سنن الترمذي ٢٩٥٩: حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ رَأَيْتُ مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ فَأَقْبَلْتُ حَتَّى جَلَسْتُ إِلَى جَنْبِهِ فَأَخْبَرَنَا أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْلَى عَلَيْهِ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } { وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ } قَالَ فَجَاءَهُ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهُوَ يُمْلِيهَا عَلَيَّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَوْ أَسْتَطِيعُ الْجِهَادَ لَجَاهَدْتُ وَكَانَ رَجُلًا أَعْمَى فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفَخِذُهُ عَلَى فَخِذِي فَثَقُلَتْ حَتَّى هَمَّتْ تَرُضُّ فَخِذِي ثُمَّ سُرِّيَ عَنْهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ { غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ } قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ هَكَذَا رَوَى غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ نَحْوَ هَذَا وَرَوَى مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ ذُؤَيْبٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ رِوَايَةُ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ التَّابِعِينَ رَوَاهُ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ الْأَنْصَارِيُّ عَنْ مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ وَمَرْوَانُ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مِنْ التَّابِعِينَ
Sunan Tirmidzi 2959: Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] dari [Ayahnya] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Sahal bin Sa'd] dia berkata: Aku melihat [Marwan bin Al Hakam] duduk di masjid, lalu aku menghampirinya hingga duduk di sampingnya, kemudian ia mengabarkan kepada kami bahwa [Zaid bin Tsabit] telah mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendikte padanya: Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah. QS An Nisa': 95. Zaid berkata: Lalu Ibnu Ummi Maktum datang menghadap beliau saat beliau mendiktekan padaku, ia berkata: "Wahai Rasulullah, andai aku mampu berjihad niscaya aku berjihad." -Ia adalah seorang yang buta- Lalu Allah menurunkan ayat kepada RasulNya shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara lutut beliau berada di atas lututku, lutut beliau terasa berat olehku hingga lututku hampir remuk, kemudian beliau dibuat gembira olehnya, Allah menurunkan: Yang tidak mempunyai uzur. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Demikian yang diriwayatkan oleh beberapa orang dari Az Zuhri dari Sahal bin Sa'd seperti hadits di atas. [Ma'mar] meriwayatkan hadits ini dari [Az Zuhri] dari [Qabishah bin Dzu`aib] dari [Zaid bin Tsabit]. Dan dalam hadits ini, ada juga riwayat seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari seorang tabi'in yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa'd Al Anshari dari Marwan bin Hakam. Marwan tidak pernah mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena ia seorang tabi'in.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
سنن النسائي ٢٩٥٩: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ جَاءَ إِلَى الْحَجَّاجِ بْنِ يُوسُفَ يَوْمَ عَرَفَةَ حِينَ زَالَتْ الشَّمْسُ وَأَنَا مَعَهُ فَقَالَ الرَّوَاحَ إِنْ كُنْتَ تُرِيدُ السُّنَّةَ فَقَالَ هَذِهِ السَّاعَةَ قَالَ نَعَمْ قَالَ سَالِمٌ فَقُلْتُ لِلْحَجَّاجِ إِنْ كُنْتَ تُرِيدُ أَنْ تُصِيبَ الْيَوْمَ السُّنَّةَ فَأَقْصِرْ الْخُطْبَةَ وَعَجِّلْ الصَّلَاةَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ صَدَقَ
Sunan Nasa'i 2959: Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] datang kepada Al Hajjaj bin Yusuf pada hari Arafah ketika matahari telah tergelincir, dan saya bersamanya. Kemudian ia berkata: pergilah apabila engkau menghendaki sunnah. Kemudian Al Hajjaj berkata: apakah pada saat ini? Ibnu Umar berkata: ya. Salim berkata: kemudian saya katakan kepada Al Hajjaj: apabila engkau ingin mendapatkan Sunnah pada hari ini, maka persingkatlah khutbah dan segerakan shalat. Kemudian Abdullah bin Umar berkata: ia benar.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih 3012,
مسند أحمد ٢٩٥٩: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعْتُ الْمُحْكَمَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا ابْنُ عَشْرِ حِجَجٍ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ وَمَا الْمُحْكَمُ قَالَ الْمُفَصَّلُ
Musnad Ahmad 2959: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengkabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Aku telah menghimpun al muhkam pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, saat itu aku berumur sepuluh tahun. Lalu aku tanyakan kepadanya. Kata (Sa'id bin Jubair, aku tanyakan: Apa maksud al muhkam? Ibnu Abbas menjawab: Yaitu al mufashshal, yaitu kumpulan surat dari Al Hujurat atau surat Qaf hingga akhir Alquran.
Grade
صحيح البخاري ٢٩٦٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي ذَرٍّ حِينَ غَرَبَتْ الشَّمْسُ أَتَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ الْعَرْشِ فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ فَلَا يُقْبَلَ مِنْهَا وَتَسْتَأْذِنَ فَلَا يُؤْذَنَ لَهَا يُقَالُ لَهَا ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى { وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ }
Shahih Bukhari 2960: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim at-Taymiy] dari [bapaknya] dari [Abu Dzar radliallahu 'anhu] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Dzar ketika matahari sedang terbenam: "Tahukah kamu kemana matahari itu pergi?" Aku jawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau berkata: "Sesungguhnya dia akan terus pergi hingga bersujud di bawah Al-'Arsy lalu dia minta izin kemudian diizinkan dan dia minta agar terus saja bersujud namun tidak diperkenankan dan minta izin namun tidak diizinkan dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah ke tempat asal kamu datang!" Maka matahari itu terbit (keluar) dari tempat terbenamnya tadi". Begitulah sebagaimana firman Allah ta'ala: {WASY-SYAMSU TAJRII LIMUSTAQARRIL LAHAA DZAALIKA TAQDIIRUL 'AZIIZIL 'ALIIM} (Dan matahari berjalan pada tempat peredarannya (orbitnya). Demikianlah itu ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui). (QS. Yasin: 38)
سنن الترمذي ٢٩٦٠: حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عَمَّارٍ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَابَاهُ عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ إِنَّمَا قَالَ اللَّهُ { أَنْ تَقْصُرُوا مِنْ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمْ } وَقَدْ أَمِنَ النَّاسُ فَقَالَ عُمَرُ عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Sunan Tirmidzi 2960: Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] ia berkata: Aku mendengar [Abdurrahman bin Abdullah bin Abu 'Ammar] menceritakan dari [Abdullah bin Babah] dari [Ya'la bin Umayyah] ia berkata: Aku pernah berkata kepada [Umar bin Khaththab] bahwa Allah berfirman Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir QS An-Nisa`: 101, lalu Umar menjawab: "Aku heran sebagaimana engkau heran. lalu kusampaikan hal ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, beliau menjawab: "Ini adalah sedekah yang Allah berikan kepada kalian, maka hendaklah kalian terima sedekah-Nya." Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
مسند أحمد ٢٩٦٠: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ عَنِ ابْنِ سِيرِينَ أَنَّ جَنَازَةً مَرَّتْ بِالْحَسَنِ وَابْنِ عَبَّاسٍ فَقَامَ الْحَسَنُ وَلَمْ يَقُمْ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ الْحَسَنُ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَقَامَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ قَامَ وَقَعَدَ
Musnad Ahmad 2960: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengkabarkan kepada kami [Manshur] dari [Ibnu Sirin] bahwa ada jenazah lewat depan Al Hasan dan [Ibnu Abbas], lalu Al Hasan berdiri namun Ibnu Abbas tidak berdiri, lalu Al Hasan berkata kepada Ibnu Abbas: Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuknya? Ia menjawab: beliau pernah berdiri dan pernah duduk.
Grade
سنن ابن ماجه ٢٩٦١: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَهِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدَةَ بْنِ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ شَقِيقَ بْنَ سَلَمَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ الصُّبَيَّ بْنَ مَعْبَدٍ يَقُولُ كُنْتُ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَأَسْلَمْتُ فَأَهْلَلْتُ بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَسَمِعَنِي سَلْمَانُ بْنُ رَبِيعَةَ وَزَيْدُ بْنُ صُوحَانَ وَأَنَا أُهِلُّ بِهِمَا جَمِيعًا بِالْقَادِسِيَّةِ فَقَالَا لَهَذَا أَضَلُّ مِنْ بَعِيرِهِ فَكَأَنَّمَا حَمَلَا عَلَيَّ جَبَلًا بِكَلِمَتِهِمَا فَقَدِمْتُ عَلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَأَقْبَلَ عَلَيْهِمَا فَلَامَهُمَا ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيَّ فَقَالَ هُدِيتَ لِسُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُدِيتَ لِسُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ هِشَامٌ فِي حَدِيثِهِ قَالَ شَقِيقٌ فَكَثِيرًا مَا ذَهَبْتُ أَنَا وَمَسْرُوقٌ نَسْأَلُهُ عَنْهُ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَخَالِي يَعْلَى قَالُوا حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ الصُّبَيِّ بْنِ مَعْبَدٍ قَالَ كُنْتُ حَدِيثَ عَهْدٍ بِنَصْرَانِيَّةٍ فَأَسْلَمْتُ فَلَمْ آلُ أَنْ أَجْتَهِدَ فَأَهْلَلْتُ بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَذَكَرَ نَحْوَهُ
Sunan Ibnu Majah 2961: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Hisyam bin 'Ammar], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abdah bin Abu Lubabah] berkata: Aku mendengar [Abu Wa`il Syaqiq bin Salamah] berkata: Aku telah mendengar [Ash Shubay bin Ma'bad] berkata: "Dulu aku seorang Nasrani, lalu masuk Islam. (Ketika berangkat haji) aku mengeraskan niat bacaan haji dan umrah. Salman bin Rabi'ah dan Zaid bin Shuhan pun mendengar niatku itu saat bersama mereka di Qadisiyah. Maka mereka berkata: 'Sungguh orang ini lebih sesat daripada untanya.' Seakan-akan mereka berdua telah membebaniku dengan gunung lewat ucapan mereka itu. Maka aku mendatangi [Umar bin Khaththab] radliallahu 'anhu, lalu kuceritakan kejadiannya. Lalu Umar menjumpai Salman dan Zaid lantas mencela mereka berdua. Kemudian Umar menjumpaiku dan berkata: 'Kamu telah diberi petunjuk kepada sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh kamu telah diberi petunjuk kepada sunah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. [Hisyam] berkata dalam haditsnya: Syaqiq berkata: dan kebanyakan kepergianku dan Masruq untyuk bertanya tentang masalah tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] dan pamanku [Ya'la] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Ash Shubay bin Ma'bad] ia berkata: 'Belum lama aku memeluk agama Nashrani, akupun masuk kedalam Islam dan aku tidak biasa berijtihad, maka kukeraskan bacaan niat haji dan umrahku." -Lalu Shubai menyebutkan kisah seperti itu.-
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
مسند أحمد ٢٩٦١: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَأْذَنُ لِأَهْلِ بَدْرٍ وَيَأْذَنُ لِي مَعَهُمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ يَأْذَنُ لِهَذَا الْفَتَى مَعَنَا وَمِنْ أَبْنَائِنَا مَنْ هُوَ مِثْلُهُ فَقَالَ عُمَرُ إِنَّهُ مَنْ قَدْ عَلِمْتُمْ قَالَ فَأَذِنَ لَهُمْ ذَاتَ يَوْمٍ وَأَذِنَ لِي مَعَهُمْ فَسَأَلَهُمْ عَنْ هَذِهِ السُّورَةِ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ فَقَالُوا أَمَرَ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فُتِحَ عَلَيْهِ أَنْ يَسْتَغْفِرَهُ وَيَتُوبَ إِلَيْهِ فَقَالَ لِي مَا تَقُولُ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ قُلْتُ لَيْسَتْ كَذَلِكَ وَلَكِنَّهُ أَخْبَرَ نَبِيَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَامُ بِحُضُورِ أَجَلِهِ فَقَالَ { إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ } فَتْحُ مَكَّةَ { وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا } فَذَلِكَ عَلَامَةُ مَوْتِكَ { فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا } فَقَالَ لَهُمْ كَيْفَ تَلُومُونِي عَلَى مَا تَرَوْنَ
Musnad Ahmad 2961: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengkabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Umar bin Al Khaththab pernah memberi izin kepada ahlu Badar, dan ia juga memberiku izin bersama mereka, lalu sebagian mereka berkata: Ia memberi izin kepada pemuda ini bersama kami. Siapa di antara anak-anak kami yang sepertinya? Umar pun berkata: ia termasuk orang yang telah kalian ketahui kualitasnya. Kemudian pada suatu hari Umar memberiku izin bersama mereka, lalu Umar bertanya kepada mereka tentang surat ini, (Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan) (QS. ALfath 1), mereka menjawab: Surat ini memerintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila telah diberi kemenangan agar beliau memohon ampun dan bertaubat kepadaNya. Umar berkata kepadaku: Bagaimana menurutmu wahai Ibnu Abbas? Aku menjawab: Bukan begitu, akan tetapi Allah mengabarkan kepada NabiNya 'Alaihisshalatu wassalam, tentang kedatangan ajalnya. Lalu ia berkata: (ayat) (Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan), yaitu penaklukan Makkah, (Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong), itulah tanda dekatnya kematianmu, (Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.) Maka Umar berkata kepada mereka: Bagaimana kalian mencelaku dengan pandangan kalian?.
Grade
سنن الترمذي ٢٩٦٢: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي شُعَيْبٍ أَبُو مُسْلِمٍ الْحَرَّانِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْحَرَّانِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَ كَانَ أَهْلُ بَيْتٍ مِنَّا يُقَالُ لَهُمْ بَنُو أُبَيْرِقٍ بِشْرٌ وَبُشَيْرٌ وَمُبَشِّرٌ وَكَانَ بُشَيْرٌ رَجُلًا مُنَافِقًا يَقُولُ الشِّعْرَ يَهْجُو بِهِ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَنْحَلُهُ بَعْضَ الْعَرَبِ ثُمَّ يَقُولُ قَالَ فُلَانٌ كَذَا وَكَذَا قَالَ فُلَانٌ كَذَا وَكَذَا فَإِذَا سَمِعَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ الشِّعْرَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا يَقُولُ هَذَا الشِّعْرَ إِلَّا هَذَا الْخَبِيثُ أَوْ كَمَا قَالَ الرَّجُلُ وَقَالُوا ابْنُ الْأُبَيْرِقِ قَالَهَا قَالَ وَكَانُوا أَهْلَ بَيْتِ حَاجَةٍ وَفَاقَةٍ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَالْإِسْلَامِ وَكَانَ النَّاسُ إِنَّمَا طَعَامُهُمْ بِالْمَدِينَةِ التَّمْرُ وَالشَّعِيرُ وَكَانَ الرَّجُلُ إِذَا كَانَ لَهُ يَسَارٌ فَقَدِمَتْ ضَافِطَةٌ مِنْ الشَّامِ مِنْ الدَّرْمَكِ ابْتَاعَ الرَّجُلُ مِنْهَا فَخَصَّ بِهَا نَفْسَهُ وَأَمَّا الْعِيَالُ فَإِنَّمَا طَعَامُهُمْ التَّمْرُ وَالشَّعِيرُ فَقَدِمَتْ ضَافِطَةٌ مِنْ الشَّامِ فَابْتَاعَ عَمِّي رِفَاعَةُ بْنُ زَيْدٍ حِمْلًا مِنْ الدَّرْمَكِ فَجَعَلَهُ فِي مَشْرَبَةٍ لَهُ وَفِي الْمَشْرَبَةِ سِلَاحٌ وَدِرْعٌ وَسَيْفٌ فَعُدِيَ عَلَيْهِ مِنْ تَحْتِ الْبَيْتِ فَنُقِبَتْ الْمَشْرَبَةُ وَأُخِذَ الطَّعَامُ وَالسِّلَاحُ فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَانِي عَمِّي رِفَاعَةُ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي إِنَّهُ قَدْ عُدِيَ عَلَيْنَا فِي لَيْلَتِنَا هَذِهِ فَنُقِبَتْ مَشْرَبَتُنَا وَذُهِبَ بِطَعَامِنَا وَسِلَاحِنَا قَالَ فَتَحَسَّسْنَا فِي الدَّارِ وَسَأَلْنَا فَقِيلَ لَنَا قَدْ رَأَيْنَا بَنِي أُبَيْرِقٍ اسْتَوْقَدُوا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَلَا نَرَى فِيمَا نَرَى إِلَّا عَلَى بَعْضِ طَعَامِكُمْ قَالَ وَكَانَ بَنُو أُبَيْرِقٍ قَالُوا وَنَحْنُ نَسْأَلُ فِي الدَّارِ وَاللَّهِ مَا نُرَى صَاحِبَكُمْ إِلَّا لَبِيدَ بْنَ سَهْلٍ رَجُلٌ مِنَّا لَهُ صَلَاحٌ وَإِسْلَامٌ فَلَمَّا سَمِعَ لَبِيدٌ اخْتَرَطَ سَيْفَهُ وَقَالَ أَنَا أَسْرِقُ فَوَاللَّهِ لَيُخَالِطَنَّكُمْ هَذَا السَّيْفُ أَوْ لَتُبَيِّنُنَّ هَذِهِ السَّرِقَةَ قَالُوا إِلَيْكَ عَنْهَا أَيُّهَا الرَّجُلُ فَمَا أَنْتَ بِصَاحِبِهَا فَسَأَلْنَا فِي الدَّارِ حَتَّى لَمْ نَشُكَّ أَنَّهُمْ أَصْحَابُهَا فَقَالَ لِي عَمِّي يَا ابْنَ أَخِي لَوْ أَتَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْتَ ذَلِكَ لَهُ قَالَ قَتَادَةُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّ أَهْلَ بَيْتٍ مِنَّا أَهْلَ جَفَاءٍ عَمَدُوا إِلَى عَمِّي رِفَاعَةَ بْنِ زَيْدٍ فَنَقَبُوا مَشْرَبَةً لَهُ وَأَخَذُوا سِلَاحَهُ وَطَعَامَهُ فَلْيَرُدُّوا عَلَيْنَا سِلَاحَنَا فَأَمَّا الطَّعَامُ فَلَا حَاجَةَ لَنَا فِيهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَآمُرُ فِي ذَلِكَ فَلَمَّا سَمِعَ بَنُو أُبَيْرِقٍ أَتَوْا رَجُلًا مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَيْرُ بْنُ عُرْوَةَ فَكَلَّمُوهُ فِي ذَلِكَ فَاجْتَمَعَ فِي ذَلِكَ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ قَتَادَةَ بْنَ النُّعْمَانِ وَعَمَّهُ عَمَدَا إِلَى أَهْلِ بَيْتٍ مِنَّا أَهْلِ إِسْلَامٍ وَصَلَاحٍ يَرْمُونَهُمْ بِالسَّرِقَةِ مِنْ غَيْرِ بَيِّنَةٍ وَلَا ثَبَتٍ قَالَ قَتَادَةُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمْتُهُ فَقَالَ عَمَدْتَ إِلَى أَهْلِ بَيْتٍ ذُكِرَ مِنْهُمْ إِسْلَامٌ وَصَلَاحٌ تَرْمِهِمْ بِالسَّرِقَةِ عَلَى غَيْرِ ثَبَتٍ وَلَا بَيِّنَةٍ قَالَ فَرَجَعْتُ وَلَوَدِدْتُ أَنِّي خَرَجْتُ مِنْ بَعْضِ مَالِي وَلَمْ أُكَلِّمْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ فَأَتَانِي عَمِّي رِفَاعَةُ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي مَا صَنَعْتَ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ نَزَلَ الْقُرْآنُ { إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا } بَنِي أُبَيْرِقٍ { وَاسْتَغْفِرْ اللَّهَ } أَيْ مِمَّا قُلْتَ لِقَتَادَةَ { إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا وَلَا تُجَادِلْ عَنْ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا يَسْتَخْفُونَ مِنْ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنْ اللَّهِ إِلَى قَوْلِهِ غَفُورًا رَحِيمًا } أَيْ لَوْ اسْتَغْفَرُوا اللَّهَ لَغَفَرَ لَهُمْ { وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ إِلَى قَوْلِهِ إِثْمًا مُبِينًا } قَوْلَهُ لِلَبِيدٍ { وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ إِلَى قَوْلِهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا } فَلَمَّا نَزَلَ الْقُرْآنُ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالسِّلَاحِ فَرَدَّهُ إِلَى رِفَاعَةَ فَقَالَ قَتَادَةُ لَمَّا أَتَيْتُ عَمِّي بِالسِّلَاحِ وَكَانَ شَيْخًا قَدْ عَشَا أَوْ عَسَى فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكُنْتُ أُرَى إِسْلَامُهُ مَدْخُولًا فَلَمَّا أَتَيْتُهُ بِالسِّلَاحِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي هُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَعَرَفْتُ أَنَّ إِسْلَامَهُ كَانَ صَحِيحًا فَلَمَّا نَزَلَ الْقُرْآنُ لَحِقَ بُشَيْرٌ بِالْمُشْرِكِينَ فَنَزَلَ عَلَى سُلَافَةَ بِنْتِ سَعْدِ ابْنِ سُمَيَّةَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَمَنْ يُشَاقِقْ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا } فَلَمَّا نَزَلَ عَلَى سُلَافَةَ رَمَاهَا حَسَّانُ بْنُ ثَابِتٍ بِأَبْيَاتٍ مِنْ شِعْرِهِ فَأَخَذَتْ رَحْلَهُ فَوَضَعَتْهُ عَلَى رَأْسِهَا ثُمَّ خَرَجَتْ بِهِ فَرَمَتْ بِهِ فِي الْأَبْطَحِ ثُمَّ قَالَتْ أَهْدَيْتَ لِي شِعْرَ حَسَّانَ مَا كُنْتَ تَأْتِينِي بِخَيْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْلَمُ أَحَدًا أَسْنَدَهُ غَيْرَ مُحَمَّدِ بْنِ سَلَمَةَ الْحَرَّانِيِّ وَرَوَى يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ مُرْسَلٌ لَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَقَتَادَةُ بْنُ النُّعْمَانِ هُوَ أَخُو أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ لِأُمِّهِ وَأَبُو سَعِيدٍ اسْمُهُ سَعْدُ بْنُ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ
Sunan Tirmidzi 2962: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ahmad bin Abu Syu'aib Abu Muslim Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dari [Ayahnya] dari kakeknya yaitu [Qatadah bin An Nu'man] ia berkata: "Keluarga kami disebut Bani Ubairik, Bisyr, Busyair dan Mubasysyir. Busyair adalah seorang munafik, ia selalu bersyair untuk menghina para Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam supaya sebagian orang Arab menasabkannya. Ia berkata: Si fulan berkata ini dan itu, si fulan berkata ini dan itu. Bila para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar syair itu, mereka berkata: "Demi Allah, tidak ada yang mengucapkan syair ini kecuali si keji itu." -atau seperti yang dikatakan orang itu- Mereka berkata: "Ibnu Al Ubairiq-lah yang mengatakannya." Qatadah berkata: "Mereka (keluarga Ubairiq) adalah keluarga miskin di masa jahiliyah dan Islam, sementara makanan orang-orang di Madinah hanya kurma dan gandum. Apabila orang itu memiliki keluluasaan rizki, dan ada unta bermuatan permadani datang dari Syam, ia akan membelinya tapi untuk dirinya sendiri, sementara keluarga yang menjadi tanggungannya hanya makan kurma dan gandum. Suatu ketika datanglah unta muatan dari Syam, lalu pamanku yaitu Rifa'ah bin Zaid, membeli satu muatan permadani, ia meletakkan di tempat minumannya, dan di tempat minumannya terdapat senjata, perisai dan pedang. Ternyata barangnya dicuri dari bawah rumah, yaitu dengan melubangi tempat minuman dan mengambil makanan dan senjatanya. Dipagi harinya, pamanku yaitu Rifa'ah, mendatangiku sambil berkata: "Hai keponakanku, sesungguhnya tadi malam kita telah diperlakukan semena-mena. tempat minum kita dilubangi, makanan dan senjata kita hilang." Kami pun mencari-cari di rumah, kami bertanya lalu dikatakan pada kami: "Kami lihat Bani Ubairiq menyalakan api malam ini dan seperti yang kami tahu, mereka menyuguhkan sebagian makanan kalian." Banu Ubairiq berkata: "Kami bertanya-tanya di perkampungan, demi Allah, kami tidak diperlihatkan teman kalian kecuali Labid bin Sahal, seseorang di antara kami yang baik dan seorang muslim." Saat Labid mendengarnya, ia menghunus pedang dan berkata: "Saya mencuri? Demi Allah, pedang ini akan menebas kalian atau kalian menjelaskan pencurian ini." Mereka berkata: "Menjauhlah, karena kau bukan pelakunya.' Kami bertanya-tanya di perkampungan hingga kami tidak ragu lagi bahwa merekalah pelaku pencurian itu. Pamanku berkata padaku: "Keponakanku, andai kau mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kau beritahukan hal itu pada beliau." Qatadah berkata: Aku pun mendatangi Rasulullah lalu aku berkata: "Sesungguhnya keluarga kami ada yang bertabiat kasar, mereka menghampiri pamanku, Rifa'ah bin Zaid, mereka melubangi tempat minum milikya, mereka mengambil senjata dan makanannya. Hendaklah mereka mengembalikan senjata kami, adapun makanannya tidak kami perlukan lagi." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku akan menangani masalah tersebut." Saat Banu Ubairiq mendengar, mereka mendatangi seseorang dari mereka yang bernama Usair bin 'Urwah. Mereka menceritakan hal itu padanya. Orang-orang kampung pun berkumpul untuk urusan itu, lalu mereka berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Qatadah bin An Nu'man dan pamannya pergi menemui keluarga kami yang muslim dan baik, mereka dituduh mencuri tanpa bukti dan kepastian." Qatadah berkata: "Aku segera menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku berbicara pada beliau." Beliau justeru menimpali: "Kau mendatangi keluarga yang mereka sebut muslim dan baik, kau menuduh mereka mencuri tanpa kepastian dan bukti." Qatadah berkata: "Aku pun kembali, andai saja aku pergi mengurus sebagian hartaku dan tidak berbicara dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai masalah itu." Kemudian pamanku yaitu Rifa'ah, mendatangiku, ia berkata: "Wahai keponakanku, Apa yang telah kau lakukan?, " Lalu aku memberitahu padanya apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam padaku, lalu ia mengucapkan: "Hanya Allah yang dimintai pertolongan." Tidak lama berselang, turunlah ayat al-Qur`an: Sesungguhnya kami Telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat yaitu Bani Ubairiq Dan mohonlah ampun kepada Allah dari yang kau katakan pada Qatadah Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, -sampai pada firmanNya- Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang QS An Nisa`: 113-114. Artinya, andai mereka meminta ampun kepada Allah, niscaya Allah akan mengampuni mereka. Barangsiapa mengerjakan dosa, maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri -Sampai firmanNya- Dosa yang nyata yaitu perkataannya kepada Labid. Sekiranya bukan Karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu -hingga firmanNya- Maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar. QS An-Nisa`: 105-113, saat al-Qur'an (ayat-ayat ini) turun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membawa senjata lalu dikembalikan ke Rifa'ah." Qatadah berkata: "Saat aku mendatangi pamanku dengan membawa senjata -ia sudah tua dan rabun di masa jahilyah dan aku tahu keIslamannya- ia berkata: "Wahai keponakanku, itu untuk keperluan sabilillah (berjuang di jalan Allah)." Aku tahu keIslamannya benar. Saat al-Qur'an turun, Busyair bergabung dengan kaum musyrikin, ia singgah di tempat Sulafah bin Sa'd bin Sumaiyah. Kemudian Allah menurunkan ayat: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." QS An-Nisa`: 115-116, saat turun ayat berkenaan dengan Sulafah, Hassan bin Tsabit menyerangnya dengan bait-bait syair, ia mengambil pelana lalu diletakkan di kepalanya kemudian di lemparkan ke tanah luas, setelah itu ia berkata: "Kau memberiku hadiah syairnya Hassan, aku tidak pernah membawa kebaikan untukku." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib. Kami tidak mengetahui seorang pun menyandarakannya selain Muhammad bin Salamah Al Harrani. [Yunus bin Bukair] dan lainnya juga meriwayatkan hadits ini dari [Muhammad bin Ishaq] dari ['Ashim bin Umar bin Qatadah] secara mursal, dalam hadits tersebut, mereka tidak menyebutkan: "Dari ayahnya dari kakeknya." Qatadah bin An Nu'man adalah saudara seibu Abu Sa'id Al Khudri dan nama Abu Sa'id adalah Sa'd bin Malik bin Sinan.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Hasan,
سنن النسائي ٢٩٦٢: أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَتْ قُرَيْشٌ تَقِفُ بِالْمُزْدَلِفَةِ وَيُسَمَّوْنَ الْحُمْسَ وَسَائِرُ الْعَرَبِ تَقِفُ بِعَرَفَةَ فَأَمَرَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقِفَ بِعَرَفَةَ ثُمَّ يَدْفَعُ مِنْهَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ }
Sunan Nasa'i 2962: Telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim], ia berkata: telah memberitakan kepada kami [Abu Mu'awiyah], ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah], ia berkata: Orang-orang Quraisy berwukuf di Al Muzdalifah dan mereka menamai Al Hums, dan seluruh orang Arab berwukuf di Arafah, kemudian Allah Tabaraka wa Ta'ala memerintahkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam agar berwukuf di Arafah, lalu beliau beranjak darinya, kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman: {Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah)}. (Al Baqarah: 199)
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih 3015,