صحيح ابن خزيمة ١٥١: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عَامِرِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، أَنَّهُ «تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا، وَمَضْمَضَ ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا، وَرِجْلَيْهِ ثَلَاثًا، وَخَلَّلَ لِحْيَتِهِ وَأَصَابِعَ الرِّجْلَيْنِ» . وَقَالَ: «هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 151: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Khalaf bin Al Walid menceritakan kepada kami, lsra'il menceritakan kepada kami dari Amir bin Syaqiq dari Syaqiq bin Salamah dari Utsman bin Affan bahwa ia berwudhu, membasuh wajah tiga kali, menghirup air ke dalam hidung tiga kali, berkumur tiga kali, mengusap kepala dan kedua telinga luar dalam serta kedua kaki tiga kali, menyela-nyela jenggot dan jari-jari kedua kaki. Ia berkata, “Seperti inilah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu.” 256
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Al Hafidh Berkata Dalam At Talkhish: Abdullah bin Ahmad Berkata Dari Bapaknya: Tidak Ada Sesuatu Yang Shahih Dari Menyela-Nyela Jenggot. Dan Ibnu Abu Hatim Berkata Dari Bapaknya: Tidak Ada Sesuatu pun Yang Tsabat Dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Mengenai Menyela-Nyela Jenggot.,
صحيح ابن خزيمة ١٥٢: نا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ عَامِرِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، «تَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا، وَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَمَسَحَ بِأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَخَلَّلَ أَصَابِعَهُ، وَخَلَّلْ لِحْيَتَهُ حِينَ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا» . وَقَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا رَأَيْتُمُونِي فَعَلْتُ» قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: «وَذَكَرَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَلَا أَدْرِي كَيْفَ ذَكَرَهُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «عَامِرُ بْنُ شَقِيقٍ هَذَا هُوَ ابْنُ حَمْزَةَ الْأَسَدِيُّ، وَشَقِيقُ بْنُ سَلَمَةَ هُوَ أَبُو وَائِلٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 152: Ishaq bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abdurrahman —maksudnya Ibnu Mahdi— mengabarkan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Amir bin Syaqiq dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata, “Aku melihat Utsman bin Affan berwudhu, ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, berkumur dan menghirup air ke hidung, membasuh wajah tiga kali, mengusap kedua telinga luar dalam dan membasuh kedua kaki tiga kali-tiga kali, menyela-nyela jari, menyela-nyelai jenggot saat membasuh wajah tiga kali.” Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan seperti kamu melihatku melakukannya.” Abdurrahman berkata, “Ia menyebutkan kedua tangan sampai siku, dan aku tidak tahu bagaimana ia menyebutkannya.” 257 Abu Bakar berkata, “Amir bin Syaqiq adalah Ibnu Hamzah Al Asadi, sedang Syaqiq bin Salamah adalah Abu Wa'il.”
Grade
صحيح ابن خزيمة ١٥٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ رُكَانَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ الْخَوْلَانِيُّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: دَخَلَ عَلِيٌّ عَلَيَّ بَيْتِي وَقَدْ بَالَ فَدَعَا بِوَضُوءٍ فَجِئْنَاهُ بِقُعْبٍ يَأْخُذُ الْمُدَّ أَوْ قَرِيبَهُ حَتَّى وُضِعَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ: «يَا ابْنَ عَبَّاسٍ أَلَا أَتَوَضَّأُ لَكَ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟» فَقُلْتُ: بَلَى فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ: «فَوَضَعَ لَهُ إِنَاءً فَغَسَلَ يَدَيْهِ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ أَخَذَ بِيَمِينِهِ - يَعْنِي الْمَاءَ - فَصَكَّ بِهَا وَجْهَهُ» وَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 153: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulaiyah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah menceritakan kepadaku dari Ubaidullah Al Khaulani dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ali masuk ke rumahku padahal ia telah membuang air kecil. Ia minta air wudhu, lalu kami bawakan ia segelas besar air, ia mengambil satu mud atau ukuran yang mendekati satu mud, ia letakkan di depannya. Ia berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas, tidakkah kamu mau tahu aku berwudhu seperti wudhu Rasulullah SAW?’ Aku berkata, ‘Mau, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu.' Ibnu Abbas berkata, ‘Sebuah bejana air diletakkan untuknya, lalu ia mencuci kedua tangannya, berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, kemudian mengambil —maksudnya air— dengan tangan kanannya, lalu mengusapkan dengan menekankan telapak tangan ke wajahnya’.” Ibnu Abbas menuturkan hadits selengkapnya258
Grade
صحيح ابن خزيمة ١٥٤: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، نا عَمِّي، حَدَّثَنِي عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ حَبَّانَ بْنَ وَاسِعٍ، حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الْمَازِنِيُّ يَذْكُرُ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَضْمَضَ، ثُمَّ اسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَهُ الْيُمْنَى ثَلَاثًا، وَالْأُخْرَى ثَلَاثًا، وَمَسَحَ رَأْسَهُ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدِهِ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى أَنْقَاهُمَا "
Shahih Ibnu Khuzaimah 154: Ahmad bin Abdurrahman bin Wahab mengabarkan kepada kami, Pamanku mengabarkan kepada kami, Amr —ia adalah Ibnu Al Harits— menceritakan kepadaku, bahwa Habban bin Wasi’ menceritakannya, bahwa ayahnya menceritakannya, bahwa ia mendengar Abdullah bin Zaid bin Ashim Al Mazini menyebutkan, bahwa ia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu, beliau lalu berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, kemudian membasuh wajah (24 -ba') tiga kali, tangan kanan tiga kali, tangan kiri tiga kali, mengusap kepala dengan air yang bukan basuhan tangan dan membasuh kedua kaki hingga membersihkannya. ’259
صحيح ابن خزيمة ١٥٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ، وَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 155: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Amr bin Yahya dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepala dengan kedua tangan, mengusap bagian depan dan bagian belakang, memulai mengusap bagian depan kepala kemudian menjalankan kedua tangan sampai ke tengkuk, lalu mengembalikan lagi sampai ke tempat semula dimana ia memulai.” 260
صحيح ابن خزيمة ١٥٦: نا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، وَغَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، وَبَدَأَ بِالْمُقَدَّمِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 156: Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Yahya Al Mazini dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu. Beliau membasuh wajah tiga kali, membasuh kedua tangan dua kali, kemudian mengusap kepala. Beliau memulai bagian depan, kemudian membasuh kedua kaki. 261
صحيح ابن خزيمة ١٥٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، نا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى قَالَ: سَأَلْتُ مَالِكًا، عَنِ الرَّجُلِ مَسَحَ مُقَدَّمَ رَأْسِهِ فِي الْوُضُوءِ أَيُجْزِيهِ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْمَازِنِيِّ قَالَ: «مَسَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ فِي وَضُوئِهِ مِنْ نَاصِيَتِهِ إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّ يَدَيْهِ إِلَى نَاصِيَتِهِ وَمَسَحَ رَأْسَهُ كُلَّهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 157: Muhammad bin Rafi’ mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Isa mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku bertanya kepada Malik tentang seseorang yang mengusap bagian depan kepala ketika berwudhu, apakah hal itu mencukupi?” Ia berkata, “Amr bin Yahya bin Umarah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Abdullah bin Zaid Al Mazini, ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepala saat wudhu mulai dari ubun-ubun sampai tengkuk, kemudian beliau mengembalikan kedua tangan ke bagian ubun-ubun dan beliau mengusap kepala seluruhnya’.” 263
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Isnaduhu Shahih,
صحيح ابن خزيمة ١٥٨: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، نا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا يَوْمًا وَضُوءًا، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فِي صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَالْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «فِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْكَعْبَيْنِ هُمَا الْعَظْمَانِ النَّاتِئَانِ فِي جَانِبَيِ الْقَدَمِ إِذْ لَوْ كَانَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ عَلَى ظَهَرِ الْقَدَمِ لَكَانَ لِلرِّجْلِ الْيُمْنَى كَعْبٌ وَاحِدٌ لَا كَعْبَانِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 158: Yunus bln Abdul A’la Ash-Shadafi, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Atha' bin Yazid mengabarkan kepadanya, bahwa Humran mengabarkan kepadanya, bahwa Utsman suatu hari pernah meminta air wudhu, Humran menyebutkan hadits tentang sifat wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Kemudian Utsman membasuh kaki kanan sampai kedua mata kaki tiga kali, kaki kiri juga seperti itu.” 265 (25/1) Abu Bakar berkata, “Dalam hadits ini ada petunjuk bahwa dua mata kaki itu adalah dua tulang yang menonjol di dua sisi telapak kaki, karena seandainya mata kaki itu adalah tulang yang menonjol pada punggung telapak kaki, tentu kaki kanan hanya mempunyai satu mata kaki bukan dua.”
صحيح ابن خزيمة ١٥٩: نا أَبُو عَمَّارٍ، نا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ زَيْدِ بْنِ زِيَادٍ هُوَ ابْنُ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَامِعِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ طَارِقٍ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ فِي سُوقِ ذِي الْمَجَازِ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ، وَهُوَ يَقُولُ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا "، وَرَجُلٌ يَتْبَعُهُ يَرْمِيَهُ بِالْحِجَارَةِ قَدْ أَدْمَى كَعْبَيْهِ وَعُرْقُوبَيْهِ، وَهُوَ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تُطِيعُوهُ فَإِنَّهُ كَذَّابٌ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: غُلَامُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا الَّذِي يَتْبَعُهُ يَرْمِيهِ بِالْحِجَارَةِ؟ قَالُوا: هَذَا عَبْدُ الْعُزَّى أَبُو لَهَبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «وَفِي هَذَا الْخَبَرِ دَلَالَةٌ أَيْضًا عَلَى أَنَّ الْكَعْبَ هُوَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ فِي جَانِبَيِ الْقَدَمِ إِذِ الرَّمْيَةُ إِذَا جَاءَتْ مِنْ وَرَاءِ الْمَاشِي لَا تَكَادُ تُصِيبُ الْقَدَمَ إِذِ السَّاقُ مَانِعٌ أَنْ تُصِيبَ الرَّمْيَةُ ظَهَرَ الْقَدَمِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 159: Abu Ammar mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Ziad —ia adalah Ibnu Abu Al Ja’d— dari Jami’ bin Syaddad dari Thariq Al Muhairibi, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melintas di pasar Dzulmajaz, beliau mengenakan pakaian merah. Beliau bersabda, “ Wahai sekalian manusia, ucapkanlah, “Laa ilaaha illallaah (tiada tuhan selain Allah), niscaya kalian beruntung." Seseorang mengikuti beliau lalu melempari dengan batu. Ia membuat dua mata kaki dan dua urat di atas tumit beliau berdarah. Ia berkata, “Wahai manusia, jangan kalian mentaatinya, karena ia pendusta.” Aku bertanya, “Siapa laki- laki ini?” Mereka menjawab, “Pemuda Bani Abdul Muththalib.” Lalu aku bertanya lagi, “Siapa laki-laki yang mengikuti seraya melemparinya dengan batu?” Mereka menjawab, “Yang ini Abdul Uzza Abu Lahab.” 266 Abu Bakar berkata, “Dalam hadits ini juga ada petunjuk bahwa mata kaki adalah tulang yang menonjol di dua sisi telapak kaki, karena lemparan itu bila datang dari belakang orang yang berjalan, hampir tidak akan mengenai telapak kaki, karena betis menghalangi lemparan itu mengenai punggung telapak kaki.”
صحيح ابن خزيمة ١٦٠: نا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ، نا وَكِيعٌ، عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ الْجَدَلِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ، وَحَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي غَنِيَّةَ، عَنْ زَكَرِيَّا، عَنْ أَبِي الْقَاسِمِ الْجَدَلِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ: أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَجْهِهِ فَقَالَ: «أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا، وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ» قَالَ: «فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَكُونُ كَعْبُهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ، وَرُكْبَتُهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ، وَمَنْكِبُهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ وَكِيعٍ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «أَبُو الْقَاسِمِ الْجَدَلِيُّ هَذَا هُوَ حُسَيْنُ بْنُ الْحَارِثِ مِنْ جَدِيلَةَ قَيْسٍ، رَوَى عَنْهُ زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، وَأَبُو مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ، وَحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ، وَعَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ عِدَادُهُ فِي الْكُوفِيِّينَ، وَفِي هَذَا الْخَبَرِ مَا نَفَى الشَّكَّ وَالِارْتِيَابَ أَنَّ الْكَعْبَ هُوَ الْعَظْمُ النَّاتِئُ الَّذِي فِي جَانِبِ الْقَدَمِ الَّذِي يُمْكِنُ الْقَائِمُ فِي الصَّلَاةِ أَنْ يَلْزَقَهُ بِكَعْبِ مَنْ هُوَ قَائِمٌ إِلَى جَنْبِهِ فِي الصَّلَاةِ، وَالْعِلْمُ مُحِيطٌ عِنْدَ مَنْ رُكِّبَ فِيهِ الْعَقْلُ أَنَّ الْمُصَلِّينَ إِذَا قَامُوا فِي الصَّفِّ لَمْ يُمْكِنْ أَحَدٌ مِنْهُمُ إِلْصَاقَ ظَهْرِ قَدَمِهِ بِظَهْرِ قَدِمَ غَيْرِهِ، وَهَذَا غَيْرُ مُمْكِنٍ وَمَا كَوْنُهُ غَيْرَ مُمْكِنٍ لَمْ يَتَوَهَّمْ عَاقِلٌ كَوْنَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 160: Salam bin Junadah mengabarkan kepada kami. Waki’ mengabarkan kepada kami dari Zakaria bin Abu Za’idah, Abu Al Qasim Al Jadali menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar An-Nu'man bin Basyir; dan Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu .Abu Ghaniyah menceritakan kepada kami dari Zakaria dan Abu Al Qasim Al Jadali, ia berkata, aku mendengar An-Nu’man bin Basyir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menghadapkan wajah beliau kepada kami, beliau lalu bersabda, "Luruskan shaf-shaf kamu —tiga kali—. Demi Aliah, Sungguh kamu akan meluruskan shaf kamu atau Aliah akan menjadikan perselisihan antara hati kamu." An-Nu’man berkata, “Aku melihat mata kaki seseorang menempel mata kaki temannya, lutut bertemu lutut temannya dan pundaknya (bertemu pundak temannya).” 267 Ini redaksi hadits Waki’. Abu Bakar berkata, “Abu Al Qasim Al Jadali adalah Husain bin Al Harits dari Jadalah Qais. Zakaria bin Abu Za'idah, Abu Malik Al Asyja’i, Hajjaj bin Arthah dan Atha' bin As Sa'ib meriwayatkan darinya. Ia termasuk dalam kelompok ulama Kufah.” Dalam hadits ini terdapat keterangan yang menghilangkan keraguan dan kebimbangan bahwa mata kaki itu adalah tulang yang menonjol pada sisi telapak kaki, yang memungkinkan seseorang yang berdiri ketika shalat menempelkan pada mata kaki orang yang berdiri di sampingnya saat shalat. Diketahui secara umum bagi orang yang memiliki akal terarah, bahwa orang-orang yang shalat itu bila berdiri dalam barisan, tidak mungkin salah seorang di antara mereka menempelkan punggung telapak kakinya dengan punggung telapak kaki orang lain. Ini tidak mungkin. Sesuatu yang tidak mungkin keberadaannya itu tidak menjadi dugaan orang yang berakal.”