كِتَابُ الطَّلَاقِ وَالْخُلْعِ وَالْإِيلَاءِ وَغَيْرِهِ

Kitab Talak, Khulu' dan Lain-lain

Sunan Daruquthni #3953

سنن الدارقطني ٣٩٥٣: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ أَبِي عِيسَى , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ , نا سُفْيَانُ , ح وَنا أَبُو بَكْرٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ , نا يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ , نا سُفْيَانُ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ , وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: «إِذَا كَانَتِ الْحُرَّةُ تَحْتَ الْمَمْلُوكِ فَطَلَاقُهَا تَطْلِيقَتَانِ وَعِدَّتُهَا ثَلَاثُ حِيَضٍ , وَإِذَا كَانَتِ الْمَمْلُوكَةُ تَحْتَ الْحُرِّ فَطَلَاقُهَا تَطْلِيقَتَانِ وَالْعُدَّةُ عَلَى النِّسَاءِ»

Sunan Daruquthni 3953: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ali bin Al Husain bin Abu Isa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Walid menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami (h) Dan Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar dan Ismail bin Umayyah menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "Bila wanita merdeka diperistri oleh laki-laki sahaya, maka talaknya adalah dua talak dan iddahnya tiga kali haid. Dan bila wanita sahaya diperistri oleh laki-laki merdeka maka talaknya adalah dua talak dan iddah-nya adalah sesuai dengan status wanita."

Sunan Daruquthni #3954

سنن الدارقطني ٣٩٥٤: نا أَبُو بَكْرٍ , نا الرَّبِيعُ , نا الشَّافِعِيُّ , نا مَالِكٌ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: «إِذَا طَلَّقَ الْعَبْدُ امْرَأَتَهُ ثِنْتَيْنِ فَقَدْ حُرِّمَتْ عَلَيْهِ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ حُرَّةً كَانَتْ أَوْ أَمَةً , عِدَّةُ الْحُرَّةِ ثَلَاثُ حِيَضٍ , وَعِدَّةُ الْأَمَةِ حَيْضَتَانِ»

Sunan Daruquthni 3954: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, AsySyafi'i menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "(Bila) seorang hamba sahaya laki-laki menjatuhkan talak dua kepada istrinya, maka istrinya itu menjadi haram baginya kecuali setelah menikah dengan suami lainnya, baik wanita itu merdeka maupun hamba sahaya. Iddah-nya wanita merdeka adalah tiga kali haid, sedangkan iddah-nya wanita sahaya adalah dua kali haid."

Grade

Sunan Daruquthni #3955

سنن الدارقطني ٣٩٥٥: نا أَبُو بَكْرٍ , نا أَبُو الْأَزْهَرِ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ فِي «الْأَمَةِ تَكُونُ تَحْتَ الْحُرِّ تَبِينُ بِتَطْلِيقَتَيْنِ وَتَعْتَدُّ حَيْضَتَيْنِ , وَإِذَا كَانَتِ الْحُرَّةُ تَحْتَ الْعَبْدِ بَانَتْ بِتَطْلِيقَتَيْنِ وَتَعْتَدُّ ثَلَاثَ حِيَضٍ». وَكَذَلِكَ رَوَاهُ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ , وَابْنُ جُرَيْجٍ , وَغَيْرُهُمَا عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ مَوْقُوفًا وَهَذَا هُوَ الصَّوَابُ. وَحَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى , عَنْ عَطِيَّةَ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْكَرٌ غَيْرُ ثَابِتٍ مِنْ وَجْهَيْنِ , أَحَدُهُمَا: أَنَّ عَطِيَّةَ ضَعِيفٌ , وَسَالِمٌ وَنَافِعٌ أَثْبَتُ مِنْهُ وَأَصَحُّ رِوَايَةً , وَالْوَجْهُ الْآخَرُ أَنَّ عَمْرَو بْنَ شَبِيبٍ ضَعِيفُ الْحَدِيثِ لَا يُحْتَجُّ بِرِوَايَتِهِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Sunan Daruquthni 3955: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Abu Al Azhar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, tentang budak perempuan yang diperistri oleh laki-laki merdeka, "Ia menjadi haram dengan dua talak, dan iddah-nya dua kali haid. Dan bila wanita merdeka diperistri oleh laki-laki sahaya, maka menjadi haram dengan dua talak, dan iddah-nya tiga kali haid." Demikian juga yang diriwayatkan oleh Al-Laits bin Sa'd, Ibnu Juraij dan yang lainnya dari Nafi', dari Ibnu Umar secara mauquf, dan inilah yang benar. Sedangkan hadits Abdullah bin Isa dari Athiyyah, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW adalah hadits mungkar dan tidak valid dilihat dari dua segi: Pertama, Athiyyah adalah perawi dha'if, sedangkan Salim dan Nafi' lebih valid daripadanya dan lebih shahih riwayatnya. Kedua, hadits Umar bin Syabib dha‘if riwayatnya tidak dapat dijadikan argumen. Wallahu a'lam.

Grade

Sunan Daruquthni #3956

سنن الدارقطني ٣٩٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الصَّوَّافُ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ , نا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ , حَدَّثَنِي الْمُثَنَّى , عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو , عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ , قَالَ: قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {وَأُولَاتِ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ} [الطلاق: 4] لِلْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا أَوْ لِلْمُتَوَفَّى عَنْهَا زَوْجُهَا؟ , قَالَ: «هِيَ لِلْمُطَلَّقَةِ وَالْمُتَوَفَّى عَنْهَا زَوْجُهَا»

Sunan Daruquthni 3956: Muhammad bin Ahmad Ash-Shawwaf menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Al Mutsanna menceritakan kepadaku dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Abdullah bin Amr, dari Ubai bin Ka'b, dia berkata: Aku berkata kepada Nabi SAW, "(Ayat). Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.'' (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 4) adalah bagi wanita yang ditalak tiga atau yang ditinggal mati oleh suaminya?" Beliau menjawab, "Bagi wanita yang ditalak dan yang ditinggal mati oleh suaminya'."

Grade

Sunan Daruquthni #3957

سنن الدارقطني ٣٩٥٧: نا أَبُو عَمْرٍو يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ يُوسُفَ بْنِ خَالِدٍ , نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْمُقَوِّمُ , نا صَغْدِيُّ بْنُ سِنَانٍ , عَنْ مُظَاهِرِ بْنِ أَسْلَمَ , عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلَاقُ الْعَبْدِ تَطْلِيقَتَانِ وَلَا تَحِلُّ لَهُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا وَقُرْءُ الْأَمَةِ حَيْضَتَانِ وَتَتَزَوَّجُ الْحُرَّةُ عَلَى الْأَمَةِ وَلَا تَتَزَوَّجُ الْأَمَةُ عَلَى الْحُرَّةِ»

Sunan Daruquthni 3957: Abu Amr Yusuf bin Ya'qub bin Yusuf bin Khalid menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abdul Aziz Al Muqawwim menceritakan kepada kami, Shughdi bin Sinan menceritakan kepada kami dari Muzhahir bin Aslam, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Talaknya hamba sahaya adalah dua talak, dan (setelah itu istrinya) tidak lagi halal baginya kecuali setelah menikah dengan suami lainnya. Sucinya hamba sahaya adalah dua kali haid. Wanita merdeka boleh dimadu dengan hamba sahaya (yakni menikahi wanita merdeka setelah memperistri hamba sahaya), tapi hamba sahaya tidak boleh dimadu dengan wanita merdeka (yakni menikahi hamba sahaya setelah memperistri wanita merdeka)'."

Grade

Sunan Daruquthni #3958

سنن الدارقطني ٣٩٥٨: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , وَمُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْجُنَيْدِ , وَجَمَاعَةٌ قَالُوا: نا أَبُو عَاصِمٍ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , عَنْ مُظَاهِرٍ , عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلَاقُ الْأَمَةِ تَطْلِيقَتَانِ وَقُرْؤُهَا حَيْضَتَانِ» قَالَ أَبُو عَاصِمٍ: فَلَقِيتُ مُظَاهِرًا فَحَدَّثَنِي , عَنِ الْقَاسِمِ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُطَلِّقُ الْعَبْدُ تَطْلِيقَتَيْنِ , وَتَعْتَدُّ حَيْضَتَيْنِ». قَالَ: فَقُلْتُ لَهُ: حَدِّثْنِي كَمَا حَدَّثْتَ ابْنَ جُرَيْجٍ قَالَ: فَحَدَّثَنِي بِهِ كَمَا حَدَّثَهُ.

Sunan Daruquthni 3958: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq, Muhammad bin Ahmad bin Al Junaid dan jama'ah menceritakan kepada kami, mereka berkata: Abu Ashim menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Muzhahir, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Talak perempuan sahaya adalah dua talak dan sucinya adalah dua kali haid." Abu Ashim berkata: Kemudian aku berjumpa dengan Muzhahir, dia pun menceritakan kepadaku dari Al Qasim, dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hamba sahaya ditalak dengan dua talak dan beriddah dengan dua kali haid." Kemudian aku katakan kepadanya, 'Ceritakan itu kepadaku sebagaimana engkau menceritakan kepada Ibnu Juraij.' Dia lalu menceritakan kepadaku sebagaimana yang ia ceritakan kepadanya (Ibnu Juraij)."

Sunan Daruquthni #3959

سنن الدارقطني ٣٩٥٩: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَاصِمٍ , يَقُولُ: لَيْسَ بِالْبَصْرَةِ حَدِيثٌ أَنْكَرَ مِنْ حَدِيثِ مُظَاهِرٍ هَذَا , قَالَ أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ: وَالصَّحِيحُ عَنِ الْقَاسِمِ خِلَافُ هَذَا

Sunan Daruquthni 3959: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Abu Ashim berkata, "Di Bahsrah tidak ada hadits yang lebih mungkar daripada hadits Muzhahir ini." Abu Bakar An-Naisaburi berkata, "Riwayat yang shahih dari Al Qashim adalah yang berbeda dengan riwayat ini."

Sunan Daruquthni #3960

سنن الدارقطني ٣٩٦٠: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ , حَدَّثَنِي اللَّيْثُ , حَدَّثَنِي هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ , حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ , قَالَ: سُئِلَ الْقَاسِمُ عَنِ الْأَمَةِ كَمْ تُطَلَّقُ؟ , قَالَ: «طَلَاقُهَا اثْنَتَانِ وَعِدَّتُهَا حَيْضَتَانِ». قَالَ: فَقِيلَ لَهُ: أَبَلَغَكَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا؟ , قَالَ: لَا

Sunan Daruquthni 3960: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku, Hisyam bin Sa'd menceritakan kepadaku, Zaid bin Aslam menceritakan kepadaku, dia berkata, "Al Qasim pernah ditanya tentang hamba sahaya perempuan, 'Berapa kali ditalak?' Ia menjawab, 'Talaknya adalah dua kali dan iddahnya dua haid.' Lalu dikatakan kepadanya, 'Apa ada yang sampai kepadamu tentang hal ini dari Nabi SAW?' Ia menjawab, Tidak'."

Grade

Sunan Daruquthni #3961

سنن الدارقطني ٣٩٦١: ثنا أَبُو بَكْرٍ , نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ , نا أَبُو عَامِرٍ , نا هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ , عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ , قَالَ: سُئِلَ الْقَاسِمُ عَنْ عِدَّةِ الْأَمَةِ , فَقَالَ: " النَّاسُ يَقُولُونَ: حَيْضَتَانِ وَإِنَّا لَا نَعْلَمُ ذَلِكَ " أَوْ قَالَ: «لَا نَجِدُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللَّهِ وَلَا فِي سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ». وَكَذَلِكَ رَوَاهُ ابْنُ وَهْبٍ , عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنِ الْقَاسِمِ , وَسَالِمٍ , قَالَا: «لَيْسَ هَذَا فِي كِتَابِ اللَّهِ وَلَا فِي سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنْ عَمَلَ بِهِ الْمُسْلِمُونَ»

Sunan Daruquthni 3961: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Hisyam bin Sa'd menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dia berkata, "Al Qasim pernah ditanya tentang iddah-nya hamba sahaya perempuan, maka dia menjawab, 'Orang-orang berkata dua kali haid, namun kami tidak mengetahui itu,' atau dia berkata, 'kami tidak menemukan itu di dalam Kitabullah dan tidak pula di dalam Sunnah Rasulullah SAW.

Grade

Sunan Daruquthni #3962

سنن الدارقطني ٣٩٦٢: نا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , نا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ , نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ , نا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ , قَالَ: كَتَبَ إِلَيَّ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ يُحَدِّثُ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , قَالَ: «الْحَرَامُ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا»

Sunan Daruquthni 3962: Demikian juga yang diriwayatkan oleh Ibnu Wahb dari Usamah bin Zaid, dari ayahnya, dari Al Qasim, keduanya berkata, "Ini tidak terdapat di dalam Kitabullah dan tidak pula di dalam Sunnah Rasulullah SAW, namun kaum muslimin mengamalkannya."