وَمِنْ كِتَابِ أَحْكَامِ الْقُرْآنِ

Kitab Pembahasan Tentang Hukum Al-Qur'an

Musnad Syafi'i #1328

مسند الشافعي ١٣٢٨: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ نَعِيمًا أَنْ يُؤَامِرَ أُمَّ ابْنَتِهِ فِيهَا

Musnad Syafi'i 1328: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij: Bahwa Rasulullah telah memerintahkan Nu'aim agar bermusyawarah dengan ibu anak perempuannya tentang perkawinan anak perempuannya. 562

Musnad Syafi'i #1329

مسند الشافعي ١٣٢٩: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، أَرْسَلَ إِلَى عَائِشَةَ يَسْأَلُهَا: هَلْ يُبَاشِرُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ؟ فَقَالَتْ: «لِتَشْدُدْ إِزَارَهَا عَلَى أَسْفَلِهَا ثُمَّ يُبَاشِرُهَا إِنْ شَاءَ»

Musnad Syafi'i 1329: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi': Bahwa Ubaidillah bin Umar pernah mengirimkan seorang utusan kepada Aisyah untuk menanyakan kepadamu, apakah seorang lelaki boleh menggauli istrinya yang sedang haid? Aisyah menjawab- "Hendaklah si istri mengencangkan kain bagian bawahnya, kemudian si suami boleh menggaulinya jika menginginkannya."563

Musnad Syafi'i #1330

مسند الشافعي ١٣٣٠: أَخْبَرَنَا عَمِّي، مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ شَافِعٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَلِيِّ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أُحَيْحَةَ بْنِ الْحَلَّاجِ، أَوْ عَنْ عَمْرِو بْنِ فُلَانِ بْنِ أُحَيْحَةَ بْنِ الْحَلَّاجِ، قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَا شَكَكْتُ، عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ، أَنَّ رَجُلًا، سَأَلَ [ص:276] النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ إِتْيَانِ النِّسَاءِ فِي أَدْبَارِهِنَّ، أَوْ إِتْيَانِ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَلَالٌ» . فَلَمَّا وَلَّى الرَّجُلُ دَعَاهُ، أَوْ أَمَرَ بِهِ فَدُعِيَ، فَقَالَ: «كَيْفَ قُلْتَ فِي أَيِّ الْخُرْبَتَيْنِ، أَوْ فِي أَيِّ الْخَرَزَتَيْنِ، أَوْ فِي أَيِّ الْخَصْفَتَيْنِ، أَمِنْ دُبُرِهَا فِي قُبُلِهَا، فَنَعَمْ، أَمْ مِنْ دُبُرِهَا فِي دُبُرِهَا فَلَا، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ، لَا تَأْتُوا النِّسَاءَ فِي أَدْبَارِهِنَّ» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَالَ: فَمَا تَقُولُ؟ قُلْتُ: عَمِّي ثِقَةٌ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَلِيٍّ ثِقَةٌ، وَقَدْ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدٌ عَنِ الْأَنْصَارِيِّ الْمُحَدِّثِ بِهَا أَنَّهُ أَثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا وَخُزَيْمَةَ مِمَّنْ لَا يَشُكُّ عَالِمٌ فِي ثِقَتِهِ، فَلَسْتُ أُرَخِّصُ فِيهِ، بَلْ أَنْهَى عَنْهُ

Musnad Syafi'i 1330: Pamanku -Muhammad bin Ali bin Syafi'- mengabarkan kepada kami, bahwa Abdullah bin Ali bin As-Saib mengabarkan kepadanya dari Amr bin Uhaihah bin Al Hallaj atau dari Amr bin Fulan bin Uhaihah bin Al Hallaj Asy-Syafi'i berkata, “Aku masih ragu." dari Khuzaimah bin Tsabit: Seorang lelaki bertanya kepada Nabi mengenai masalah mendatangi wanita dari arah belakang mereka atau seorang suami mendatangi istrinya dari belakang. Maka Nabi menjawab, "Halal." Tetapi ketika lelaki itu pergi, beliau memanggilnya atau menyuruh seseorang untuk memanggilnya, kemudian beliau bertanya, "Ke lubang manakah yang kamu maksudkan, atau ke liang manakah, atau ke sasaran manakah? Bila yang kaumaksudkan dari belakang ke arah qubul (kemaluan)nya, maka boleh; tetapi bila dari arah belakang ke liang anusnya, tidak boleh. Sesungguhnya Allah tidak segan untuk menerangkan perkara yang hak, janganlah kalian mendatangi istri pada liang anusnya." 564 Asy-Syafi'i mengatakan: ia berkata, “Apa yang kamu katakan?" Aku katakan, “Pamanku tsiqah dan Abdullah bin Ali juga tsiqah dan Muhammad telah mengabarkan kepadaku dari Al Anshari, ia yang telah menceritakannya bahwa yang memujinya dengan kebaikan dan Khuzaimah adalah orang yang tidak diragukan lagi: ia alim dan tsiqah, aku tidak memberi dispensasi padanya namun aku melarang hal itu.

Musnad Syafi'i #1331

مسند الشافعي ١٣٣١: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ عُلَيَّةَ، عَنْ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ رَجُلٍ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَنْكَحَ الْوَلِيَّانِ فَالْأَوَّلُ أَحَقُّ، وَإِذَا بَاعَ الْمُجِيزَانِ فَالْأَوَّلُ أَحَقُّ»

Musnad Syafi'i 1331: Ismail -yakni Ibnu Ulayah- mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi , ia berkata, "Apabila ada 2 orang wali menikahkan, maka orang yang paling berhak menikahkan adalah orang yang pertama. Dan apabila ada 2 orang pedagang menjajakan dagangannya, maka orang pertamalah yang paling berhak melakukannya “565

Musnad Syafi'i #1332

مسند الشافعي ١٣٣٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «إِذَا طَلَّقَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ فَهُوَ أَحَقُّ بِرَجْعَتِهَا حَتَّى تَغْتَسِلَ مِنَ الْحَيْضَةِ الثَّالِثَةِ، فِي الْوَاحِدَةِ وَفِي الِاثْنَتَيْنِ»

Musnad Syafi'i 1332: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ibnu Al Musayyab bahwa Ali bin Abu Thalib telah berkata, "Apabila seorang laki-laki menceraikan istrinya, maka suami lebih berhak untuk rujuknya sebelum bersuci dari masa haidnya yang ketiga pada thalak yang pertama dan pada thalak yang kedua." 566

Musnad Syafi'i #1333

مسند الشافعي ١٣٣٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سُئِلَ عَنْ رَجُلٍ وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا فَقَتَلَهُ أَوْ قَتَلَهَا فَقَالَ: إِنْ لَمْ يَأْتِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَلْيُعْطِ بِرُمَّتِهِ

Musnad Syafi'i 1333: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Ibnu Al Musayyab: Ali bin Abu Thalib pernah ditanya mengenai seorang lelaki yang menemukan istrinya bersama lelaki lain, lalu ia membunuhnya atau membunuh istrinya. Maka ia berkata, "Jika dia tidak dapat mendatangkan 4 orang saksi, maka dia diqishash dalam keadaan terikat." 567

Musnad Syafi'i #1334

مسند الشافعي ١٣٣٤: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، لِأَنَّ اللَّهَ يَقُولُ: {مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ} [الْبَقَرَة: 282]

Musnad Syafi'i 1334: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami dan Ibnu Juraij, dari Ibnu Mulaikah, dari Ibnu Abbas: Dikatakan demikian karena Allah pernah berfirman, "Dari saksi-saksi yang kalian ridhai."(Qs. Al Baqarah [2]: 282) 568

Musnad Syafi'i #1335

مسند الشافعي ١٣٣٥: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَحْكُمِ الْحَاكِمُ أَوْ لَا يَقْضِي الْقَاضِي [ص:277] بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانٌ»

Musnad Syafi'i 1335: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair, dan Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah hakim memutuskan perkara, atau janganlah qadhi memutuskan perkara di antara 2 orang (yang bersengketa) ketika ia dalam keadaan emosi."569

Musnad Syafi'i #1336

مسند الشافعي ١٣٣٦: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ مُشَاوَرَةً لِأَصْحَابِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ} [الشورى: 38]

Musnad Syafi'i 1336: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, ia mengatakan: Abu Hurairah pernah berkala, "Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih banyak melakukan musyawarah Amgan para sahabatnya selain dari Rasulullah .570 Imam Asy-Syafi'i mengatakan bahwa Allah telah berfirman, "Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka " (Qs. Asy-Syuuraa [42]: 38)

Musnad Syafi'i #1337

مسند الشافعي ١٣٣٧: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ يُؤْخَذُ بِذَنْبِ غَيْرِهِ حَتَّى جَاءَ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى} [النَّجْم: 38] إِلَى هُنَا يَقُولُ الرَّبِيعُ: أَخْبَرَنَا الشَّافِعِيُّ، وَيَقُولُ بَعْدَ ذَلِكَ: حَدَّثَنَا الشَّافِعِيُّ

Musnad Syafi'i 1337: Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Amr bin Aus, ia mengatakan: Dahulu kala seseorang dihukum karena dosa (kesalahan) orang lain hingga datang kepada mereka Nabi Ibrahim . Maka Allah berfirman, “Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji, yaitu bahwasanya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (Qs. An-Najm [53]: 37-38) 571 Sampai disini perkataan Ar-Rabi'; Asy-Syafi'i mengabarkan kepada kami, dan ia berkata setelah itu; Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami.