سنن الدارقطني ٤٤٥١: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ صَالِحٍ الْأَزْدِيُّ , نا الزُّبَيْرُ بْنُ بَكَّارٍ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ , عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ , عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ , عَنْ عَدِيِّ بْنِ عَدِيٍّ الْكِنْدِيِّ , أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِيهِ , أَنَّهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلَانِ يَخْتَصِمَانِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَحَدُهُمَا: أَرْضِي هِيَ لِي , وَقَالَ الْآخَرُ: هِيَ أَرْضِي حَرَثْتُهَا وَزَرَعْتُهَا , «فَأَحْلَفُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي فِي يَدِهِ الْأَرْضُ»
Sunan Daruquthni 4451: Muhammad bin Ahmad bin Shalih Al Azdi menceritakan kepada kami, Az-Zubair bin Bakkar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ja'far, dari Yahya bin Sa'id, dari Abu Az-Zubair Al Makki, dari Adi bin Adi Al Kindi, bahwa ia mengabarkan kepadanya, dari ayahnya, bahwa dia berkata, "Dua orang laki-laki bersengketa pernah datang kepada Nabi SAW, salah satunya berkata, 'Tanah ini milikku.' Yang lainnya berkata, 'Ini tanahku, aku membajaknya dan menanaminya.' Lalu Rasulullah SAW meminta sumpah orang yang menguasai tanah tersebut."
سنن الدارقطني ٤٤٥٢: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا عِيسَى بْنُ أَبِي عِمْرَانَ , نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَطَبَّبَ وَلَمْ يُعْلَمْ مِنْهُ طِبٌّ قَبْلَ ذَلِكَ فَهُوَ ضَامِنٌ»
Sunan Daruquthni 4452: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Abu Imran menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan praktek pengobatan padahal sebelumnya dia tidak dikenal sebagai orang yang mengerti pengobatan, maka dia bertanggung jawab."
سنن الدارقطني ٤٤٥٣: نا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ أَخُو خَطَّابٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَهْمٍ , نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ , عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ جُرَيْجٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَطَبَّبَ وَلَمْ يَكُنْ قَبْلَ ذَلِكَ بِالطِّبِّ مَعْرُوفًا فَأَصَابَ نَفْسًا فَمَا دُونَهَا فَهُوَ ضَامِنٌ»
Sunan Daruquthni 4453: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr saudaranya Khaththab menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman bin Sahm menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan praktek pengobatan padahal sebelumnya dia tidak dikenal sebagai orang yang mengerti pengobatan, lalu dia menghilangkan nyawa atau kurang dari itu, maka dia bertanggung jawab."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٥٤: نا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْجَرْجَرَائِيُّ , نا الْوَلِيدُ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَطَبَّبَ وَلَمْ يُعْلَمْ مِنْهُ طِبٌّ فَهُوَ ضَامِنٌ»
Sunan Daruquthni 4454: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ash-Shabbah Al Jarjara'i menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan praktek pengobatan padahal dia tidak pernah dikenal mengerti pengobatan, maka dia bertanggung jawab."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٥٥: نا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى بْنِ سَهْلِ الْبَرْبَهَارِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ , نا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ , عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ , عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُدَّعِي أَوْلَى بِالْبَيِّنَةِ».
Sunan Daruquthni 4455: Muhammad bin Musa bin Sahl Al Barbahari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami, Abbad bin Al Awwam menceritakan kepada kami dari Husain Al Mu'allim, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Pendakwa lebih berhak terhadap bukti (saksi)."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٥٦: نا رِضْوَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ إِسْحَاقَ الصَّيْدَلَانِيُّ , نا عَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ الْهَيْثَمِ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الرَّبِيعِ الْكَرْمَانِيُّ , نا عَبَّادٌ , عَنِ الْحُسَيْنِ يَعْنِي الْمُعَلِّمَ , بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهُ
Sunan Daruquthni 4456: Ridhwan bin Ahmad bin Ishaq Ash-Shaidalani menceritakan kepada kami, Abdul Karim bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ar-Rabi' Al Kirmani menceritakan kepada kami, Abbad menceritakan kepada kami dari Al Hasan —yakni Al Mu'allim,— dengan isnadnya dan redaksi yang sama.
سنن الدارقطني ٤٤٥٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَنِيعٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ , نا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي سَمِينَةَ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى , نا إِسْرَائِيلُ , عَنْ عُثْمَانَ الشَّحَّامِ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: كَانَ رَجُلٌ لَهُ امْرَأَةٌ وَلَدَتْ مِنْهُ وَلَدَيْنِ , قَالَ: فَكَانَتْ تُؤْذِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَنْهَاهَا فَلَا تَنْتَهِي وَيَزْجُرُهَا فَلَا تَنْزَجِرُ , قَالَ: فَذَكَرَتْهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَامَ إِلَيْهَا بِمِعْوَلٍ فَوَضَعَهُ فِي بَطْنِهَا ثُمَّ اتَّكَأَ عَلَيْهَا حَتَّى أَنْفَذَهُ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ»
Sunan Daruquthni 4457: Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Mani' menceritakan kepada kami dengan cara dibacakan kepadanya: Abu Ja'far Muhammad bin Abu Saminah menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari Utsman Asy-Syahham, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Ada seorang lelaki yang mempunyai seorang perempuan (budak) lalu perempuan itu melahirkan dua anak darinya (yakni menjadi ummul walad). Perempuan itu sering menyakiti (mencela) Rasulullah SAW, lelaki itu pun telah melarangnya namun dia tidak mau berhenti, bahkan lelaki itu telah mencegahnya namun wanita itu pun tidak jera juga. Lalu pada suatu hari, wanita itu menyebut-nyebut beliau (yakni menghina Nabi SAW), maka lelaki itu pun menghampirinya dengan membawa cangkul lalu ditempelkan pada perut perempuan itu, kemudian menekannya hingga membunuhnya. Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, "Ketahuilah. Saksikanlah, bahwa darahnya sia-sia (yakni tidak ada qishash maupun diyat. -pent.)."
Grade
سنن الدارقطني ٤٤٥٨: نا عُمَرُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّرْبِيُّ , نا ابْنُ كَرَامَةَ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى , بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهُ
Sunan Daruquthni 4458: Umar bin Ahmad Ad-Darbi menceritakan kepada kami, Ibnu Karamah menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dengan isnadnya dengan redaksi serupa.
سنن الدارقطني ٤٤٥٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ مِرْدَاسٍ , نا أَبُو دَاوُدَ , نا عَبَّادُ بْنُ مُوسَى , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ , نا إِسْرَائِيلُ , عَنْ عُثْمَانَ الشَّحَّامِ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , بِهَذَا وَقَالَ: فَلَمَّا كَانَ الْبَارِحَةَ جَعَلَتْ تَشْتُمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَقَتَلْتُهَا , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ». قَالَ الدَّارَقُطْنِيُّ: فِيهِ سُنَّةٌ فِي الْأَصْلِ فِي إِشْهَادِ الْحَاكِمِ عَلَى نَفْسِهِ بِإِنْفَاذِ الْقَضَاءِ
Sunan Daruquthni 4459: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Abbad bin Musa menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja'far menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari Utsman AsySyahham, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, seperti itu, dan dia menyebutkan, '"Namun tadi malam, dia kembali mencela dan menghinamu, maka aku pun membunuhnya.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Ketahuilah, saksikanlah, bahwa darahnya sia-sia (yakni tidak ada qishash maupun diyat)." Ad-Daraquthni berkata, di dalamnya terkandung Sunnah tentang hukum pokok berkenaan dengan kesaksian hakim terhadap dirinya (yakni mengenai dirinya) untuk memutuskan suatu perkara.
سنن الدارقطني ٤٤٦٠: نا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى بْنِ عَلِيٍّ الْخَوَّاصُ , نا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ نَاصِحٍ , نا أَبُو دَاوُدَ , نا زَمْعَةُ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْبِلَادُ بِلَادُ اللَّهِ , وَالْعِبَادُ عِبَادُ اللَّهِ , وَمَنْ أَحْيَا مِنْ مَوَاتِ الْأَرْضِ شَيْئًا فَهُوَ لَهُ , وَلَيْسَ لِعِرْقٍ ظَالِمٍ حَقٌّ»
Sunan Daruquthni 4460: Ahmad bin Isa bin Ali Al Khawwash menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ubaid bin Nashih menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Zam'ah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW besabda, 'Negri ini adalah negri Allah, dan para hamba ini adalah para hamba Allah. Barangsiapa menghidupkan suatu lahan yang mati maka lahan itu miliknya, dan tidak ada hak bagi yang menyerobotnya secara zhalim.'
Grade