وَمِنْ كِتَابِ اخْتِلَافِ الْحَدِيثِ وَتَرْكِ الْمُعَادِ مِنْهَا

Kitab Pembahasan Tentang Perbedaan Hadits dan Yang Ditinggalkan oleh Mu'adz

Musnad Syafi'i #762

مسند الشافعي ٧٦٢: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَامَ الْفَتْحِ فِي رَمَضَانَ فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ الْكَدِيدَ ثُمَّ أَفْطَرَ فَأَفْطَرَ النَّاسُ مَعَهُ، وَكَانُوا يَأْخُذُونَ بِالْأَحْدَثِ فَالْأَحْدَثِ مِنْ أَمْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Musnad Syafi'i 762: Malik mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah dari Ibnu Abbas: Bahwa Rasulullah berangkat pada tahun kemenangan Makkah di bulan Ramadhan, maka beliau berpuasa hingga tiba di Kadid, kemudian berbuka dan orang- orang pun ikut berbuka bersama beliau. Mereka selalu mengamalkan hal yang paling baru dari perkara yang dibuat Rasulullah .11

Musnad Syafi'i #763

مسند الشافعي ٧٦٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَانَ غَزْوَةِ تَبُوكَ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى إِذَا هُوَ بِجَمَاعَةٍ فِي ظِلِّ شَجَرَةٍ فَقَالَ: «مَا هَذِهِ الْجَمَاعَةُ؟» قَالُوا: رَجُلٌ صَائِمٌ، جَهَدَهُ الصَّوْمُ، أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِي السَّفَرِ»

Musnad Syafi'i 763: Abdul Aziz bin Muhammad mengabarkan kepada kami dari Umarah bin Ghaziyah, dari Muhammad bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Sa'd bin Muadz, ia mengatakan, Jabir bin Abdullah mengatakan: Dahulu di masa perang Tabuk kami bersama Rasulullah , beliau melanjutkan perjalanannya sesudah waktu dhuha, tiba-tiba beliau melihat segolongan orang berada di bawah naungan sebuah pohon. Maka beliau bertanya, "Apa yang terjadi pada segolongan orang ini?" Mereka menjawab, "Seorang lelaki yang kepayahan karena puasa." Atau dengan kalimat yang serupa. Lalu Rasulullah bersabda, "Melakukan puasa dalam perjalanan bukanlah suatu kebajikan." 12

Musnad Syafi'i #764

مسند الشافعي ٧٦٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَشْعَرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ مِنَ امْبِرِّ امْصِيَامُ فِي امْسَفَرِ»

Musnad Syafi'i 764: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Shafwan bin Abdullah dari Ummu Ad-Darda', dari Ka'b bin Ashim Al Asy'ari bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Bukan merupakan suatu kebajikan melakukan puasa dalam perjalanan."

Musnad Syafi'i #765

مسند الشافعي ٧٦٥: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ سُمَيٍّ، مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ بَعْضِ، أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ النَّاسَ فِي سَفَرِهِ عَامَ الْفَتْحِ بِالْفِطْرِ وَقَالَ: «تَقَوُّوا لِعَدُوِّكُمْ» . فَصَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ، يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: قَالَ الَّذِي حَدَّثَنِي: لَقَدْ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَرْجِ يَصُبُّ فَوْقَ رَأْسِهِ الْمَاءَ مِنَ الْعَطَشِ، أَوْ مِنَ الْحَرِّ، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ طَائِفَةً مِنَ النَّاسِ صَامُوا حِينَ صُمْتَ، فَلَمَّا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْكَدِيدِ دَعَا بِقَدَحٍ فَشَرِبَ فَأَفْطَرَ النَّاسُ

Musnad Syafi'i 765: Malik mengabarkan kepada kami dari Sumay maula Abu Bakar, dari Abu Bakar bin Abdurrahman, dari sebagian sahabat Rasulullah : Dalam perjalanan Nabi pada tahun kemenangan kota Makkah, beliau memerintahkan orang-orang untuk berbuka, dan beliau bersabda, “Perkuatlah diri kalian untuk menghadapi musuh-musuh kalian." Sementara Nabi sendiri tetap berpuasa. Abu Bakar (yakni Ibnu Abdurrahman) mengatakan bahwa orang yang menceritakan hadits ini kepadanya berkata, "Sesungguhnya aku melihat Nabi di Al 'Arj menuangkan air di atas kepalanya karena kehausan atau kepanasan. Kemudian dikatakan, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya segolongan orang masih tetap berpuasa ketika melihat engkau berpuasa'. Ketika Rasulullah sampai di Kadid, beliau memerintahkan agar diberi sebuah wadah (berisi air), lalu beliau minum, kemudian orang-orang pun ikut berbuka."13

Musnad Syafi'i #766

مسند الشافعي ٧٦٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ فِي رَمَضَانَ فَصَامَ حَتَّى بَلَغَ كُرَاعَ الْغَمِيمِ فَصَامَ النَّاسُ مَعَهُ، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ النَّاسَ قَدْ شَقَّ عَلَيْهِمُ الصِّيَامُ، فَدَعَا بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَشَرِبَ وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ، فَأَفْطَرَ بَعْضُ النَّاسِ وَصَامَ بَعْضٌ، فَبَلَغَهُ أَنَّ نَاسًا صَامُوا فَقَالَ: «أُولَئِكَ الْعُصَاةُ» قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَفِي حَدِيثِ الثِّقَةِ عَنِ الدَّرَاوَرْدِيِّ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: " خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ فِي رَمَضَانَ إِلَى مَكَّةَ فَصَامَ وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يُفْطِرُوا وَقَالَ: «تَقَوُّوا لِعَدُوِّكُمْ» . فَقِيلَ: إِنَّ النَّاسَ أَبَوْا أَنْ يُفْطِرُوا حِينَ صُمْتَ، فَدَعَا بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ فَشَرِبَ، ثُمَّ سَاقَ الْحَدِيثَ

Musnad Syafi'i 766: Abdul Aziz bin Muhammad mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir : Bahwa Rasulullah berangkat menuju Makkah pada tahun kemenangan di bulan Ramadhan, namun beliau tetap berpuasa hingga sampai di Qura' Al Ghamim. Orang-orang pun ikut berpuasa bersama beliau, lalu dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang merasa berat dengan puasanya." Maka beliau meminta sebuah wadah berisi air sesudah ashar, lalu beliau minum, sementara orang-orang melihatnya. Maka sebagian orang juga berbuka, sedangkan sebagian yang lain tetap berpuasa. Ketika sampai berita kepada beliau bahwa orang-orang ada yang tetap berpuasa, maka beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang durhaka." Asy-Syafi'i dalam hadits dari orang yang terpercaya mengatakan dari Ad-Darawardi, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah berangkat pada tahun kemenangan kota Makkah menuju Makkah di bulan Ramadhan. Beliau tetap berpuasa, namun beliau memerintahkan kepada orang- orang untuk berbuka dan bersabda, "Perkuatlah diri kalian untuk menghadapi musuh-musuh kalian!" Lalu dikatakan, "Sesungguhnya orang-orang menolak berbuka melihat engkau tetap berpuasa." Lalu beliau meminta sebuah wadah (berisi air) dan minum, hingga akhir hadits. 14

Musnad Syafi'i #767

مسند الشافعي ٧٦٧: أَخْبَرَنَا الثِّقَةُ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَافَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمِنَّا الصَّائِمُ وَمِنَّا الْمُفْطِرُ، فَلَمْ يَعِبِ الصَّائِمَ عَلَى الْمُفْطِرِ، وَلَا الْمُفْطِرَ عَلَى الصَّائِمِ

Musnad Syafi'i 767: Orang yang terpercaya mengabarkan kepada kami dari Humaid, dari Anas , ia mengatakan: Kami pernah melakukan perjalanan bersama Rasulullah , maka di antara kami ada yang berpuasa dan ada pula yang berbuka; Orang yang berpuasa tidak mencela orang yang berbuka, dan orang yang berbuka pun tidak mencela orang yang berpuasa. 15

Musnad Syafi'i #768

مسند الشافعي ٧٦٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: «أَسَرَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ بَنِي عُقَيْلٍ، وَكَانَتْ ثَقِيفٌ قَدْ أَسَرَتْ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَفَدَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالرَّجُلَيْنِ اللَّذَيْنِ أَسَرَتْهُمَا ثَقِيفٌ»

Musnad Syafi'i 768: Abdul Wahab bin Abdul Majid dari Ayub dari Abu Qilabah dari Al Mahlab dari Umran bin Hushain, ia berkata, “Para sahabat Rasulullah menawan seorang lelaki dari bani Uqail, dan Tsaqib juga telah menawan dua orang dari sahabat-sahabat Nabi , kemudian Nabi menukar dengan dua orang yang ditawan oleh Tsaqib"16

Musnad Syafi'i #769

مسند الشافعي ٧٦٩: أَخْبَرَنَا غَيْرُ وَاحِدٍ، مِنْ ثِقَاتِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِذَا جَامَعَ أَحَدُنَا فَأَكْسَلَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَغْسِلُ مَا مَسَّ الْمَرْأَةَ مِنْهُ، وَلْيَتَوَضَّأْ، ثُمَّ لِيُصَلِّ»

Musnad Syafi'i 769: Orang yang terpercaya dari kalangan ahlul ilmi yang jumlahnya bukan hanya seorang mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Abu Ayub Al Anshari, dari Ubay bin Ka'b, ia mengatakan: Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, apabila seseorang dari kami menggauli istrinya lalu ia mencabut (kemaluan)nya tanpa mengeluarkan air mani." Nabi menjawab, "Hendaknya ia mencuci anggota badannya yang menyentuh istrinya dan hendaknya ia berwudhu, kemudian ia shalat." 17

Musnad Syafi'i #770

مسند الشافعي ٧٧٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ أَبَا مُوسَى الْأَشْعَرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، فَقَالَ: لَقَدَ شَقَّ عَلَيَّ اخْتِلَافُ أَصْحَابِ مُحَّمدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَمْرٍ، إِنِّي لَأُعَظِّمُ أَنْ أَسْتَقْبِلَكَ بِهِ فَقَالَتْ: مَا هُوَ؟ مَا كُنْتَ سَائِلًا عَنْهُ أُمَّكَ فَسَلْنِي عَنْهُ، فَقَالَ لَهَا: الرَّجُلُ يُصِيبُ أَهْلَهُ، ثُمَّ يَكْسِلُ ولَاَ يُنْزِلُ، قَالَتْ: «إِذَا جَاوَزَ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ» فَقَالَ أَبُو مُوسَى: لَا أَسْأَلُ عَنْ هَذَا أَحَدًا بَعْدَكَ أَبَدًا

Musnad Syafi'i 770: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id dari Sa'id bin Al Musayyab: Sesungguhnya Abu Musa Al Asy'ari pernah datang kepada Aisyah, Ummul Mukminin , lalu ia berkata, "Sungguh memberatkan diriku perselisihan yang ada di antara sahabat Muhammad mengenai suatu perkara yang aku merasa berat mengemukakannya kepadamu." Aisyah bertanya, "Perkara apakah itu? Pertanyaan apapun yang akan kamu ajukan kepada ibumu, maka ajukanlah pertanyaan itu kepadaku." Abu Musa berkata kepadanya, "Seorang lelaki menggauli istrinya, lalu ia mencabut (kemaluan)nya tanpa mengeluarkan air mani." Aisyah menjawab, "Apabila suatu khitan melampaui khitan yang lain, maka mandi merupakan suatu kewajiban." Abu Musa berkata, "Aku tidak akan bertanya lagi kepada seorang pun sesudahmu —tentang masalah ini—."18

Musnad Syafi'i #771

مسند الشافعي ٧٧١: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «لَيْسَ عَلَى مَنْ لَمْ يُنْزِلْ غُسْلٌ، ثُمَّ نَزَعَ عَنْ ذَلِكَ أُبَيٌّ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ»

Musnad Syafi'i 771: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, ia mengatakan bahwa Ibrahim bin Muhammad bin Yahya bin Zaid bin Tsabit menceritakan kepada kami dari Kharijah bin Zaid, dari ayahnya, dari Ubai bin Kab, ia pernah berkata, "Tidak wajib mandi atas orang yang tidak mengeluarkan air mani." Namun kemudian ia mencabut kembali pernyataan tersebut, yakni: Sebelum ia meninggal dunia. 19