Hadits Tentang Ibadah

Musnad Ahmad #20198

مسند أحمد ٢٠١٩٨: حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَهُ فَقَالَ الْقَوْمُ إِنَّ نَوْفًا الشَّامِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ الَّذِي ذَهَبَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لَيْسَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ مُتَّكِئًا فَاسْتَوَى جَالِسًا فَقَالَ كَذَلِكَ يَا سَعِيدُ قُلْتُ نَعَمْ أَنَا سَمِعْتُهُ يَقُولُ ذَاكَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَذَبَ نَوْفٌ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى صَالِحٍ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى أَخِي عَادٍ ثُمَّ قَالَ إِنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام بَيْنَا هُوَ يَخْطُبُ قَوْمَهُ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ قَالَ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنِّي وَأَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ أَنَّ فِي الْأَرْضِ مَنْ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ وَآيَةُ ذَلِكَ أَنْ تُزَوَّدَ حُوتًا مَالِحًا فَإِذَا فَقَدْتَهُ فَهُوَ حَيْثُ تَفْقِدُهُ فَتَزَوَّدَ حُوتًا مَالِحًا فَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ حَتَّى إِذَا بَلَغَ الْمَكَانَ الَّذِي أُمِرُوا بِهِ فَلَمَّا انْتَهَوْا إِلَى الصَّخْرَةِ انْطَلَقَ مُوسَى يَطْلُبُ وَوَضَعَ فَتَاهُ الْحُوتَ عَلَى الصَّخْرَةِ وَاضْطَرَبَ فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا قَالَ فَتَاهُ إِذَا جَاءَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثْتُهُ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ فَانْطَلَقَا فَأَصَابَهُمْ مَا يُصِيبُ الْمُسَافِرَ مِنْ النَّصَبِ وَالْكَلَالِ وَلَمْ يَكُنْ يُصِيبُهُ مَا يُصِيبُ الْمُسَافِرَ مِنْ النَّصَبِ وَالْكَلَالِ حَتَّى جَاوَزَ مَا أُمِرَ بِهِ فَقَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ لَهُ فَتَاهُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ } أَنْ أُحَدِّثَكَ { وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ } { فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا } { قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ } فَرَجَعَا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا يَقُصَّانِ الْأَثَرَ حَتَّى إِذَا انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَأَطَافَ بِهَا فَإِذَا هُوَ مُسَجًّى بِثَوْبٍ لَهُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ لَهُ مَنْ أَنْتَ قَالَ مُوسَى قَالَ مَنْ مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ أُخْبِرْتُ أَنَّ عِنْدَكَ عِلْمًا فَأَرَدْتُ أَنْ أَصْحَبَكَ { قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } { قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا } قَالَ فَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا قَالَ قَدْ أُمِرْتُ أَنْ أَفْعَلَهُ { قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا } { قَالَ فَإِنْ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ } خَرَجَ مَنْ كَانَ فِيهَا وَتَخَلَّفَ لِيَخْرِقَهَا قَالَ فَقَالَ لَهُ مُوسَى تَخْرِقُهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا { لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا } { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى غِلْمَانٍ يَلْعَبُونَ عَلَى سَاحِل الْبَحْرِ وَفِيهِمْ غُلَامٌ لَيْسَ فِي الْغِلْمَانِ غُلَامٌ أَنْظَفَ يَعْنِي مِنْهُ فَأَخَذَهُ فَقَتَلَهُ فَنَفَرَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عِنْدَ ذَلِكَ وَقَالَ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ فَأَخَذَتْهُ ذَمَامَةٌ مِنْ صَاحِبِهِ وَاسْتَحَى فَقَالَ { إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ } لِئَامًا { اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا } وَقَدْ أَصَابَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام جَهْدٌ فَلَمْ يُضَيِّفُوهُمَا { فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ } قَالَ لَهُ مُوسَى مِمَّا نَزَلَ بِهِمْ مِنْ الْجَهْدِ { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ } فَأَخَذَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام بِطَرَفِ ثَوْبِهِ فَقَالَ حَدِّثْنِي فَقَالَ { أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ } { وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا } فَإِذَا مَرَّ عَلَيْهَا فَرَآهَا مُنْخَرِقَةً تَرَكَهَا وَرَقَّعَهَا أَهْلُهَا بِقِطْعَةِ خَشَبَةٍ فَانْتَفَعُوا بِهَا وَأَمَّا الْغُلَامُ فَإِنَّهُ كَانَ طُبِعَ يَوْمَ طُبِعَ كَافِرًا وَكَانَ قَدْ أُلْقِيَ عَلَيْهِ مَحَبَّةٌ مِنْ أَبَوَيْهِ وَلَوْ أَطَاعَاهُ لَأَرْهَقَهُمَا { طُغْيَانًا وَكُفْرًا } { فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا } وَوَقَعَ أَبُوهُ عَلَى أُمِّهِ فَعَلِقَتْ فَوَلَدَتْ مِنْهُ خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا { وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا }

Musnad Ahmad 20198: Telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ubaidulllah bin Musa] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] berkata: "Saat kami berada di sisi Ibnu Abbas tiba-tiba ada sekelompok orang berkata: "Sesungguhnya Nauf Asy Syami menyangka bahwa orang yang pergi mencari ilmu bukanlah Musa bani Israil?" sementara saat itu Ibnu Abbas dalam keadaan bersandar lalu duduk tegak dan berkata: "(Benar) seperti itu wahai Sa'id?" Aku menjawab, "Ya. Aku mendengarnya mengatakan seperti itu." Ibnu Abbas lalu berkata: "Nauf telah berbohong, [Ubay bin Ka'b] telah menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita dan kepada nabi Shalih, semoga tercurah pula kepada kita dan kepada saudaraku 'Ad." Kemudian beliau bersabda: "Sungguh, pada suatu hari Musa Alaihis Salam pernah berpidato di hadapan kaumnya, ia mengatakan, "Kiranya orang yang paling pandai di muka bumi adalah aku." Maka Allah Tabaaraka wa Ta'ala mewahyukan padanya, 'Sesungguhnya di muka bumi ada orang yang lebih pandai dari kamu. Adapun petunjuk yang bisa engkau gunakan untuk menemukan dia adalah, hendaklah engkau dengan seekor ikan laut (asin), jika engaku kehilangan ikan tersebut, maka di situlah tempatnya." Lalu Musa berbekal dengan seekor ikan, kemudian bersama palayannya ia berjalan hingga ketika sampai pada suatu tempat yang diperintahkannya, dan sampai disebuah batu besar, Musa pergi untuk mencari Khidlir. Sementara pelayannya meletakkan ikan tersebut pada batu besar itu. Maka ikan itupun meronta dan jatuh ke dalam laut. Pelayannya berkata dalam hati, "Jika Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam (Musa) datang maka akan aku sampaikan kepadanya (tentang ikan yang hilang). Namun setan telah membuatnya lupa. Keduanya lalu berjalan hingga mereka mendapatkan sebagaimana yang didapatkan oleh seorang musafir (lelah), Musa berkata kepada pelayannya, '(Bawalah kemari makanan kita: sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Pelayannya lalu berkata kepadanya, "Wahai Nabi Allah, '(tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali saitan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 63-64). Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula, hingga ketika keduanya telah sampai pada sebuah batu besar, Musa mengelilingi batu tersebut. Lalu bertemulah Musa dengan seseorang yang memakai kain penutup kepala, Musa lantas beruluk salam kepadanya dan ia pun membalas. Orang itu lalu bertanya, "Siapa kamu?" Musa menjawab, "Musa." Orang itu bertanya lagi, "Musa yang mana?" Musa menjawab, "Musa dari bani Israil." Musa berkata lagi, "Aku mendapat kabar bahwa engkau memiliki ilmu, maka aku ingin menemanimu." Khidlir membalas, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku." Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun." Khidlir balik berkata: "Bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa menjawab, "Aku telah diperintah untuk melaksanaknnya. Maka dengan ijin Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar." Khidlir berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu, lalu ada seseorang yang keluar dari perahu itu. Sementara Khidlir mundur ke belakang dan melubangi perahu tersebut. Maka berkatalah Musa kepadanya, "Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar." Khildir berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku." Musa menjawab, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku." Keduanya lalu berjalan hingga sampailah mereka pada sekelompok anak yangsednag main di pantai, dan ada salah seorang anak dari mereka yang menyendiri. Khidlir lalu memegang dan membunuhnya, maka seketika itu pula Musa berlari seraya berkata: "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar." Khidlr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" Musa pun malu dan Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku." Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai pada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu oleh penduduk negeri itu tetapi mereka tidak mau menjamunya. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidlr pun menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu." Khidlir berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." Musa pun mengambil kain surbannya dan berkata: "Ceritakan padaku!." Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu: dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."

Grade

Musnad Ahmad #20199

مسند أحمد ٢٠١٩٩: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَرْوَزِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ فِي تَفْسِيرِ ابْنِ جُرَيْجٍ الَّذِي أَمْلَاهُ عَلَيْهِمْ أَخْبَرَنِي يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ وَعَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخِرِ وَغَيْرُهُمَا قَالَ قَدْ سَمِعْتُ يُحَدِّثُهُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ إِنَّا لَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ فِي بَيْتِهِ إِذْ قَالَ سَلُونِي فَقُلْتُ أَبَا عَبَّاسٍ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ بِالْكُوفَةِ رَجُلٌ قَاصٌّ يُقَالُ لَهُ نَوْفٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ لَيْسَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَمَّا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ وَأَمَّا يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ فَقَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُوسَى رَسُولَ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَام ذَكَّرَ النَّاسَ يَوْمًا حَتَّى إِذَا فَاضَتْ الْعُيُونُ وَرَقَّتْ الْقُلُوبُ وَلَّى فَأَدْرَكَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ فِي الْأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ لَا قَالَ فَعُتِبَ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَى اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ إِنَّ لِي عَبْدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ وَأَنَّى قَالَ مَجْمَعُ الْبَحْرَيْنِ قَالَ أَيْ رَبِّ اجْعَلْ لِي عَلَمًا أَعْلَمُ ذَلِكَ بِهِ قَالَ لِي عَمْرٌو قَالَ حَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ وَقَالَ يَعْلَى خُذْ حُوتًا مَيْتًا حَيْثُ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَأَخَذَ حُوتًا فَجَعَلَهُ فِي مِكْتَلٍ قَالَ لِفَتَاهُ لَا أُكَلِّفُكَ إِلَّا أَنْ تُخْبِرَنِي حَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ قَالَ مَا كَلَّفْتَنِي كَثِيرًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى { إِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ } يُوشَعَ بْنِ نُونَ لَيْسَتْ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ فَبَيْنَا هُوَ فِي ظِلِّ صَخْرَةٍ فِي مَكَانٍ ثَرْيَانٍ إِذْ تَضَرَّبَ الْحُوتُ وَمُوسَى نَائِمٌ قَالَ فَتَاهُ لَا أُوقِظُهُ حَتَّى إِذَا اسْتَيْقَظَ نَسِيَ أَنْ يُخْبِرَهُ وَتَضَرَّبَ الْحَوْتُ حَتَّى دَخَلَ الْبَحْرَ فَأَمْسَكَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِ جِرْيَةَ الْبَحْرِ حَتَّى كَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ فَقَالَ لِي عَمْرٌو وَكَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ وَحَلَّقَ إِبْهَامَيْهِ وَاللَّتَيْنِ تَلِيَانِهِمَا { لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ قَدْ قَطَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْكَ النَّصَبَ لَيْسَتْ هَذِهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَأَخْبَرَهُ فَرَجَعَا فَوَجَدَا خَضِرًا عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ لِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ عَلَى طِنْفِسَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى كَبِدِ الْبَحْرِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ مُسَجًّى ثَوْبَهُ قَدْ جَعَلَ طَرَفَهُ تَحْتَ رِجْلَيْهِ وَطَرَفَهُ تَحْتَ رَأْسِهِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ وَقَالَ هَلْ بِأَرْضِكَ مِنْ سَلَامٍ مَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا شَأْنُكَ قَالَ جِئْتُ لِتُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ أَمَا يَكْفِيكَ أَنَّ أَنْبَاءَ التَّوْرَاةِ بِيَدِكَ وَأَنَّ الْوَحْيَ يَأْتِيكَ يَا مُوسَى إِنَّ لِي عِلْمًا لَا يَنْبَغِي أَنْ تَعْلَمَهُ وَإِنَّ لَكَ عِلْمًا لَا يَنْبَغِي أَنْ أَعْلَمَهُ فَجَاءَ طَائِرٌ فَأَخَذَ بِمِنْقَارِهِ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا عِلْمِي وَعِلْمُكَ فِي عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا كَمَا أَخَذَ هَذَا الطَّائِرُ بِمِنْقَارِهِ مِنْ الْبَحْرِ حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ وَجَدَا مَعَابِرَ صِغَارًا تَحْمِلُ أَهْلَ هَذَا السَّاحِلِ إِلَى هَذَا السَّاحِلِ عَرَفُوهُ فَقَالُوا عَبْدُ اللَّهِ الصَّالِحُ فَقُلْنَا لِسَعِيدٍ خَضِرٌ قَالَ نَعَمْ لَا يَحْمِلُونَهُ بِأَجْرٍ فَخَرَقَهَا وَدَقَّ فِيهَا وَتِدًا قَالَ مُوسَى { أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا } قَالَ قَالَ مُجَاهِدٌ نُكْرًا { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } وَكَانَتْ الْأُولَى نِسْيَانًا وَالثَّانِيَةُ شَرْطًا وَالثَّالِثَةُ عَمْدًا { قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } فَلَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَجَدَا غِلْمَانًا يَلْعَبُونَ فَأَخَذَ غُلَامًا كَافِرًا كَانَ ظَرِيفًا فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ بِالسِّكِّينِ قَالَ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً } لَمْ تَعْمَلْ بِالْحِنْثِ فَانْطَلَقَا فَوَجَدَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ سَعِيدٌ بِيَدِهِ هَكَذَا وَرَفَعَ يَدَهُ فَاسْتَقَامَ قَالَ يَعْلَى فَحَسِبْتُ أَنَّ سَعِيدًا قَالَ فَمَسَحَهُ بِيَدِهِ فَاسْتَقَامَ { قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا } قَالَ سَعِيدٌ أَجْرًا نَأْكُلُهُ قَالَ وَكَانَ يَقْرَؤُهَا { وَكَانَ وَرَاءَهُمْ } وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَقْرَؤُهَا وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَزْعُمُونَ عَنْ غَيْرِ سَعِيدٍ أَنَّهُ قَالَ هَذَا الْغُلَامُ الْمَقْتُولُ يَزْعُمُونَ أَنَّ اسْمَهُ جَيْسُورُ قَالَ { يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا } وَأَرَادَ إِذَا مَرَّتْ بِهِ أَنْ يَدَعَهَا لِعَيْبِهَا فَإِذَا جَاوَزُوا أَصْلَحُوهَا فَانْتَفَعُوا بِهَا بَعْدُ مِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ سَدُّوهَا بِقَارُورَةٍ وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ بِالْقَارِ وَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ وَكَانَ كَافِرًا { فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا } فَيَحْمِلُهُمَا حُبُّهُ عَلَى أَنْ يُتَابِعَاهُ عَلَى دِينِهِ { فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا } هُمَا بِهِ أَرْحَمُ مِنْهُمَا بِالْأَوَّلِ الَّذِي قَتَلَهُ خَضِرٌ وَزَعَمَ غَيْرُ سَعِيدٍ أَنَّهُمَا قَالَا جَارِيَةٌ وَأَمَّا دَاوُدُ بْنُ أَبِي عَاصِمٍ فَقَالَ عَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ إِنَّهَا جَارِيَةٌ وَبَلَغَنِي عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ أَنَّهَا جَارِيَةٌ وَوَجَدْتُهُ فِي كِتَابِ أَبِي عَنْ يَحْيَى بْنِ مَعِينٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ يُوسُفَ مِثْلَهُ

Musnad Ahmad 20199: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ibrahim Al Marwazi] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin Yusuf] dalam tafsir [Ibnu Juraij] yang telah ia bacakan kepada mereka, telah mengkabarkan kepadaku [Ya'la bin Muslim], dan [Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] -salah satunya menambahkan pada yang lainnya dan selain keduanya- ia berkata: Aku mendengar ia menceritakannya dari Sa'id bin Jubair ia berkata: "Sewaktu kami berada di sisi [Abdullah bin Abbas] di rumahnya, ia berkata: 'Tanyakan padaku, ' Aku pun bertanya, "Wahai Abu Abbas, semoga Allah jadikan aku sebagai tebusanmu. Di Kufah ada seorang laki-laki tukang cerita (penasihat) yang bernama Nauf, ia beranggapan bahwa orang yang pergi mencari ilmu itu bukanlah Musa yang berasal dari bani Israil?" [Amru bin Dinar] berkata: "Sungguh berbohong si musuh Allah!", sementara [Ya'la bin Muslim] berkata: [Ibnu Abbas] berkata: " [Ubay bin Ka'b] menceritakan kepadaku, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu ketika Musa utusan Allah berbicara di hadapan kaumnya hingga ketika air mata telah berlinang dan hari bergetar, ia pergi berlalu. Lalu ada seorang laki-laki yang bertemu dengannya, laki-laki itu berkata: "Wahai Rasulullah, apakah di bumi ini ada orang yang lebih pandai darimu?" Musa menjawab, "Tidak." Rasulullah melanjutkan ceritanya: "Maka ia dipersalahkan saat tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah Tabaaraka Wa Ta'ala, Allah lantas mewahyukan bahwa: 'Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yang lebih pandai dari kamu.' Musa pun bertanya, "Wahai Rabb, di manakah ia?" Allah menjawab: "Dipertemuan antara dua laut." Musa kemudian mengharap, "Wahai Rabb, berilah aku tanda yang bisa aku gunakan untuk bisa bertemu dengannya." Ubay berkata: "Amru berkata kepadaku, "Rasulullah menyebutkan: "Tempat di mana kamu kehilangan ikan." Sementara Ya'la menyebutkan, "Ambillah ikan mati yang bisa ditiupkan ruh di dalamnya." Maka Musa pun mengambil ikan dan meletakkannya ke dalam keranjang, ia lalu berkata kepada pelanyannya, 'Aku tidak akan memberi beban kepadamu kecuali engkau kabarkan kepadaku tempat di mana ikan itu hilang darimu." Ia menjawab, "Engkau tidak banyak membebaniku." Maka itulah yang di maksudkan firman Allah: "Dan ketika Musa berbicara dengan pelayannya, Yusya' bin Nun." [Sa'id bin Jubair] menyebutkan, "Ketika ia berada di sebuah batu besar, ikannya bergoncang, sedang Musa dalam keadaan tidur." Pelayannya pun berkata: "Aku tidak akan membangunkannya." Hingga ketika Musa terbangun pelayannya tersebut lupa untuk memberi kabar kepadanya. Sementara ikan tersebut telah meronta-ronta hingga masuk ke dalam laut. Allah lalu menghentikan gelombang pada air laut sehingga seakan-akan bekas ikanitu ada pada bebatuan. [Amru] menyebutkan kepadaku, "Seakan bekasnya ada pada bebatuan." -lalu ia melingkarkan kedua ibu jari dan dua jari setelahnya-. '(Bawalah kemari makanan kita: sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Pelayannya berkata: "Sungguh Allah telah menghilangkan keletihan ini darimu." -namun riwayat ini tidak berasal dari Sa'id bin Jubair-. Pelayan tersebut lantas mengabarkan kepada Musa (bahwa ikannya telah hilang), maka keduanya kembali hingga bertemu dengan Hidlir Alaihis Salam." Ubay berkata: Utsman bin Sulaiman menyebutkan kepadaku, "Khidlir mengenakan pakaian hijau di tengah laut." Sementara Sa'id bin Jubair menyebutkan, "Dengan pakaian yang bersulam, bagian ujung ia jadikan pada dua kakinya dan ujung lain di bagian bawah kepalanya. Musa lalu mengucap salam kepadanya seraya membuka wajah (Khidlir). Khidlir berkata: "Apakah di negerimu ada salam? Siapa kamu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Khidlir bertanya lagi, "Musa bani Israil?" Musa membalas, "Ya." Khidlir bertanya lagi, "Lalu apa keperluanmu?" Musa menjawab, "Aku datang agar engkau bisa mengajarkan kepadaku petunjuk yang telah diajarkan kepadamu." Khidlir berkata: "Wahai Musa, tidakkah telah cukup bagimu kabar-kabar dari Taurat, sedang wahyu selalu turun kepadamu? Sungguh aku memiliki ilmu yang tidak bisa engkau kuasai, demikian juga engkau memiliki ilmu yang tiada bisa aku kuasai." Lalu datanglah seekor burung yang meminum air laut. Khidlir berkata: "Demi Allah, Ilmuku dan ilmumu sama sekali tidak mengurangi keagungan ilmu Allah, kecuali seperti burung ini meminum air lautan." Lalu keduanya berjalan di pesisiran hingga keduanya mendapatkan perahu kecil yang membawa penumpang menuju pantai yang lain. Dan mereka bisa mengenali Khidlir. Mereka berkata: "Ini Hamba Allah yang Shaleh!" Kami bertanya pada Sa'id, "Apakah itu Khidlir?" Ia menjawab, "Ya, mereka memberi tumpangan kepadanya tanpa upah." Namun kemudian Khidlir melubangi perahu tersebut hingga Musa pun berkata: '(Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar) ' (Qs. Al Kahfi: 71). Perawi berkata: "Mujahid menyebutkan dengan lafadz 'Nukra' (membahayakan)." '(KHidlir menjawab: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku) ' (Qs. Al Kahfi: 72). Yang pertama adalah karena lupa, yang kedua dengan syarat dan yang ketiga karena sengaja." Musa berkata: ('Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku) ' (Qs. Al Kahfi: 73). Tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidlr membunuhnya. Ya'la bin Muslim berkata: Sa'id bin Jubair menyebutkan, "Keduanya bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bermain, dan ia adalah seorang yang kafir, Khidlir pun menangkap dan menyembelihnya dengan pisau. Musa berkata: "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar." Maka keduanya berjalan: hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidlir menegakkan dinding itu." Sa'id berkata dengan isyarat tangannya seperti ini -ia mengangkat kedua tangannya- hingga tegak." Sementara Ya'la berkata: "Menurutku Sa'id menyebutkan, "Lalu ia mengusap dengan tangannya hingga dinding itu pun tegak." Musa berkata: ('Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu) ' (Qs. Al Kahfi: 77). Sa'id menyebutkan, "Yaitu upah yang bisa kita gunakan untuk makan." Dan Sa'id membaca dengan lafadz 'WA KAANA WARAA`AHUM (karena di belakang mereka ada…), sementara Ibnu Abbas membacanya dengan lafadz 'WA KAANA AMAAMAHUM MALIK (karena di hadapan mereka ada seorang raja…) -mereka beranggapan bahwa Selain Sa'id berkomentar bila anak kecil yang dibunuh bernama Jaisur, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera dan Khidir menginginkan bila si raja lewat maka raja membiarkan saja karena ada kerusakan, hingga setelah mereka melanjutkan perjalanan, mereka bisa kembali memperbaikinya hingga bermanfaat kembali. Ada pendapat mereka menambalnya dengan botol, ada pendapat mereka tambal dengan ter. Adapun anak itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, sedang ia kafir, maka kami khawatir bahwa dia akan memaksa kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran, sehingga kecintaan kepada anak itu menggiring keduanya untuk mengikuti agamanya (anak). Maka Khidlir menginginkan agar Allah menggantinya dengan anak yang lebih baik, lebih suci, lagi berkasih sayang, dan kecintaan keduanya kepadanya melebihi kecintaan kepada anak yang dibunuh Khidir." Dan selian Sa'id beranggapan bahwa keduanya (Sa'id dan Ibnu Abbas) mengatakan jika pengganti anak yang dibunuh Khidlir itu adalah seorang budak wanita." Sedang Dawud bin Ashim dari sumber yang tidak cuma satu berkata: "Sesungguhnya ia (pengganti anak yang dibunuh Khidlir) adalah seorang budak wanita." Dan telah sampai kepadaku dari Sa'id bin Jubair bahwa dia adalah budak wanita, dan aku mendapatkannya dari tulisan Ayahku dari [Yahya bin Ma'in] dari [Hisyam bin yusuf] seperti itu."

Grade

Musnad Ahmad #20205

مسند أحمد ٢٠٢٠٥: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ يُوسُفَ الشَّاعِرُ قَالَ حَدَّثَنِي وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ أَنَا سَأَلْتُهُ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ سَمِعْتُ أَيُّوبَ يُحَدِّثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ جِبْرِيلَ لَمَّا رَكَضَ زَمْزَمَ بِعَقِبِهِ جَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تَجْمَعُ الْبَطْحَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللَّهُ هَاجَرَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْ تَرَكَتْهَا لَكَانَتْ مَاءً مَعِينًا

Musnad Ahmad 20205: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Yusuf Asy Saya'ir] ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Wahab bin Jarir] aku bertanya kepadanya, telah menceritakan kepada kami [Ayahku] berkata: Aku mendengar [Ayyub] menceritakan dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay bin Ka'b], bahwa ketika Jibril menghentakkan tumit kakinya ke air Zamzam maka ibunda Nabi Isma'il mengumpulkan pasir (membuat lingkaran sumur). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Hajar ibunda Nabi Isma'il, seandainya dia tinggalkan air zamzam, maka pasti akan mengalir tumpah."

Grade

Musnad Ahmad #20206

مسند أحمد ٢٠٢٠٦: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا حَمْزَةُ بْنُ حَبِيبٍ الزَّيَّاتُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا لِأَحَدٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ فَذَكَرَ ذَاتَ يَوْمٍ مُوسَى فَقَالَ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى مُوسَى لَوْ كَانَ صَبَرَ لَقَصَّ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْنَا مِنْ خَبَرِهِ وَلَكِنْ قَالَ { إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا } حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ وَأَبُو قَطَنٍ عَمْرُو بْنُ الْهَيْثَمِ قَالَا حَدَّثَنَا حَمْزَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعْنَاهُ

Musnad Ahmad 20206: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Hamzah bin Habib Az Zayyat] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay bin Ka'b] berkata: "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa untuk orang lain, maka beliau memulainya dari dirinya sendiri. Suatu ketika beliau menyebut-nyebut Musa: "Semoga Allah merahmati kita dan Musa, kalaulah ia bersabar pastilah Allah akan menceritakan kabarnya pada kita, tetapi ia malah berkata: '(Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku) ' (QS. Al Kahfi: 76). Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dan [Abu Qathan Amru bin Hutsaim] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hamzah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay bin Ka'b] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara makna."

Grade

Musnad Ahmad #20208

مسند أحمد ٢٠٢٠٨: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَبُو يَحْيَى الْبَزَّازُ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ قَالَ قَيْسٌ حَدَّثَنَا عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيٍّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَكَرَ الْأَنْبِيَاءَ بَدَأَ بِنَفْسِهِ فَقَالَ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى هُودٍ وَعَلَى صَالِحٍ

Musnad Ahmad 20208: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abddurrahim, Abu Yahya Al Bazzar] telah meriwayatkan kepada kami Abu Al Walid Hisyam bin Abdul Malik. [Qais] berkata: telah meriwayatkan kepada kami [Abu lshaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jika menyebut para Nabi, maka beliau memulai dari dirinya kemudian bersabda: "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, kepada Nabi Hud dan Nabi Shalih."

Grade

Musnad Ahmad #20214

مسند أحمد ٢٠٢١٤: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّي حَدَّثَنَا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيُّ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَسُبُّوا الرِّيحَ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا مَا تَكْرَهُونَ فَقُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيحِ وَمِنْ خَيْرِ مَا فِيهَا وَمِنْ خَيْرِ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيحِ وَمِنْ شَرِّ مَا فِيهَا وَمِنْ شَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Musnad Ahmad 20214: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Muhammad Al Quraisyi] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: "Janganlah kalian mencela angin, jika kalian melihat angin yang tidak kalian sukai maka ucapkanlah: 'ALLAAHUMMA INNAA NAS'ALUKA MIN KHAIRI HAADZIHI AR RIIH WAMIN KHAIRI MAA FIIHAA, WAMIN KHARI MAA URSILAT BIHI WA NA'UUDZUBIKA MIN SYARRI HADZIHR RIIH WA MIN SYARRI MAA FIIHAA WA MIN SYARRI MAA URSILAT BIHI (Ya Allah kami memohon kepada-Mu dari kebaikan angin ini, dari kebaikan yang ada padanya dan dari kebaikan apa apa yang dibawanya, dan aku berlindung dari keburukan angin ini, dari keburukan apa yang ada padanya dan dari keburukan apa-apa yang dibawanya)."

Grade

Musnad Ahmad #20215

مسند أحمد ٢٠٢١٥: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ ذَرِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا الرِّيحَ فَإِنَّهَا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَسَلُوا اللَّهَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Musnad Ahmad 20215: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid Al Kuufi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Dzar bin Abdullah] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mencela angin karena ia adalah ciptaan Allah Tabaaraka Wa Ta'ala, memohonlah kepada Allah dari kebaikan angin itu, dari kebaikan yang ada padanya dan dari kebaikan apa-apa yang dibawanya, dan berlindunglah pada Allah dari keburukan angin tersebut, dari keburukan apa yang ada padanya dan dari keburukan apa-apa yang dibawanya."

Grade

Musnad Ahmad #20216

مسند أحمد ٢٠٢١٦: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ دَاوُدَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ ذَرٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَجْرَ وَتَرَكَ آيَةً فَجَاءَ أُبَيٌّ وَقَدْ فَاتَهُ بَعْضُ الصَّلَاةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ نُسِخَتْ هَذِهِ الْآيَةُ أَوْ أُنْسِيتَهَا قَالَ لَا بَلْ أُنْسِيتُهَا

Musnad Ahmad 20216: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Yahya bin dawud Al Washithi] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf Al `Azraq] dari [Sufyan] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Dzarr] dari [Sa'id bin Abdurrhaman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat fajar bersama kami, kemudian meninggalkan satu ayat, maka datanglah Ubay yang saat itu ia telah tertinggal beberapa raka'at. Selesai shalat ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ayat ini telah di nasakh (hapus) atau engkau terlupakan darinya?" Nabi menjawab: "Tidak, tapi aku lupa darinya."

Grade

Musnad Ahmad #20217

مسند أحمد ٢٠٢١٧: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ الْأَبَّارُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ طَلْحَةَ وَزُبَيْدٍ عَنْ ذَرٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Musnad Ahmad 20217: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Hafshin Al Abbar] dari [Al A'masy] dari [Thalhah] dan [Zubaid] dari [Dzar] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat witir membaca surat "SABBIHISMA RABBIKAL A'LA (surat Al A'laa), QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN (surat Al Kaafiruun) dan QUL HUWALLAAHU AHAD (surat Al ikhlash)."

Grade

Musnad Ahmad #20218

مسند أحمد ٢٠٢١٨: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ طَلْحَةَ الْيَامِيِّ عَنْ ذَرٍّ عَنْ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوَتْرِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الضَّرِيرُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ ذَرٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Musnad Ahmad 20218: Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Ubaydah] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [A'masy] dari [Thalhah Al Yammi] dari [Dzar] dari [Ibnu Abdurrahman bin Abza] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat witir membaca surat: "SABBIHISMA RABBIKAL A'LA (surat Al 'Alaa), QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN (surat Al Kaafiruun) dan QUL HUWALLAAHU AHAD (surat Al Ikhash). Lalu beliau membaca 'SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS' (Maha suci Dzat yang memiliki segala kesucian) sebanyak tiga kali." Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzar] telah menceritakan kepada kami [Abu Umar Adl Dlarir Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Zubaid] dari [Dzar] dari [Sa'id bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dari [Ubay bin Ka'b] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu."

Grade