مسند الشافعي ١٣٧٢: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ وَاقِدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ، وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ عَوْفِ بْنِ سَلَامَةَ، أَخْبَرَاهُ عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حِينَ قَدِمَ الشَّامَ فَشَكَى إِلَيْهِ أَهْلُ الشَّامِ وَبَاءَ الْأَرْضِ وَثِقَلَهَا وَقَالُوا: لَا يُصْلِحُنَا إِلَّا هَذَا الشَّرَابُ، فَقَالَ عُمَرُ: اشْرَبُوا الْعَسَلَ، فَقَالُوا: لَا يُصْلِحُنَا الْعَسَلُ، فَقَالَ رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ: هَلْ لَكَ أَنْ نَجْعَلَ لَكَ مِنْ هَذَا الشَّرَابِ شَيْئًا لَا يُسْكِرُ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، فَطَبَخُوهُ حَتَّى ذَهَبَ مِنْهُ الثُّلُثَانِ وَبَقِيَ الثُّلُثُ فَأَتَوْا بِهِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَأَدْخَلَ عُمَرُ فِيهِ أُصْبُعَهُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَهُ فَتَبِعَهَا فَتَمَطَّطَ فَقَالَ: هَذَا الطِّلَاءُ، هَذَا مِثْلُ طِلَاءِ الْإِبِلِ، فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَشْرَبُوهُ، فَقَالَ لَهُ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ: «أَحْلَلْتَهَا لَهُمْ وَاللَّهِ» ، فَقَالَ عُمَرُ: «كَلَّا وَاللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي لَا أُحِلُّ لَهُمْ شَيْئًا حَرَّمْتَهُ عَلَيْهِمْ، وَلَا أُحَرِّمُ عَلَيْهِمْ شَيْئًا أَحْلَلْتَهُ لَهُمْ»
Musnad Syafi'i 1372: Malik mengabarkan kepada kami dari Daud bin Hushain, dari Waqid bin Amr bin Sa'd bin Mu'adz dan Salamah bin Auf bin Salamah, keduanya menceritakan kepadanya (Daud) dari Mahmud bin Labid Al Anshari: Ketika Umar bin Khaththab tiba di negeri Syam, maka penduduk Syam mengadu kepadanya tentang penyakit negeri itu dan cuacanya yang terasa berat. Mereka berkata, "Tidak ada yang dapat menjaga kondisi kami kecuali minuman ini (khamer)." Umar berkata, "Minumlah madu!" Mereka menjawab, "Madu tidak dapat membuat kami baik." Seorang lelaki dari kalangan penduduk setempat berkata, "Maukah engkau bila kami jadikan minuman ini tidak memabukkan lagi?" Umar menjawab, "Ya." Lalu mereka memasaknya hingga dua pertiganya menguap, dan yang tersisa hanya sepertiganya. Kemudian mereka menyuguhkan kepada Umar, dan Umar memasukkan jarinya ke dalam minuman itu, lalu mengangkat tangannya dan mengibaskannya seraya berkata, "Ini adalah thila." Yakni, sama kentalnya dengan cairan untuk membalur unta. Lalu Umar memerintahkan mereka untuk meminumnya, dan Ubadah bin Shamit berkata kepadanya, "Demi Allah, engkau telah menghalalkannya bagi mereka." Umar berkata, "Tidak, demi Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku tidak akan menghalalkan sesuatu pun bagi mereka apa yang telah Engkau haramkan terhadap mereka, dan aku tidak akan mengharamkan terhadap mereka sesuatu pun yang telah Engkau halalkan bagi mereka." 606
مسند الشافعي ١٣٧٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ عَلَيْهِمْ فَقَالَ: إِنِّي «وَجَدْتُ مِنْ فُلَانٍ رِيحَ شَرَابٍ، فَزَعَمَ أَنَّهُ شَرِبَ الطِّلَاءَ، وَأَنَا سَائِلٌ عَمَّا شَرِبَ، فَإِنْ كَانَ يُسْكِرُ جَلَدْتُهُ» ، فَجَلَدَهُ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ الْحَدَّ تَامًّا
Musnad Syafi'i 1373: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari As-Saib bin Yazid bahwa ia mengabarkan kepadanya bahwa Umar bin Al Khaththab keluar menemui mereka, lalu berkata, "Sesungguhnya aku menemukan pada si Fulan bau minuman, tetapi dia mengaku telah meminum thila (sejenis minuman keras), sedangkan aku menanyakan apa yang diminumnya; jika yang diminumnya itu memabukkan, niscaya aku akan menderanya." Kemudian Umar mendengarnya sebagai hukuman had secara lengkap (80 kali dera). 607
مسند الشافعي ١٣٧٤: أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ الزَّنْجِيُّ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَطَاءٍ: أَتَجْلِدُ فِي رِيحِ الشَّرَابِ؟ فَقَالَ عَطَاءٌ: «إِنَّ الرِّيحَ لَيَكُونُ مِنَ الشَّرَابِ الَّذِي لَيْسَ فِيهِ بَأْسٌ، فَإِذَا اجْتَمَعُوا جَمِيعًا عَلَى شَرَابٍ وَاحِدٍ فَسَكِرَ أَحَدُهُمْ جُلِدُوا جَمِيعًا الْحَدَّ تَامًّا» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: وَقَوْلُ عَطَاءٍ مِثْلُ قَوْلِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَا يُخَالِفُهُ
Musnad Syafi'i 1374: Muslim bin Khalid Az-Zanji mengabarkan kepada kami dari Dmu Juraij, ia mengatakan: Aku pernah bertanya kepada Atha', "Apakah engkau menjatuhkan hukuman dera karena bau minuman?" Atha menjawab, "Sesungguhnya bau itu benar-benar ada dari minuman yang tidak mengandung apapun. Tetapi bila mereka semua berkumpul menjadi satu untuk minum-minum, lalu ada seseorang dari mereka yang mabuk, maka mereka semua dihukum dera." 608 Asy-Syafi'i mengatakan bahwa ucapan Atha ini sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh Umar bin Khaththab tanpa ada perbedaan.
مسند الشافعي ١٣٧٥: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ فَصَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَسَمِعَهُ السَّائِبُ يَقُولُ: «إِنِّي وَجَدْتُ مِنْ عُبَيْدِ اللَّهِ وَأَصْحَابِهِ رِيحَ الشَّرَابِ، وَأَنَا سَائِلٌ عَمَّا شَرِبُوا، فَإِنْ كَانَ مُسْكِرًا حَدَدْتُهُمْ» قَالَ: قَالَ سُفْيَانُ: فَأَخْبَرَنِي مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ أَنَّهُ حَضَرَهُ يَحُدُّهُمْ
Musnad Syafi'i 1375: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari As-Saib bin Yazid: Umar bin Al Khaththab keluar untuk shalat jenazah, lalu As-Saib mendengarnya berkata, "Sesungguhnya aku menemukan dari Ubaidillah dan teman-temannya bau minuman keras, dan aku menanyakan tentang apa yang telah mereka minum. Jika minuman itu memabukkan, niscaya aku menghukum had mereka." Sufyan mengatakan: Ma'mar menceritakan kepadaku dari Az-Zuhri, dari As-Saib bin Yazid bahwa dia menyaksikan Umar menghukum had mereka.609
مسند الشافعي ١٣٧٦: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ ذُؤَيْبٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنْ شَرِبَ فَاجْلِدُوهُ، ثُمَّ إِنْ شَرِبَ فَاجْلِدُوهُ، ثُمَّ إِنْ شَرِبَ فَاجْلِدُوهُ، ثُمَّ إِنْ شَرِبَ فَاقْتُلُوهُ» . لَا يَدْرِي الزُّهْرِيُّ بَعْدَ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ، فَأُتِيَ بِرَجُلٍ قَدْ شَرِبَ فَجَلَدَهُ، ثُمَّ أُتِيَ بِهِ قَدْ شَرِبَ فَجَلَدَهُ، ثُمَّ أُتِيَ بِهِ قَدْ شَرِبَ فَجَلَدَهُ وَوَضَعَ الْقَتْلَ، وَصَارَتْ رُخْصَةً قَالَ: قَالَ سُفْيَانُ: قَالَ الزُّهْرِيُّ لِمَنْصُورِ بْنِ الْمُعْتَمِرِ وَمِخْوَلٍ: كُونَا وَافِدَيِ الْعِرَاقِ بِهَذَا الْحَدِيثِ
Musnad Syafi'i 1376: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az- Zuhri, dari Qabaishah bin Dzu'aib bahwa Nabi pernah bersabda, "Jika ia minum, maka deralah ia; kemudian jika ia minum lagi, maka deralah ia; lalu jika ia minum lagi, maka deralah dia; kemudian jika ia minum lagi, maka bunuhlah ia."610 Az-Zuhri tidak mengetahui sesudah ketiga kali atau keempat kalinya. Kemudian datanglah seorang lelaki yang telah minum, lahi beliau menderanya; kemudian ia ditangkap lagi karena habis minum, lalu beliau menderanya; kemudian ia ditangkap lagi karena habis minum, lalu beliau menderanya; sedangkan hukuman mati digugurkan hingga menjadi rukhshah. Imam Asy-Syafi'i mengatakan bahwa Sufyan pernah berkata, "Az-Zuhri berkata kepada Manshur bin Al Mu'tamir dan Mukhallad, 'Jadilah kamu berdua delegasi Irak yang mengamalkan hadits ini'."
مسند الشافعي ١٣٧٧: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَزْهَرَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ حُنَيْنٍ سَأَلَ عَنْ رَحْلِ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ فَجَرِيتُ بَيْنَ يَدَيْهِ أَسْأَلُ عَنْ رَحْلِ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ حَتَّى أَتَاهُ جَرِيحًا، وَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَارِبٍ فَقَالَ: «اضْرِبُوهُ» . فَضَرَبُوهُ بِالْأَيْدِي وَالنِّعَالِ وَأَطْرَافِ الثِّيَابِ وَحَثَوْا عَلَيْهِ مِنَ التُّرَابِ، ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَكِّتُوهُ» . فَبَكَّتُوهُ، ثُمَّ أَرْسَلَهُ قَالَ: فَلَمَّا كَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ: مَنْ حَضَرَ ذَلِكَ [ص:286] الْمَضْرُوبَ؟ فَقَوَّمَهُ أَرْبَعِينَ، فَضَرَبَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْخَمْرِ أَرْبَعِينَ حَيَاتَهُ، ثُمَّ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى تَتَابَعَ النَّاسُ فِي شُرْبِ الْخَمْرِ، فَاسْتَشَارَ فَضَرَبَهُ ثَمَانِينَ
Musnad Syafi'i 1377: Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abdurrahman bin Azhar, ia mengatakan: Aku pernah melihat Nabi pada tahun perang Khaibar bertanya tentang unta kendaraan Khalid bin Walid, maka aku berlari di hadapan beliau menanyakan tentang unta kendaraan Khalid bin Walid hingga Khalid datang menghadap beliau dalam keadaan terluka. Pada saat itu juga dihadapkan kepada Nabi seorang peminum khnmer, muka beliau bersabda, "Pukullah la oleh kalian I" Maka mereka memukulinya dengan tangan, terompah dan ujung kain baju, serta menaburkan pasir kepadanya. Kemudian Nabi bersabda, "Cemoohlah ial" Maka mereka mencemoohnya, kemudian melepaskannya. Abdurrahman bin Azhar melanjutkan kisahnya: Bahwa pada masa pemerintahan Abu Bakar, ia bertanya kepada orang-orang yang memukuli si peminum khnmer tersebut, lalu ditaksir banyaknya pukulan menjadi 40 kali pukulan. Maka Abu Bakar dalam masa pemerintahannya menjatuhkan hukuman pukulan sebanyuk 40 kali terhadap peminum khamer. Kemudian Umar (melakukan keputusan yang sama), dan ketika orang-orang semakin banyak yang meminum khnmer, maka ia bermusyawarah (dengun sahabat lainnya). Akhirnya, diputuskan hukuman 80 kali pukulan. 611
مسند الشافعي ١٣٧٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ الدِّيلِيِّ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اسْتَشَارَ فِي الْخَمْرِ يَشْرَبُهَا الرَّجُلُ، فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: نَرَى أَنْ تَجْلِدَهُ ثَمَانِينَ؛ فَإِنَّهُ إِذَا شَرِبَ سَكِرَ، وَإِذَا سَكِرَ هَذَى، وَإِذَا هَذَى افْتَرَى. أَوْ كَمَا قَالَ، فَجَلَدَ عُمَرُ ثَمَانِينَ فِي الْخَمْرِ
Musnad Syafi'i 1378: Malik mengabarkan kepada kami dari Tsaur bin Zaid Ad-Dili. Bahwa Umar bin Al Khaththab meminta saran tentang seorang lelaki yang meminum khamer, maka Ali bin Abu Thalib berkata, "Menurut hemat kami, hendaklah didera 80 kali. Karena sesungguhnya bila dia minum, maka dia akan mabuk; dan bila dia mabuk, maka dia akan ngawur; dan bila dia ngawur, maka dia akan berkata dusta." Atau seperti yang dikatakan; Lalu Umar mendera 80 kali dalam hal meminum khamer.612
مسند الشافعي ١٣٧٩: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي يَحْيَى، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «لَا أُوتَى بِأَحَدٍ شَرِبَ خَمْرًا وَلَا نَبِيذًا مُسْكِرًا إِلَّا جَلَدْتُهُ الْحَدَّ»
Musnad Syafi'i 1379: Ibrahim bin Abu Yahya mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya bahwa Ali bin Abu Thalib pernah berkata, "Tidak sekali-kali dihadapkan kepadaku seseorang yang meminum khamer, tidak pula perasan anggur yang memabukkan, melainkan aku akan menderanya sebagai hukuman had."613
مسند الشافعي ١٣٨٠: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَلَدَ الْوَلِيدَ بِسَوْطٍ لَهُ طَرَفَانِ
Musnad Syafi'i 1380: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Abu Ja'far bin Ali: Ali bin Abu Thalib RA mendera Al Wahid dengan cambuk yang bermata dua (dalam kasus meminum khamer). 614
مسند الشافعي ١٣٨١: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «إِنْ يُجْلَدْ قُدَامَةُ الْيَوْمَ فَلَنْ يُتْرَكَ أَحَدٌ بَعْدَهُ» . وَكَانَ قُدَامَةُ بَدْرِيًّا سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ وَهُوَ يُحْتَجُّ فِي ذِكْرِ الْمُسْكِرِ، وَكَانَ كَلَامًا قَدْ تَقَدَّمَ لَا أَحْفَظُهُ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ شَرِبَ عَشَرَةً وَلَمْ يَسْكَرْ، فَإِنْ قَالَ: حَلَالٌ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ خَرَجَ فَأَصَابَتْهُ الرِّيحُ فَسَكِرَ، فَإِنْ قَالَ: حَرَامٌ، قِيلَ لَهُ: أَفَرَأَيْتَ شَيْئًا قَطُّ شَرِبَهُ وَصَارَ إِلَى جَوْفِهِ حَلَالًا ثُمَّ صَيَّرَتْهُ الرِّيحُ حَرَامًا؟ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ»
Musnad Syafi'i 1381: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Abu Ja'far bahwa Umar bin Al Khaththab pernah mengatakan: Jika Qudamah dihukum dera pada hari ini, maka kami tidak akan membiarkan seorang pun sesudahnya. Sedangkan Qudamah adalah seorang ahli Badar (orang yang ikut perang Badar). 615 Aku mendengar Ar-Rabi' mengatakan: Aku pernah mendengar Imam Asy-Syafi'i mengatakan dalam uji kelayakan dalil mengenai minuman yang memabukkan, pembicaraannya cukup panjang hingga aku tidak menghafal semuanya, la berkata, " Bagaimanakah pendapatmu jika seseorang minum sebanyak 10 kali, sedangkun ia tidak mabuk? Jika dikatakan halal, niscaya timbul pertanyaan, 'Bagaimanakah pendapatmu jika orang itu keluar, lalu terkena angin dan ia menjadi mabuk?' Jika dikatakan bahwa minuman itu haram, maka timbul pertanyaan lain, 'Bagaimanakah pendapatmu tentang suatu minuman yang telah diminum dan masuk ke dalam perut dalam keadaan halal, kemudian minuman itu menjadi haram karena pengaruh angin?" Asy-Syafi'i berkata, ''Sesuatu yang memabukkan bila banyak, maka sedikitnya juga haram."