مسند الشافعي ٤٨٥: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَفَلَ، فَلَمَّا كَانَ بِالرَّوْحَاءِ لَقِيَ رَكْبًا فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: «مَنِ الْقَوْمُ؟» فَقَالُوا: الْمُسْلِمُونَ، فَمَنِ الْقَوْمُ؟ قَالَ: «رَسُولُ اللَّهِ» . فَرَفَعَتْ إِلَيْهِ امْرَأَةٌ صَبِيًّا لَهَا مِنْ مِحَفَّةٍ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلِهَذَا حَجٌّ؟ فَقَالَ: «نَعَمْ، وَلَكِ أَجْرٌ»
Musnad Syafi'i 485: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ibrahim bin Uqbah, dari Kuraib mantan budak Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas : Bahwa Nabi kembali. Ketika sampai di Rauha, beliau berjumpa dengan serombongan kafilah, maka beliau mengucapkan salam kepada mereka dan bertanya, “Siapakah kaum ini? ” Mereka menjawab, “Kami adalah kaum muslim.” (Lalu mereka balik bertanya), “Siapakah engkau?” Beliau menjawab, “Rasulullah.” Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat anaknya dari balik sekedup seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah anak ini memperoleh (pahala) ibadah haji?” Nabi SAW menjawab, “Ya dan engkau pun mendapat pahala.” 489
مسند الشافعي ٤٨٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِامْرَأَةٍ وَهِيَ فِي مِحَفَّتِهَا فَقِيلَ لَهَا: هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخَذَتْ بِعَضُدَيْ صَبِيٍّ كَانَ مَعَهَا فَقَالَتْ: أَلِهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَلَكِ أَجْرٌ»
Musnad Syafi'i 486: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibrahim bin Uqbah, dan Kuraib mantan budak Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Rasulullah pernah melewati seorang perempuan yang sedang berada di dalam sekedupnya, kemudian dikatakan kepadanya bahwa ini adalah Rasulullah . Lalu perempuan tersebut memegang tangan anak laki-laki yang dibawanya, lantas bertanya, “Apakah anak lelaki ini memperoleh (pahala) haji?” Beliau menjawab, ''Ya, kamu pun memperoleh pahala.”490
مسند الشافعي ٤٨٧: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ، عَنْ أَبِي السَّفَرِ قَالَ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «أَيُّهَا النَّاسُ، أَسْمِعُونِي مَا تَقُولُونَ، وَافْهَمُوا مَا أَقُولُ لَكُمْ، أَيُّمَا مَمْلُوكٍ حَجَّ بِهِ أَهْلُهُ فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُعْتَقَ فَقَدْ قَضَى حَجَّهُ، وَإِنْ عُتِقَ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ فَلْيَحْجُجْ، وَأَيُّمَا غُلَامٍ حَجَّ بِهِ أَهْلُهُ فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَ فَقَدْ قَضَى حَجَّتَهُ، وَإِنْ بَلَغَ فَلْيَحْجُجْ»
Musnad Syafi'i 487: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Malik bin Maghul, dari Abu Safar, ia mengatakan: Ibnu Abbas pernah berkata, “Hai manusia, perdengarkanlah kepadaku apa yang kalian katakan dan pahamilah apa yang akan kukatakan kepada kalian: Seorang budak yang dihajikan oleh tuannya, lalu ia meninggal dunia sebelum dimerdekakan, berarti ia telah menunaikan hajinya; tetapi jika ia merdeka sebelum meninggal dunia, hendaklah ia menunaikan hajinya (lagi). Dan seorang anak yang dihajikan oleh keluarganya, lalu ia meninggal dunia sebelum baligh, berarti ia telah menunaikan hajinya; tetapi jika ia telah baligh, hendaklah ia berhaji (lagi).' 491
مسند الشافعي ٤٨٨: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ: سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ، يُحَدِّثُ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ امْرَأَةً مِنْ خَثْعَمَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: إِنَّ فَرِيضَةَ اللَّهِ فِي الْحَجِّ عَلَى عِبَادِهِ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْتَمْسِكَ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَهَلْ تَرَى أَنْ أَحُجَّ عَنْهُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ» قَالَ سُفْيَانُ: هَكَذَا حَفِظْتُهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ
Musnad Syafi'i 488: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: ia pernah mendengar Az-Zuhri menceritakan hadits dari Sulaiman bin Yasar, dari Ibnu Abbas: Bahwa seorang wanita dari kalangan Bani Khats'am bertanya kepada Nabi . Untuk itu ia berkata, “Sesungguhnya fardhu haji telah ditetapkan oleh Allah atas hamba- hamba-Nya, sedangkan ayahku berusia sangat lanjut, ia tidak mampu duduk tegak di atas unta kendaraannya. Apakah menurutmu aku boleh menghajikannya?” Nabi menjawab, “Ya.” Sufyan berkata, “Demikianlah yang kami hafal dari Az- Zuhri.” 492
مسند الشافعي ٤٨٩: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ وَزَادَ فِيهِ: فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَهَلْ يَنْفَعُهُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ، كَمَا لَوْ كَانَ عَلَيْهِ دَيْنٌ فَقَضَيْتِهِ نَفَعَهُ»
Musnad Syafi'i 489: Amr bin Dinar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Sulaiman bin Yasar, dari Nabi dengan hadits-hadits yang semisal, hanya di dalamnya ditambahkan: Wanita itu bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah hal tersebut bermanfaat baginya?” Nabi menjawab, “Ya, kondisinya sama seandainya dia punya utang, lalu kamu membayarkannya, maka jelas hal itu bermanfaat baginya.”493
مسند الشافعي ٤٩٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ الْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ تَسْتَفْتِيهِ، فَجَعَلَ الْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْرِفُ وَجْهَ الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الْآخَرِ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَرِيضَةُ اللَّهِ فِي الْحَجِّ عَلَى عِبَادِهِ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَثْبُتَ عَلَى الرَّاحِلَةِ، أَفَأَحُجُّ عَنْهُ؟ قَالَ: «نَعَمْ» . وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ
Musnad Syafi'i 490: Malik mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Sulaiman bin Yasar, dari Abdullah bin Abbas, ia mengatakan: Al Fadhl bin Abbas pernah dibonceng di belakang Nabi . Kemudian datang kepada Nabi seorang wanita dari kalangan Bani Khats'am untuk meminta fatwa dari beliau, sedangkan Al Fadhl memandang ke arah itu, begitu pula sebaliknya. Maka Nabi memalingkan wajah Al Fadhl ke arah yang lain, dan wanita itu bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya fardhu haji telah ditetapkan oleh Allah atas hamba-hamba-Nya, sedangkan ayahku telah mencapai usia yang sangat tua, ia tidak dapat duduk tegak di atas rahilah (unta kendaraanjnya, bolehkah aku menghajikannya (sebagai wakil darinya)?” Nabi SAW menjawab, “Ya.” Hal tersebut terjadi dalam haji Wada'.
مسند الشافعي ٤٩١: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ الزَّنْجِيُّ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ امْرَأَةً، مِنْ خَثْعَمَ قَالَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَبِي قَدْ أَدْرَكَتْهُ فَرِيضَةُ اللَّهِ فِي الْحَجِّ وَهُوَ شَيْخٌ كَبِيرٌ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْتَوِيَ عَلَى ظَهْرِ بَعِيرِهِ، قَالَ: «فَحُجِّي عَنْهُ»
Musnad Syafi'i 491: Muslim bin Khalid Az-Zinji mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, Ibnu Syihab berkata, “Sulaiman bin Yasar menceritakan kepadaku dari Ibnu Abbas, dari Al Fadhl bin Abbas: Bahwa seorang wanita dari kalangan Bani Khats'am bertanya kepada Rasulullah , 'Sesungguhnya ayahku telah diwajibkan melakukan ibadah haji, sedangkan dia adalah seorang yang sangat lanjut usia, ia tidak mampu duduk tegak di atas punggung unta kendaraannya'. Nabi SAW menjawab, “Maka,, kamu hajikanlah dia.“495
مسند الشافعي ٤٩٢: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ الْمَخْزُومِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَكُلُّ مِنًى مَنْحَرٌ» . ثُمَّ جَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ فَقَالَتْ: إِنَّ أَبِي شَيْخٌ قَدْ أَفْنَدَ وَأَدْرَكَتْهُ فَرِيضَةُ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي الْحَجِّ وَلَا يَسْتَطِيعُ أَدَاءَهَا، فَهَلْ يَجْزِي عَنْهُ أَنْ أُؤَدِّيَهَا عَنْهُ؟ قَالَ: «نَعَمْ»
Musnad Syafi'i 492: Amr bin Abu Salamah mengabarkan kepada kami dari Abdul Aziz bin Muhammad, dari Abdurrahman bin Harits Al Makhzumi, dari Zaid bin Ali bin Husain, dari ayahnya, dari Ubaidilah bin Abu Rafi', dari Ali bin Abu Thalib bahwa Nabi telah bersabda, “Seluruh Mina adalah tempat penyembelihan kurban.” Kemudian datanglah kepadanya seorang wanita dari kalangan Bani Khats'am, dan wanita itu langsung bertanya, “Sesungguhnya ayahku berusia sangat tua dan pikun, ia terkena kewajiban melakukan ibadah haji yang telah difardhukan oleh Allah atas hamba-hamba-Nya, tetapi dia tidak kuat mengerjakannya, apakah cukup bila aku yang menghajikannya sebagai ganti?” Nabi menjawab, “Ya. ” 496
مسند الشافعي ٤٩٣: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ حَنْظَلَةَ قَالَ: سَمِعْتُ طَاوُسًا، يَقُولُ: أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ: إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ وَعَلَيْهَا حَجٌّ، فَقَالَ: «حُجِّي عَنْ أُمِّكِ»
Musnad Syafi'i 493: Said bin Salim mengabarkan kepada kami dari Hanzhalah, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Thawus mengatakan bahwa Nabi kedatangan seorang wanita, lalu wanita itu bertanya, “Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai utang haji.” Maka Nabi menjawab, “Hajilah atas nama ibumu.”497
مسند الشافعي ٤٩٤: أَخْبَرَنَا مُسْلِمٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ: سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ فُلَانٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ كُنْتَ حَجَجْتَ فَلَبِّ عَنْهُ، وَإِلَّا فَاحْجُجْ»
Musnad Syafi'i 494: Muslim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha': Nabi pernah mendengar seorang lelaki mengucapkan “Labbaika” sebagai ganti dari si Fulan. Maka Nabi bersabda, “Jika kamu telah menunaikan haji, maka bertalbiyahlah atas namanya, dan jika tidak maka hajilah kamu.”498