan kemarahannya itu tampak raut muka hingga beliau bersabda: 'Janganlah kamu mengutamakan seorang nabi daripada nabi yang lain. Sesungguhnya, ketika sangkakala mulai ditiup, maka pada saat itu pula semua makhluk yang ada di langit dan di muka bumi akan mati, terlebih dahulu. Setelah itu, sangkakala pun ditiup kembali. Maka aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan atau: aku termasuk salah seorang makhluk Allah yang pertama kali dibangkitkan dan ternyata Musa telah tiba di 'Arsy. Sebenarnya saya juga tidak tahu apakah pingsannya Musa pada peristiwa Thur itu sudah dianggap sebagai kematiannya ataukah (Ibnu Abbas) dibangkitkan lebih dariku. Aku sendiri tidak berani mengatakan bahwa ada seorang manusia yang lebih utama dan mulia dari pada Yunus bin Matta Alaihis Salam. Dan telah menceritakannya kepadaku [Muhammad bin Hatim]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abu Salamah] melalui jalur ini.
صحيح مسلم ٤٣٧٧: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ النَّضْرِ قَالَا حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ اسْتَبَّ رَجُلَانِ رَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ وَرَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ الْمُسْلِمُ وَالَّذِي اصْطَفَى مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْعَالَمِينَ وَقَالَ الْيَهُودِيُّ وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عَلَى الْعَالَمِينَ قَالَ فَرَفَعَ الْمُسْلِمُ يَدَهُ عِنْدَ ذَلِكَ فَلَطَمَ وَجْهَ الْيَهُودِيِّ فَذَهَبَ الْيَهُودِيُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ وَأَمْرِ الْمُسْلِمِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُخَيِّرُونِي عَلَى مُوسَى فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُونَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُفِيقُ فَإِذَا مُوسَى بَاطِشٌ بِجَانِبِ الْعَرْشِ فَلَا أَدْرِي أَكَانَ فِيمَنْ صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي أَمْ كَانَ مِمَّنْ اسْتَثْنَى اللَّهُ و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ قَالَا أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ اسْتَبَّ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَرَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ بِمِثْلِ حَدِيثِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ و حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ جَاءَ يَهُودِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ لُطِمَ وَجْهُهُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ الزُّهْرِيِّ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَلَا أَدْرِي أَكَانَ مِمَّنْ صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي أَوْ اكْتَفَى بِصَعْقَةِ الطُّورِ
Shahih Muslim 4377: Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Abu Bakr bin An Nadhr] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim]: Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dan ['Abdur Rahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: dua orang laki-laki saling mencela, satu orang dari muslim dan satu orang lagi dari yahudi. Laki-laki muslim berkata: "Dan demi Dzat yang telah memilih Muhammad di atas penduduk alam." Dan laki-laki dari yahudi berkata: "dan demi Dzat yang telah memilih Musa di atas penduduk alam." Maka marahlah laki-laki muslim tersebut seraya memukul wajahnya, lalu laki-laki yahudi tersebut mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dan mengabarkan dengan apa yang telah terjadi di antara keduanya, Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Janganlah engkau mengutamakan aku atas Musa, sesungguhnya pada hari kiamat kelak manusia akan pingsan dan akulah orang yang pertama kali tersadar, tetapi aku dapati Musa tengah berdiri di dekat `Arsy, hingga aku tidak tahu apakah ia termasuk orang yang pingsan kemudian ia tersadar sebelum aku, atau memang ia termasuk yang Allah Azza Wa Jalla kecualikan untuk tidak pingsan." Dan telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdur Rahman Ad Darimi] dan [Abu Bakr bin Ishaq] keduanya berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Yaman]: Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dia berkata: dua orang laki-laki saling mencela, satu orang dari muslim dan satu orang lagi dari yahudi. -sebagaimana Hadits Ibrahim bin Sa'ad dari Ibnu Syihab Dan telah menceritakan kepadaku [Amru An Naqid] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Yahya] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: seorang Yahudi yang telah dipukul wajahnya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -dan seterusnya yang semakna dengan Hadits Az Zuhri, hanya saja dia berkata dengan kalimat: 'hingga aku tidak tahu apakah ia termasuk orang yang pingsan kemudian ia tersadar sebelum aku, atau memang ia sudah cukup dengan pingsannya ketika di bukit Thur hingga tidak pingsan lagi.'
صحيح البخاري ٤٣٧٨: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ هِلَالَ بْنَ أُمَيَّةَ قَذَفَ امْرَأَتَهُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَرِيكِ ابْنِ سَحْمَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيِّنَةَ أَوْ حَدٌّ فِي ظَهْرِكَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا رَأَى أَحَدُنَا عَلَى امْرَأَتِهِ رَجُلًا يَنْطَلِقُ يَلْتَمِسُ الْبَيِّنَةَ فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْبَيِّنَةَ وَإِلَّا حَدٌّ فِي ظَهْرِكَ فَقَالَ هِلَالٌ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ إِنِّي لَصَادِقٌ فَلَيُنْزِلَنَّ اللَّهُ مَا يُبَرِّئُ ظَهْرِي مِنْ الْحَدِّ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ وَأَنْزَلَ عَلَيْهِ { وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ فَقَرَأَ حَتَّى بَلَغَ إِنْ كَانَ مِنْ الصَّادِقِينَ } فَانْصَرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَجَاءَ هِلَالٌ فَشَهِدَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ أَنَّ أَحَدَكُمَا كَاذِبٌ فَهَلْ مِنْكُمَا تَائِبٌ ثُمَّ قَامَتْ فَشَهِدَتْ فَلَمَّا كَانَتْ عِنْدَ الْخَامِسَةِ وَقَّفُوهَا وَقَالُوا إِنَّهَا مُوجِبَةٌ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَتَلَكَّأَتْ وَنَكَصَتْ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهَا تَرْجِعُ ثُمَّ قَالَتْ لَا أَفْضَحُ قَوْمِي سَائِرَ الْيَوْمِ فَمَضَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصِرُوهَا فَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أَكْحَلَ الْعَيْنَيْنِ سَابِغَ الْأَلْيَتَيْنِ خَدَلَّجَ السَّاقَيْنِ فَهُوَ لِشَرِيكِ ابْنِ سَحْمَاءَ فَجَاءَتْ بِهِ كَذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا مَا مَضَى مِنْ كِتَابِ اللَّهِ لَكَانَ لِي وَلَهَا شَأْنٌ
Shahih Bukhari 4378: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Hisyam bin Hassan] Telah menceritakan kepada kami 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas bahwa Hilal bin Umayyah menuduh istrinya melakukan zina dengan Syarik bin Sahma dan membawa persoalan tersebut kehadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bawalah bukti yang menguatkan (empat orang saksi) atau kamu akan dihukum cambuk dipunggungmu". Hilal berkata: "Wahai Rasulullah, jika salah seorang dari kita melihat seorang laki-laki lain bersama istrinya, haruskah ia mencari saksi?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Bawalah bukti yang menguatkan (empat orang saksi) atau kamu yang akan dihukum cambuk dipunggungmu". Hilal kemudian berkata: "Demi Zat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku berkata benar dan Allah akan mewahyukan kepadamu yang menyelamatkan punggungku dari hukuman cambuk". Maka Jibril turun menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi: {Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina)} Rasulullah membacanya sampai pada {jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar}. (QS. An Nuur: 6-9). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi lalu mengutus utusan untuk menjemput istrinya. Kemudian Hilal pun datang lalu bersumpah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa salah seorang dari kalian berdusta, maka siapakah diantara kalian yang akan bertaubat?" Kemudian istri Hilal berdiri lalu bersumpah, dan ketika ia akan mengucapkan sumpah yang kelima, mereka menghentikannya dan berkata: Sumpah kelima itu akan membawa laknat kepadamu (jika kamu bersalah). Ibnu Abbas berkata: Ia pun tampak ragu melakukannya sehingga kami berfikir bahwa ia akan menyerah. Namun kemudian istri Hilal berkata: "Aku tidak akan menjatuhkan kehormatan keluargaku". Maka ia melanjutkan mengambil sumpah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata: "Perhatikanlah ia, jika ia melahirkan seorang bayi dengan mata hitam, berpantat besar, dan kaki yang gemuk, maka bayi itu adalah anak Syarik bin Sahma". Di kemudian hari ia melahirkan bayi yang ciri-cirinya seperti itu. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau bukan karna ketetapan yang telah lalu dari kitab Allah tentu aku dan dia memiliki urusan (yakni menegakkan hukum had atas perempuan itu)".
صحيح البخاري ٤٣٨١: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَعَلْقَمَةُ بْنُ وَقَّاصٍ وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ لَهَا أَهْلُ الْإِفْكِ مَا قَالُوا فَبَرَّأَهَا اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكُلٌّ حَدَّثَنِي طَائِفَةً مِنْ الْحَدِيثِ وَبَعْضُ حَدِيثِهِمْ يُصَدِّقُ بَعْضًا وَإِنْ كَانَ بَعْضُهُمْ أَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضٍ الَّذِي حَدَّثَنِي عُرْوَةُ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ أَقْرَعَ بَيْنَ أَزْوَاجِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ فَأَقْرَعَ بَيْنَنَا فِي غَزْوَةٍ غَزَاهَا فَخَرَجَ سَهْمِي فَخَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَمَا نَزَلَ الْحِجَابُ فَأَنَا أُحْمَلُ فِي هَوْدَجِي وَأُنْزَلُ فِيهِ فَسِرْنَا حَتَّى إِذَا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَتِهِ تِلْكَ وَقَفَلَ وَدَنَوْنَا مِنْ الْمَدِينَةِ قَافِلِينَ آذَنَ لَيْلَةً بِالرَّحِيلِ فَقُمْتُ حِينَ آذَنُوا بِالرَّحِيلِ فَمَشَيْتُ حَتَّى جَاوَزْتُ الْجَيْشَ فَلَمَّا قَضَيْتُ شَأْنِي أَقْبَلْتُ إِلَى رَحْلِي فَإِذَا عِقْدٌ لِي مِنْ جَزْعِ ظَفَارِ قَدْ انْقَطَعَ فَالْتَمَسْتُ عِقْدِي وَحَبَسَنِي ابْتِغَاؤُهُ وَأَقْبَلَ الرَّهْطُ الَّذِينَ كَانُوا يَرْحَلُونَ لِي فَاحْتَمَلُوا هَوْدَجِي فَرَحَلُوهُ عَلَى بَعِيرِي الَّذِي كُنْتُ رَكِبْتُ وَهُمْ يَحْسِبُونَ أَنِّي فِيهِ وَكَانَ النِّسَاءُ إِذْ ذَاكَ خِفَافًا لَمْ يُثْقِلْهُنَّ اللَّحْمُ إِنَّمَا تَأْكُلُ الْعُلْقَةَ مِنْ الطَّعَامِ فَلَمْ يَسْتَنْكِرْ الْقَوْمُ خِفَّةَ الْهَوْدَجِ حِينَ رَفَعُوهُ وَكُنْتُ جَارِيَةً حَدِيثَةَ السِّنِّ فَبَعَثُوا الْجَمَلَ وَسَارُوا فَوَجَدْتُ عِقْدِي بَعْدَمَا اسْتَمَرَّ الْجَيْشُ فَجِئْتُ مَنَازِلَهُمْ وَلَيْسَ بِهَا دَاعٍ وَلَا مُجِيبٌ فَأَمَمْتُ مَنْزِلِي الَّذِي كُنْتُ بِهِ وَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ سَيَفْقِدُونِي فَيَرْجِعُونَ إِلَيَّ فَبَيْنَا أَنَا جَالِسَةٌ فِي مَنْزِلِي غَلَبَتْنِي عَيْنِي فَنِمْتُ وَكَانَ صَفْوَانُ بْنُ الْمُعَطَّلِ السُّلَمِيُّ ثُمَّ الذَّكْوَانِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْجَيْشِ فَأَدْلَجَ فَأَصْبَحَ عِنْدَ مَنْزِلِي فَرَأَى سَوَادَ إِنْسَانٍ نَائِمٍ فَأَتَانِي فَعَرَفَنِي حِينَ رَآنِي وَكَانَ رَآنِي قَبْلَ الْحِجَابِ فَاسْتَيْقَظْتُ بِاسْتِرْجَاعِهِ حِينَ عَرَفَنِي فَخَمَّرْتُ وَجْهِي بِجِلْبَابِي وَ وَاللَّهِ مَا كَلَّمَنِي كَلِمَةً وَلَا سَمِعْتُ مِنْهُ كَلِمَةً غَيْرَ اسْتِرْجَاعِهِ حَتَّى أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ فَوَطِئَ عَلَى يَدَيْهَا فَرَكِبْتُهَا فَانْطَلَقَ يَقُودُ بِي الرَّاحِلَةَ حَتَّى أَتَيْنَا الْجَيْشَ بَعْدَمَا نَزَلُوا مُوغِرِينَ فِي نَحْرِ الظَّهِيرَةِ فَهَلَكَ مَنْ هَلَكَ وَكَانَ الَّذِي تَوَلَّى الْإِفْكَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أُبَيٍّ ابْنَ سَلُولَ فَقَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَاشْتَكَيْتُ حِينَ قَدِمْتُ شَهْرًا وَالنَّاسُ يُفِيضُونَ فِي قَوْلِ أَصْحَابِ الْإِفْكِ لَا أَشْعُرُ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ وَهُوَ يَرِيبُنِي فِي وَجَعِي أَنِّي لَا أَعْرِفُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّطَفَ الَّذِي كُنْتُ أَرَى مِنْهُ حِينَ أَشْتَكِي إِنَّمَا يَدْخُلُ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُولُ كَيْفَ تِيكُمْ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَذَاكَ الَّذِي يَرِيبُنِي وَلَا أَشْعُرُ بِالشَّرِّ حَتَّى خَرَجْتُ بَعْدَمَا نَقَهْتُ فَخَرَجَتْ مَعِي أُمُّ مِسْطَحٍ قِبَلَ الْمَنَاصِعِ وَهُوَ مُتَبَرَّزُنَا وَكُنَّا لَا نَخْرُجُ إِلَّا لَيْلًا إِلَى لَيْلٍ وَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ نَتَّخِذَ الْكُنُفَ قَرِيبًا مِنْ بُيُوتِنَا وَأَمْرُنَا أَمْرُ الْعَرَبِ الْأُوَلِ فِي التَّبَرُّزِ قِبَلَ الْغَائِطِ فَكُنَّا نَتَأَذَّى بِالْكُنُفِ أَنْ نَتَّخِذَهَا عِنْدَ بُيُوتِنَا فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأُمُّ مِسْطَحٍ وَهِيَ ابْنَةُ أَبِي رُهْمِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَأُمُّهَا بِنْتُ صَخْرِ بْنِ عَامِرٍ خَالَةُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَابْنُهَا مِسْطَحُ بْنُ أُثَاثَةَ فَأَقْبَلْتُ أَنَا وَأُمُّ مِسْطَحٍ قِبَلَ بَيْتِي وَقَدْ فَرَغْنَا مِنْ شَأْنِنَا فَعَثَرَتْ أُمُّ مِسْطَحٍ فِي مِرْطِهَا فَقَالَتْ تَعِسَ مِسْطَحٌ فَقُلْتُ لَهَا بِئْسَ مَا قُلْتِ أَتَسُبِّينَ رَجُلًا شَهِدَ بَدْرًا قَالَتْ أَيْ هَنْتَاهْ أَوَلَمْ تَسْمَعِي مَا قَالَ قَالَتْ قُلْتُ وَمَا قَالَ فَأَخْبَرَتْنِي بِقَوْلِ أَهْلِ الْإِفْكِ فَازْدَدْتُ مَرَضًا عَلَى مَرَضِي فَلَمَّا رَجَعْتُ إِلَى بَيْتِي وَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْنِي سَلَّمَ ثُمَّ قَالَ كَيْفَ تِيكُمْ فَقُلْتُ أَتَأْذَنُ لِي أَنْ آتِيَ أَبَوَيَّ قَالَتْ وَأَنَا حِينَئِذٍ أُرِيدُ أَنْ أَسْتَيْقِنَ الْخَبَرَ مِنْ قِبَلِهِمَا قَالَتْ فَأَذِنَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجِئْتُ أَبَوَيَّ فَقُلْتُ لِأُمِّي يَا أُمَّتَاهْ مَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ قَالَتْ يَا بُنَيَّةُ هَوِّنِي عَلَيْكِ فَوَاللَّهِ لَقَلَّمَا كَانَتْ امْرَأَةٌ قَطُّ وَضِيئَةٌ عِنْدَ رَجُلٍ يُحِبُّهَا وَلَهَا ضَرَائِرُ إِلَّا كَثَّرْنَ عَلَيْهَا قَالَتْ فَقُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ أَوَلَقَدْ تَحَدَّثَ النَّاسُ بِهَذَا قَالَتْ فَبَكَيْتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ حَتَّى أَصْبَحْتُ لَا يَرْقَأُ لِي دَمْعٌ وَلَا أَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ حَتَّى أَصْبَحْتُ أَبْكِي فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ وَأُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا حِينَ اسْتَلْبَثَ الْوَحْيُ يَسْتَأْمِرُهُمَا فِي فِرَاقِ أَهْلِهِ قَالَتْ فَأَمَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَأَشَارَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالَّذِي يَعْلَمُ مِنْ بَرَاءَةِ أَهْلِهِ وَبِالَّذِي يَعْلَمُ لَهُمْ فِي نَفْسِهِ مِنْ الْوُدِّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهْلَكَ وَلَا نَعْلَمُ إِلَّا خَيْرًا وَأَمَّا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ يُضَيِّقْ اللَّهُ عَلَيْكَ وَالنِّسَاءُ سِوَاهَا كَثِيرٌ وَإِنْ تَسْأَلْ الْجَارِيَةَ تَصْدُقْكَ قَالَتْ فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرِيرَةَ فَقَالَ أَيْ بَرِيرَةُ هَلْ رَأَيْتِ مِنْ شَيْءٍ يَرِيبُكِ قَالَتْ بَرِيرَةُ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ إِنْ رَأَيْتُ عَلَيْهَا أَمْرًا أَغْمِصُهُ عَلَيْهَا أَكْثَرَ مِنْ أَنَّهَا جَارِيَةٌ حَدِيثَةُ السِّنِّ تَنَامُ عَنْ عَجِينِ أَهْلِهَا فَتَأْتِي الدَّاجِنُ فَتَأْكُلُهُ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَعْذَرَ يَوْمَئِذٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ ابْنِ سَلُولَ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ مَنْ يَعْذِرُنِي مِنْ رَجُلٍ قَدْ بَلَغَنِي أَذَاهُ فِي أَهْلِ بَيْتِي فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ عَلَى أَهْلِي إِلَّا خَيْرًا وَلَقَدْ ذَكَرُوا رَجُلًا مَا عَلِمْتُ عَلَيْهِ إِلَّا خَيْرًا وَمَا كَانَ يَدْخُلُ عَلَى أَهْلِي إِلَّا مَعِي فَقَامَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا أَعْذِرُكَ مِنْهُ إِنْ كَانَ مِنْ الْأَوْسِ ضَرَبْتُ عُنُقَهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ إِخْوَانِنَا مِنْ الْخَزْرَجِ أَمَرْتَنَا فَفَعَلْنَا أَمْرَكَ قَالَتْ فَقَامَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ وَهُوَ سَيِّدُ الْخَزْرَجِ وَكَانَ قَبْلَ ذَلِكَ رَجُلًا صَالِحًا وَلَكِنْ احْتَمَلَتْهُ الْحَمِيَّةُ فَقَالَ لِسَعْدٍ كَذَبْتَ لَعَمْرُ اللَّهِ لَا تَقْتُلُهُ وَلَا تَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ فَقَامَ أُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ وَهُوَ ابْنُ عَمِّ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ فَقَالَ لِسَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ كَذَبْتَ لَعَمْرُ اللَّهِ لَنَقْتُلَنَّهُ فَإِنَّكَ مُنَافِقٌ تُجَادِلُ عَنْ الْمُنَافِقِينَ فَتَثَاوَرَ الْحَيَّانِ الْأَوْسُ وَالْخَزْرَجُ حَتَّى هَمُّوا أَنْ يَقْتَتِلُوا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ عَلَى الْمِنْبَرِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَفِّضُهُمْ حَتَّى سَكَتُوا وَسَكَتَ قَالَتْ فَبَكَيْتُ يَوْمِي ذَلِكَ لَا يَرْقَأُ لِي دَمْعٌ وَلَا أَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ قَالَتْ فَأَصْبَحَ أَبَوَايَ عِنْدِي وَقَدْ بَكَيْتُ لَيْلَتَيْنِ وَيَوْمًا لَا أَكْتَحِلُ بِنَوْمٍ وَلَا يَرْقَأُ لِي دَمْعٌ يَظُنَّانِ أَنَّ الْبُكَاءَ فَالِقٌ كَبِدِي قَالَتْ فَبَيْنَمَا هُمَا جَالِسَانِ عِنْدِي وَأَنَا أَبْكِي فَاسْتَأْذَنَتْ عَلَيَّ امْرَأَةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَأَذِنْتُ لَهَا فَجَلَسَتْ تَبْكِي مَعِي قَالَتْ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمَ ثُمَّ جَلَسَ قَالَتْ وَلَمْ يَجْلِسْ عِنْدِي مُنْذُ قِيلَ مَا قِيلَ قَبْلَهَا وَقَدْ لَبِثَ شَهْرًا لَا يُوحَى إِلَيْهِ فِي شَأْنِي قَالَتْ فَتَشَهَّدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَلَسَ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ يَا عَائِشَةُ فَإِنَّهُ قَدْ بَلَغَنِي عَنْكِ كَذَا وَكَذَا فَإِنْ كُنْتِ بَرِيئَةً فَسَيُبَرِّئُكِ اللَّهُ وَإِنْ كُنْتِ أَلْمَمْتِ بِذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرِي اللَّهَ وَتُوبِي إِلَيْهِ فَإِنَّ الْعَبْدَ إِذَا اعْتَرَفَ بِذَنْبِهِ ثُمَّ تَابَ إِلَى اللَّهِ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ قَالَتْ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَالَتَهُ قَلَصَ دَمْعِي حَتَّى مَا أُحِسُّ مِنْهُ قَطْرَةً، فَقُلْتُ لِأَبِي: أَجِبْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا قَالَ، قَالَ: وَاللَّهِ مَا أَدْرِي مَا أَقُولُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لِأُمِّي: أَجِيبِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: مَا أَدْرِي مَا أَقُولُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: فَقُلْتُ وَأَنَا جَارِيَةٌ حَدِيثَةُ السِّنِّ لاَ أَقْرَأُ كَثِيرًا مِنَ القُرْآنِ: إِنِّي وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتُ لَقَدْ سَمِعْتُمْ هَذَا الحَدِيثَ، حَتَّى اسْتَقَرَّ فِي أَنْفُسِكُمْ وَصَدَّقْتُمْ بِهِ فَلَئِنْ، قُلْتُ لَكُمْ: إِنِّي بَرِيئَةٌ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَنِّي بَرِيئَةٌ لاَ تُصَدِّقُونِي بِذَلِكَ، وَلَئِنِ اعْتَرَفْتُ لَكُمْ بِأَمْرٍ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَنِّي مِنْهُ بَرِيئَةٌ لَتُصَدِّقُنِّي، وَاللَّهِ مَا أَجِدُ لَكُمْ مَثَلًا إِلَّا قَوْلَ أَبِي يُوسُفَ، قَالَ: {فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ المُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ} [يوسف: 18] ، قَالَتْ: ثُمَّ تَحَوَّلْتُ فَاضْطَجَعْتُ عَلَى فِرَاشِي، قَالَتْ: وَأَنَا حِينَئِذٍ أَعْلَمُ أَنِّي بَرِيئَةٌ، وَأَنَّ اللَّهَ مُبَرِّئِي بِبَرَاءَتِي، وَلَكِنْ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ اللَّهَ مُنْزِلٌ فِي شَأْنِي وَحْيًا يُتْلَى، وَلَشَأْنِي فِي نَفْسِي كَانَ أَحْقَرَ مِنْ أَنْ يَتَكَلَّمَ اللَّهُ فِيَّ بِأَمْرٍ يُتْلَى، وَلَكِنْ كُنْتُ أَرْجُو أَنْ يَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّوْمِ رُؤْيَا يُبَرِّئُنِي اللَّهُ بِهَا، قَالَتْ: فَوَاللَّهِ مَا رَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلاَ خَرَجَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ البَيْتِ حَتَّى أُنْزِلَ عَلَيْهِ، فَأَخَذَهُ مَا كَانَ يَأْخُذُهُ مِنَ البُرَحَاءِ، حَتَّى إِنَّهُ لَيَتَحَدَّرُ مِنْهُ مِثْلُ الجُمَانِ مِنَ العَرَقِ، وَهُوَ فِي يَوْمٍ شَاتٍ، مِنْ ثِقَلِ القَوْلِ الَّذِي يُنْزَلُ عَلَيْهِ، قَالَتْ: فَلَمَّا سُرِّيَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُرِّيَ عَنْهُ وَهُوَ يَضْحَكُ، فَكَانَتْ أَوَّلُ كَلِمَةٍ تَكَلَّمَ بِهَا: «يَا عَائِشَةُ، أَمَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَقَدْ بَرَّأَكِ» فَقَالَتْ أُمِّي: قُومِي إِلَيْهِ، قَالَتْ: فَقُلْتُ: لاَ وَاللَّهِ لاَ أَقُومُ إِلَيْهِ، وَلاَ أَحْمَدُ إِلَّا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: (إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لاَ تَحْسِبُوهُ) العَشْرَ الآيَاتِ كُلَّهَا، فَلَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ هَذَا فِي بَرَاءَتِي، قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ يُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحِ بْنِ أُثَاثَةَ لِقَرَابَتِهِ مِنْهُ وَفَقْرِهِ: وَاللَّهِ لاَ أُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحٍ شَيْئًا أَبَدًا بَعْدَ الَّذِي قَالَ لِعَائِشَةَ مَا قَالَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي القُرْبَى وَالمَسَاكِينَ وَالمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا، أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} قَالَ أَبُو بَكْرٍ: بَلَى وَاللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِي، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ النَّفَقَةَ الَّتِي كَانَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ، وَقَالَ: وَاللَّهِ لاَ أَنْزِعُهَا مِنْهُ أَبَدًا، قَالَتْ عَائِشَةُ: وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ زَيْنَبَ ابْنَةَ جَحْشٍ عَنْ أَمْرِي، فَقَالَ: «يَا زَيْنَبُ مَاذَا عَلِمْتِ أَوْ رَأَيْتِ؟» فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحْمِي سَمْعِي وَبَصَرِي، مَا عَلِمْتُ إِلَّا خَيْرًا، قَالَتْ: وَهِيَ الَّتِي كَانَتْ تُسَامِينِي مِنْ أَزْوَاجِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَعَصَمَهَا اللَّهُ بِالوَرَعِ وَطَفِقَتْ أُخْتُهَا حَمْنَةُ تُحَارِبُ لَهَا، فَهَلَكَتْ فِيمَنْ هَلَكَ مِنْ أَصْحَابِ الإِفْكِ
Shahih Bukhari 4381: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Alqamah bin Waqqash] dan ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] Dari cerita 'Aisyah radliyallahu 'anha istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tatkala orang yang memfitnahnya menyebarkan ghosip tentangnya dengan segala yang mereka katakan, Allah menjelaskan akan terbebasnya ia dari tuduhan tersebut. Sekelompok orang menceritakan tentangku sehimpunan-sehimpunan, sebagian mereka menerima cerita kejadian tersebut dari sebagian yang lain, sehingga kisah tersebut seolah-olah menjadi kuat, hingga saya hafal perkataan dari setiap yang mereka ceritakan kepadaku dan sebagian cerita membenarkan yang lain. Dari Urwah ia menceritakan kepadaku dari Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: bahwa Apabila Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam hendak berpergian, beliau mengundi di antara isteri-isterinya. Barangsiapa yang keluar undiannya, dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam." Aisyah berkata: "Kemudian beliau mengundi di antara kami pada suatu peperangan dan keluarlah undian anak panahku, sehingga aku pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kejadian tersebut setelah diturunkannya ayat tentang hijab. Lalu saya dibawa di sekedupku. Di tengah perjalanan, saya turun hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah selesai dari sebuah peperangan dan beliau pun kembali ke Madinah. Pada suatu malam saya berada bersama kelompok kaum muslimin. Tatkala mereka tertidur, saya bangun dan berjalan hingga aku mendahului mereka. Setelah saya selesai menunaikan urusanku, saya kembali bergabung dengan kelompok kaum muslimin. Tatkala saya meraba dadaku, ternyata kalungku yang berasal dari Zhafar, Yaman, putus. Maka saya kembali dan mencari kalungku, pencarian itu membuatku terlambat. Dan, sekelompok orang yang membawa sekedupku telah berangkat, mereka berjalan dengan meletakkan sekedupku di atas untaku yang biasa saya kendarai. Mereka mengira bila aku sudah berada di dalamnya." Aisyah berkata: "Tatkala itu, isteri-isteri beliau kurus-kurus dan ringan, karena tidak pernah makan daging. Tetapi, mereka hanya memakan makanan ringan. Sehingga, tidak ada orang yang curiga terhadap beratnya sekedup tersebut, ketika mereka berjalan dan mengangkatnya. Terlebih, kala itu aku masih kecil. Akhirnya mereka pun membawa unta-untanya dan berjalan (meneruskan perjalanan). Saya mendapatkan kalungku tatkala bala tentara telah berlalu. Sehingga, ketika saya mendatangi tempat duduk mereka, tidak ada seorang pun yang memanggil dan tidak ada pula orang yang menjawab. Lalu saya kembali ke tempat dudukku yang semula saya jadikan tempat duduk. Saya berharap akan ada suatu kaum (dari tentara kaum muslimin) yang menemukanku dan kembali menjemputku. Tatkala saya duduk di tempat dudukku, saya merasa ngantuk dan tertidur. Sedangkan Shafwan bin Mu'atthal Assulami dan orang-orang Dzakwan tinggal di belakang pasukan (memeriksa bila ada yang ketinggalan). Mereka berjalan diawal malam dan di pagi harinya mereka sampai di tempat dudukku. Shafwan bin Al Mu'atthal Assulami melihat ada seseorang yang masih tertidur, maka dia mendatangiku dan dia telah mengenaliku tatkala dia melihatku. Karena, dia telah melihatku sebelum diwajibkan memakai hijab atasku. Seketika saya terbangun dan saya mendengar dia beristirja' (mengucapkan, inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un) tatkala ia mengetahuiku. Saya langsung menutupi wajahku dengan jilbabku. Demi Allah, dia tidak berbicara sepatah kata pun dan saya sama sekali tidak mendengar satu patah kata pun kecuali kata istirja'nya. Akhirnya ia pun merundukkan untanya dan saya pun menaikinya. Lalu ia pergi dan menuntun unta (yang saya naiki) hingga kami berhasil menyusul pasukan kaum muslimin setelah mereka berisitirahat di pantai Azhzhariah. Celakalah orang yang telah berburuk sangka pada urusanku. Ketika itu, orang yang paling mendalangi issue ghosip itu adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Akhirnya, saya pun sampai di Madinah. Setelah kedatangan kami, saya mendadak sakit hampir selama satu bulan, sementara orang-orang terus larut membicarakan tuduhan (yang ditujukan kepadaku), padahal aku tidak sedikit pun merasa melakukan hal itu. Sehingga, beliau pun meragukan sakitku. Saya tidak lagi merasakan kelembutan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah aku lihat darinya sebelumnya. Tatkala aku sakit, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk dan memberi salam seraya bertanya: "Bagaimana denganmu?" Seolah-olah tatkala itu beliau meragukanku, sementara saya tidak merasa telah melakukan kejelekan tersebut. Setelah saya merasa mulai sembuh, saya keluar bersama Ummu Misthah ke tempat tertutup untuk buang air, kami tidak pernah keluar kecuali di malam hari hingga malam lagi. Tempat tertutup tersebut dibuat di dekat rumah-rumah kami. Urusan kami seperti para pendahulu orang-orang Arab, kami biasa membuat tempat tertutup untuk buang air di rumah. Kemudian saya dan Ummu Misthah -dia adalah anak perempuannya Abi Ruhmi bin Al Muththalib bin Abdi Manaf dan ibunya adalah anak perempuannya Shakhri bin Amir, bibinya Abu Bakr Ash Shidiq dan anaknya adalah Misthah bin Utsabah bin Abbad bin Al Muththalib- kembali ke rumahku setelah urusan kami selesai. Tatkala itu, Ummu Misthah terpeleset karena menginjak atau terjerat kainnya. Ketika itu ia berkata: "Celaka Misthah." Saya bertanya kepadanya: "Alangkah jeleknya apa yang telah kamu katakan, engkau mencela orang yang telah ikut perang Badar." Dia berkata: "Ya, apakah kamu tidak mendengar apa yang dia katakan?" saya berkata: "Apa yang telah dia katakan?" maka dia mengabarkan kepadaku dengan perkataan orang-orang yang menuduhku. Tatkala itu saya bertambah sakit dan ketika saya kembali ke rumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dan mengucapkan salam. Kemudian beliau bersabda: "Bagaimana keadaanmu?" Saya berkata: "Apakah engkau mengizinkanku untuk mendatangi kedua orang tuaku?" ia berkata: "Ketika itu saya ingin meyakinkan kabar tersebut dari mereka berdua. Akhirnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengizinkanku. Lalu saya mendatangi kedua orang tuaku, saya bertanya kepada ibuku: "Wahai ibuku, apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang?" ia menjawab: "Wahai anakku, semoga urusanmu dimudahkan, demi Allah, tidaklah seorang wanita yang jelas-jelas bersama lelaki yang mencintainya sedang laki-laki tersebut memiliki isteri lainnya, kecuali mereka akan memperbanyak tuduhan atas diri wanita tersebut." ia berkata: "Maha Suci Allah, apakah ini yang dibicarakan oleh orang-orang?" ia berkata: "Pada malam itu juga aku menangis, hingga di pagi harinya air mataku tidak lagi bisa mengalir karena habis dan saya tidak berselak ketika tidur. Ketika di pagi harinya, saya terus menangis. Dan, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid untuk mengajak keduanya bermusyawarah dalam rangka memisahkan isterinya selama wahyu belum turun." Aisyah berkata: "Adapun Usamah bin Zaid, dia memberi saran kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan apa yang ia ketahui yaitu jauhnya isteri beliau dari perbuatan tersebut dan apa yang ia ketahui dari hakikat kecintaannya kepada beliau. Usamah berkata: 'Wahai Rasulullah! Mereka adalah isteri-isterimu, kami tidak mengetahui kecuali kebaikan semata.' Adapun Ali bin Abi Thalib, ia berkata: "Allah Azza wa jalla tidak akan memberi kesempitan kepadamu dan wanita selainnya masih banyak. Dan sungguh, jika engkau bertanya kepada budakmu, pasti dia akan jujur'." Aisyah berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Barirah, beliau bertanya: "Wahai Barirah! Apakah engkau melihat ada sesuatu yang meragukan bagimu dari diri Aisyah?" Barirah menjawab: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika saya melihat pada dirinya suatu hal yang kurang beres, sungguh itu tak lebih hanyalah ketika ia masih kecil umurnya, yang ia ketiduran dari menunggu adonan tepung di keluarganya, lantas ada binatang jinak datang dan menyantapnya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan meminta argumentasi dari seorang lelaki yang bernama Abdullah bin Ubai bin Salul. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di atas mimbar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai seluruh kaum muslimin, siapakah yang mau memberiku argumentasi dari seorang lelaki yang telah menyakiti keluargaku. Sungguh demi Allah, saya tidak mengetahui sesuatupun dari keluargaku kecuali kebaikan semata. Mereka telah menceritakan mengenai seorang lelaki yang saya tidak mengetahui dari dirinya kecuali kebaikan. Dan tidaklah ada orang yang menemui isteriku kecuali ia bersamaku." Sa'ad bin Mu'adz Al Anshari berkata: "Wahai Rasulullah! aku akan menolongmu. Baiklah, bila yang menyebarkan isu itu dari bani Aus, akan aku penggal lehernya, sebaliknya bila berasal dari saudara kami dari bani Khazraj, silahkan engkau perintahkan kami sehingga kami laksanakan perintahmu." Seketika itu juga Sa'ad bin Ubadah -dia adalah pemimpin dari bani Khazraj, ia adalah seorang lelaki yang shalih. Hanya saja, ia masih memiliki sikap fanatis- berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz: "Demi Allah, engkau tidak akan bisa membunuhnya dan tidak akan mampu untuk membunuhnya." Maka berdirilah Usaid bin Hudlair dan dia adalah keponakan Sa'ad bin Mu'adz, ia berkata kepada Sa'ad bin Ubadah: "Engkau bohong, sungguh kami akan membunuhnya karena kamu seorang yang munafik yang memperdebatkan orang-orang munafik." Keadaan pun semakin memanas antara bani Aus dan Khazraj, hingga mereka ingin saling bunuh membunuh sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap berdiri di atas mimbar. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menenangkan mereka, hingga mereka terdiam dan beliau pun terdiam. Pada hari itu, aku pun menangis hingga air mataku habis dan aku tidak memakai celak tatkala tidur. Malam berikutnya, aku masih menangis hingga air mataku habis dan aku tidak memakai celak ketika tidur. Kedua orang tuaku mengira tangisanku akan dapat membahayakan hatiku. Aisyah berakta: "Lalu keduanya duduk di sisiku sementara saya masih terus menangis. Ketika itu, ada seorang wanita Anshar yang meminta izin kepadaku untuk menemuiku, aku pun mengizinkannya. Ia pun duduk dan ikut menangis bersamaku. Tatkala kami dalam kondisi seperti itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui kami, beliau mengucapkan salam lantas beliau duduk." Ia berkata: "Beliau tidak pernah duduk di sisiku selama satu bulan, sejak wahyu tidak diturunkan kepadanya mengenai urusanku." Ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersaksi, seraya mengucapkan salam sambil duduk. beliau bersabda: "Amma ba'd, Wahai Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku berita begini dan begini, sungguh jika engkau terlepas dari hal itu karena tidak melakukannya, semoga Allah Azza wa jalla menjauhkanmu. Adapun jika kamu melakukan dosa tersebut, minta ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya. Karena seorang hamba yang mengakui dosanya kemudian bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya." Aisyah berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai berkata, air mataku semakin deras mengalir hingga tidak terasa lagi tetesan air mata tersebut." Saya berkata kepada ayahku: "Jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai diriku." Ayahku berkata: "Saya tidak tahu, demi Allah, saya tidak akan berbicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu saya berkata kepada ibuku: "Jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai diriku!" ibuku berkata: "Demi Allah, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Aisyah berkata: saya berkata: "Saya adalah seorang gadis yang masih kecil usianya, saya tidak banyak membaca Al Qur'an. Demi Allah, sungguh aku mengetahui engkau telah mendengar hal ini hingga kamu merasa mantap dan percaya terhadap hal itu. Bila toh aku katakan kepada kalian bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut dan Allah Azza wa jalla Maha Mengetahui bila aku jauh dari perbuatan tersebut, kalian juga tidak akan percaya terhadap hal itu. Jika saya mengaku kepada kalian dengan suatu perkara, sedang Allah Azza wa jalla Maha Mengetahui bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut, kalian pasti akan mempercayaiku. Demi Allah, sungguh tidak ada perkataan antara diriku dengan kalian kecuali sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Yusuf: 'Sabar itu adalah baik dan Allah adalah tempat meminta pertolongan terhadap apa yang kalian tuduhkan'." Aisyah berkata: "Kemudian saya merubah posisiku, aku berbaring di atas ranjangku." Ia berkata: "Demi Allah, ketika itu saya mengetahui bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut, dan Allah Azza wa jalla akan menjauhkanku karena aku jauh dari perbuatan tersebut. Akan tetapi, demi Allah, saya tidak mengira akan turun wahyu pada perkaraku. Dan sungguh, aku merasakan perkaraku terasa lebih sepele daripada Allah Azza wa jalla berfirman padaku dengan suatu wahyu yang dibacakan. Tetapi, saya hanya berharap supaya pada mimpinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diperlihatkan bahwa Allah Azza wa jalla menjauhkan diriku dari perbuatan tersebut." Aisyah berkata: "Demi Allah, tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari majelisnya, dan tidak ada seorang pun yang keluar dari penghuni rumah tersebut hingga Allah Azza wa jalla menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya. Sehingga, kondisi beliau berubah sebagaimana perubahan yang biasa terjadi tatkala wahyu turun, keringat beliau terus mengucur padahal hari itu adalah musim dingin. Hal itu karena begitu beratnya firman yang telah diturunkan kepadanya." Aisyah berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapat kabar gembira tersebut, beliau tertawa dan kalimat yang pertama kali beliau katakan ketika itu adalah: "Kabar gembira wahai Aisyah! Allah Azza wa jalla telah menjauhkanmu dari perbuatan tersebut." Kemudian ibuku berkata kepadaku: "Berdirilah kepadanya." Aku berkata: "Demi Allah, aku tidak akan berdiri kepadanya dan aku tidak akan memuji kecuali kepada Allah Azza wa jalla, Dialah yang telah menurunkan wahyu yang menjelaskan akan jauhnya diriku. Allah Azza wa jalla. telah menurunkan ayat yang artinya: {Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga} hingga sepuluh ayat. Allah Azza wa jalla telah menurunkan beberapa ayat yang menjelaskan akan jauhnya diriku dari perbuatan tersebut." Aisyah berkata: "Dahulu Abu Bakr terbiasa berinfak (memberi bayaran) kepada Misthah, karena ia adalah kerabatnya dan ia adalah seorang yang fakir. Ia berkata: 'Demi Allah, aku tidak akan pernah memberi bantuan untuknya selamanya setelah dia menuduh Aisyah.' Lalu Allah Azza wa jalla menurunkan wahyu, yang artinya: {Dan janganlah orang-orang yang mempunyai} -sampai kepada firman-Nya- {apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu} Abu Bakr berkata: 'Demi Allah, saya lebih senang bila Allah mengampuniku'. Kemudian ia kembali memberi bantuan kepada Misthah seperti biasa ia memberi bantuan kepadanya. Abu Bakr berkata: 'Sungguh, aku tidak akan berhenti membantunya selamanya'." Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Zainab binti Jahsy, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mengenai perkara yang terjadi padaku: "Apa yang kamu ketahui, apa yang kamu lihat, atau berita apa yang telah sampai kepadamu?" dia menjawab: "Wahai Rasulullah! Saya selalu menjaga pendengaran dan penglihatanku, dan saya tidak mengetahuinya kecuali kebaikan semata." Aisyah berkata: "Padahal dia adalah di antara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang (biasanya) merasa lebih tinggi daripadaku, hanya saja Allah menjaganya dengan sikap wara', sekalipun saudara perempuannya, Hamnah (binti Jahsyin), membencinya sehingga ia termasuk diantara orang-orang celaka yang menyebarkan berita bohong."
سنن النسائي ٤٣٨٦: أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالطَّرِيقِ يَمْنَعُ ابْنَ السَّبِيلِ مِنْهُ وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لِدُنْيَا إِنْ أَعْطَاهُ مَا يُرِيدُ وَفَّى لَهُ وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ لَمْ يَفِ لَهُ وَرَجُلٌ سَاوَمَ رَجُلًا عَلَى سِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لَقَدْ أُعْطِيَ بِهَا كَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ الْآخَرُ
Sunan Nasa'i 4386: Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tiga orang yang tidak akan diajak bicara Allah 'azza wa jalla dan Allah tidak akan melihat mereka pada Hari Kiamat serta tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksaan yang pedih, yaitu: orang yang memiliki kelebihan air dijalan dan ia melarang orang yang dalam perjalan untuk mengambilnya, seseorang yang membai'at imam karena urusan dunia, apabila ia memberi apa yang ia inginkan maka ia akan menunaikan haknya dan apabila ia tidak memberinya maka ia tidak memenuhi haknya, dan seseorang yang menawar barang orang lain setelah Ashar dan bersumpah kepadanya dengan nama Allah sungguh ia telah diberi dengan harga sekian dan sekian, kemudian orang lain mempercayainya."
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,