صحيح ابن خزيمة ١٣٢١: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ، نا حَمَّادٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، وَأَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1321: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Khuza’i menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas dan Ayub dari Abu Qilabah, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hari kiamat tidak akan tiba kecuali jika manusia saling berbangga diri dengan masjid."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٢: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، ح وَثنا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ النَّسَوِيُّ، نا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، أَخْبَرَنَا نَافِعٌ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ أَخْبَرَهُ: «أَنَّ الْمَسْجِدَ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَبْنِيًّا بِاللَّبِنِ، وَسَقْفُهُ الْجَرِيدُ، وَعُمُدُهُ خَشَبُ النَّخْلِ، فَلَمْ يَزِدْ فِيهِ أَبُو بَكْرٍ شَيْئًا، وَزَادَ فِيهِ عُمَرُ، وَبَنَاهُ عَلَى بُنْيَانِهِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّبِنِ، وَالْجَرِيدِ، وَأَعَادَ عُمُدَهُ خَشَبًا، ثُمَّ غَيَّرَهُ عُثْمَانُ، فَزَادَ فِيهِ زِيَادَةً كَثِيرَةً، وَبَنَى جِدَارَهُ بِالْحِجَارَةِ الْمَنْقُوشَةِ وَالْقِصَّةِ، وَجَعَلَ عُمُدَهُ حِجَارَةً مَنْقُوشَةً، وَسَقْفَهُ بِالسَّاجِ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى: «وَعُمُدُهُ خَشَبُ النَّخْلِ» ، وَلَمْ يَذْكُرِ الْقِصَّةَ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1322: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, (Ha') Ali bin Sa’id An-Nasawi menceritakan kepada kami, Ya’qub menceritakan kepada kami, -yaitu Ibnu Ibrahim, ayahku menceritakan kepada kami dari Shalih, Nafi’ mengabarkan kepada kami, bahwa Abdullah mengabarkan kepadanya, bahwa masjid pada masa Nabi dibangun dengan tanah liat dan atapnya dari daun kuma serta tiangnya batang kayu pohon kurma. Abu Bakar tidak menambahkan yang ada, akan tetapi Umar menambahkan redaksi, "Ia membangunnya pada pondasi bangunan yang dibangun pada masa Rasulullah dengan tanah liat dan daun kurma serta mengganti tiang-tiangnya dengan kayu, lalu Utsman merubahnya" Ia juga menambahkan beberapa redaksi, "Membangun dindingnya dengan bebatuan yang dicat serta membuat tiangnya Juga dari batu yang dicat dan atapnya dari pohon jati." Muliammad bin Yahya berkata, "Tiangnya dibuat dari batang pohon kurma dengan tidak menyebutkan kata Al Qishshah."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٣: نا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي فُدَيْكٍ الْمَدَنِيُّ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: «هَذَا بَابٌ طَوِيلٌ خَرَّجْتُهُ فِي كِتَابِ الْكَبِيرُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْأَمْرُ أَمْرُ فَضِيلَةٍ لَا أَمْرُ فَرِيضَةٍ، وَالدَّلِيلُ عَلَى ذَلِكَ خَبَرُ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا ذَكَرَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ قَالَ الرَّجُلُ: هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟ قَالَ: «لَا، إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ» ، فَأَعْلَمَ أَنَّ مَا سِوَى الْخَمْسِ مِنَ الصَّلَوَاتِ فَتَطَوُّعٌ لَا فَرْضٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1323: Al Husain bin Isa Al Busthami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Fudaik Al Madani menceritakan kepada kami dari Katsir bin Zaid bin Al Muththalib bin Hanthab, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Apabila salah seorang di antara kamu masuk ke masjid maka ia tidak boleh duduk sampai ia shalat dua rakaat." Abu Bakar berkata, "Ini adalah bab yang panjang yang aku telah meriwayatkan hadits ini di dalam kitab Al Kabir" Abu Bakar berkata, "Perintah ini adalah perintah tentang keutamaan dan bukan wajib. Dalilnya hadits Thalhah bin Abdullah, dari Nabi tatkala menyebutkan tentang shalat lima waktu. Seorang pria berkata, .Apakah ada yang lain untukku?' Beliau menjawab, Tidak kecuali kamu mengerjakan shalat sunah,' Beliau juga telah menjelaskan bahwa selain shalat lima waktu adalah sunah bukan wajib."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، وَأَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ يُوسُفُ: ابْنُ الْمُسَيِّبِ الْبَجَلِيُّ، وَقَالَا: قَالَ: ثنا الْحَكَمُ بْنُ عَبْدِ الْمَلَكِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: لَقِيَ عَبْدُ اللَّهِ رَجُلٌ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا ابْنَ مَسْعُودٍ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَهُوَ يَقُولُ: «إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَمُرَّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، وَأَنْ لَا يُسَلِّمَ الرَّجُلُ إِلَّا عَلَى مَنْ يَعْرِفُ، وَأَنْ يُبَرِّدَ الصَّبِيُّ الشَّيْخَ» قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ: قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 1324: Yusuf bin Musa dan Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Hasan bin Bisyir menceritakan kepada kami, Yusuf berkata: Ibnu Al Musayyib Al Bujali, dan keduanya berkata: Ia berkata: Al Hakam bin Abdul Malik menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Salim bin Abu Al Ja’ad, dari ayahnya, ia berkata: Suatu ketika Abdullah bertemu seorang pria lalu ia mengucapkan, "Assalamu alaika, wahai Ibnu Mas’ud." Abdullah berkata, "Maha Benar Allah dan Rasul-Nya, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah seorang laki-laki lewat di masjid tanpa mengerjakan shalat dua rakaat dan seseorang tidak mengucapkan salam kecuali atas orang yang dikenal serta anak-anak tidak mengormati orang tua'." Ahmad bin Utsman berkata, "Ia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda’."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ، نا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا الْأَفْلَتُ بْنُ خَلِيفَةَ، حَدَّثَتْنِي جَسْرَةُ بِنْتُ دَجَاجَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ قَالَتْ: جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوُجُوهُ بُيُوتِ أَصْحَابِهِ شَارِعَةٌ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: «وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ» ، ثُمَّ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصْنَعِ الْقَوْمُ شَيْئًا رَجَاءَ أَنْ يَنْزِلَ لَهُمْ فِي ذَلِكَ رُخْصَةٌ، فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ بَعْدُ، فَقَالَ: «وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ؛ فَإِنِّي لَا أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٍ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1325: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Mu’alla bin Asad menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, Al Aflat bin Khalifah menceritakan kepada kami, Jasrah binti Dajajah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata, "Rasulullah datang saat pintu rumah para sahabatnya dekat dengan di masjid, maka beliau berkata, "Arahkan pintu rumah ini jauh dari masjid:" Orang-orang tidak berbuat apa-apa mengharap agar diturunkan bagi mereka keringanan akan hal tersebut. Setelah itu Rasulullah keluar, maka beliau berkata, "Arahkan pintu rumah ini jauh dari masjid, karena sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi perempuan yang haidh dan orang yang berhadats besar (junub)."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٦: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا أَبُو الْوَلِيدِ، ح وَثنا الزَّعْفَرَانِيُّ، نا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَا: ثنا حَمَّادٌ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ: «أَنَّ وَفْدَ ثَقِيفٍ قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَنْزَلَهُمُ الْمَسْجِدَ حَتَّى يَكُونَ أَرَقَّ لِقُلُوبِهِمْ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1326: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami. Abu Al Walid meriwayatkan kepada kami (Ha') Az-Za’farani menceritakan kepada kami, Affan bin Muslim menceritakan kepada kami, keduanya berkata; Hammad menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Al Hasan, dari Utsman bin Abu Al Ash bahwautusan Tsaqif pernah datang menemui Rasulullah lalu beliau mengajak mereka singgah di masjid agar hati mereka menjadi luluh.
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا} [التوبة: 28] قَالَ: «إِلَّا أَنْ يَكُونَ عَبْدًا أَوْ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1327: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami. Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Abu Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah menafsirkan firman Allah Ta’ala. "Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati masjidil Haram sesudah tahun ini", (Qs. At-Taubah [9]: 28) ia berkata. "Kecuali dia adalah budak atau salah satu dari Ahlu Dzimmah."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى، نا عُبَيْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كُنْتُ أَبِيتُ فِي الْمَسْجِدِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَعْزَبُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1328: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami. Nafi’ mengabarkan kepadaku dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku pernah tidur di masjid di masa Rasulullah dan ketika itu aku masih bujangan."
صحيح ابن خزيمة ١٣٢٩: نا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ، أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: «كَانَ أَحَدُنَا يَمُرُّ فِي الْمَسْجِدِ وَهُوَ جُنُبٌ مُجْتَازًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 1329: Al Husain bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Hasyim mengabarkan kepada kami. Abu Az.Zubair mengabarkan kepada kami dari Jabir, ia berkata, "Salah seorang di antara kami pernah lewat di masjid dalam keadaan berhadats besar"
صحيح ابن خزيمة ١٣٣٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ عِبَادَةَ الْوَاسِطِيُّ، نا أَبُو أُسَامَةَ، ثنا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ: " أَنَّ وَلِيدَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ لِحَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ فَأَعْتَقُوهَا، وَكَانَتْ عِنْدَهُمْ، فَخَرَجَتْ صَبِيَّةٌ لَهُمْ يَوْمًا عَلَيْهَا وِشَاحٌ مِنْ سُيُورٍ حُمْرٍ، فَوَقَعَ مِنْهَا، فَمَرَّتِ الْحُدَيَّاةُ فَحَسِبَتْهُ لَحْمًا فَخَطِفَتْهُ، فَطَلَبُوهُ فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَاتَّهَمُوهَا بِهِ، فَفَتَّشُوهَا حَتَّى فَتَّشُوا قُبُلَهَا قَالَ: فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ مَرَّتِ الْحُدَيَّاةُ، فَأَلْقَتِ الْوِشَاحَ، فَوَقَعَ بَيْنَهُمْ، فَقَالَتْ لَهُمْ: هَذَا الَّذِي اتَّهَمْتُمُونِي بِهِ، وَأَنَا مِنْهُ بَرِيئَةٌ، وَهَا هُوَ ذِي كَمَا تَرَوْنَ، فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَتْ، فَكَانَ لَهَا فِي الْمَسْجِدِ خِبَاءٌ أَوْ حِفْشٌ قَالَتْ: فَكَانَتْ تَأْتِيَنِي فَتَجْلِسُ إِلَيَّ، فَلَا تَكَادُ تَجْلِسُ مِنِّي مَجْلَسَةً إِلَّا قَالَتْ: وَيَوْمُ الْوِشَاحِ مِنْ تَعَاجِيبِ رَبِّنَا إِلَّا أَنَّهُ مِنْ بَلْدَةِ الْكُفْرِ أَنْجَانِي فَقُلْتُ لَهَا: مَا بَالُكَ لَا تَجْلِسِينَ مِنِّي مَجْلِسًا إِلَّا قُلْتِ هَذَا؟ قَالَتْ: فَحَدَّثَتْنِي الْحَدِيثَ، قَدْ خَرَّجْتُ ضَرَبَ الْقِبَابِ فِي الْمَسَاجِدِ لِلِاعْتِكَافِ فِي كِتَابِ الِاعْتِكَافِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 1330: Muhammad bin Ibadah Al Wasithi menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah, bahwa seorang budak perempuan berkulit hitam lahir di satu negri dari bangsa Arab, lalu mereka memerdekakannya yang sebelumnya menjadi milik mereka. Pada suatu hari seorang anak perempuan mereka keluar dengan membawa selempang dari tali kulit keledai, lalu terjatuh darinya dan Hadyah lewat kemudian mengambilnya karena ia mengira benda itu adalah daging. Tak lama kemudian mereka mencari selempang teraebut namun tidak mendapatkannya. Mereka kemudian menuduhnya mengambil selempang tersebut, lalu mereka mencarinya sampai-sampai mereka mencarinya di tempat sebelumnya. Perawi bercerita, "Tatkala mereka masih dalam keadaan demikian, tiba-tiba Hadyah lewat dan melemparkan selempang tersebut, maka terjadi perselisihan di antara mereka. Hadyah lalu berkata, 'Inikah yang kamu sangka aku ambil, padahal aku tidak tersalah? Inilah selempang itu seperti yang kamu lihat.' Kemudian ia pergi menemui Rasulullah dan masuk Islam. Ketika itu ia memiliki tenda di dalam masjid atau rumah kecil. Aisyah berkata, ’Ia selalu datang menemuiku lalu duduk di sampingku, dan setiap kali ia duduk di samping pasti ia membaca syair. Hari kejadian pedang adalah dari keajaiban Tuhan Kami Akan tetapi ia telah menyelamatkanku dari negerii kafir. Setelah itu aku bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu setiap kali duduk bersamaku selalu membaca syair itu?' Aisyah berkata, 'Dia kemudian menceritakan kepadaku hal tersebut’." Aku telah meriwayatkan hadits tentang membuat tenda di dalam masjid untuk beri’tikaf dalam pembahasan I’tikaf.