صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #2551

صحيح ابن حبان ٢٥٥١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا سَعْدُ بْنُ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ، وَكَانَ جَارًا لَهُ، أَنَّهُ قَالَ لِعَائِشَةَ‏:‏ أَخْبِرِينِي عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ‏:‏ أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ‏؟‏ قُلْتُ‏:‏ بَلَى، قَالَتْ‏:‏ خُلُقُ نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ الْقُرْآنَ، قَالَ‏:‏ فَهَمَمْتُ أَنْ أَقُومَ وَلاَ أَسْأَلُهَا عَنْ شَيْءٍ‏.‏ فَقُلْتُ‏:‏ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، أَنْبِئِينِي عَنْ قِيَامِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ‏:‏ أَلَسْتَ تَقْرَأُ هَذِهِ السُّورَةَ‏:‏ ‏{‏يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ‏}‏‏؟‏ قُلْتُ‏:‏ بَلَى، قَالَتْ‏:‏ فَإِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ افْتَرَضَ الْقِيَامَ فِي أَوَّلِ هَذِهِ السُّورَةِ، فَقَامَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَوْلاً حَتَّى انْتَفَخَتْ أَقْدَامُهُمْ، وَأَمْسَكَ اللَّهُ خَاتِمَتَهَا اثْنَيْ عَشَرَ شَهْرًا فِي السَّمَاءِ، ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ التَّخْفِيفَ فِي آخِرِ هَذِهِ السُّورَةِ، فَصَارَ قِيَامُ اللَّيْلِ تَطَوُّعًا بَعْدَ فَرِيضَتِهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2551: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali berkata: Abdurrazak mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dia berkata: Sa'd bin Hisyam bin Amir mengabarkan kami, yang merupakan tetangganya, bahwa dia berkata kepada Aisyah, "Beritahukanlah kepadaku perihal akhlak Rasulullah ?" Aisyah berkata, "Bukankah engkau membaca Al Qur'an?" Aku berkata, 'Tentu." Aisyah berkata, "Akhlak Nabi Allah itu adalah Al Qur'an." Dia lalu ingin berdiri dan tidak bertanya apa pun. Dia lalu berkata, "Wahai Ummul Mukminin, kabarkanlah kepadaku mengenai shalat malamnya Rasululllah?" Aisyah bertanya, "Tidakkah engkau pernah membaca surah ini, Hai orang yang berselimut (Muhammad)'?" Dia menjawab, "Tentu." Aisyah melanjutkan, "Sesungguhnya Allah Azza waJalla mewajibkan shalat malam di awal surah ini, sehingga Nabi Allah dan para sahabat beliau mendirikan (shalat malam) selama setahun penuh, sehingga kaki-kaki mereka menjadi bengkak. Allah lalu menahan penutup (ayat)nya selama dua belas bulan di langit. Setelah itu Allah Azza wa Jalla memberikan keringanan di akhir surah ini, sehingga shalat malam pun beralih menjadi sunah setelah sebelumnya wajib'."454 [1:5]

Shahih Ibnu Hibban #2552

صحيح ابن حبان ٢٥٥٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى، عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ‏:‏ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَحَبَّ أَنْ يُدَاوِمَ عَلَيْهَا، وَكَانَ إِذَا شَغَلَهُ عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ نَوْمٌ أَوْ مَرَضٌ، أَوْ وَجَعٌ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2552: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu'adz bin Hisyam berkata: Ayahku menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'id bin Hisyam, dari Aisyah, dia berkata, "Apabila Rasulullah melakukan suatu shalat455, maka beliau senang melakukannya secara terus-menerus. Jika beliau disibukkan oleh tidur, sakit, atau sakit keras (yang dapat mengantarkan pada kematian) sehingga tidak sempat (shalat malam), maka beliau shalat pada siang hari sebanyak dua belas rakaat."456 [1:5]

Shahih Ibnu Hibban #2553

صحيح ابن حبان ٢٥٥٣: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ الْعَابِدُ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ مَكَانَ كُلِّ عُقْدَةٍ‏:‏ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2553: Umar bin Sa'id bin Sinan Al Abid mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Abi Bakar Az-Zuhri mengabarkan kepada kami dari Malik, dari Abi Zinad, dari Al A'raj, dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Syetan mengikat leher seorang muslim sewaktu tidur dengan tiga ikatan, dan dia akan mengencangkan seluruh tempat ikatan tersebut dengan berkata, 'Engkau memiliki malam yang panjang maka tidurlah'. Jika seorang terbangun lalu berdzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia shalat maka terlepaslah satu ikatan, sehingga di pagi harinya dia akan bersemangat lagi giat. Jika tidak, maka dia akan tidak bersemangat lagi malas."457 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #2554

صحيح ابن حبان ٢٥٥٤: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الذُّهْلِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا سُفْيَانَ يَقُولُ‏:‏ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُ‏:‏ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَا مِنْ ذَكَرٍ وَلاَ أُنْثَى إِلاَّ عَلَى رَأْسِهِ جَرِيرٌ مَعْقُودٌ حِينَ يَرْقُدُ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِذَا قَامَ فَتَوَضَّأَ وَصَلَّى، انْحَلَّتِ الْعُقَدُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2554: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yahya Ad-Dzuhli menceritakan kepada kami, Umar bin Jftafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Abu Suyfan berkata: Aku pernah mendengar Jabir berkata: Rasulullah pernah berkata kepadaku, "Tidaklah laki-laki dan wanita kecuali ada ikatan tatkala dia tidur. Jika dia terbangun, kemudian berdzikir (mengingat) Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia bangkit, lalu berwudhu maka terlepaslah ikatan tersebut." 458 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #2555

صحيح ابن حبان ٢٥٥٥: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ أَبَا عُشَّانَةَ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ‏:‏ لاَ أَقُولُ الْيَوْمَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَمْ يَقُلْ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ‏:‏ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ بَيْتًا مِنْ جَهَنَّمَ‏.‏وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ‏:‏ رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ يُعَالِجُ نَفْسَهُ إِلَى الطَّهُورِ وَعَلَيْهِ عُقَدٌ، فَإِذَا وَضَّأَ يَدَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِذَا وَضَّأَ وَجْهَهُ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا مَسَحَ رَأْسَهُ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا وَضَّأَ رِجْلَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَيَقُولُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ لِلَّذِي وَرَاءَ الْحِجَابِ‏:‏ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُعَالِجُ نَفْسَهُ لَيَسْأَلَنِي، مَا سَأَلَنِي عَبْدِي هَذَا فَهُوَ لَهُ، مَا سَأَلَنِي عَبْدِي هَذَا فَهُوَ لَهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2555: Abdullah bin Muhammad bin Salm mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku: Abu Usysyanah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Uqbah bin Amir berkata, "Mulai hari ini aku tidak akan mengatakan apa yang tidak beliau katakan. Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa telah berdusta atas namaku dengan sengaja, maka bersiaplah menempati sebuah rumah dari api Neraka Jahanam." Aku juga mendengar Nabi bersabda, "Seorang laki-laki dari umatku berdiri pada malam hari membersihkan dirinya untuk mendapat kesucian, sementara masih ada ikatan pada dirinya Jika dia mewudhukan kedua tangannya maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia mewudhukan wajahnya maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia menyeka kepalanya maka terlepaslah satu ikatan. Jika dia mewudhukan kedua kakinya maka terlepaslah satu ikatan. Allah lalu berfirman dari balik tabir, 'Lihatlah, hamba-Ku ini mengobati dirinya untuk meminta kepada-Ku. Tidaklah hamba-Ku ini meminta maka itu baginya, dan tidaklah hamba-Ku ini meminta maka itu baginya'."459 [2:11]

Shahih Ibnu Hibban #2556

صحيح ابن حبان ٢٥٥٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ مَا مِنْ مُسْلِمٍ، ذَكَرٍ وَلاَ أُنْثَى، يَنَامُ إِلاَّ وَعَلَيْهِ جَرِيرٌ مَعْقُودٌ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِنْ هُوَ تَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ أَصْبَحَ نَشِيطًا قَدْ أَصَابَ خَيْرًا، وَقَدِ انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، وَإِنْ أَصْبَحَ وَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ أَصْبَحَ وَعُقَدُهُ عَلَيْهِ، وَأَصْبَحَ ثَقِيلاً كَسْلاَنًا لَمْ يُصِبْ خَيْرًا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2556: Abdullah bin Muhammad Al Azdiy mengabarkan kepada kami, Ishak bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Abu Sufyan, dari Jabir, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Tidaklah seorang muslim laki-laki dan perempuan tidur melainkan ada tali terikat pada dirinya. Jika dia terbangun, kemudian berdzikir kepada Allah, maka terlepasnya satu ikatan. Jika dia berwudhu, kemudian bangkit shalat, maka dia menjadi giat pada pagi hari untuk meraih kebaikan, dan terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Jika dia tidak berdzikir kepada Allah sampai pagi hari, maka pagi hari ikatan itu ada padanya, sehingga dia merasa berat serta malas, dan tidak meraih kebaikan."460 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #2557

صحيح ابن حبان ٢٥٥٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ غِيَاثٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ رَجُلَيْنِ‏:‏ رَجُلٍ ثَارَ مِنْ وِطَائِهِ وَلِحَافِهِ مِنْ بَيْنِ حِبِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُولُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي ثَارَ مِنْ فِرَاشِهِ وَوِطَائِهِ مِنْ بَيْنَ حِبِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلاَتِهِ رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي، وَرَجُلٍ غَزَا فِي سَبِيلِ اللهِ، فَانْهَزَمَ النَّاسُ، وَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ فِي الاِنْهِزَامِ، وَمَا لَهُ فِي الرُّجُوعِ، فَرَجَعَ حَتَّى أُهْرِيقَ دَمُهُ، فَيَقُولُ اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ‏:‏ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، رَجَعَ رَجَاءً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي حَتَّى أُهْرِيقَ دَمُهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2557: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Wahid bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Atha bin Sa'ib, dari Murrah bin Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah bersabda, "Tuhan kita mengagumi dua orang laki-laki, yaitu seorang laki-laki yang meninggalkan tempat tidur dan selimutnya di antara orang-orang tercinta serta keluarganya untuk melakukan shalat, kemudian Allah Jalla wa Ala berfirman, 'Lihatlah kalian kepada hamba-Ku yang meninggalkan tempat tidur dan tikarnya di antara orang-orang tercinta serta keluarganya untuk melakukan shalatnya461 dengan mengharapkan apa yang ada dan rindu akan apa-apa yang ada di sisi-Ku'. Juga laki-laki yang berperang fi sabilillah, kemudian orang-orang tercerai-berai karena kekalahan, dan dia pun tahu akibat dari kekalahan itu, akan tetapi dia tidak berpaling untuk pulang, bahkan justru kembali462 (menyerang) hingga darahnya berhamburan, maka Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Lihatlah hamba-Ku yang kembali dengan berharap apa-apa yang ada di sisi-Ku serta rindu dengan apa-apa yang ada di sisi-Ku sehingga darahnya terhamburkan'."463 [67:3]

Shahih Ibnu Hibban #2558

صحيح ابن حبان ٢٥٥٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَحْمُودِ بْنِ عَدِيٍّ بِنَسَا، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ زَنْجُوَيْهِ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ أَسْلَمَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ رَجُلَيْنِ‏:‏ رَجُلٍ ثَارَ عَنْ وِطَائِهِ وَلِحَافِهِ مِنْ بَيْنَ حِبِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلاَتِهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ لِمَلاَئِكَتِهِ‏:‏ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، ثَارَ عَنْ فِرَاشِهِ وَوِطَائِهِ مِنْ بَيْنَ حِبِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلاَتِهِ رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي، وَرَجُلٍ غَزَا فِي سَبِيلِ اللهِ، فَانْهَزَمَ أَصْحَابُهُ، وَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ فِي الاِنْهِزَامِ، وَمَا لَهُ فِي الرُّجُوعِ، فَرَجَعَ حَتَّى هُرِيقَ دَمُهُ، فَيَقُولُ اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ‏:‏ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، رَجَعَ رَجَاءً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقًا مِمَّا عِنْدِي حَتَّى هُرِيقَ دَمُهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2558: Muhammad bin Mahmud bin Adi Bansa mengabarkan kepada kami, Humaid bin Zanjawaih menceritakan kepada kami, Rauh bin Aslam menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Atha bin Sa'ib, dari Murrah Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dia berkata: Rasulullah bersabda, "Tuhan kami kagum terhadap dua orang laki-laki, yaitu seorang laki- laki yang meninggalkan kasur dan selimutnya di antara orang-orang tercinta serta keluarganya untuk melakukan shalat, kemudian Allah Jalla wa Ala berfirman, ' Lihatlah kalian hamba-Ku yang meninggalkan kasur dan tikarnya dari orang-orang tercinta serta keluarganya untuk melakukan shalatnya, dengan mengharapkan apa yang ada di sisi-Ku lagi rindu akan apa-apa yang ada di sisi-Ku. Juga laki-laki yang berperang di jalan Allah, kemudian kawan- kawannya tercerai-berai karena kekalahan, dan dia pun tahu akibat dari kekalahan itu, akan tetapi dia justru berpaling untuk kembali, bahkan dia kembali (menyerang) hingga darahnya berhamburan, maka Allah berjirman kepada para malaikat-Nya, 'Lihatlah hamba-Ku yang kembali dengan berharap apa-apa yang ada di sisi-Ku dan rindu dengan apa-apa yang ada di sisi-Ku sehingga darahnya pun berhamburan'."464 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #2559

صحيح ابن حبان ٢٥٥٩: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قُلْتُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي إِذَا رَأَيْتُكَ طَابَتْ نَفْسِي، وَقَرَّتْ عَيْنِي، أَنْبِئْنِي عَنْ كُلِّ شَيْءٍ، قَالَ‏:‏ كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ الْمَاءِ، فَقُلْتُ‏:‏ أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ إِذَا عَمِلْتُ بِهِ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ، قَالَ‏:‏ أَطْعِمِ الطَّعَامَ، وَأَفْشِ السَّلاَمَ، وَصِلِ الأَرْحَامَ، وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ قَوْلُ أَبِي هُرَيْرَةَ‏:‏ أَنْبِئْنِي عَنْ كُلِّ شَيْءٍ، أَرَادَ بِهِ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ الْمَاءِ، وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ هَذَا جَوَابُ الْمُصْطَفَى إِيَّاهُ، حَيْثُ قَالَ‏:‏ كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ الْمَاءِ، فَهَذَا جَوَابٌ خَرَجَ عَلَى سُؤَالٍ بِعَيْنِهِ، لاَ أَنَّ كُلَّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ الْمَاءِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مَخْلُوقًا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2559: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, Ishak bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Abu Amir Al Aqadi mengabarkan kepada kami, Hammam bin Yahya menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Abu Maimunah465, dari Abi Hurairah, dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya jika aku melihat dirimu, jiwaku menjadi tenteram dan mataku menjadi sejuk. Beritahukanlah aku segala perkara." Beliau pun bersabda, "Segala sesuatu tercipta dari air." Abu Hurairah berkata lagi, "Beritahukanlah kepadaku sesuatu yang seandainya aku lakukan maka aku pasti masuk surga." Beliau bersabda, "Berikanlah makanan, tebarkan salam, eratkan silaturrahim, dan dirikanlah shalat pada malam hari sewaktu orang-orang tengah tertidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat." 466 [2:1] Abu Hatim berkata: Perkataan Abu Hurairah, "Beritahukanlah aku segala sesuatu" maksudnya adalah segala sesuatu yang tercipta dari air. Bukti kebenaran hadits ini adalah jawaban dari Al Musthafa Rasulullah kepada Abu Hurairah ketika beliau bersabda, "Segala sesuatu tercipta dari air." Jawaban ini timbul sesuai pertanyaannya, bukan karena segala sesuatu tercipta dari air, meskipun itu bukanlah makhluk.

Shahih Ibnu Hibban #2560

صحيح ابن حبان ٢٥٦٠: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ سُحَيْمٌ حَرَّانِيٌّ ثَبْتٌ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ‏:‏ قِيلَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلاَنًا يُصَلِّي اللَّيْلَ كُلَّهُ، فَإِذَا أَصْبَحَ سَرَقَ، قَالَ‏:‏ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُولُ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ قَوْلُهُ‏:‏ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُولُ مِمَّا نَقُولُ فِي كُتُبِنَا‏:‏ إِنَّ الْعَرَبَ تُضِيفُ الْفِعْلَ إِلَى الْفِعْلِ نَفْسِهِ، كَمَا تُضِيفُ إِلَى الْفَاعِلِ، أَرَادَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الصَّلاَةَ إِذَا كَانَتْ عَلَى الْحَقِيقَةِ فِي الاِبْتِدَاءِ وَالاِنْتِهَاءِ، يَكُونُ الْمُصَلِّي مُجَانِبًا لِلْمَحْظُورَاتِ مَعَهَا، كَقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ‏:‏ ‏{‏إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ‏}‏‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2560: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, Amr bin Muhammad An-Naqid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Qasim Suhaim Harani Tsabat menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah, dia berkata: Ada yang berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulan shalat sepanjang malam, namun ketika pagi tiba dia mencuri." Beliau menjawab, "Apa yang kau katakan mencegah dirinya dari perbuatan itu."467 [2:1] Abu Hatim berkata: Sabda beliau "apa yang kau katakan akan mencegah dirinya" adalah apa yang kami sebutkan dalam buku-buku kami, yaitu sesungguhnya bangsa Arab menyandingkan sualu perbuatan terhadap perbuatan itu sendiri, sebagaimana menyandarkan kepada si pelaku. Maksudkan beliau adalah, jika shalat itu dilakukan dengan benar dari permulaan shalat hingga akhir, maka akan membuat orang yang shalat itu menjauhi perkara-perkara terlarang, sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (Qs. Al 'Ankabuut [29]: 45)