سنن الدارقطني ٤٤٦٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , نا الرَّمَادِيُّ , نا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ , نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ , عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ , حَدَّثَنِي حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ , عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ , قَالَ: قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَنَّ مَنْ طَلَبَ عِنْدَ أَخِيهِ طَلْبَةً بِغَيْرِ شُهَدَاءَ , فَالْمَطْلُوبُ أَوْلَى بِالْيَمِينِ»
Sunan Daruquthni 4467: Muhammad bin Makhlad Ar-Ramadi menceritakan kepada kami, Nu'aim bin Hammad menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Hajjaj Ash-Shawwaf, Humaid bin Hilal menceritakan kepadaku, dari Zaid bin Tsabit, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah memutuskan, bahwa orang yang menuntut suatu tuntutan terhadap saudaranya tanpa adanya saksi, maka yang dituntut lebih berhak terhadap sumpah."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٦٨: نا دَعْلَجُ بْنُ أَحْمَدَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبُوشَنْجِيُّ , نا رَوْحُ بْنُ صَلَاحٍ , نا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ , وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ , عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ , عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , يَقُولُ: «لَا تَجُوزُ شَهَادَةُ بَدَوِيٍّ عَلَى صَاحِبِ قَرْيَةٍ»
Sunan Daruquthni 4468: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim Al Busyanji menceritakan kepada kami, Rauh bin Shalah menceritakan kepada kami, Nafi' bin Yazid dan Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami dari Yazid bin Al Had, dari Muhammad bin Amr bin Atha‘ dari Atha‘ bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sah kesaksian orang dusun (orang pedalaman) terhadap penduduk pedesaan.”
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٦٩: نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ نَصْرِ الدَّقَّاقُ , نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى , نا ابْنُ وَهْبٍ , أنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ , وَنَافِعُ بْنُ يَزِيدَ , عَنِ ابْنِ الْهَادِ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ , عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تُقْبَلُ شَهَادَةُ الْبَدَوِيِّ عَلَى الْقَرَوِيِّ»
Sunan Daruquthni 4469: Abdul Malik bin Ahmad bin Nashr Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub dan Nafi' bin Yazid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Al Had, dari Muhammad bin Amr bin Atha‘ dari Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tidak diterima kesaksian orang dusun (orang pedalaman) terhadap warga pedesaan.
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧٠: نا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا خَلَّادُ بْنُ أَسْلَمَ , نا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , أَخْبَرَنِي صِدِّيقُ بْنُ مُوسَى , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَعْصُبَةَ عَلَى الْمِيرَاثِ إِلَّا مَا حَمَلَ الْقَسَمَ»
Sunan Daruquthni 4470: Al Husain bin Ismail menceritakan kepada kami, Khallad bin Aslam menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Shiddiq bin Musa mengabarkan kepadaku dari Muhammad bin Abu Bakar, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada Penyerahan (harta warisan) kepada ahli waris kecuali sesuai dengan ketentuan pembagian.”
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧١: نا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَبِيبٍ , نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ سَعِيدٍ , نا سُلَيْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ , عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي سَبْرَةَ , عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ , عَنْ صِدِّيقِ بْنِ مُوسَى , عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ , عَنْ أَبِيهِ , كَذَا قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «لَا تَعْصُبَةَ عَلَى أَهْلِ الْمِيرَاثِ إِلَّا مَا حَمَلَ الْقَسَمَ»
Sunan Daruquthni 4471: Al Husain bin Ismail menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syabib menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Sa'id menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Muhammad menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Abu Sabrah, dari Ibnu Juraij, dari Shiddiq bin Musa, dari Abdurrahman bin Abu Bakar, dari ayahnya, demikian yang dia katakan, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak ada Penyerahan (harta warisan) kepada ahli waris kecuali sesuai dengan ketentuan pembagian.”
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧٢: نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُبَشِّرٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ , نا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ , أنا أَبُو الْأَحْوَصِ , عَنِ الْكَلْبِيِّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: وُجِدَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ قَتِيلًا فِي دَالِيَةِ نَاسٍ مِنَ الْيَهُودِ فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , «فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ فَأَخَذَ مِنْهُمْ خَمْسِينَ رَجُلًا مِنْ خِيَارِهِمْ فَاسْتَحْلَفَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ بِاللَّهِ مَا قَتَلْتُ وَلَا عَلِمْتُ قَاتِلًا ثُمَّ جَعَلَ الدِّيَةَ عَلَيْهِمْ» , قَالُوا: لَقَدْ قَضَى بِمَا فِي نَامُوسِ مُوسَى الْكَلْبِيُّ مَتْرُوكٌ
Sunan Daruquthni 4472: Ali bin Abdullah bin Mubaysysir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Amr bin Aun menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash mengabarkan kepada kami dari Al Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seorang lelaki Anshar pernah menemukan orang terbunuh di perkebunan orang-orang Yahudi, lalu mereka menyampaikan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka beliau mengutus utusan kepada mereka, lalu mengambil lima puluh orang terbaik mereka, kemudian menyuruh mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa 'engkau tidak membunuh dan tidak mengetahui pembunuhnya'. Setelah itu beliau menetapkan diyat atas mereka. Mereka pun berkata, 'Sungguh beliau telah memutuskan dengan apa yang terdapat di dalam kitab Musa'." Al Kalbi adalah perawi yang riwayatnya ditinggalkan.
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ بُلَيْلٍ الزَّعْفَرَانِيُّ , نا أَبُو حَاتِمٍ الرَّازِيُّ , نا أَبُو عُمَرَ الْحَوْضِيُّ , نا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ , عَنْ مَعْمَرٍ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَنا عُثْمَانُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّيْدَلَانِيُّ , وَهِبَةُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْمُقْرِئُ , قَالَا: نا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ بْنِ مُوسَى الْمُقْرِئُ , نا إِسْحَاقُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ , نا يَحْيَى بْنُ أَبِي الْخَصِيبِ , نا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي عَبْلَةَ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَرِيمُ الْبِئْرِ الْبَدِيِ خَمْسَةٌ وَعِشْرُونَ ذِرَاعًا , وَحَرِيمُ الْبِئْرِ الْعَادِيَّةِ خَمْسُونَ ذِرَاعًا , وَحَرِيمُ الْعَيْنِ السَّائِحَةِ ثَلَاثُمِائَةٍ ذِرَاعٍ , وَحَرِيمُ عَيْنِ الزَّرْعِ سَتُّمِائَةِ ذِرَاعٍ». لَفْظُهُمَا سَوَاءٌ الصَّحِيحُ مِنَ الْحَدِيثِ أَنَّهُ مُرْسَلٌ عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ , وَمَنْ أَسْنَدَهُ فَقَدْ وَهِمَ
Sunan Daruquthni 4473: Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman bin Bulbul Az-Za'farani menceritakan kepada kami, Abu Hatim Ar-Razi menceritakan kepada kami, Abu Umar Al Haudhi menceritakan kepada kami Al Hasan bin Abu Ja'far menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW. Dan Utsman bin Al Ash-Shaidalani serta Wahibatullah bin Ja'far Al Muqri menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin Yusuf bin Musa Al Muqri menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Al Khashib menceritakan kepada kami, Harun bin Abdurrahim menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin Abu Ablah, dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Batas area sumur pedalaman adalah dua puluh lima hasta, dan batas area sumur biasa adalah lima puluh hasta. Batas area lahan ternak adalah tiga ratus hasta dan batas arena tanaman adalah enam ratus hasta'." Lafazh keduanya sama. Yang benar hadits ini mursal dari'Ibnu Al Musayyab. Orang yang menyatakannya musnad berarti dia hanya berasumsi.
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧٤: حَدَّثَنِي أَبِي , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ نَاجِيَةَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ , نا فَرَجُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَلْقَمَةَ بْنِ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ , حَدَّثَنِي عَمِّي ثَابِتُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ , أَنَّ سَعِيدَ بْنَ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ حَدَّثَهُ , عَنْ أَبِيهِ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ , أَنَّهُ اسْتَقْطَعَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِلْحَ الَّذِي يُقَالُ لَهُ: مِلْحُ شَذَّا بِمَأْرِبَ فَقَطَعَهُ لَهُ , ثُمَّ إِنَّ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ التَّمِيمِيَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ وَرَدْتُ الْمِلْحَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَهُوَ بِأَرْضٍ لَيْسَ بِهَا مَاءٌ وَمَنْ وَرَدَهُ أَخَذَهُ وَهُوَ مِثْلُ الْمَاءِ الْعِدِّ , فَاسْتَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْيَضَ بْنَ حَمَّالٍ فِي قَطِيعَتِهِ مِنْهُ , قَالَ أَبْيَضُ: قَدْ أَقَلْتُكَ مِنْهُ عَلَى أَنْ تَجْعَلَهُ مِنِّي صَدَقَةً , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هُوَ مِنْكَ صَدَقَةٌ , وَهُوَ مِثْلُ الْمَاءِ الْعِدِّ وَمَنْ وَرَدَهُ أَخَذَهُ». قَالَ الْفَرَجُ: وَهُوَ الْيَوْمَ عَلَى ذَلِكَ مَنْ وَرَدَهُ أَخَذَهُ وَقَطَعَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْضًا وَنَخِيلًا بِالْجُرْفِ جُرْفِ مُرَادٍ حِينَ أَقَالَهُ مِنْهُ
Sunan Daruquthni 4474: Ayahku menceritakan kepadaku, Abdullah bin Muhammad bin Najiyah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya bin Abu Umar menceritakan kepada kami, Faraj bin Sa'id bin Alqamah bin Abyadh bin Hammal menceritakan kepada kami, pamanku, Tsabit bin Sa'id bin Abyadh bin Hammal, menceritakan kepadaku, bahwa Sa'id bin Abyadh bin Hammal menceritakan kepadanya, dari ayahnya, Abyadh bin Hammal, bahwa dia meminta iqtha‘ (penetapan pemberian lahan) dari Rasulullah SAW yang berupa lahan penghasil garam yang biasa dikenal dengan garam Syadza Ma‘rib (Sudd Ma'rib, di wilayah Yaman), Beliau kemudian menetapkan itu untuknya. Al Aqra' bin Habis At-Tamimi lalu berkata, 'Wahai Rasulullah. Sesungguhnya pada masa jahiliyah dulu aku biasa menambang garam, yaitu di tanah yang tidak ada airnya, dan orang yang datang kepadanya bisa mengambilnya begitu saja (tanpa susah payah), dan ia laksana sumber air yang subur (tidak putus-putus).' Setelah itu Nabi SAW mencabut kembali penetapan lahan penambangan untuk Abyadh bin Hammal. Abyadh berkata, 'Aku telah menerima pembatalanmu untuk engkau tetapkan sebagai sedekah dariku.' Rasulullah SAW bersabda, 'Itu darimu sebagai sedekah, namun itu laksana air subur yang tidak putus-putus. Siapa pun yang mendatanginya boleh mengambilnya.” Al Faraj berkata, "Hingga kini wilayah itu masih seperti itu, siapa pun yang mendatangi boleh mengambilnya. Rasulullah SAW juga telah menetapkan lahan garapan baginya, yaitu berupa lahan kebun yang diinginkan setelah dibatalkannya keputusan yang tadi."
سنن الدارقطني ٤٤٧٥: حَدَّثَنِي أَبِي , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ نَاجِيَةَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي سَمِينَةَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قَيْسٍ الْمَأْرَبِيُّ , عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ شَرَاحِيلَ , عَنْ سُمَيِّ بْنِ قَيْسٍ , عَنْ شُمَيْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ , عَنْ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ , قَالَ: وَفَدْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْطَعْتُهُ الْمِلْحَ «فَقَطَعَهُ لِي» , فَلَمَّا وَلَّيْتُ قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَدْرِي مَا أَقْطَعْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ , إِنَّمَا أَقْطَعْتَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ , «فَرَجَعَ فِيهِ»
Sunan Daruquthni 4475: Ayahku menceritakan kepadaku, Abdullah bin Muhammad bin Najiyah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya bin Abu Saminah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya bin Qais Al Mazini menceritakan kepada kami dari Tsumamah bin Syarahil, dari Sumai bin Qais, dari Syumair bin Muhammad, dari Abyadh bin Hammal, dia berkata, "Aku pernah diutus kepada Rasulullah SAW, lalu aku meminta penetapan lahan garam, maka beliau pun menetapkannya untukku. Setelah aku beranjak, seorang laki-laki berkata, 'Wahai Rasulullah, tahukah engkau apa yang telah engkau tetapkan untuknya? Sesungguhnya engkau telah menetapkan untuknya sumber air subur (yang tidak putus-putus).' Maka beliau pun menarik kembali keputusannya."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٧٦: نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُبَشِّرٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , نا عَطَاءٌ , عَنْ صَفْوَانَ بْنِ يَعْلَى , عَنْ أَبِيهِ , قَالَ: غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَكَانَ مِنْ أَوْثَقِ أَعْمَالِي فِي نَفْسِي , وَكَانَ لِي أَجِيرٌ فَقَاتَلَ إِنْسَانًا فَعَضَّ أَحَدُهُمَا إِصْبَعَ صَاحِبِهِ , فَلَقَدْ سَمَّى لِي صَفْوَانُ أَيُّهُمَا عَضَّ فَنَسِيتُهُ , قَالَ: فَانْتَزَعَ إِصْبَعَهُ فَانْكَسَرَتْ ثَنِيَّتُهُ فَرَفَعَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْدَرَ ثَنِيَّتَهُ , وَقَالَ: «يَدَعُ يَدَهُ فِي فِيكَ تَقْضَمُهَا» , أَحْسَبُهُ قَالَ: «كَقَضْمِ الْفَحْلِ»
Sunan Daruquthni 4476: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Atha‘ menceritakan kepada kami dari Shafwan bin Ya'la, dari ayahnya, dia berkata, "Aku pernah turut berperang bersama Rasulullah SAW yang tergabung dalam pasukan di masa sulit (perang Tabuk), dan itu adalah amal yang paling berkesan dalam jiwaku. Saat itu aku mempunyai orang sewaan, lalu dia berkelahi dengan seseorang, lalu salah seorang dari keduanya menggigit jari lawannya —Shafwan telah menyebutkan orang mana yang menggigit itu, tapi aku lupa— lalu ia (orang yang digigit jarinya) menarik jarinya sehingga gigi si penggigit tanggal. Lalu hal itu diadukan kepada Nabi SAW, maka beliau pun menyatakan bahwa tanggalnya gigi itu sia-sia (tidak ada tebusannya), beliau berkata, 'Haruskah dia membiarkan jarinya di mulutmu untuk engkau kunyah. Aku kira beliau (Juga berkata), 'seperti gigitan ternak jantan.”
Grade