مسند أحمد ١٩٢٦٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَافٍ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا حَدَّثْتُكُمْ حَدِيثًا فَلَا تَزِيدُنَّ عَلَيْهِ وَقَالَ أَرْبَعٌ مِنْ أَطْيَبِ الْكَلَامِ وَهُنَّ مِنْ الْقُرْآنِ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ لَا تُسَمِّيَنَّ غُلَامَكَ أَفْلَحًا وَلَا نَجِيحًا وَلَا رَبَاحًا وَلَا يَسَارًا
Musnad Ahmad 19267: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Kuhail] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Samurah] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam bersabda: "Apabila aku menyampaikan hadits, maka janganlah kalian menambah-nambahinya." Beliau juga bersabda: "Empat kalimat yang paling baik dan bersumber dari Al Qur'an, tidak akan membahayakanmu darimana saja kamu memulainya, yaitu: Subhanallah, Al Hamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar. Janganlah kalian menamakan anak-anak kalian dengan: Aflah, Najih, Rabah dan Yasar."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٦٨: حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ قَالَ كَانَ إِذَا كَبَّرَ سَكَتَ هُنَيَّةً وَإِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ السُّورَةِ سَكَتَ هُنَيَّةً فَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهِ عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ فَكَتَبُوا إِلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَكَتَبَ أُبَيٌّ يُصَدِّقُهُ
Musnad Ahmad 19268: Telah menceritakan kepada kami ['Affan], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i], telah menceritakan kepada kami [Yunus], telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] dari [Samurah] dia berkata: "Apabila dia bertakbir, maka ia dia sejenak, apabila selesai dari membaca surat, maka ia akan diam sejenak." 'Imran bin Hushain pun mengingkari perbuatannya, lantas ia menulis surat kepada Ubaiy bin Ka'ab, Ubay jutru membenarkannya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٦٩: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الْخَفَّافُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَارُ الدَّارِ أَحَقُّ بِالدَّارِ
Musnad Ahmad 19269: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab Al Khaffaf], telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah], ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam bersabda: "Tetangga rumah lebih berhak (ditawari terlebih dahulu untuk membeli) rumah (sebelahnya) daripada yang lain."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٠: وَعَنْ سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الْعَصْرِ
Musnad Ahmad 19270: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Samurah]: bahwa Shallallahu 'alaihi wasalam bersabda: "Shalat wustha adalah shalat Ashar."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧١: وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَاطَ حَائِطًا عَلَى أَرْضٍ فَهِيَ لَهُ
Musnad Ahmad 19271: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Samurah]: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menghidupkan (memelihara) tanah kosong, maka tanah itu menjadi haknya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٢: وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْيَدِ مَا أَخَذَتْ حَتَّى تُؤَدِّيَ
Musnad Ahmad 19272: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Samurah]: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tangan berkewajiban mengembalikan sesuatu yang ia ambil, hingga ia menunaikannya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٣: وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ عَبْدَهُ قَتَلْنَاهُ وَمَنْ جَدَعَهُ جَدَعْنَاهُ
Musnad Ahmad 19273: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Samurah]: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membunuh budaknya maka kami akan membunuhnya dan barangsiapa memutilasinya, maka kami pun akan memutilasinya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٤: قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَتُهُ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُسَمَّى وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ
Musnad Ahmad 19274: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, dari [Samurah]: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setiap anak tergadai dengan 'aqiqahnya, hendaknya ia disembelihkan (kambing) di hari ke tujuh, diberi nama dan dicukur kepalanya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٥: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ يَعْنِي أَبَا زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ ذَكَرَ أَنَّ الَّذِي يُحَدِّثُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذِنَ فِي النَّبِيذِ بَعْدَ مَا نَهَى عَنْهُ مُنْذِرٌ أَبُو حَسَّانَ ذَكَرَهُ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ وَكَانَ يَقُولُ مَنْ خَالَفَ الْحَجَّاجَ فَقَدْ خَالَفَ
Musnad Ahmad 19275: Telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad], telah menceritakan kepada kami [Tsabit yaitu Abu Zaid], telah menceritakan kepada kami ['Ashim], dia menyebutkan bahwa orang yang telah menyampaikan bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam mengizinkan nabidz setelah sebelumnya di larang adalah [Mundzir Abu Hassan] ia menyebutkan dari [Samurah bin Jundub]. Dia juga pernah mengatakan, "Siapa yang menyelisihi al-Hajjaj, berarti telah menyelisihinya."
Grade
مسند أحمد ١٩٢٧٦: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ أُتِيَ بِقَصْعَةٍ فِيهَا ثَرِيدٌ قَالَ فَأَكَلَ وَأَكَلَ الْقَوْمُ فَلَمْ يَزَلْ يَتَدَاوَلُونَهَا إِلَى قَرِيبٍ مِنْ الظُّهْرِ يَأْكُلُ كُلُّ قَوْمٍ ثُمَّ يَقُومُونَ وَيَجِيءُ قَوْمٌ فَيَتَعَاقَبُوهُ قَالَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ هَلْ كَانَتْ تُمَدُّ بِطَعَامٍ قَالَ أَمَّا مِنْ الْأَرْضِ فَلَا إِلَّا أَنْ تَكُونَ كَانَتْ تُمَدُّ مِنْ السَّمَاءِ
Musnad Ahmad 19276: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Ashim], telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At Taimi] dari [Abul 'Ala`bin Syikhkhir] dari [Samurah bin Jundub] dia berkata: "Ketika kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau pernah dikirimi sepiring bubur." Katanya lagi, "Beliau kemudian memakannya begitu juga dengan orang-orang ikut memakannya. Mereka tiada henti-hentinya mengedarkan bubur tersebut hingga menjelang Dzuhur. Sekelompok orang makan kemudian beranjak pergi. Setelah itu datang beberapa orang lalu mereka bergiliran (memakannya)." Perawi melanjutkan: "Seorang laki-laki berkata kepada Samurah: "Apakah piring itu disodorkan dengan makanan lain?." Dia berkata: "Makanan itu tidak di suplai dari dari bumi, namun di suplay dari langit."
Grade