سنن الدارقطني ٩٧٢: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَاعِدٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ , نا يَعْقُوبُ بْنُ الْوَلِيدِ الْمَدَنِيُّ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْوَقْتُ الْأَوَّلُ مِنَ الصَّلَاةَ رِضْوَانُ اللَّهِ , وَالْوَقْتُ الْآخِرِ عَفْوُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»
Sunan Daruquthni 972: Yahya bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Mani' mengabarkan kepada kami, Ya'qub bin Al Walid Al Madani mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, ' Waktu shalat yang pertama adalah keridhaan Allah, dan waktu akhirnya adalah ampunan Allah 'Azza wa Jalla.”
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٣: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ , نا الْحُسَيْنُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ الرَّبِيعِ , حَدَّثَنِي فَرَجُ بْنُ عُبَيْدٍ الْمُهَلَّبِيُّ , ثنا عُبَيْدُ بْنُ الْقَاسِمِ , عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ , عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ , عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوَّلُ الْوَقْتِ رِضْوَانُ اللَّهِ , وَآخِرُ الْوَقْتِ عَفْوُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»
Sunan Daruquthni 973: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Al Husain bin Humaid bin Ar-Rabi' mengabarkan kepada kami, Faraj bin Ubaid Al Muhallabi menceritakan kepadaku, Ubaid bin Al Qasim menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Awal waktu (shalat) adalah keridhaan Allah, dan akhir waktunya adalah empunan Allah 'Azza wa Jalla'."
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٤: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ السَّمَّاكِ , وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ عِيسَى الْفَامِيُّ , قَالَا: نا عَلِيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْوَاسِطِيُّ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ زَكَرِيَّا مِنْ [ص:469] أَهْلِ عَبْدَسِيٍّ , نا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ , حَدَّثَنِي أَبِي , عَنْ جَدِّي , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوَّلُ الْوَقْتِ رِضْوَانُ اللَّهِ , وَوَسَطُ الْوَقْتِ رَحْمَةُ اللَّهِ , وَآخِرُ الْوَقْتِ عَفْوُ اللَّهِ»
Sunan Daruquthni 974: Utsman bin Ahmad bin As-Sammak dan Abdullah bin Sulaiman bin Isa Al Fami menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ali bin Ibrahim Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Zakariyya keluarga Abdasi menceritakan kepada kami, Ibrahim yakni Ibnu Abdul Malik bin Abu Mahdzurah warga Makkah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Ayahku menceritakan kepadaku, dari kakekku, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Awal waktu (shalat) adalah keridhaan Allah, pertengahan waktunya adalah rahmat Allah, dan akhir waktunya adalah ampunan Allah'
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٥: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ النَّيْسَابُورِيُّ , ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ , ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ , أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ أَخْبَرَهُ , أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ قَاعِدًا عَلَى الْمِنْبَرِ فَأَخَّرَ صَلَاةَ الْعَصْرِ شَيْئًا , فَقَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ: أَمَا إِنَّ جَبْرَائِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَدْ أَخْبَرَ مُحَمَّدًا [ص:470] صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَقْتِ الصَّلَاةِ , فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: أَعْلَمُ مَا تَقُولُ , قَالَ عُرْوَةُ: سَمِعْتُ بَشِيرَ بْنَ أَبِي مَسْعُودٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «نَزَلَ جَبْرَائِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَأَخْبَرَنِي بِوَقْتِ الصَّلَاةِ فَصَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَهُ» يَحْسِبُ بِأَصَابِعِهِ خَمْسَ صَلَوَاتٍ , فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ حِينَ تَزُولُ الشَّمْسُ وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حِينَ يَشْتَدُّ الْحَرُّ , وَرَأَيْتُهُ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ بَيْضَاءُ قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَهَا الصُّفْرَةُ , فَيَنْصَرِفُ الرَّجُلُ مِنَ الصَّلَاةِ فَيَأْتِي ذَا الْحُلَيْفَةِ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسُ وَيُصَلِّي الْمَغْرِبَ حِينَ تَسْقُطُ الشَّمْسُ , وَيُصَلِّي الْعِشَاءَ حِينَ يَسْوَدُّ الْأُفُقُ وَرُبَّمَا أَخَّرَهَا حَتَّى يَجْتَمِعَ النَّاسُ , - قَالَ الرَّبِيعُ: سَقَطَ مِنْ كِتَابِي - , حَتَّى فَقَطْ , وَصَلَّى الصُّبْحَ مَرَّةً بِغَلَسٍ , ثُمَّ صَلَّى مَرَّةً أُخْرَى فَأَسْفَرَ ثُمَّ كَانَتْ صَلَاتَهُ بَعْدَ ذَلِكَ بِالْغَلَسِ حَتَّى مَاتَ , ثُمَّ لَمْ يَعُدْ إِلَى أَنْ يُسْفِرَ
Sunan Daruquthni 975: Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Ziyad An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Usamah bin Zaid mengabarkan kepadaku, bahwa Ibnu Syihab mengabarkan kepadanya: Bahwa Umar bin Abdul Aziz RA tengah duduk di atas mimbar, lalu ia menangguhkan shalat Ashar sedikit, maka Urwah bin Az-Zubair berkata, "Sesungguhnya Jibril AS telah memberitahu Muhammad SAW tentang waktu shalat." Umar pun berkata kepadanya, "Jelaskanlah apa yang engkau katakan." Urwah berkata, "Aku mendengar Basyir bin Abu Mas'ud mengatakan: Aku mendengar Abu Mas'ud Al Anshari mengatakan: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS turun lalu memberitahuku waktu shalat, lalu aku pun shalat bersamanya, kemudian aku shalat bersamanya, kemudian aku shalat bersamanya.' Beliau menghitung dengan jari-jarinya hingga lima shalat. Lalu aku melihat Rasulullah shalat Zhuhur ketika tergelincirnya matahari, dan kadang mengakhirkannya bila cuaca sangat panas. Aku juga melihat beliau melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih tinggi dan bersinar putih sebelum bercampur kuning, sehingga ada orang yang setelah shalat (Ashar) pergi ke Dzulhulaifah (dan sampai) sebelum terbenamnya matahari. Beliau melaksanakan shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, dan beliau melaksanakan shalat Isya setelah langit menghitam (yakni gelap), kadang beliau menangguhkannya hingga orang-orang berkumpul." Ar-Rabi' mengatakan, "Telah terjatuh dari kitab catatanku (redaksi): "hingga" saja, dan "pernah shalat Subuh ketika malam masih gelap, kemudian shalat (di lain waktu) ketika Subuh mulai terang. Kemudian setelah itu beliau selalu melaksanakan shalat di waktu masih gelap hingga beliau wafat, dan tidak pernah lagi melaksanakan di waktu Subuh mulai terang."
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٦: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ , ثنا مُحَمَّدُ أَبُو إِسْمَاعِيلَ التِّرْمِذِيُّ , ثنا أَبُو صَالِحٍ , ثنا اللَّيْثُ , عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ , عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ , عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ , وَقَالَ فِيهِ: وَيُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ بَيْضَاءُ مُرْتَفِعَةٌ يَسِيرُ الرَّجُلُ حَتَّى يَنْصَرِفَ مِنْهَا إِلَى ذِي الْحُلَيْفَةِ سِتَّةَ أَمْيَالٍ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ , وَقَالَ فِيهِ أَيْضَا: وَيُصَلِّي الصُّبْحَ فَيُغَلِّسُ بِهَا ثُمَّ صَلَّاهَا يَوْمًا آخَرَ فَأَسْفَرَ , ثُمَّ لَمْ يَعُدْ إِلَى الْإِسْفَارِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Sunan Daruquthni 976: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Muhammad Abu Isma'il At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Habib, dari Usamah bin Zaid, dari Ibnu Syihab, dengan isnad ini, seperti itu, dan ia menyebutkan di dalamnya: "dan melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih putih lagi masih tinggi, di mana seseorang pergi berjalan dan sampai ke Dzulhulaifah yang berjarak enam mil, sebelum terbenamnya matahari." Ia juga menyebutkan di dalamnya: "dan beliau melaksanakan shalat Subuh ketika hari masih gelap, kemudian pada suatu hari beliau melaksanakannya setelah Subuh beranjak terang, kemudian setelah itu tidak pernah lagi melaksanakannya setelah Subuh beranjak terang hingga Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya."
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ صَالِحٍ الْأَزْدِيُّ , ثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ , ثنا يَحْيَى بْنُ آدَمَ , ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , وَأَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ , قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ الْجَوْهَرِيُّ , ثنا مُعَلَّى بْنُ مَنْصُورٍ , قَالَا: نا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ سُلَيْمَانَ , نا الشَّيْبَانِيُّ , عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ ذَرِيحٍ , عَنْ زِيَادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ النَّخَعِيِّ , قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا مَعَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي الْمَسْجِدِ الْأَعْظَمِ , وَالْكُوفَةُ يَوْمَئِذٍ أَخْصَاصٌ , فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ فَقَالَ: الصَّلَاةُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لِلْعَصْرِ , فَقَالَ: «اجْلِسْ» , فَجَلَسَ ثُمَّ عَادَ فَقَالَ ذَلِكَ , فَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «هَذَا الْكَلْبُ يُعَلِّمُنَا بِالسُّنَّةِ» , فَقَامَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَصَلَّى بِنَا الْعَصْرَ , ثُمَّ انْصَرَفْنَا فَرَجَعْنَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي كُنَّا فِيهِ جُلُوسًا فَجَثَوْنَا لِلرُّكَبِ لِنُزِولِ الشَّمْسِ لِلْمَغِيبِ نَتَرَآهَا. [ص:472] زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ النَّخَعِيُّ مَجْهُولٌ لَمْ يَرْوِ عَنْهُ غَيْرُ الْعَبَّاسِ بْنِ ذَرِيحٍ
Sunan Daruquthni 977: Muhammad bin Ahmad bin Shalih Al Azdi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin yahya bin Sa'id yakni Al Qaththan menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar Asy-Syafi'i dan Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Syadzan Al Jauhari menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Manshur menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrahim bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, dari Al Abbas bin Dzarih, dari Ziyad bin Abdullah An-Nakha'i, ia menuturkan, "Kami duduk bersama Ali RA di masjid agung, saat itu Kufah adalah kota istimewa, lalu muadzdzin mendatanginya kemudian berkata, 'Shalat Ashar wahai Amirul Mukminin.' Ali berkata, 'Duduklah.' Ia pun duduk, kemudian ia kembali dan mengatakan hal itu, Ali RA berkata,' Anjing ini mengajarkan kita Sunnah.' Lalu Ali RA berdiri dan melaksanakan shalat Ashar bersama kami. Setelah selesai, kami kembali ke tempat semula kami duduk-duduk, lalu kami bersiap-siap untuk menaiki kendaraan ketika matahari hampir tenggelam untuk menyaksikan tenggelamnya." Ziyad bin Abdullah An-Nakha'i majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Al Abbas bin Dzarih.
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٨: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى , ثنا أَبُو عَاصِمٍ , ح وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , وَأَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْعَلَاءِ , قَالَا: نا أَبُو الْأَشْعَثِ أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ نا أَبُو عَاصِمٍ , ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ نَافِعٍ , قَالَ: دَخَلْتُ مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بِالْعَصْرِ , قَالَ: وَشَيْخٌ جَالِسٌ فَلَامَهُ , وَقَالَ: إِنَّ أَبِي أَخْبَرَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِتَأْخِيرِ هَذِهِ الصَّلَاةِ , قَالَ: فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقَالُوا: هَذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَافِعِ بْنِ خَدِيجِ بْنِ رَافِعٍ. هَذَا لَيْسَ بِقَوِيٍّ , وَرَوَاهُ مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ , عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ , فَكَنَّاهُ: أَبَا الرَّمَّاحِ , وَخَالَفَ فِي اسْمِ ابْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ , فَسَمَّاهُ: عَبْدُ الرَّحْمَنِ
Sunan Daruquthni 978: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il dan Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Al Asy'ats Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, Abdul Wahid bin Nafi' menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Aku masuk masjid Madinah, lalu muadzdzin menyerukan adzan Ashar, sementara seorang syaikh tengah duduk, lalu syaikh itu mencelanya dan mengatakan, 'Sesungguhnya ayahku memberitahuku, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengakhirkan shalat ini.' Lalu aku bertanya mengenai syaikh itu, mereka mengatakan, 'Itu adalah Abdullah bin Rafi' bin Khadij'." Ibnu Rafi' tidak kuat. Diriwayatkan juga oleh Musa bin Isma'il dari Abdul Wahid lalu digelari Abu Ar-Ramah, ia menyelisihi penyebutan Ibnu Rafi' bin Khadij, yang mana ia menyebutnya Abdurrahman.
Grade
سنن الدارقطني ٩٧٩: حَدَّثَنَا بِهِ إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ , حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْوَرَّاقُ , ثنا أَبُو سَلَمَةَ , قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الْوَاحِدِ أَبَا الرَّمَّاحِ الْكِلَابِيَّ , ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ , وَأَذَّنَ مُؤَذِّنُهُ بِصَلَاةِ الْعَصْرِ فَكَأَنَّهُ عَجَّلَهَا , فَلَامَهُ قَالَ: وَيْحَكَ أَخْبَرَنِي أَبِي , وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَانَ يَأْمُرُهُمْ بِتَأْخِيرِ الْعَصْرِ». وَرَوَاهُ حِرْمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ , عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ هَذَا , وَقَالَ: عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ نُفَيْعٍ خَالَفَ فِي نَسَبِهِ , وَهَذَا حَدِيثٌ ضَعِيفُ الْإِسْنَادِ مِنْ جِهَةِ عَبْدِ الْوَاحِدِ هَذَا , لِأَنَّهُ [ص:473] لَمْ يَرْوِهِ عَنِ ابْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ غَيْرُهُ , وَقَدِ اخْتُلِفَ فِي اسْمِ ابْنِ رَافِعٍ هَذَا وَلَا يَصِحُّ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ رَافِعٍ وَلَا عَنْ غَيْرِهِ مِنَ الصَّحَابَةِ , وَالصَّحِيحُ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ وَعَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضِدُّ هَذَا , وَهُوَ التَّعْجِيلُ بِصَلَاةِ الْعَصْرِ وَالتَّبْكِيرِ بِهَا فَأَمَّا الرِّوَايَةُ الصَّحِيحَةُ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ
Sunan Daruquthni 979: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menyampaikannya kepada kami, Muhammad bin Ali Al Warraq menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Abdul Wahid Abu Ar-Ramah Al Kilabi, Abdurrahman bin Rafi' bin Khadij menceritakan kepada kami, ketika muadzdzin mengumandangkan adzan shalat Ashar yang seolah-olah menyegerakannya, maka ia mencelanya dan mengatakan, "Kasian engkau. Ayahku memberitahuku, ia salah seorang sahabat Nabi SAW, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengakhirkan Ashar." Khabar ini diriwayatkan juga oleh Harami bin Umarah dari Abdul Wahid, dan ia mengatakan, "Abdul Wahid bin Nufai' berbeda nasabnya. Dan hadits ini isnadnya lemah karena adanya Abdul Wahid ini, karena tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibnu Rafi' bin Khadij selain dia. Di samping itu, ada perbedaan tentang nama Ibnu Rafi'. Dan tidak benar hadits ini dari Rafi' dan tidak pula dari sahabat lainnya. Yang benar adalah dari Rafi' bin Khadij dan lebih dari satu orang sahabat Nabi SAW selain ini (yang bertentangan dengannya), yaitu menyegerakan shalat Ashar dan bergegas dalam pelaksaannya. Adapun riwayat yang shahih dari Rafi' bin Khadij adalah:
Grade
سنن الدارقطني ٩٨٠: فَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , أَخْبَرَنِي عَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ مَزْيَدٍ , أَخْبَرَنِي أَبِي , قَالَ: سَمِعْتُ الْأَوْزَاعِيَّ , حَدَّثَنِي أَبُو النَّجَاشِيِّ , حَدَّثَنِي رَافِعُ بْنُ خَدِيجٍ , قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعَصْرِ , ثُمَّ تُنْحَرُ الْجَزُورُ فَتُقْسَمُ عَشْرَ قَسْمٍ , ثُمَّ تُطْبَخُ وَنَأْكُلُ لَحْمًا نَضِيجًا قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ». أَبُو النَّجَاشِيِّ هَذَا اسْمُهُ عَطَاءُ بْنُ صُهَيْبٍ ثِقَةٌ مَشْهُورٌ صَحِبَ رَافِعَ بْنَ خَدِيجٍ سِتَّ سِنِينَ وَرَوَى عَنْهُ عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ , وَالْأَوْزَاعِيُّ , وَأَيُّوبُ بْنُ عُتْبَةَ وَغَيْرُهُمْ , وَحَدِيثُهُ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ أَوْلَى مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الْوَاحِدِ عَنِ ابْنِ رَافِعٍ وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Sunan Daruquthni 980: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abbas bin Al Walid bin Mazid mengabarkan kepadaku, ayahku mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Aku mendengar Al Auza'i, Abu An-Najasyi menceritakan kepadaku, Rafi' bin Khadij menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Kami melaksanakan shalat Ashar bersama Nabi SAW, kemudian disembelihkan unta dan dibagikan menjadi sepuluh bagian, lalu dimasak, dan kami memakan daging yang telah matang sebelum terbenamnya matahari." Abu An-Najasyi ini bernama ' Atha' bin Shuhaib, ia tsiqah lagi masyhur, menyertai Rafi' bin Khadij selama enam tahun. Orang-orang yang meriwayatkan darinya adalah: Daimah, Al Auza'i, Ayyub bin Utbah dan Iain-lain, haditsnya dari Rafi' bin Khadij lebih utama daripada hadits Abdul Wahid dari Ibnu Rafi'. Wallahu a‘lam.
Grade
سنن الدارقطني ٩٨١: وَكَذَلِكَ رُوِيَ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ , مِنْ حَدِيثِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ , عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ , عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ , عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , عَنْ عُرْوَةَ , قَالَ: سَمِعْتُ بَشِيرَ بْنَ أَبِي مَسْعُودٍ , يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ بَيْضَاءُ مُرْتَفِعَةٌ يَسِيرُ الرَّجُلُ حَتَّى يَنْصَرِفَ مِنْهَا إِلَى ذِي الْحُلَيْفَةِ سِتَّةَ أَمْيَالٍ قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ»
Sunan Daruquthni 981: Demikian juga yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Al Anshari dari hadits Al-Laits bin Sa'd, dari Yazid bin Abu Habib, dari Usamah bin Zaid, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, ia mengatakan: Aku mendengar Basyir bin Abu Mas'ud menceritakan hadits dari Abu Mas'ud, dari Nabi SAW: "Bahwa beliau melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih bersinar putih lagi tinggi, yang mana seseorang pergi berjalan kaki setelah selesai shalat (Ashar) menuju Dzulhulaifah yang berjarak enam mil (dan sampai) sebelum terbenamnya matahari."
Grade