سنن الدارقطني ٣٥٠١: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ , وَعَلِيُّ بْنُ سَهْلٍ , قَالَا: نا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ , نا عَبْدُ السَّلَامِ , عَنْ هِشَامٍ , عَنِ ابْنِ سِيرِينَ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , رَفَعَهُ قَالَ: «لَا تُنْكِحُ الْمَرْأَةُ الْمَرْأَةَ , وَلَا تُنْكِحُ الْمَرْأَةُ نَفْسَهَا». وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَكَانَ يُقَالُ: «الزَّانِيَةُ تُنْكِحُ نَفْسَهَا»
Sunan Daruquthni 3501: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur dan Ali bin Sahal menceritakan kepada kami, mereka berkata: Muhammad bin Sa'id bin Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Abdussalam menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah secara marfu', "Janganlah wanita menikahkan wanita dan jangan pula wanita menikahkah dirinya sendiri." Abu Hurairah lanjut berkata, "Dulu dikatakan bahwa wanita yang menikahkan dirinya sendiri adalah pezina."
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٢: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى , نا ابْنُ وَهْبٍ , أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ , عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَشَجِّ , أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيِّبِ , يَقُولُ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ , قَالَ: «لَا تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ إِلَّا بِإِذْنِ وَلِيِّهَا أَوْ ذِي الرَّأْيِ مِنْ أَهْلِهَا أَوِ السُّلْطَانِ»
Sunan Daruquthni 3502: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'Ia menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, dari Bukair bin Al Asyaj bahwa ia mendengar Sa'id bin Al Musayyab berkata: dari Umar bin Khaththab, dia berkata, "Janganlah wanita menikah kecuali dengan izin walinya, atau orang bijak dari keluarganya, atau penguasa."
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٣: نا دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ , نا مُوسَى بْنُ هَارُونَ , نا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نا أَبُو خَالِدٍ , عَنْ مُجَالِدٍ , عَنِ الشَّعْبِيِّ , قَالَ: «مَا كَانَ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ فِي النِّكَاحِ بِغَيْرِ وَلِيٍّ مِنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ يَضْرِبُ فِيهِ»
Sunan Daruquthni 3503: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Musa bin Harun menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Syaibah Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi, dia berkata, "Tidak ada satu pun sahabat Rasulullah yang sangat keras dalam permasalahan nikah tanpa wali melebihi Ali RA. Ia sampai menghukum orang yang melakukannya."
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٤: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ , نا يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ , نا سُفْيَانُ , عَنْ جُوَيْبِرٍ , عَنِ الضَّحَّاكِ , عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ , عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ , قَالَ: «لَا نِكَاحَ إِلَّا بِإِذْنِ وَلِيٍّ فَمَنْ نَكَحَ أَوْ أَنْكَحَ بِغَيْرِ إِذْنِ وَلِيٍّ فَنِكَاحُهُ بَاطِلٌ»
Sunan Daruquthni 3504: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Juwaibir, dari Adh-Dhahhak, dari An-Nazzal bin Sabrah, dari Ali AS, dia berkata, "Nikah tidak sah kecuali jika disertai dengan izin wali.' Barangsiapa yang menikah atau menikahkan tanpa izin wali, maka nikahnya tidak sah."
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٥: نا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ صَاعِدٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ الْمِصْرِيُّ , وَأَحْمَدُ بْنُ الْفَرَجِ بْنِ سُلَيْمَانَ أَبُو عُتْبَةَ الْحِمْصِيُّ , قَالَا: نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ , نا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ , عَنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّهُ تَزَوَّجَ بِنْتَ خَالِهِ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ قَالَ: فَذَهَبَتْ أُمُّهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَتْ: إِنَّ ابْنَتِي تَكْرَهُ ذَلِكَ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُفَارِقَهَا فَفَارَقَهَا , وَقَالَ: «لَا تَنْكِحُوا الْيَتَامَى حَتَّى تَسْتَأْمِرُوهُنَّ فَإِذَا سَكَتَتْ فَهُوَ إِذْنُهَا». فَتَزَوَّجَهَا بَعْدُ عَبْدُ اللَّهِ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ. وَرَوَاهُ الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ , وَصَدَقَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ , عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ , عَنْ نَافِعٍ مُخْتَصَرًا مُرْسَلًا. وَابْنُ أَبِي ذِئْبٍ لَمْ يَسْمَعْهُ مِنْ نَافِعٍ , وَإِنَّمَا رَوَاهُ عَنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْهُ
Sunan Daruquthni 3505: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam Al Mishri dan Ahmad bin Faraj bin Sulaiman Abu Utbah Al Himshi, mereka berdua berkata: Muhammad bin Ismail bin Abu Fudaik menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'b menceritakan kepada kami dari Umar bin Al Husain, dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa ia menikahi putri pamannya, Utsman bin Mazh'un, lalu ibu istrinya menghadap Rasulullah SAW dan melaporkan, "Putriku sebenarnya tidak suka itu." Maka Nabi SAW memerintahkan Ibnu Umar untuk menceraikannya, dan ia pun menceraikannya. Selanjutnya beliau bersabda, "Janganlah kalian menikahi anak-anak yatim sampai kalian minta disuruh oleh mereka, jika mereka diam itu berarti setuju.'" Lalu ia dinikahi oleh Al Mughirah bin Syu'bah setelah Abdullah bin Umar. Diriwayatkan pula oleh Al Walid bin Muslim dan Shadaqah bin Abdullah, dari Ibnu Abu Dzi'b, dari Nafi' secara ringkas dan mursal. Ibnu Abu Dzi'b tidak pernah mendengar langsung dari Nafi', ia hanya meriwayatkannya dari Umar bin Al Husain, dari Nafi'.
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٦: نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ , نا عَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ الْهَيْثَمِ , نا عُبَيْدُ بْنُ يَعِيشَ , نا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: زَوَّجَنِي خَالِي قُدَامَةُ بْنُ مَظْعُونٍ بِنْتَ أَخِيهِ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَدَخَلَ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ عَلَى أُمِّهَا فَأَرْغَبَهَا فِي الْمَالِ وَخَطَبَهَا إِلَيْهَا فَرُفِعَ شَأْنُهَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ قُدَامَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنَةُ أَخِي وَأَنَا وَصِيُّ أَبِيهَا وَلَمْ أُقَصِّرْ بِهَا زَوَّجْتُهَا مَنْ قَدْ عَلِمْتُ فَضْلَهُ وَقَرَابَتَهُ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّهَا يَتِيمَةٌ وَالْيَتِيمَةُ أَوْلَى بِأَمْرِهَا». فَنُزِعَتْ مِنِّي وَزَوَّجَهَا الْمُغِيرَةِ بْنَ شُعْبَةَ. لَمْ يَسْمَعْهُ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ مِنْ نَافِعٍ , وَإِنَّمَا سَمِعَهُ مِنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْهُ. وَكَذَلِكَ رَوَاهُ إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْهُ , وَتَابَعَهُ مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ , عَنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ
Sunan Daruquthni 3506: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Abdul Karim bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Ubaid bin Ya'isy menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair rhenceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "Pamanku (dari pihak ibu) Qudamah binti Mazh'un menikahkan aku dengan putri saudaranya Utsman bin Mazh'un. Lalu datanglah Al Mughirah kepada ibunya mengiming-iminginya dengan harta dan meminang putrinya melaluinya. Ia kemudian mengadukan perihal ini kepada Nabi SAW. Qudamah berkata, "Ya Rasulullah, dia adalah putri saudaraku dan telah diwasiatkan kepadaku, dan aku tidak pernah lalai menjaganya. Aku menikahkannya dengan orang yang aku percayai keutamaan dan kekerabatannya. Mendengar itu, Rasulullah SAW bersabda, "Dia kan yatim (ayahnya sudah meninggal), dan seorang yatim lebih berhak menentukan pilihannya sendiri" Akhirnya ia lepas dariku dan dinikahi oleh Al Mughirah bin Syu'bah. Muhammad bin Ishaq tidak pernah mendengar dari Nafi'. Ia hanya mendengar dari Umar bin Al Husain dari Nafi'. Demikian pula diriwayatkan oleh Ibrahim bin Sa'd darinya. Hadits ini dikuatkan oleh riwayat Muhammad bin Salamah dari Muhammad bin Ishaq, dari Umar bin Al Husain.
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٧: قُرِئَ عَلَى أَبِي مُحَمَّدِ بْنِ صَاعِدٍ وَأَنَا أَسْمَعُ: حَدَّثَكُمْ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ الزُّهْرِيُّ , نا عَمِّي , نا أَبِي , عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ , حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ حُسَيْنٍ مَوْلَى آلِ حَاطِبٍ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: تُوُفِّيَ عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ وَتَرَكَ بِنْتًا لَهُ مِنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ , فَأَوْصَى إِلَى أَخِيهِ قُدَامَةَ بْنِ مَظْعُونٍ وَهُمَا خَالَايَ فَخَطَبْتُ إِلَى قُدَامَةَ بِنْتَ عُثْمَانَ فَزَوَّجَنِيهَا , فَدَخَلَ الْمُغِيرَةُ إِلَى أُمِّهَا فَأَرْغَبَهَا فِي الْمَالِ فَحَطَّتْ إِلَيْهِ وَحَطَّتِ الْجَارِيَةُ إِلَى هَوَى أُمِّهَا حَتَّى ارْتَفَعَ أَمْرُهُمْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ قُدَامَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنَةُ أَخِي وَأَوْصَى بِهَا إِلَيَّ فَزَوَّجْتُهَا ابْنَ عَمٍّ وَلَمْ أُقَصِّرْ بِالصَّلَاحِ وَالْكَفَاءَةِ , وَلَكِنَّهَا امْرَأَةٌ وَإِنَّهَا حَطَّتْ إِلَى هَوَى أُمِّهَا , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هِيَ يَتِيمَةٌ وَلَا تُنْكَحُ إِلَّا بِإِذْنِهَا» فَانْتُزِعَتْ مِنِّي وَاللَّهِ بَعْدَ أَنْ مَلَكْتُهَا فَزَوَّجُوهَا الْمُغِيرَةِ بْنَ شُعْبَةَ
Sunan Daruquthni 3507: Dibacakan kepada Abu Muhammad bin Sha'id dan aku mendengarkan, Ubaidullah bin Sa'd Az-Zuhri menceritakan kepada kalian, pamanku menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishaq, Umar bin Al Husain mantan budak keluarga Hathib menceritakan padaku, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "Utsman bin Mazh'un wafat dan meninggalkan seorang putri dari istrinya Khaulah binti Hakim bin Umayyah. Ia mewasiatkan putrinya itu kepada saudaranya Qudamah bin Mazh'un (mereka berdua adalah pamanku dari pihak ibu). Aku kemudian melamarnya melalui Qudamah dan ia menikahkanku dengannya. Setelah itu datanglah Al Mughirah menemui ibunya dan mengiming-iminginya dengan uang dan ibunya ini terbujuk, demikian pula putrinya jadi mengikuti kemauan ibunya, sampai mereka membawa urusan ini kepada Nabi SAW. Qudamah berkata, 'Ya Rasulullah, dia adalah putri saudaraku yang telah mewasiatkannya kepadaku. Aku menikahkannya dengan anak pamannya sendiri dan aku tidak melalaikan urusan sederajat dari kebaikan. Dia adalah wanita tapi malah mengikuti kemauan ibunya.' Rasulullah SAW bersabda, 'Dia anak yatim dan tidak boleh dinikahkan kecuali atas izinnya.' Maka lepaslah dia dariku setelah aku memilikinya dan mereka menikahkannya dengan Al Mughirah bin Syu'bah."
سنن الدارقطني ٣٥٠٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدِ بْنِ حَفْصٍ , نا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُعَاوِيَةَ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّائِغُ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ , عَنْ أَبِيهِ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: لَمَّا هَلَكَ عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ تَرَكَ ابْنَتَهُ , قَالَ ابْنُ عُمَرَ: زَوَّجَنِيهَا خَالِي قُدَامَةُ بْنُ مَظْعُونٍ وَلَمْ يُشَاوِرْهَا فِي ذَلِكَ وَهُوَ عَمُّهَا , وَكَلَّمْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ «فَرَدَّ نِكَاحَهُ» , فَأَحَبَّتْ أَنْ يَتَزَوَّجَهَا الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ , «فَزَوَّجَهَا إِيَّاهُ»
Sunan Daruquthni 3508: Muhammad bin Makhlad bin Hafash menceritakan kepada kami, Ali bin Muhammad bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' Ash-Sha'igh menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' maula Ibnu Umar menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dia berkata, "Ketika Utsman bin Mazh'un wafat, ia meninggalkan seorang putri. Pamanku Qudamah bin Mazh'un kemudian menikahkannya denganku tanpa bermusyawarah dulu dengannya, meski dia adalah pamannya. Ia lalu melapor kepada Rasulullah SAW tentang hal itu, dan beliau mengembalikan urusan pernikahan kepadanya. Ia lantas lebih memilih untuk menikah dengan Al Mughirah bin Syu'bah dan Ia lalu menikahkan gadis tersebut dengannya.
Grade
سنن الدارقطني ٣٥٠٩: ثنا أَبُو عَبْدٍ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِدٍ , نا عَمِّي , نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُطَّلِبِ , عَنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ , عَنْ نَافِعٍ , أَنَّهُ قَالَ: تَزَوَّجَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ زَيْنَبَ بِنْتَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ بَعْدَ وَفَاةِ أَبِيهَا زَوَّجَهُ إِيَّاهَا عَمُّهَا قُدَامَةُ بْنُ مَظْعُونٍ , فَأَرْغَبَهُمُ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فِي الصَّدَاقِ , فَقَالَتْ أُمُّ الْجَارِيَةِ لِلْجَارِيَةِ: لَا تُجِيزِي , فَكَرِهَتِ الْجَارِيَةُ النِّكَاحَ وَأَعْلَمَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ هِيَ وَأُمُّهَا , «فَرَدَّ نِكَاحَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» , فَنَكَحَهَا الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ
Sunan Daruquthni 3509: Abu Abd menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muththalib menceritakan kepada kami dari Umar bin Al Husain, dari Nafi', dia berkata, "Abdullah bin Umar menikahi putri Utsman bin Mazh'un sepeninggal ayahnya. Yang menikahkan adalah Qudamah bin Mazh'un. Tapi Al Mughirah mengiming-imingi mereka dengan mahar yang besar, sehingga berkatalah ibu sang gadis, 'Jangan mau dinikahi Abdullah bin Umar.' Maka si gadis ini pun tidak menolak pernikahan tadi dan memberitahukan kepada Rasulullah SAW bersama ibunya. Rasulullah SAW lantas menolak pernikahan tadi, hingga akhirnya Al Mughirah menikahi dengannya."
Grade
سنن الدارقطني ٣٥١٠: نا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ نُصَيْرٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى الْحُلْوَانِيُّ , نا عَلِيُّ بْنُ قَرِينٍ , نا سَلَمَةُ الْأَبْرَشُ , نا ابْنُ إِسْحَاقَ , عَنْ عُمَرَ بْنِ حُسَيْنٍ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تُنْكَحُ الْيَتِيمَةُ إِلَّا بِإِذْنِهَا». عُمَرُ بْنُ حُسَيْنٍ مَوْلَى آلِ حَاطِبٍ
Sunan Daruquthni 3510: Ja'far bin Muhammad bin Nushair menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yahya Al Hulwani menceritakan kepada kami, Ali bin Qarin menceritakan kepada kami, Salamah Al Abrasy menceritakan kepada kami, Ibnu Ishaq menceritakan kepada kami, Umar bin Husain menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW bersabda, "Jangan menikahkan gadis yatim kecuali dengan izinnya." Umar bin Al Husain adalah maula keluarga Hathib.
Grade