مسند الشافعي ٩٨٨: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، كَانَ يَقُولُ: الدِّيَةُ لِلْعَاقِلَةِ، وَلَا تَرِثُ الْمَرْأَةُ مِنْ دِيَةِ زَوْجِهَا شَيْئًا، حَتَّى أَخْبَرَهُ الضَّحَّاكُ بْنُ سُفْيَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَتَبَ إِلَيْهِ أَنْ يُوَرِّثَ امْرَأَةَ أَشْيَمَ الضِّبَابِيِّ مِنْ دِيَتِهِ» فَرَجَعَ إِلَيْهِ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Musnad Syafi'i 988: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ibnu Al Musayyab bahwa Umar bin Al Khaththab pernah berkata, "Diyat itu untuk keluarga (si terbunuh), sedangkan istri tidak berhak mewarisi diyat suaminya (yang terbunuh) barang sedikit pun." Hingga Adh-Dhahhak bin Sufyan menceritakan kepadanya bahwa Nabi pernah berkirim surat kepadanya yang isinya menyatakan, "Berikanlah kepada istri Asyaima Adh-Dhabbabi warisan dari diyatnya." Kemudian Amr mendatanginya. 236
مسند الشافعي ٩٨٩: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَتَبَ إِلَى الضَّحَّاكِ بْنِ سُفْيَانَ: «أَنْ وَرِّثِ امْرَأَةَ أَشْيَمَ الضِّبَابِيِّ مِنْ دِيَتِهِ» . قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَكَانَ أَشْيَمُ قُتِلَ خَطَأً
Musnad Syafi'i 989: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab: Bahwa Nabi pernah berkirim surat kepada Adh-Dhahhak bin Sufyan; Berikanlah kepada istri Asyaima Adh-Dhabbabi warisan sebagian dari diyatnya." Ibnu Syihab berkata, “Adapun Usyaim membunuh bersalah." 237
مسند الشافعي ٩٩٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «كَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَلِينِي وَأَخًا لِي يَتِيمَيْنِ فِي حِجْرِهَا، فَكَانَتْ تُخْرِجُ مِنْ أَمْوَالِنَا الزَّكَاةَ»
Musnad Syafi'i 990: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Al Qasim, dari ayahnya, ia mengatakan: Aisyah -istri Nabi - mengurus diriku bersama dua orang saudara yatimku di dalam asuhannya, dan ia mengeluarkan zakat dari harta kami. 238
مسند الشافعي ٩٩١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «ابْتَغُوا فِي أَمْوَالِ الْيَتَامَى، لَا تَسْتَهْلِكْهَا الزَّكَاةُ»
Musnad Syafi'i 991: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar bahwa Umar bin Al Khaththab pernah berkata, "Kembangkanlah harta anak-anak yatim agar tidak habis dimakan oleh zakat."239
مسند الشافعي ٩٩٢: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يُزَكِّي مَالَ الْيَتِيمِ
Musnad Syafi'i 992: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa ia mengeluarkan zakat harta anak yatim. 240
مسند الشافعي ٩٩٣: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، وَيَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، وَعَبْدِ الْكَرِيمِ بْنِ أَبِي الْمُخَارِقِ، كُلُّهُمْ يُخْبِرُهُ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ: «كَانَتْ عَائِشَةُ تُزَكِّي أَمْوَالَنَا وَإِنَّهُ لَيُتَّجَرُ بِهَا فِي الْبَحْرَيْنِ»
Musnad Syafi'i 993: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ayub bin Musa, Yahya bin Sa'id dan Abdul Karim bin Al Mukhariq, semuanya menceritakan hadits ini dari Al Qasim bin Muhammad, ia mengatakan: Aisyah dahulu selalu mengeluarkan zakat harta benda kami, dan sesungguhnya dia benar-benar mengembangkannnya melalui berdagang di Bahrain. 241
مسند الشافعي ٩٩٤: أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، وَسُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الْوَلَاءِ وَعَنْ هِبَتِهِ
Musnad Syafi'i 994: Malik bin Anas bin Sufyan menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar : Nabi melarang memperjualbelikan wala' , demikian pula menghibahkannya. 242
مسند الشافعي ٩٩٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، أَنَّ عَلِيًّا، رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ قَالَ: «الْوَلَاءُ بِمَنْزِلَةِ الْحِلْفِ، أُقِرُّهُ حَيْثُ جَعَلَهُ اللَّهُ»
Musnad Syafi'i 995: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid bahwa Ali pernah berkata: Wala' itu sama kedudukannya dengan sumpah yang aku tetapkan sesuai dengan apa yang telah dijadikan oleh Allah. 243
مسند الشافعي ٩٩٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا أَرَادَتْ أَنْ تَشْتَرِيَ جَارِيَةً تُعْتِقُهَا فَقَالَ أَهْلُهَا: نَبِيعُكِهَا عَلَى أَنَّ وَلَاءَهَا لَنَا، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «لَا يَمْنَعُكِ ذَلِكَ، فَإِنَّمَا الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ»
Musnad Syafi'i 996: Malik menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Aisyah : Bahwa ia bermaksud membeli seorang budak perempuan yang akan ia merdekakan, kemudian pemilik budak itu berkata, "Kami mau menjualnya kepadamu dengan syarat wala'nya tetap bagi kami." Lalu Aisyah menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah , maka beliau bersabda, "Hal tersebut tidaklah mencegahmu, karena sesungguhnya hak wala itu hanya bagi orang yang memerdekakan.244
مسند الشافعي ٩٩٧: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، بِنَحْوِهِ، لَمْ يَقُلْ عَنْ عَائِشَةَ، وَذَلِكَ، مُرْسَلٌ
Musnad Syafi'i 997: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah dengan hadits serupa dengannya, hanya saja ia tidak menyebutkan dari Aisyah , maka predikat hadits menjadi mursal. 245