المستدرك

Al-Mustadrak

Al-Mustadrak #11

المستدرك ١١: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ الْقَاسِمُ بْنُ الْقَاسِمِ السَّيَّارِيُّ بِمَرْوَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ هِلَالٍ، ثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ، ثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ هَانِئٍ، حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنِ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ لَا تُعْرَفُ لَهُ عِلَّةٌ بِوَجْهٍ مِنَ الْوُجُوهِ، فَقَدِ احْتَجَّا جَمِيعًا بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، وَاحْتَجَّ مُسْلِمٌ بِالْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ وَلَمْ يُخْرِجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ، وَلِهَذَا الْحَدِيثِ شَاهِدٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا جَمِيعًا»

Al Mustadrak 11: Abu Al Abbas Al Qasim bin Al Qasim As-Sayyari menceritakan kepada kami di Marwa, Ibrahim bin Hilal menceritakan kepada kami, Ali bin Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Husain bin Waqid menceritakan kepada kami. Muhammad bin Shalih bin Hani' menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Muhammad bin Syadzan menceritakan kepada kami, Abu Ammar menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami dari Husain bin Waqid, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat maka dia telah kafir." Hadits ini shahih sanadnya, dan tidak diketahui ada illat padanya dari berbagi segi. Al Bukhari dan Muslim sama-sama menjadikan (riwayat) Abdullah bin Buraidah dari ayahnya sebagai hujjah, sementara Muslim menjadikan Al Husain bin Waqid sebagai hujjah. Keduanya tidak menukil dengan redaksi ini. Hadits ini juga mempunyai syahid (penguat) yang shahih sesuai kriteria keduanya.

Al-Mustadrak #12

المستدرك ١٢: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَهْلٍ الْفَقِيهُ بِبُخَارَى، حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ أُنَيْفٍ، حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: «كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرًا غَيْرَ الصَّلَاةِ»

Al Mustadrak 12: Ahmad bin Sahi Al Faqih mengabarkan kepada kami di Bukhara, Qais bin Anif menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Fadhl menceritakan kepada kami dari Al Jurairi, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Abu Hurairah, dia berkata, 'Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melihat sesuatu yang apabila ditinggalkan akan menjadikan kafir selain shalat."

Al-Mustadrak #13

المستدرك ١٣: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَصَابَ حَدًّا فَعَجَّلَ اللَّهً لَهُ عُقُوبَتَهُ فِي الدُّنْيَا فَاللَّهُ أَعْدَلُ مِنْ أَنْ يُثَنِّي عَلَى عَبْدِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الْآخِرَةِ، وَمَنْ أَصَابَ حَدًّا فَسَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَفَا عَنْهُ فَاللَّهُ أَكْرَمُ مِنْ أَنْ يَعُودَ فِي شَيْءٍ قَدْ عَفَا عَنْهُ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخْرِجَاهُ، وَقَدِ احْتَجَّا جَمِيعًا بِأَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ عَلِيٍّ، وَاتَّفَقَا عَلَى أَبِي إِسْحَاقَ، وَاحْتَجَّا جَمِيعًا بِالْحَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ، وَاحْتَجَّ مُسْلِمٌ بِيُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ»

Al Mustadrak 13: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yunus bin Abu Ishaq menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Juhaifah, dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa melakukan pelanggaran yang menyebabkannya harus dihukum, lalu Allah segera menghukumnya di dunia, maka Allah lebih adil daripada mengulangi suatu hukuman terhadap hamba-Nya di akhirat. Barangsiapa melakukan suatu pelanggaran yang menyebabkannya harus dihukum, lalu Allah menutupinya dan memaafkannya, maka Allah lebih terhormat daripada mengulangi sesuatu yang telah dimaafkan-Nya" Sanad hadits ini shahih, namun Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Keduanya sama-sama berhujjah dengan Abu Juhaifah dari Ali dan telah sepakat terhadap Abu Ishaq. Keduanya juga sama-sama berhujjah dengan Al Hajjaj bin Muhammad Sementara Muslim berhujjah dengan Yunus bin Abu Ishaq.

Al-Mustadrak #14

المستدرك ١٤: أَخْبَرَنِي أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْجَوْهَرِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ بِفَرَسٍ لَهُ يَقُودُهَا عَقُوقٍ وَمَعَهَا مُهْرَةٌ لَهَا يَتْبَعُهَا، فَقَالَ: مَنْ أَنْتَ؟ فَقَالَ: «أَنَا نَبِيٌّ» ، قَالَ: مَا نَبِيٌّ؟ قَالَ: «رَسُولُ اللَّهِ» ، قَالَ: مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «غَيْبٌ وَلَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ» قَالَ: أَرِنِي سَيْفَكَ، فَأَعْطَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيْفَهُ، فَهَزَّهُ الرَّجُلُ ثُمَّ رَدَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَا إِنَّكَ لَمْ تَكُنْ تَسْتَطِيعُ الَّذِي أَرَدْتَ» قَالَ: وَقَدْ كَانَ. . . قَالَ: اذْهَبْ إِلَيْهِ فَسَلْهُ عَنْ هَذِهِ الْخِصَالِ «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَقَدِ اتَّفَقَا جَمِيعًا عَلَى الْحُجَّةِ بإيَاسِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، وَاحْتَجَّ مُسْلِمٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِعَيْنِهِ فَحَدَّثَ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ يُوسُفَ بِغَيْرِ حَدِيثٍ»

Al Mustadrak 14: Abu Al Hasan Muhammad bin Abdullah Al Jauhari mengabarkan kepadaku, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yusuf menceritakan kepada kami, An-Nadhr bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ikrimah bin Ammar menceritakan kepada kami, Iyas bin Salamah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, bahwa ketika dia bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan menuntun kudanya yang sedang bunting beserta anak kudanya yang mengikutinya. Lalu dia bertanya, "Siapa engkau?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Aku seorang nabi." Dia bertanya lagi, "Apa itu nabi?" Beliau menjawab, "Utusan Allah" Laki-laki itu bertanya, "Kapan datangnya Hari Kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "(Itu perkara yang) gaib, dan tidak ada yang mengetahui hal gaib kecuali Allah" Laki- laki itu berkata lagi, 'Perlihatkan kepadaku pedangmu." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun memberikan pedangnya kepadanya, lalu laki-laki tersebut mengayun-ayunkannya dan menodongkannya kepada beliau. Beliau lalu bersabda, "Engkau tidak akan bisa melakukan apa yang engkau inginkan" Periwayat (Salamah) berkata, "Dan dia [...]." Nabi lalu bersabda, "Pergilah kepadanya dan tanyakanlah kepadanya tentang masalah-masalah ini." Hadits ini shahih. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Keduanya sama-sama sepakat berhujjah dengan Iyas bin Salamah dari ayahnya. Sementara Muslim berhujjah dengan sanad ini secara bentuknya. Dia meriwayatkan selain hadits ini dari Ahmad bin Yusuf.

Al-Mustadrak #15

المستدرك ١٥: أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مِهْرَانَ الْأَصْبَهَانِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا عَوْفُ بْنُ أَبِي جَمِيلَةَ، وَأَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحُسَيْنِ الْقَاضِي بِمَرْوَ، حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ خِلَاسٍ، وَمُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فِيمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا جَمِيعًا مِنْ حَدِيثِ ابْنِ سِيرِينَ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَحَدَّثَ الْبُخَارِيُّ، عَنْ إِسْحَاقَ، عَنْ رَوْحٍ، عَنْ عَوْفٍ، عَنْ خِلَاسٍ، وَمُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قِصَّةَ مُوسَى أَنَّهُ آدَرُ»

Al Mustadrak 15: Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah Ash-Shaffar mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Mihran Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Musa menceritakan kepada kami, Auf bin Abu Jamilah menceritakan kepada kami. Abdullah bin Al Husain Al Qadhi mengabarkan kepada kami di Marwa, Al Harits bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Auf menceritakan kepada kami dari Khallas dan Muhammad, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu dia membenarkan perkataannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad " Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Sirin, namun keduanya tidak meriwayatkannya. Al Bukhari meriwayatkan hadits —tentang kisah Musa, bahwa kedua buah zakarnya besar— dari Ishaq, dari Rauh, dari Auf, dari Khallas dan Muhammad, dari Abu Hurairah.

Al-Mustadrak #16

المستدرك ١٦: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْحَافِظُ إِمْلَاءً، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ السَّعْدِيُّ، ثنا قُرَيْشُ بْنُ أَنَسٍ، ثنا حَبِيبُ بْنُ الشَّهِيدِ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، ثنا حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ، ثنا هِصَّانُ بْنُ كَاهِلٍ، وَفِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عَدِيٍّ كَاهِنٌ قَالَ: جَلَسْتُ مَجْلِسًا فِيهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ وَلَا أَعْرِفُهُ، فَقَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: «مَا عَلَى الْأَرْضِ نَفْسٌ تَمُوتُ لَا تُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا تَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبٍ مُوقِنٍ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهَا» . قَالَ: فَقُلْتُ: أَأَنْتَ سَمِعْتَ مِنْ مُعَاذٍ، فَعَنَّفَنِي الْقَوْمُ، فَقَالَ: دَعُوهُ فَإِنَّهُ لَمْ يُسِيءِ الْقَوْلَ، نَعَمْ، أَنَا سَمِعْتُهُ مِنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَزَعَمَ مُعَاذٌ أَنَّهُ سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. " هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَقَدْ تَدَاوَلَهُ الثِّقَاتُ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ جَمِيعًا بِهَذَا اللَّفْظِ، وَالَّذِي عِنْدِي - وَاللَّهُ أَعْلَمُ - أَنَّهُمَا أَهْمَلَاهُ لِهِصَّانِ بْنِ كَاهِلٍ، وَيُقَالُ: ابْنُ كَاهِنٍ، فَإِنَّ الْمَعْرُوفَ بِالرِّوَايَةِ عَنْهُ حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ الْعَدَوِيُّ فَقَطْ «. وَقَدْ ذَكَرَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، أَنَّهُ رَوَى عَنْهُ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ أَيْضًا،» وَقَدْ أَخْرَجَا جَمِيعًا عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ الثِّقَاتِ لَا رَاوِيَ لَهُمْ إِلَّا وَاحِدٌ، فَيَلْزَمُهُمَا بِذَلِكَ إِخْرَاجُ مِثْلِهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ "

Al Mustadrak 16: Abu Abdillah Muhammad bin Ya'qub Al Hafizh menceritakan kepada dengan cara imla' (mendikte), Ibrahim bin Abdullah As-Sa'di menceritakan kepada kami, Quraisy bin Anas menceritakan kepada kami, Habib bin Asy-Syahid menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hambal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Habib bin Asy-Syahid, Humaid bin Hilal menceritakan kepada kami, Hishshan bin Kahil menceritakan kepada kami —dalam hadits Ibnu Abi Adi: Kahin—, dia berkata: Aku pernah duduk di suatu majelis yang di dalamnya terdapat Abdurrahman bin Samurah. Ketika itu aku belum mengenalnya. Dia berkata: Mu'adz bin Jabal menceritakan kepada kami, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak satu pun jiwa yang mati di atas bumi tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dan bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah dengan hati yang penuh keyakinan kecuali Allah akan mengampuninya." Hishshan berkata, "Aku lalu bertanya, 'Apakah engkau mendengarnya dari Mu'adz?' Orang-orang pun mencaci-makiku. Abdurrahman bin Samurah lalu berkata, 'Biarkan dia, karena dia tidak berkata-kata kasar. Ya, aku mendengarnya dari Mu'adz bin Jabal'." Mu'adz sendiri beranggapan bahwa dia pernah mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hadits ini shahih dan para periwayat tsiqah telah meriwayatkannya. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkaimya dengan redaksi ini. Menurutku, keduanya mengenyampingkannya karena ada Hishshan bin Kahil, yang disebut pula sebagai Ibnu Kahin, karena yang dikenal meriwayatkan darinya hanyalah Humaid bin Hilal Al Adwi. Ibnu Abi Hatim telah menyebutkan bahwa yang meriwayatkan darinya juga Qurrah bin Khalid. Keduanya sama-sama meriwayatkannya dari segolongan periwayat tsiqah9 yang tidak ada yang meriwayatkan untuk mereka kecuali satu orang, sehingga keduanya mengganggapnya layak meriwayatkan redaksi yang serupa.

Al-Mustadrak #17

المستدرك ١٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي دَاوُدَ الْمُنَادِي، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنْبَأَنَا أَبُو غَسَّانَ مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْحَيَاءُ وَالْعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنَ الْإِيمَانِ، وَالْبَذَاءُ وَالْبَيَانُ شُعْبَتَانِ مِنَ النِّفَاقِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَقَدِ احْتَجَّا بِرُوَاتِهِ عَنْ آخِرهِمْ»

Al Mustadrak 17: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Muhammad bin Ubaidillah bin Abu Daud Al Munadi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif memberitakan kepada kami dari Hassan bin Athiyyah, dari Abu Umamah Al Bahili, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Malu dan enggan berbicara (yang menjadikan dosa) adalah dua cabang dari keimanan, sedangkan kata-kata kotor dan bicara berlebih-lebihan adalah termasuk nifak " Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, dan keduanya tidak meriwayatkannya. Keduanya sama-sama berhujjah dengan para periwayatnya dari yang paling akhir.

Al-Mustadrak #18

المستدرك ١٨: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَهُوَ ابْنُ مَهْدِيٍّ، ثنا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أُمَامَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْبَذَاذَةُ مِنَ الْإِيمَانِ، الْبَذَاذَةُ مِنَ الْإِيمَانِ» . «قَدِ احْتَجَّ مُسْلِمٌ بِصَالِحِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ»

Al Mustadrak 18: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrahman —yaitu Ibnu Mahdi— menceritakan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Shalih bin Abu Shalih, dari Abdullah bin Abu Umamah, dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berpenampilan sederhana termasuk bagian dari iman, berpenampilan sederhana merupakan bagian dari iman (yaitu tawadhu dalam berpakaian)" Muslim berhujjah dengan Shalih bin Abu Shalih As-Samman.

Al-Mustadrak #19

المستدرك ١٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى سُلَيْمِ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَوْمَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ: «اعْبُدُوا رَبُّكُمْ، وَصَلُّوا خَمْسَكُمْ، وَصُومُوا شَهْرِكُمْ، وَأَدُّوا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ، وَأَطِيعُوا ذَا أَمْرِكُمْ تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَا نَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَقَدِ احْتَجَّ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ بِأَحَادِيثِ سُلَيْمِ بْنِ عَامِرٍ وَسَائِرُ رُوَاتِهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمْ»

Al Mustadrak 19: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Maryam menceritakan kepada kami dari Muawiyah bin Shalih, dari Abu Yahya Sulaim bin Amir, dia berkata: Aku pernah mendengar Abu Umamah Al Bahili berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada haji Wada', "Sembahlah Tuhan kalian, shalatlah lima waktu, berpuasalah pada bulan (Ramadhan), bayarlah zakat mal, dan taatilah pemimpin kalian, maka kalian akan masuk surga Tuhan kalian." Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Kami tidak mengetahui ada illat padanya. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Al Bukhari dan Muslim sama-sama berhujjah dengan hadits-hadits Sulaim bin Amir, dan para periwayat lainnya disepakati (ke-tsiqah-annya).

Al-Mustadrak #20

المستدرك ٢٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ، حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْحَسَنِ الْأَسَدِيُّ بِهَمْدَانَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَمَةَ، يُحَدِّثُ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِيُّ، قَالَ: قَالَ يَهُودِيٌّ لِصَاحِبِهِ: اذْهَبْ بِنَا إِلَى هَذَا النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَسْأَلَهُ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ {وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى تِسْعَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ} [الإسراء: 101] فَقَالَ: لَا تَقُولُوا لَهُ نَبِيٌّ، فَإِنَّهُ لَوْ سَمِعَكَ لَصَارَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ أَعْيُنٍ، قَالَ: فَسَأَلَاهُ، فَقَالَ: «لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَسْرِقُوا، وَلَا تَزْنُوا، وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَلَا تَسْحَرُوا، وَلَا تَأْكُلُوا الرِّبَا، وَلَا تَمْشُوا بِبَرِيءٍ إِلَى ذِي سُلْطَانٍ لِيَقْتُلَهُ، وَلَا تَقْذِفُوا مُحْصَنَةً، وَأَنْتُمْ يَا يَهُودُ عَلَيْكُمْ خَاصَّةً أَلَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ» فَقَبَّلَا يَدَهُ وَرِجْلَهُ، وَقَالَا: نَشْهَدُ أَنَّكَ نَبِيٌّ، فَقَالَ: «مَا مَنَعَكُمَا أَنْ تُسْلِمَا؟» قَالَا: إِنَّ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ دَعَا أَنْ لَا يَزَالَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ نَبِيٌّ، وَإِنَّا نَخْشَى أَنْ يَقْتُلَنَا يَهُودُ " هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ لَا نَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً بِوَجْهٍ مِنَ الْوُجُوهِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَلَا ذَكَرَ الصَّفْوَانُ بْنُ عَسَّالٍ حَدِيثًا وَاحِدًا سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدَ بْنَ يَعْقُوبَ الْحَافِظَ، وَيَسْأَلَهُ مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، فَقَالَ: لِمَ تَرَكَا حَدِيثَ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ أَصْلًا؟ فَقَالَ: لِفَسَادِ الطَّرِيقِ إِلَيْهِ ". قَالَ الْحَاكِمُ: " إِنَّمَا أَرَادَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ بِهَذَا حَدِيثَ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ فَإِنَّهُمَا تَرَكَا عَاصِمَ بْنَ بَهْدَلَةَ، فَأَمَّا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ وَيُقَالُ: الْهَمْدَانِيُّ وَكُنْيَتُهُ أَبُو الْعَالِيَةِ، فَإِنَّهُ مِنْ كِبَارِ أَصْحَابِ عَلِيٍّ وَعَبْدِ اللَّهِ «. وَقَدْ رَوَى عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، وَجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَغَيْرِهِمَا مِنَ الصَّحَابَةِ،» وَقَدْ رَوَى عَنْهُ أَبُو الزُّبَيْرِ الْمَكِّيُّ وَجَمَاعَةٌ مِنَ التَّابِعِينَ "

Al Mustadrak 20: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami, Wahb bin Jarir menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Abu Al Qasim Abdurrahman bin Hasan Al Asadi di Hamadan memberitakan kepada kami, Ibrahim bin Al Husain menceritakan kepada kami, Adam bin Abu Iyas menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ja'fer Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, dia berkata: Aku pernah mendengar Abdullah bin Salamah meriwayatkan hadits dari Shafwan bin Assal Al Muradi, dia berkata, "Seorang Yahudi berkata kepada temannya, Mari kita pergi menemui Nabi ini (Muhammad ) untuk bertanya kepadanya tentang ayat ini, "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata".' (Qs. Al Israa' [17]: 101]. Si Yahudi berkata, 'Jangan kamu katakan kepadanya bahwa dia seorang nabi, karena jika dia mendengarmu maka dia akan memiliki empat mata'. Keduanya pun menanyakannya kepada beliau. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menjawab, 'Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, jangan mencuri, jangan berzina, jangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah dengan cara yang benar, jangan melakukan sihir, jangan memakan riba, jangan membawa orang tak berdosa kepada penguasa untuk dibunuh, jangan menuduh perempuan baik-baik (berbuat zina), dan kalian bangsa Yahudi, khusus untuk hari Sabtu (Sabbath) janganlah kalian melanggar perintah Allah.' Keduanya lalu mencium tangan dan kaki beliau, lantas berkata, Kami bersaksi bahwa engkau seorang nabi'. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, 'Apa yang menghalangi kalian masuk Islam?' Keduanya menjawab, 'Sesungguhnya Daud berdoa agar senantiasa ada keturunannya yang menjadi nabi, dan kami takut akan dibunuh orang-orang Yahudi (seandainya masuk Islam)'." Hadits ini shahih. Kami tidak mengetahui ada Illat-nya dari berbagai segi. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Shafwan bin Assal tidak menyebutkan satu hadits pun. Aku mendengar Abu Abdillah Muhammad bin Ya'qub ditanya oleh Muhammad bin Ubaidillah, "Mengapa keduanya meninggalkan hadits Shafwan dan Assal?" Dia menjawab, "Lantaran rusaknya jalur (periwayatan) kepadanya." Al Hakim berkata, "Maksud Abu Abdullah adalah hadits Ashim dari Zirr, karena keduanya meninggalkan Ashim bin Bahdalah. Adapun Abdullah bin Salamah Al Muradi, yang disebut Al Hamadani dan bergelar Abu Al Aliyah, termasuk salah seorang pengikut senior Ali dan Abdullah. Haditsnya telah diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash dan Jabir bin Abdullah serta para sahabat lainnya. Abu Az- Zubair Al Makki dan segolongan tabiin telah meriwayatkan darinya."