سنن الدارمي ٣٥٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا مِهْرَانُ حَدَّثَنَا أَبُو سِنَانٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ ذَهَبَ عُمَرُ بِثُلُثَيْ الْعِلْمِ فَذَكَرْتُ لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ ذَهَبَ عُمَرُ بِتِسْعَةِ أَعْشَارِ الْعِلْمِ
Sunan Darimi 358: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Mihran] telah menceritakan kepada kami [Abu Sinan] dari [Abu Ishak] dari ['Amr bin Maimun] ia berkata: "Umar (wafat) Telah meninggalkan sepertiga ilmu", hal itu aku sebutkan kepada [Ibrahim], malahan dia berkata: "Umar meninggalkan sembilan per sepuluh ilmu".
Grade
سنن الدارمي ٣٦١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِمْرَانَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَمَانٍ قَالَ سَمِعْتُ سُفْيَانَ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ مَا كَانَ طَلَبُ الْحَدِيثِ أَفْضَلَ مِنْهُ الْيَوْمَ قَالُوا لِسُفْيَانَ إِنَّهُمْ يَطْلُبُونَهُ بِغَيْرِ نِيَّةٍ قَالَ طَلَبُهُمْ إِيَّاهُ نِيَّةٌ
Sunan Darimi 361: Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Imran] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yaman] ia berkata: "Aku pernah mendengar [Sufyan] sejak empat puluh tahun yang lalu, ia berkata: 'Hari ini tak ada yang lebih utama daripada perburuan hadis. Mereka berkomentar kepada Sofyan; "Paling-paling mereka mencarinya tanpa niat". Kontan Sofyan berkata: "Pencarian mereka untuk berburu hadis itu sendiri merupakan niat' ".
Grade
سنن الدارمي ٣٦٢: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْأَجْلَحِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ طَلَبْنَا هَذَا الْعِلْمَ وَمَا لَنَا فِيهِ كَبِيرُ نِيَّةٍ ثُمَّ رَزَقَ اللَّهُ بَعْدُ فِيهِ النِّيَّةَ
Sunan Darimi 362: Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Sa`ad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Ajlah] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Mujahid] ia berkata: "Dahulu kami mencari ilmu ini dengan tanpa niat yang benar. Kemudian Allah memberi niat (kepada kami) di kemudian hari".
Grade
سنن الدارمي ٣٦٣: أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ ثَابِتٍ الْبَزَّارُ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ لَقَدْ طَلَبَ أَقْوَامٌ الْعِلْمَ مَا أَرَادُوا بِهِ اللَّهَ وَلَا مَا عِنْدَهُ قَالَ فَمَا زَالَ بِهِمْ الْعِلْمُ حَتَّى أَرَادُوا بِهِ اللَّهَ وَمَا عِنْدَهُ
Sunan Darimi 363: Telah mengabarkan kepada kami [Bisyr bin Tsabit Al Bazzar] telah menceritakan kepada kami [Hassan bin Muslim] dari [Yunus bin Ubaid] dari [Al Hasan] ia berkata: "Sungguh ada beberapa kaum yang mencari ilmu sedang mereka menghendaki hal itu bukan karena Allah dan bukan untuk memperoleh yang ada di sisiNya, maka tak henti-hentinya mereka mencari ilmu hingga mereka menghendakinya karena Allah dan untuk memperoleh apa yang ada di sisiNya".
Grade
سنن الدارمي ٣٦٤: أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ قَالَ أَبُو مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيُّ الْعُلَمَاءُ ثَلَاثَةٌ فَرَجُلٌ عَاشَ فِي عِلْمِهِ وَعَاشَ مَعَهُ النَّاسُ فِيهِ وَرَجُلٌ عَاشَ فِي عِلْمِهِ وَلَمْ يَعِشْ مَعَهُ فِيهِ أَحَدٌ وَرَجُلٌ عَاشَ النَّاسُ فِي عِلْمِهِ وَكَانَ وَبَالًا عَلَيْهِ
Sunan Darimi 364: Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] ia berkata: " [Abu Muslim Al Khaulani] pernah berkata: 'Ulama' itu ada tiga: Pertama Ulama' yang hidup dengan ilmunya dan manusia lain hidup dengan ilmunya, Kedua ulama' yang hidup dengan ilmunya dan tidak seorang pun mendapatkan manfaat ilmu tersebut, dan ketiga ulama yang masyarakat hidup dengan ilmunya, namun ilmu tersebut justru mencelakaan dirinya sendiri".
Grade
سنن الدارمي ٣٦٥: أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ قَالَ مُوسَى يَا رَبِّ أَيُّ عِبَادِكَ أَحْكَمُ قَالَ الَّذِي يَحْكُمُ لِلنَّاسِ كَمَا يَحْكُمُ لِنَفْسِهِ قَالَ يَا رَبِّ أَيُّ عِبَادِكَ أَغْنَى قَالَ أَرْضَاهُمْ بِمَا قَسَمْتُ لَهُ قَالَ يَا رَبِّ أَيُّ عِبَادِكَ أَخْشَى لَكَ قَالَ أَعْلَمُهُمْ بِي
Sunan Darimi 365: Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Utsman bin Al Aswad] dari ['Atha`] ia berkata: "Nabi Musa 'alaihaihissalam: 'Ya Rabbi, siapakah diantara hamba-Mu yang paling bijaksana?, Allah menjawab: 'yaitu orang yang menghukumi manusia sebagaimana ia menghukumi untuk dirinya sendiri. Beliau juga berkata: ' Wahai Tuhanku siapa diantara hamba-Mu yang paling kaya? Allah menjawab: 'Ia adalah orang yang paling rela dengan apa-apa yang Aku bagikan kepadanya'. Beliau juga bertanya: 'Wahai Tuhanku siapakah dari hambaMu yang paling takut kepadaMu? Allah menjawab: 'Mereka yang paling tahu tentang diriKu' ".
Grade
سنن الدارمي ٣٦٦: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ كَانَ يُقَالُ الْعُلَمَاءُ ثَلَاثَةٌ عَالِمٌ بِاللَّهِ يَخْشَى اللَّهَ لَيْسَ بِعَالِمٍ بِأَمْرِ اللَّهِ وَعَالِمٌ بِاللَّهِ عَالِمٌ بِأَمْرِ اللَّهِ يَخْشَى اللَّهَ فَذَاكَ الْعَالِمُ الْكَامِلُ وَعَالِمٌ بِأَمْرِ اللَّهِ لَيْسَ بِعَالِمٍ بِاللَّهِ لَا يَخْشَى اللَّهَ فَذَلِكَ الْعَالِمُ الْفَاجِرُ
Sunan Darimi 366: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Sufyan] ia berkata: " Dikatakan bahwa ulama itu ada tiga, Pertama yaitu seorang alim yang mengetahui Allah, takut kepada Allah, tetapi tidak mengetahui perintah Allah, Kedua seorang alim yang mengetahui Allah, perintah-Nya subhanallahu wa ta'ala, dan takut kepada Allah, itulah alim yang sempurna, dan ketiga seorang alim yang mengetahui perintah Allah, tetapi tidak mengetahui Allah dan tidak takut kepada Allah, itulah alim yang fajir (lacur) ".
Grade
سنن الدارمي ٣٧٠: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ هِشَامٍ صَاحِبِ الدَّسْتَوَائِيِّ قَالَ قَرَأْتُ فِي كِتَابٍ بَلَغَنِي أَنَّهُ مِنْ كَلَامِ عِيسَى تَعْمَلُونَ لِلدُّنْيَا وَأَنْتُمْ تُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ عَمَلٍ وَلَا تَعْمَلُونَ لِلْآخِرَةِ وَأَنْتُمْ لَا تُرْزَقُونَ فِيهَا إِلَّا بِالْعَمَلِ وَإِنَّكُمْ عُلَمَاءَ السَّوْءِ الْأَجْرَ تَأْخُذُونَ وَالْعَمَلَ تُضَيِّعُونَ يُوشِكُ رَبُّ الْعَمَلِ أَنْ يَطْلُبَ عَمَلَهُ وَتُوشِكُونَ أَنْ تَخْرُجُوا مِنْ الدُّنْيَا الْعَرِيضَةِ إِلَى ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَضِيقِهِ اللَّهُ نَهَاكُمْ عَنْ الْخَطَايَا كَمَا أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ كَيْفَ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ سَخِطَ رِزْقَهُ وَاحْتَقَرَ مَنْزِلَتَهُ وَقَدْ عَلِمَ أَنَّ ذَلِكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ كَيْفَ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ اتَّهَمَ اللَّهَ فِيمَا قَضَى لَهُ فَلَيْسَ يَرْضَى شَيْئًا أَصَابَهُ كَيْفَ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ دُنْيَاهُ آثَرُ عِنْدَهُ مِنْ آخِرَتِهِ وَهُوَ فِي الدُّنْيَا أَفْضَلُ رَغْبَةً كَيْفَ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ مَصِيرُهُ إِلَى آخِرَتِهِ وَهُوَ مُقْبِلٌ عَلَى دُنْيَاهُ وَمَا يَضُرُّهُ أَشْهَى إِلَيْهِ أَوْ قَالَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِمَّا يَنْفَعُهُ كَيْفَ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ يَطْلُبُ الْكَلَامَ لِيُخْبِرَ بِهِ وَلَا يَطْلُبُهُ لِيَعْمَلَ بِهِ
Sunan Darimi 370: Telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin 'Amir] dari [Hisyam] pengarang kitab Ad Dastawa`i ia berkata: "Aku pernah membaca dalam sebuah kitab, telah sampai kepadaku bahwa kitab itu dari ucapan Isa 'alaihissalam: 'Kamu semua beramal untuk dunia padahal kamu semua diberi rizki disana tanpa amal, dan kamu semua tidak beramal untuk akhirat dan padahal kamu semua tidak diberi rizki disana kecuali dengan beramal. Celakalah kalian semua ulama` su` (ulama yang jahat), kalian semua mengambil pahala, sedang amal kalian sia-siakan. Khawatirkan olehmu jangan-jangan pemilik amal (Allah) meminta amalnya, dan dikhawatirkan kalian semua keluar dari dunia yang luas menuju kegelapan kubur dan kesempitannya. Allah melarang kalian semua berbuat kesalahan sebagaimana Ia memerintahkan kalian semua shalat dan puasa. Bagaimana mungkin seseorang menjadi seorang alim jika ia khawatir terhadap rizkinya dan merendahkan derajatnya padahal ia tahu bahwa hal itu dari ilmu Allah dan taqdirNya?, Bagaimana mungkin seseorang dianggap sebagai orang berilmu sedang dia menghujat Allah terhadap apa yang telah ditentukan-Nya, dan dia tidak ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya?. Bagaimana bisa dianggap sebagai orang berilmu, seseorang yang lebih mengutamakan dunia di sisinya dari pada akhiratnya dan dia lebih mementingkan masalah dunia?, bagaimana bisa dianggap sebagai orang yang berilmu, seseorang yang berjalan menuju akhirat, namun ia selalu mengejar dunia, dan apa-apa yang membahayakannya lebih ia sukai (atau dia berkata: aku lebih mencintainya) dari apa-apa yang membawa manfaat kepadanya?, bagaimana bisa dianggap sebagai orang yang berilmu, orang yang mencari Al kalam (ilmu) untuk sekedar diinformasikan dan tidak mencarinya untuk beramal?".
Grade
سنن الدارمي ٣٧١: أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ حَدَّثَنَا حَرِيزٌ عَنْ حَبِيبِ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ كَانَ يُقَالُ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ وَانْتَفِعُوا بِهِ وَلَا تَعَلَّمُوهُ لِتَتَجَمَّلُوا بِهِ فَإِنَّهُ يُوشِكُ إِنْ طَالَ بِكُمْ عُمُرٌ أَنْ يَتَجَمَّلَ ذُو الْعِلْمِ بِعِلْمِهِ كَمَا يَتَجَمَّلُ ذُو الْبِزَّةِ بِبِزَّتِهِ
Sunan Darimi 371: Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah bin Abdul Majid] telah menceritakan kepada kami [Hariz] dari [Habib bin Ubaid] ia berkata: "Pelajarilah ilmu dan ambillah manfaat, dan janganlah kalian mempelajarinya karena ingin memperbagus diri dengan ilmu. Siapa tahu kalian berumur panjang, dan ketika itu orang yang mempunyai ilmu memperbagus dirinya dengan ilmunya seperti orang yang mempunyai kain dan dipergunakannya untuk memperindah diri."
Grade
موطأ مالك ٣٧١: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّهُ قَالَ مَا صَلَاةٌ يُجْلَسُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهَا ثُمَّ قَالَ سَعِيدٌ هِيَ الْمَغْرِبُ إِذَا فَاتَتْكَ مِنْهَا رَكْعَةٌ وَكَذَلِكَ سُنَّةُ الصَّلَاةِ كُلُّهَا
Muwatha' Malik 371: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab], bahwa dia bertanya: "Shalat apa yang dalam setiap rakaatnya duduk?" Sa'id kemudian menjawab, "Itu adalah shalat maghrib. Jika kamu tertinggal darinya satu rakaat. Begitulah sunnahnya shalat tersebut."