بَابُ مَا فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ مِنْ غَيْرِ تَوْقِيتٍ

Bab Mengusap Khuff Tanpa Batasan Waktu

Sunan Daruquthni #829

سنن الدارقطني ٨٢٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ مُسْلِمٍ الصَّيْرَفِيُّ , ثنا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ , عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ , أَخْبَرَنِي الزُّهْرِيُّ , عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ , عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ , قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ لَمْ تُصَلِّ مُنْذُ كَذَا وَكَذَا , قَالَ: «سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ , فَذَكَرَ كَلِمَةً بَعْدَهَا أَيَّامُ أَقْرَائِهَا , ثُمَّ تَغْتَسِلُ وَتُصَلِّي وَتُؤَخِّرُ مِنَ الظُّهْرِ وَتُعَجِّلُ مِنَ الْعَصْرِ وَتَغْتَسِلُ لَهُمَا غُسْلًا وَاحِدًا , وَتُؤَخِّرُ مِنَ الْمَغْرِبِ وَتُعَجِّلُ مِنَ الْعِشَاءِ وَتَغْتَسِلُ لَهُمَا غُسْلًا وَتُصَلِّي»

Sunan Daruquthni 829: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Wahid bin Muslim Ash-Shairafi menceritakan kepada kami, Ali bin Ashim menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu Shalih, Az-Zuhri mengabarkan kepadaku, dari Urwah bin AzZubair, dari Asma binti Umais, ia menuturkan, "Aku menuturkan, 'Wahai Rasulullah! Fathimah binti Hubaisy tidak melaksanakan shalat sejak anu dan ami.' Beliau bersabda, 'Subhaanallaah! Sesungguhnya itu adalah darah penyakit.' Lalu beliau mengucapkan kalimat yang setelahnya: hari-hari haid yang biasanya. Kemudian mandi dan shalat dengan mengakhirkan Zhuhur dan memajukan Ashar dengan satu kali mandi, mengakhirkan Maghrib dan memajukan Isya dengan satu mandi, lalu melaksanakan shalat'."

Grade

Sunan Daruquthni #830

سنن الدارقطني ٨٣٠: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا أَبُو الْأَشْعَثِ أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو ذَرٍّ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ , حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَنْبَسَةَ , قَالَا: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيُّ , ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ الْكَاتِبُ , أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ , أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ , اسْتُحِيضَتْ فَلَبِثَتْ زَمَانًا لَا تُصَلِّي فَأَتَتْ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهَا فَقَالَتْ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ قَدْ خَافَتْ أَنْ تَكُونَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَلَا تَكُونُ لَهَا فِي الْإِسْلَامِ حَظٌّ أَلْبَثُ زَمَانًا لَا أَقْدِرُ عَلَى صَلَاةٍ مِنَ الدَّمِ , فَقَالَتْ لَهَا: امْكُثِي حَتَّى يَدْخُلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَسْأَلِينَهُ عَمَّا سَأَلْتِنِي عَنْهُ , فَدَخَلَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ ذَكَرَتْ أَنَّهَا تُسْتَحَاضُ وَتَلْبَثُ الزَّمَانَ لَا تَقْدِرُ عَلَى الصَّلَاةِ وَتَخَافُ أَنْ تَكُونَ قَدْ كَفَرَتْ أَوْ لَيْسَ لَهَا عِنْدَ اللَّهِ فِي الْإِسْلَامِ حَظٌّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُولِي لِفَاطِمَةَ تُمْسِكُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ عَنِ الصَّلَاةِ عَدَدَ قُرْئِهَا , فَإِذَا مَضَتْ تِلْكَ الْأَيَّامُ فَلْتَغْتَسِلْ غَسْلَةً وَاحِدَةً , تَسْتَدْخِلُ وَتُنَظِّفُ وَتَسْتَثْفِرُ , ثُمَّ الطَّهُورِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ وَتُصَلِّي فَإِنَّ الَّذِي أَصَابَهَا رَكْضَةٌ مِنَ الشَّيْطَانِ , أَوْ عِرْقٌ انْقَطَعَ أَوْ دَاءٌ عَرَضَ لَهَا». قَالَ عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ: فَسَأَلْنَا هِشَامَ بْنَ عُرْوَةَ فَأَخْبَرَنِي بِنَحْوِهِ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ عَائِشَةَ. وَقَالَ أَبُو الْأَشْعَثِ فِي الْإِسْنَادِ: أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ أَنَّ خَالَتُهُ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ

Sunan Daruquthni 830: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Al Asy'ats Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami {h} Abu Dzarr Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, Hammad bin Al Hasan bin Ansabah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Bakar Al Bursani mengabarkan kepada kami, Utsman bin Sa'd Al Katib menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Mulaikah mengabarkan kepadaku: "Bahwa Fathimah binti Hubaisy mengalami istihadhah dan sudah beberapa lama ia tidak mengerjakan shalat, kemudian ia mendatangi Ummul Mukminin Aisyah RA dan menceritakan hal tersebut kepadanya, ia berkata, 'Wahai Ummul Mukminin, sungguh ini dikhawatirkan akan termasuk penghuni neraka dan tidak mempunyai bagian dalam Islam. Sudah beberapa waktu ini aku tidak dapat melaksanakan shalat karena pendarahan.' Aisyah berkata, 'Tunggulah sampai Rasulullah SAW datang, dan kau dapat tanyakan kepadanya tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku itu.' Lalu beliau masuk, Aisyah pun berkata, 'Wahai Rasulullah, ini Fathimah binti Hubaisy, ia menceritakan bahwa ia mengalami istihadahah dan beberapa lama tidak dapat melaksanakan shalat. Ia takut bahwa itu telah menjadikannya kufur atau tidak mempunyai bagian dalam Islam di sisi Allah.' Rasulullah SAW bersabda, 'Katakan kepada Fathimah, hendaknya ia menahan diri tidak melaksanakan shalat setiap bulannya selama masa haidnya (saja), bila hari-hari (masa haid itu) telah berlalu, hendaklah ia mandi satu kali, membersihkan dan menyucikannya serta menyumbatnya , kemudian bersuci setiap kali hendak shalat, lalu melaksanakan shalat. Sesungguhnya yang menimpanya itu adalah gangguan syetan atau urat darah yang putus atau penyakit yang dideritanya.‘ Utsman bin Sa'd menuturkan, "Lalu aku tanyakan kepada Hisyam bin Urwah, ia pun memberitahuku semacam itu, dari ayahnya, dari Aisyah." Abu Al Asy'ats menyebutkan di dalam isnadnya, "Ibnu Abi Mulaikah mengabarkan kepadaku, bahwa bibinya adalah Fathimah binti Abi Hubaisy."

Grade

Sunan Daruquthni #831

سنن الدارقطني ٨٣١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ الْفَضْلِ الْكَاتِبُ , حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ شَبَّةَ , ثنا أَبُو عَاصِمٍ , نا عُثْمَانُ بْنُ سَعْدٍ الْقُرَشِيُّ , ثنا ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ , قَالَ: جَاءَتْ خَالَتِي فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ: إِنِّي أَخَافُ أَنْ أَقَعَ فِي النَّارِ إِنِّي أَدَعُ الصَّلَاةَ سَنَتَيْنِ أَوْ سِنِينَ لَا أُصَلِّي , فَقَالَتِ: انْتَظِرِي حَتَّى يَجِيءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَجَاءَ فَقَالَتْ: هَذِهِ فَاطِمَةُ تَقُولُ كَذَا وَكَذَا , فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قُولِي لَهَا فَلْتَدَعِ الصَّلَاةَ فِي كُلِّ شَهْرٍ أَيَّامَ قُرْئِهَا ثُمَّ لِتَغْتَسِلْ فِي كُلِّ يَوْمٍ غُسْلًا وَاحِدًا ثُمَّ الطَّهُورُ بَعْدُ لِكُلِّ صَلَاةٍ , وَلْتُنَظِّفْ وَلْتَحْتَشِيَ فَإِنَّمَا هُوَ دَاءٌ عَرَضَ أَوْ رَكْضَةٌ مِنَ الشَّيْطَانِ أَوْ عِرْقٌ انْقَطَعَ»

Sunan Daruquthni 831: Muhammad bin Sahl bin Al Fadhl Al Katib menceritakan kepada kami, Umar bin Syabbah menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Utsman bin Sa'd Al Qurasyi mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi Mulaikah menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Bibiku, yakni Fathimah binti Hubaisy, datang kepada Aisyah lalu berkata, 'Sungguh aku takut terjerumus ke dalam neraka. Aku telah meninggalkan shalat selama dua tahun -atau ia mengatakan: sudah beberapa tahun aku tidak melaksanakan shalat-.' Aisyah berkata, 'Tunggulah sampai Nabi SAW datang.' Lalu beliau datang, Aisyah pun berkata, 'Ini Fathimah, ia menceritakan demikian dan demikian.' Nabi SAW bersabda, 'Katakan kepadanya, hendaknya ia meninggalkan shalat setiap bulannya selama hari-hari haidnya (saja), kemudian (setelah itu berlalu) hendaknya ia mandi satu kali setiap hari, kemudian bersuci setiap kali hendak shalat, dan hendaknya ia membersihkan (darah) dan menyumbatnya, karena sesungguhnya itu adalah penyakit atau gangguan syetan atau urat darah yang terputus'."

Grade

Sunan Daruquthni #832

سنن الدارقطني ٨٣٢: حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَعِيدٍ , ثنا أَبُو مَسْعُودٍ , ح وَحَدَّثَنَا ابْنُ مُبَشِّرٍ , ثنا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ , قَالَا: نا أَبُو أُسَامَةَ , عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ , عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ , قَالَتْ: سَأَلَتِ امْرَأَةٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَتْ: إِنِّي امْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلَا أَطْهُرُ أَفَأَدَعُ الصَّلَاةَ؟ , فَقَالَ: «لَا وَلَكِنْ دَعِي قَدْرَ الْأَيَّامِ وَاللَّيَالِي الَّتِي كُنْتِ تَحِيضِينَ فِيهَا ثُمَّ اغْتَسِلِي وَاسْتَثْفِرِي وَصَلِّي»

Sunan Daruquthni 832: Sunan Daruquthni 832: Abu Shalih Abdurrahman bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abu Mas'ud menceritakan kepada kami {h} Ibnu Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Usamah mengabarkan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Sulaiman bin Yasar, dari Ummu Salamah, ia menuturkan, "Seorang wanita bertanya kepada Nabi SAW, ia berkata, 'Sesungguhnya aku ini wanita yang mengalami istihadhah dan tidak pernah suci. Haruskah aku meninggalkan shalat?' Beliau bersabda, 'Tidak. Akan tetapi, tinggalkanlah (shalat) selama hari-hari yang biasanya engkau haid, kemudian (setelah itu berlalu) mandilah dan sumbatlah (darahnya), lalu shalatlah.

Grade

Sunan Daruquthni #833

سنن الدارقطني ٨٣٣: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُبَشِّرٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ , نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ , عَنْ صَخْرِ بْنِ جُوَيْرِيَةَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ , أَنَّهُ حَدَّثَهُ رَجُلٌ , عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّ امْرَأَةً كَانَتْ تُهَرَاقُ دَمًا لَا يَفْتُرُ عَنْهَا , فَسَأَلَتْ أُمُّ سَلَمَةَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: «لِتَنْظُرْ عَدَدَ الْأَيَّامِ وَاللَّيَالِي الَّتِي كَانَتْ تَحِيضُ قَبْلَ ذَلِكَ وَعَدَّدَهُنَّ فَلْتَتْرُكِ الصَّلَاةَ قَدْرَ ذَلِكَ ثُمَّ إِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْتَغْتَسِلْ وَتَسْتَثْفِرْ بِثَوْبٍ وَتُصَلِّي»

Sunan Daruquthni 833: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, dari Shakhr bin Juwairiyah, dari Nafi', dari Sulaiman bin Yasar, bahwa seorang laki-laki menyampaikan kepadanya, dari Ummu Salamah istri Nabi SAW: "Bahwa seorang wanita mengalami pendarahan yang tidak pernah berhenti, lalu Ummu Salamah bertanya kepada Nabi SAW, beliau pun bersabda, 'Hendaknya ia memperhatikan jumlah harihari yang biasanya ia mengalami haid sebelum itu (sebelum menderita istihadhah), lalu hendaklah ia meninggalkan shalat selama masa tersebut. Kemudian (setelah itu berlalu), bila datang waktu shalat, hendaklah ia mandi dan menyumbat (darah) dengan kain, lalu mengerjakan shalat."

Grade

Sunan Daruquthni #834

سنن الدارقطني ٨٣٤: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْحَارِثِ الْوَاسِطِيُّ , نا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ , أنا حَسَّانُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْكَرْمَانِيُّ , أنا عَبْدُ الْمَلِكِ , عَنِ الْعَلَاءِ , قَالَ: سَمِعْتُ مَكْحُولًا , يَقُولُ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَكُونُ الْحَيْضُ لِلْجَارِيَةِ وَالثَّيِّبِ الَّتِي قَدْ أَيِسَتْ مِنَ الْحَيْضِ أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَلَا أَكْثَرَ مِنْ عَشَرَةِ أَيَّامٍ , فَإِذَا رَأَتِ الدَّمَ فَوْقَ عَشَرَةِ أَيَّامٍ فَهِيَ مُسْتَحَاضَةٌ فَمَا زَادَ عَلَى أَيَّامِ أَقْرَائِهَا قَضَتْ , وَدَمُ الْحَيْضِ أَسْوَدُ خَاثِرٌ تَعْلُوهُ حُمْرَةٌ , وَدَمُ الْمُسْتَحَاضَةِ أَصْفَرُ رَقِيقٌ فَإِنْ غَلَبَهَا فَلْتَحْتَشِي كُرْسُفًا , فَإِنْ غَلَبَهَا فَلْتُعْلِيهَا بِأُخْرَى , فَإِنْ غَلَبَهَا فِي الصَّلَاةِ فَلَا تَقْطَعِ الصَّلَاةَ وَإِنْ قَطَرَ». لَا يُثْبَتُ عَبْدُ الْمَلِكِ , وَالْعَلَاءُ ضَعِيفَانِ وَمَكْحُولٌ لَا يُثْبَتُ سَمَاعُهُ

Sunan Daruquthni 834: Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman bin Al Harits Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Amr bin Aun mengabarkan kepada kami, Hassan bin Ibrahim Al Kirmani memberitahukan kepada kami, Abdul Malik memberitahukan kepada kami, dari Al 'Ala\ ia mengatakan: Aku mendengar Makhul mengatakan, dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Haid tidak akan dialami oleh gadis perawan dan tidak pula wanita janda yang sudah menopause kurang dari tiga hari dan tidak lebih dari sepuluh hari. Bila wanita melihat darah lebih dari sepuluh hari, berarti ia mustahadhah, juga pendarahan yang melebihi jumlah hari-hari yang biasanya haid. Darah haid itu berwarna hitam gelap kemerah-merahan, sedangkan darah istihadhah agak pucat kekuning-kuningan. Jika terjadi pendarahan hendaknya menggunakan kapas, jika tidak teratasi maka hendaknya menggunakan cara lainnya (untuk menyumbat), dan bila masih tetap keluar ketika shalat, hendaknya tidak membatalkan shalat walaupun darah menetes" Hadits ini tidak valid. Abdul malik dan Al 'Ala' lemah, sementara mendengarnya Makhul juga tidak valid.

Grade

Sunan Daruquthni #835

سنن الدارقطني ٨٣٥: حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرٍو عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ السَّمَّاكِ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْبَلَدِيُّ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْمِصِّيصِيُّ , ثنا حَسَّانُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْكَرْمَانِيُّ , ثنا عَبْدُ الْمَلِكِ , سَمِعْتُ الْعَلَاءَ , قَالَ: سَمِعْتُ مَكْحُولًا , يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَقَلُّ مَا يَكُونُ مِنَ الْحَيْضِ لِلْجَارِيَةِ الْبِكْرِ وَالثَّيِّبِ ثَلَاثٌ , وَأَكْثَرُ مَا يَكُونُ مِنَ الْمَحِيضِ عَشَرَةُ أَيَّامٍ , فَإِذَا رَأَتِ الدَّمَ أَكْثَرَ مِنْ عَشَرَةِ أَيَّامٍ فَهِيَ مُسْتَحَاضَةٌ تَقْضِي مَا زَادَ عَلَى أَيَّامِ أَقْرَائِهَا , وَدَمُ الْحَيْضِ لَا يَكُونُ إِلَّا دَمًا أَسْوَدَ عَبِيطًا تَعْلُوهُ حُمْرَةٌ , وَدَمُ الْمُسْتَحَاضَةِ رَقِيقٌ تَعْلُوهُ صُفْرَةٌ , فَإِنْ كَثُرَ عَلَيْهَا فِي الصَّلَاةِ فَلْتَحْتَشِي كُرْسُفًا فَإِنْ ظَهْرَ الدَّمُ عَلَتْهَا بِأُخْرَى , فَإِنْ هُوَ غَلَبَهَا فِي الصَّلَاةِ فَلَا تَقْطَعِ الصَّلَاةَ وَإِنْ قَطَرَ , وَيَأْتِيهَا زَوْجُهَا وَتَصُومُ». وَعَبْدُ الْمَلِكِ هَذَا رَجُلٌ مَجْهُولٌ وَالْعَلَاءُ هُوَ ابْنُ كَثِيرٍ وَهُوَ ضَعِيفُ الْحَدِيثِ وَمَكْحُولٌ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي أُمَامَةَ شَيْئًا

Sunan Daruquthni 835: Abu Amr Utsman bin Ahmad bin As-Sammak menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Haitsam Al Baladi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Mahdi Al Mishshishi menceritakan kepada kami, Hassan bin Ibrahim Al Kirmani menceritakan kepada kami, Abdul Malik menceritakan kepada kami: Aku mendengar Al 'Ala' mengatakan: Aku mendengar Makhul menyampaikan hadits dari Abu Umamah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Masa haid paling sedikit yang dialami oleh gadis perawan dan wanita janda adalah tiga hari, dan masa haid paling lama adalah sepuluh hari. Bila wanita melihat darah lebih dari sepuluh hari, berarti ia mustahadhah, ia harus mengqadha (shalat yang ditinggalkan) pada masa yang melebihi hari-hari haidnya. Darah haid itu hanya berupa darah hitam gelap kemerah-merahan, sedangkan darah istihadhah agak pucat kekuning-kuningan. Jika terjadi pendarahan yang banyak ketika shalat, hendaklah menggunakan kapas, jika darah masih juga keluar, hendaknya menggunakan cara lainnya. jika masih juga keluar ketika shalat, maka hendaknya tidak memutuskan shalat walaupun darahnya menetes. Dan suaminya boleh menggaulinya, dan ia pun harus berpuasa (pada suci wajib puasa)." Abdul Malik di sini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), sedangkan Al 'Ala' adalah Ibnu Katsir, ia lemah dalam periwayatan hadits, sementara Makhul sebenarnya tidak pernah mendengar apa pun dari Abu Umamah.

Grade

Sunan Daruquthni #836

سنن الدارقطني ٨٣٦: حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدٍ مُحَمَّدُ بْنُ هَارُونَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَنَسٍ الشَّامِيُّ , ثنا حَمَّادُ بْنُ الْمِنْهَالِ الْبَصْرِيُّ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رَاشِدٍ , عَنْ مَكْحُولٍ , عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَقَلُّ الْحَيْضِ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ وَأَكْثَرَهُ عَشَرَةُ أَيَّامٍ». ابْنُ مِنْهَالٍ مَجْهُولٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَنَسٍ ضَعِيفٌ

Sunan Daruquthni 836: Abu Hamid Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ahmad bin Anas Asy-Syami menceritakan kepada kami, Hammad bin Al Minhal Al Bashri menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Rasyid, dari Makhul, dari Wailah bin Al Asqa', ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Masa haid paling sedikit adalah tiga hari dan paling lama adalah sepuluh hari" Hammad bin Minhal majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), sedangkan Muhammad bin Ahmad bin Anas lemah.

Grade

Sunan Daruquthni #837

سنن الدارقطني ٨٣٧: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا قَطَنُ بْنُ نَسِيرٍ الْغُبَرِيُّ , نا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ , عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ , أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ , سَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَرْأَةِ الْمُسْتَحَاضَةِ , كَيْفَ تَصْنَعُ؟ , قَالَ: «تَعُدُّ أَيَّامَ أَقْرَائِهَا , ثُمَّ تَغْتَسِلُ فِي كُلِّ يَوْمٍ عِنْدَ كُلِّ طُهْرٍ وَتُصَلِّي». تَفَرَّدَ بِهِ جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ , وَلَا يَصِحُّ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ , عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ وَهِمَ فِيهِ , وَإِنَّمَا هِيَ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ

Sunan Daruquthni 837: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Qathan bin Nusair Abu Abbad Al Ghubari mengabarkan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bin Abdullah Al Anshari: "Bahwa Fathimah binti Qais bertanya kepada Nabi SAW tentang wanita mustahadhah, apa yang harus dilakukannya? Beliau pun bersabda, "(Hendaknya) ia menghitung hari-hari haid (yang biasa dialaminya), kemudian (setelah itu berlalu) ia mandi setiap hari ketika suci lalu mengerjakan shalat'." Ja'far bin Sulaiman meriwayatkannya sendirian, dan tidaklah benar riwayat ini dari Ibnu Juraij dari Abu Az-Zubair, ia hanya berasumsi, dan yang benar (dalam riwayat ini) adalah Fathimah binti Abu Hubaisy.

Grade

Sunan Daruquthni #838

سنن الدارقطني ٨٣٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ عَتَّابٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ , ثنا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ , ثنا ابْنُ الْمُبَارَكِ , عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ الْقَعْقَاعِ , عَنْ مَطَرٍ , عَنْ عَطَاءٍ , عَنْ عَائِشَةَ , فِي الْحَامِلِ تَرَى الدَّمَ , قَالَتْ: «الْحَامِلُ لَا تَحِيضُ تَغْتَسِلُ وَتُصَلِّي»

Sunan Daruquthni 838: Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Attab menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan menceritakan kepada kami, Zakariyya bin Adi menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, dari Ya'qub bin Al Qa'qa', dari Mathar, dari 'Atha‘ dari Aisyah tentang wanita hamil yang melihat darah, ia mengatakan, "(Wanita itu) tidaklah haid, (maka) ia mandi dan (tetap) melaksanakan shalat."

Grade