كِتَابُ الطَّلَاقِ وَالْخُلْعِ وَالْإِيلَاءِ وَغَيْرِهِ

Kitab Talak, Khulu' dan Lain-lain

Sunan Daruquthni #3913

سنن الدارقطني ٣٩١٣: ثنا بِهِ الْمَحَامِلِيُّ , وَمُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , وَعُمَرُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّرَنِيُّ , وَعَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ هَارُونَ , قَالُوا: نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ , نا هُشَيْمٌ , نا مُغِيرَةُ , وَحُصَيْنٌ , وَأَشْعَثُ , وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ , وَدَاوُدُ , وَسَيَّارٌ , وَمُجَالِدٌ , كُلُّهُمْ عَنِ الشَّعْبِيِّ بِهَذَا. قَالَ هُشَيْمٌ: قَالَ مُجَالِدٌ فِي حَدِيثِهِ: «إِنَّمَا السُّكْنَى وَالنَّفَقَةُ لِمَنْ كَانَ لَهَا عَلَى زَوْجِهَا رَجْعَةٌ»

Sunan Daruquthni 3913: Al Mahamili, Muhammad bin Makhlad, Umar bin Ahmad Ad-Darbi dan Ali bin Al Hasan bin Harun menceritakan itu kepada kami, mereka berkata: Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Mughirah, Hushain, Asy'ast, Ismail bin Abu Khalid, Daud, Sayyar dan Mujalid menceritakan kepada kami, semuanya dari Asy-Sya'bi, dengan riwayat ini. Husyaim berkata: Mujalid menyebutkan dalam haditsnya, "Sesungguhnya tempat tinggal dan nafkah itu bagi yang suaminya berhak merujuknya"

Sunan Daruquthni #3914

سنن الدارقطني ٣٩١٤: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمَّادٍ , نا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْأَسْوَدِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ , نا الْأَعْمَشُ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنِ الْأَسْوَدِ , عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ , أَنَّهُ لَمَّا بَلَغَهُ قَوْلُ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ , قَالَ: «لَا نَدَعُ كِتَابَ اللَّهِ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ لَعَلَّهَا نَسِيَتْ»

Sunan Daruquthni 3914: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ali bin Al Aswad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Umar bin Khaththab, bahwa ketika perkataan Fathimah binti Qais sampai kepadanya, ia berkata, "Kami tidak akan meninggalkan Kitabullah hanya karena perkataan seorang wanita. Mungkin saja wanita itu lupa."

Grade

Sunan Daruquthni #3915

سنن الدارقطني ٣٩١٥: نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ بْنِ مَسْعَدَةَ , نا أَحْمَدُ بْنُ عِصَامِ بْنِ عَبْدِ الْمَجِيدِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَسَدِيُّ وَهُوَ أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ , نا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , قَالَ: كُنْتُ مَعَ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ الْأَعْظَمِ وَمَعَنَا الشَّعْبِيُّ , فَحَدَّثَ الشَّعْبِيُّ بِحَدِيثِ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لَمْ يَجْعَلْ لَهَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً» فَأَخَذَ الْأَسْوَدُ كَفًّا مِنْ حَصَى فَحَصَبَهُ , ثُمَّ قَالَ: وَيْلَكَ تُحَدِّثُ بِمِثْلِ هَذَا , قَالَ عُمَرُ: لَا نَتْرُكُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ لَا نَدْرِي حَفِظَتْ أَوْ نَسِيَتْ , لَهَا السُّكْنَى وَالنَّفَقَةُ , قَالَ اللَّهُ تَعَالَى {لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ} [الطلاق: 1] الْآيَةَ

Sunan Daruquthni 3915: Ahmad bin Muhammad bin Yusuf bin Mas'adah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Isham bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Asadi — yaitu Abu Ahmad Az-Zubairi,— menceritakan kepada kami, Ammar bin Zuraiq menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dia berkata: Ketika aku sedang duduk bersama Al Aswad bin Yazid di masjid agung, turut juga Asy-Sya'bi bersama kami, lalu Asy-Sya'bi menceritakan hadits Fathimah binti Qais, bahwa Rasulullah SAW tidak menetapkan tempat tinggal dan tidak pula nafkah baginya. Lalu Al Aswad mengambil segenggam kerikil lalu melemparkan kepadanya, lalu berkata: Celaka engkau, engkau menceritakan hadits seperti ini, sementara Umar telah berkata, "Kami tidak akan meninggalkan Kitabullah dan Sunnah Nabi kami SAW hanya karena perkataan seorang wanita. Kami tidak tahu apakah dia masih ingat itu atau sudah lupa. Ia berhak terhadap tempat tinggal dan nafkah. Allah Ta'ala telah berfirman, 'Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka: (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 1)."

Grade

Sunan Daruquthni #3916

سنن الدارقطني ٣٩١٦: نا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ , نا يَحْيَى بْنُ آدَمَ , نا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنِ الشَّعْبِيِّ , عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ , قَالَتْ: طَلَّقَنِي زَوْجِي ثَلَاثًا فَأَرَدْتُ النَّفَقَةَ , فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: «انْتَقِلِي إِلَى بَيْتِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ». قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ: فَلَمَّا حَدَّثَ بِهِ الشَّعْبِيُّ حَصْبَهُ الْأَسْوَدُ , وَقَالَ: وَيْحَكَ تُحَدِّثُ أَوْ تُفْتِي بِمِثْلِ هَذَا , قَدْ أَتَتْ عُمَرَ , فَقَالَ: إِنْ جِئْتِ بِشَاهِدَيْنِ يَشْهَدَانِ أَنَّهُمَا سَمِعَاهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَّا لَمْ نَتْرُكْ كِتَابَ اللَّهِ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ {لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ} [الطلاق: 1] الْآيَةَ. وَلَمْ يَقُلْ فِيهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا , وَهَذَا أَصَحُّ مِنَ الَّذِي قَبْلَهُ لِأَنَّ هَذَا الْكَلَامَ لَا يُثْبَتُ , وَيَحْيَى بْنُ آدَمَ أَحْفَظُ مِنْ أَبِي أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيِّ وَأَثْبَتُ مِنْهُ , وَاللَّهُ أَعْلَمُ. وَقَدْ تَابَعَهُ قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ

Sunan Daruquthni 3916: Al Husain bin Ismail menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Ammar bin Zuraiq menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari Asy-Sya'bi, dari Fathimah binti Qais, dia berkata, "Suamiku menalak tiga diriku, lalu aku menginginkan nafkah, maka aku menemui Nabi SAW, beliau pun bersabda, 'Pindahlah engkau ke rumah Ibnu Ummi Maktum" Abu Ishaq berkata: Ketika Asy-Sya'bi menceritakan hadits ini, ia dilempar kerikil oleh Al Aswad dan dia berkata, "Celaka engkau. Engkau menceritakan ini, apakah engkau berfatwa dengan yang seperti ini. Wanita itu pernah menemui Umar, lalu Umar berkata, 'Jika engkau mendatangkan dua saksi yang bersaksi bahwa keduanya mendengar itu dari Rasulullah SAW (maka itu diberlakukan), jika tidak, maka kami tidak akan meninggalkan Kitabullah karena perkataan seorang wanita, (yaitu firman-Nya), 'Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka.' (Qs. Ath-Thalaaq [65]:1)." Tanpa menyebutkan redaksi "dan Sunnah Nabi kami". Ini lebih shahih daripada yang sebelumnya, karena perkataan itu tidak valid, sementara riwayat Yahya bin Adam lebih terpelihara daripada Abu Ahmad AzZubairi dan lebih valid darinya. Wallahu a'lam. Qabishah bin Uqbah telah menguatkan dengan riwayatnya.

Sunan Daruquthni #3917

سنن الدارقطني ٣٩١٧: نا بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ , نا السَّرِيُّ بْنُ يَحْيَى , نا قَبِيصَةُ , نا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , مِثْلَ قَوْلِ يَحْيَى بْنِ آدَمَ سَوَاءً

Sunan Daruquthni 3917: Abdullah bin Muhammad bin Abu Sa'id menceritakan itu kepada kami, As-Sari bin Yahya menceritakan kepada kami, Qabishah menceritakan kepada kami, Ammar Ibnu Zuraiq menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, seperti persis perkataan Yahya bin Adam.

Sunan Daruquthni #3918

سنن الدارقطني ٣٩١٨: نا أَبُو أَحْمَدَ الْقَاسِمُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ بِلَيْلٍ الزَّعْفَرَانِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْبِيُّ , نا الْقَاسِمُ بْنُ الْحَكَمِ , نا الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ , عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْخَلِيلِ الْحَضْرَمِيُّ , قَالَ: ذُكِرَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَوْلُ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لَمْ يَجْعَلْ لَهَا السُّكْنَى وَلَا النَّفَقَةَ» , فَقَالَ عُمَرُ: لَا نَدَعُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ. الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ مَتْرُوكٌ

Sunan Daruquthni 3918: Abu Ahmad Al Qasim bin Abdurrahman bin Bulbul Az-Za'farani menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad Asy-Sya'bi menceritakan kepada ~kami, Al Qasim bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Umarah menceritakan kepada kami dari Salamah bin Kuhail, dari Abdullah bin Al Khalil Al Hadhrami, dia berkata, "Disampaikan kepada Umar bin Khaththab perkataan Fathimah binti Qais, bahwa Rasulullah SAW tidak menetapkan tempat tinggal dan tidak pula nafkah baginya, maka Umar berkata, 'Kami tidak akan meninggalkan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya karena perkataan seorang wanita'." Al Hasan bin Umarah adalah perawi matruk.

Grade

Sunan Daruquthni #3919

سنن الدارقطني ٣٩١٩: نا الْحَسَنُ بْنُ الْخَضِرِ بِمِصْرَ , نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ يُونُسَ أَبُو كُرَيْبٍ , نا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ , عَنْ أَشْعَثَ , عَنِ الْحَكَمِ , وَحَمَّادٍ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنِ الْأَسْوَدِ , عَنْ عُمَرَ , قَالَ: " لَا نَدَعُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا لِقَوْلِ امْرَأَةٍ: الْمُطَلَّقَةُ ثَلَاثًا لَهَا السُّكْنَى وَالنَّفَقَةُ ". أَشْعَثُ بْنُ سَوَّارٍ ضَعِيفُ الْحَدِيثِ. وَرَوَاهُ الْأَعْمَشُ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنِ الْأَسْوَدِ وَلَمْ يَقُلْ سُنَّةَ نَبِيِّنَا. وَقَدْ كَتَبْنَاهُ قَبْلَ هَذَا وَالْأَعْمَشُ أَثْبَتُ مِنْ أَشْعَثَ وَأَحْفَظُ مِنْهُ.

Sunan Daruquthni 3919: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan itu kepada kami di Mesir, Ishaq bin Ibrahim bin Yunus Abu Kuraib menceritakan kepa'da kami, Hafsh Ibnu Ghiyats menceritakan kepada kami dari Asy'ats, dari Al Hakam dan Hammad, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Umar, dia berkata, "Kami tidak akan meninggalkan Kitab Rabb kami dan Sunnah Nabi kami karena perkataan seorang wanita. Wanita yang ditalak tiga berhak terhadap tempat tinggal dan nafkah." Asy'ats bin Sawwar adalah hadits dha‘if. Diriwayatkan juga oleh Al A'masy dari Ibrahim, dari Al Aswad tanpa menyebutkan 'Sunnah Nabi kami', dan kami telah menuliskannya sebelum ini. Al A'masy lebih valid dan lebih terpelihara daripada Asy'ats.

Grade

Sunan Daruquthni #3920

سنن الدارقطني ٣٩٢٠: نا ابْنُ صَاعِدٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ وَلِيدٍ , نا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ , ح نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمَّادٍ , نا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْأَسْوَدِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ , قَالَا: نا الْأَعْمَشُ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنِ الْأَسْوَدِ , عَنْ عُمَرَ , وَقَدْ كَتَبْتُ لَفْظَهُ قَبْلَ هَذَا

Sunan Daruquthni 3920: Ibnu Sha'id menceritakan itu kepada kami, Muhammad bin Umar bin Walid menceritakan itu kepada kami, Asbath bin Muhammad menceritakan itu kepada kami (h) Ibrahim bin Hammad menceritakan itu kepada kami, Al Husain bin Ali bin Al Aswad menceritakan itu kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al A'masy menceritakan itu kepada kami dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Umar. Lafazhnya telah aku cantumkan sebelumnya.

Grade

Sunan Daruquthni #3921

سنن الدارقطني ٣٩٢١: نا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا أَبُو الْجَهْمِ الْعَلَاءُ بْنُ مُوسَى , نا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ , عَنْ نَافِعٍ , أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ , طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً , فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَنْ يُرَاجِعَهَا ثُمَّ يُمْسِكَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ عِنْدَهُ حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ مِنْ حَيْضَتِهَا , فَإِنْ أَرَادَ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا حِينَ تَطْهُرُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُجَامِعُهَا فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ تَعَالَى بِهَا أَنْ تُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ». قَالَ: وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ إِذَا سُئِلَ عَنْ ذَلِكَ قَالَ: أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَ امْرَأَتَكَ تَطْلِيقَةً أَوْ تَطْلِيقَتَيْنِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَنِي بِهَذَا , وَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا فَقَدْ حُرِّمَتْ عَلَيْكَ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَكَ , وَعَصَيْتَ اللَّهَ فِيمَا أَمَرَكَ مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ

Sunan Daruquthni 3921: Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abu Al Jahm Al 'Ala' bin Musa menceritakan kepada kami, Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar menalak istrinya yang sedang haid dengan satu talak, lalu Rasulullah SAW memerintahkan agar merujuknya, kemudian menahannya hingga suci, lalu haid lagi satu kali, kemudian membiarkannya hingga suci lagi dari haidnya itu. Setelah itu jika ia mau menalaknya, maka talaklah ketika dalam keadaan suci sebelum mencampurinya, karena itulah iddah yang telah diperintahkan Allah Ta'ala sebagai waktu untuk menalak istri. Dia berkata, "Apabila Abdullah bin Umar ditanya tentang hal itu, ia berkata, Adapun engkau menalak istrimu dengan satu talak atau dua talak, maka Rasulullah SAW memerintahkan itu kepadaku (yakni merujuknya kembali). Bila engkau menalaknya dengan tiga talak, maka dia telah haram bagimu sehingga ia harus menikah lagi dengan laki-laki lain, dan engkau telah bermaksiat terhadap Allah dalam hal yang telah diperintahkan Allah kepadamu ketika menalak istrimu'."

Grade

Sunan Daruquthni #3922

سنن الدارقطني ٣٩٢٢: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّازُ , نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ ح وَنا أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ الْجُنَيْدِ , نا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ , قَالَا: نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ , نا أَيُّوبُ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ , وَقَالَ ابْنُ عَرَفَةَ: إِنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ تَطْلِيقَةً وَهِيَ حَائِضٌ، وَقَالَا: فَسَأَلَ عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَأَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى , ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا , فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ تُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ. قَالَ: وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا سُئِلَ عَنِ الرَّجُلِ يُطَلِّقُ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ يَقُولُ: أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا طَلْقَةً وَاحِدَةً أَوِ اثْنَتَيْنِ , فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى , ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا , وَأَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا فَقَدْ عَصَيْتَ اللَّهَ تَعَالَى فِيمَا أَمَرَكَ بِهِ مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ وَبَانَتْ مِنْكَ

Sunan Daruquthni 3922: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami (h) Dan Ahmad bin Al Husain bin Muhammad Ibnu Ahmad bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ismail Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa ia pernah menalak istrinya saat sedang haid. Ibnu Arafah menyebutkan (dalam redaksinya), "Sesungguhnya Ibnu Umar menalak istrinya dengan satu talak ketika sedang haid." Keduanya menyebutkan (dalam redaksi mereka), "Lalu Umar bertanya kepada Nabi SAW, maka beliau pun menyuruhnya (yakni Ibnu Umar) agar merujuknya, lalu membiarkannya hingga haid lagi satu kali, lalu membiarkannya hingga suci lagi, kemudian menalaknya sebelum mencampurinya. Karena itulah iddah yang telah diperintahkan Allah sebagai waktu untuk menalak istri." Dia berkata, "Adalah Ibnu Umar, apabila ditanya tentang laki-laki yang menalak istrinya yang sedang haid, dia berkata, 'Bila engkau menalaknya dengan satu talak atau dua talak, maka sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkannya untuk merujuknya, lantas membiarkannya hingga haid lagi satu kali, kemudian membiarkannya hingga suci, lalu menalaknya sebelum mencampurinya. Tapi bila engkau menalaknya dengan tiga talak, maka engkau telah maksiat terhadap Allah dalam hal yang telah diperintahkan Allah padamu ketika menalak istrimu, dan dia pun telah bain darimu'."

Grade