مسند أحمد ٣٥٧: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ هِشَامٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لِلْحَجَرِ إِنَّمَا أَنْتَ حَجَرٌ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ ثُمَّ قَبَّلَهُ
Musnad Ahmad 357: Telah menceritakan kepada kami [Yahya Bin Sa'id] dari [Hisyam] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [bapakku] bahwa [Umar] berkata kepada Hajar (aswad): "Kamu hanyalah sebuah batu, dan seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menciummu niscaya aku tidak akan menciummu." Kemudian dia (Umar) menciumnya.
Grade
سنن أبي داوود ٣٦٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ غَنَّامٍ عَنْ بَعْضِ أُمَّهَاتِهِ عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا قَالَ الْخُزَاعِيُّ فِي حَدِيثِهِ عَنْ عَمَّةٍ لَهُ يُقَالُ لَهَا أُمُّ فَرْوَةَ قَدْ بَايَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ
Sunan Abu Daud 362: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Khuza'i] dan [Abdullah bin Maslamah] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Al Qasim bin Ghannam] dari [sebagian ibunya] dari [Ummu Farwah] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ditanya: "Amalan apakah yang paling utama?" Beliau menjawab: "Shalat di awal waktu!" Al Khuza'i berkata dalam haditsnya dari bibinya yang bernama Ummu Farwah yang telah berbai'at kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ditanya.
Grade
Abu Thahir Zubair 'Ali Zai : Shahih,
مسند أحمد ٣٦٦: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ الْوَلِيدِ الشَّنِّيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ قَالَ جَلَسَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَجْلِسًا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْلِسُهُ تَمُرُّ عَلَيْهِ الْجَنَائِزُ قَالَ فَمَرُّوا بِجِنَازَةٍ فَأَثْنَوْا خَيْرًا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوا بِجِنَازَةٍ فَأَثْنَوْا خَيْرًا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوا بِجِنَازَةٍ فَقَالُوا خَيْرًا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوا بِجِنَازَةٍ فَقَالُوا هَذَا كَانَ أَكْذَبَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ أَكْذَبَ النَّاسِ أَكْذَبُهُمْ عَلَى اللَّهِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ مَنْ كَذَبَ عَلَى رُوحِهِ فِي جَسَدِهِ قَالَ قَالُوا أَرَأَيْتَ إِذَا شَهِدَ أَرْبَعَةٌ قَالَ وَجَبَتْ قَالُوا أَوْ ثَلَاثَةٌ قَالَ وَثَلَاثَةٌ وَجَبَتْ قَالُوا وَاثْنَيْنِ قَالَ وَجَبَتْ وَلَأَنْ أَكُونَ قُلْتُ وَاحِدًا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ قَالَ فَقِيلَ لِعُمَرَ هَذَا شَيْءٌ تَقُولُهُ بِرَأْيِكَ أَمْ شَيْءٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا بَلْ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Musnad Ahmad 366: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Umar Bin Walid Asy Syanni] dari [Abdullah Bin Buraidah] dia berkata: Suatu ketika Umar duduk ditempat yang dahulu pernah diduduki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dilewatkan iring-iringan jenazah, Abdullah berkata: maka ketika iring-iringan jenazah lewat merekapun memujinya dengan kebaikan, maka [Umar] berkata: "Wajib" kemudian lewatlah iring-iringan jenazah kedua dan mereka memujinya dengan kebaikan, maka seraya Umar berkata: "Wajib" kemudian lewatlah jenazah yang ketiga dan mereka berkata: "Orang ini adalah manusia yang paling pembohong." maka Umar seraya berkata: "Wajib." Lalu Umar berkata: "Sesungguhnya orang yang paling dusta adalah orang yang paling dusta kepada Allah, kemudian berikutnya setelah mereka adalah orang yang berdusta terhadap ruh dalam jasadnya." Abdullah berkata: mereka bertanya: "Bagaimana pendapatmu apabila yang bersaksi jumlahnya empat orang?" Dia menjawab: "Wajib." Mereka bertanya lagi: "Atau jumlahnya tiga orang?" Dia menjawab: "Tiga orang juga wajib." Mereka bertanya lagi: "Dan jika dua orang?" Dia menjawab: "Wajib, dan seandainya aku mengatakan satu orang, itu lebih aku sukai dari pada unta merah." Dia berkata: kemudian ditanyakan kepada Umar: "Apakah yang kamu katakan ini berasal dari pendapatmu atau sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Dia menjawab: "Tidak, akan tetapi aku mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Grade
موطأ مالك ٣٦٦: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا جَاءَ الْمَسْجِدَ وَقَدْ صَلَّى النَّاسُ بَدَأَ بِصَلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا شَيْئًا
Muwatha' Malik 366: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] bahwa jika [Abdullah bin Umar] datang ke masjid dan orang-orang telah shalat, dia langsung shalat fardlu tanpa mengerjakan shalat sunnah sebelumnya sama sekali."
مسند أحمد ٣٦٧: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ قَالَ بَلَغَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ سَعْدًا لَمَّا بَنَى الْقَصْرَ قَالَ انْقَطَعَ الصُّوَيْتُ فَبَعَثَ إِلَيْهِ مُحَمَّدَ بْنَ مَسْلَمَةَ فَلَمَّا قَدِمَ أَخْرَجَ زَنْدَهُ وَأَوْرَى نَارَهُ وَابْتَاعَ حَطَبًا بِدِرْهَمٍ وَقِيلَ لِسَعْدٍ إِنَّ رَجُلًا فَعَلَ كَذَا وَكَذَا فَقَالَ ذَاكَ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَخَرَجَ إِلَيْهِ فَحَلَفَ بِاللَّهِ مَا قَالَهُ فَقَالَ نُؤَدِّي عَنْكَ الَّذِي تَقُولُهُ وَنَفْعَلُ مَا أُمِرْنَا بِهِ فَأَحْرَقَ الْبَابَ ثُمَّ أَقْبَلَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ أَنْ يُزَوِّدَهُ فَأَبَى فَخَرَجَ فَقَدِمَ عَلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَهَجَّرَ إِلَيْهِ فَسَارَ ذَهَابَهُ وَرُجُوعَهُ تِسْعَ عَشْرَةَ فَقَالَ لَوْلَا حُسْنُ الظَّنِّ بِكَ لَرَأَيْنَا أَنَّكَ لَمْ تُؤَدِّ عَنَّا قَالَ بَلَى أَرْسَلَ يَقْرَأُ السَّلَامَ وَيَعْتَذِرُ وَيَحْلِفُ بِاللَّهِ مَا قَالَهُ قَالَ فَهَلْ زَوَّدَكَ شَيْئًا قَالَ لَا قَالَ فَمَا مَنَعَكَ أَنْ تُزَوِّدَنِي أَنْتَ قَالَ إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ آمُرَ لَكَ فَيَكُونَ لَكَ الْبَارِدُ وَيَكُونَ لِي الْحَارُّ وَحَوْلِي أَهْلُ الْمَدِينَةِ قَدْ قَتَلَهُمْ الْجُوعُ وَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَشْبَعُ الرَّجُلُ دُونَ جَارِهِ آخِرُ مُسْنَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدِيثُ السَّقِيفَةِ
Musnad Ahmad 367: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [bapaknya] dari ['Abayah Bin Rifa'ah] dia berkata: Telah sampai berita kepada [Umar] bahwa ketika Sa'd membangun istana, dia berkata: "Terputuslah suara (komunikasi)." Maka diutuslah Muhammad Bin Maslamah kepadanya, ketika dia datang dia mengeluarkan lengan tangannya dan menyalakan api kemudian membeli kayu bakar dengan dirham, kemudian dikatakanlah kepada Sa'd: "Sesungguhnya seseorang telah melakukan begini dan begini." Lalu dia menjawab: "Dia adalah Muhammad Bin Maslamah." Kemudian dia keluar menemuinya dan bersumpah kepada Allah bahwa dia tidak mengatakannya, lalu dia berkata: "Kami akan melaksanakan -darimu- apa yang kamu katakan, dan kami melaksanakan apa yang diperintahkan kepada kami." Maka dia membakar pintu, kemudian dia menghadap kepadanya kemudian Sa'd menawarkan memberi bekal namun dia menolak. Kemudian Muhammad Bin Maslamah berangkat kembali kepada Umar, dan dia berjalan pulang menuju kepadanya selama sembilan belas hari, kemudian Umar berkata: "Seandainya bukan karena baik sangka kepadamu maka kami akan berkesimpulan bahwa kamu belum melaksanakan keinginan kami." dia menjawab: "Ya, dia mengirim salam dan meminta maaf serta bersumpah kepada Allah bahwa dia tidak mengucapkannya." Kemudian Umar bertanya: "Apakah dia membekalimu?" Dia menjawab: "Tidak" Umar berkata: "Apa yang menghalangimu untuk membekaliku?" Dia menjawab: "Aku tidak suka menyuruh kepadamu, kamu menjadi dingin sementara aku menjadi panas, dan di sekitarku adalah orang-orang Madinah yang mati kelaparan, padahal aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seseorang menjadi kenyang sementara tetangganya kelaparan." Hadits terakhir dari musnad Umar Bin Al Khaththab adalah hadits tentang Saqifah
Grade
سنن الدارمي ٣٦٩: أَخْبَرَنَا أَبُو عُبَيْدٍ الْقَاسِمُ بْنُ سَلَّامٍ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْمَعِيلَ هُوَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُؤَدِّبُ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ مَنْ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِأَرْبَعٍ دَخَلَ النَّارَ أَوْ نَحْوَ هَذِهِ الْكَلِمَةِ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ لِيَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَوْ لِيَأْخُذَ بِهِ مِنْ الْأُمَرَاءِ
Sunan Darimi 369: Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ubaid Al Qasim bin Salam] telah menceritakan kepada kami [Abu Isma'il Ibrahim bin Sulaiman Al Mu`addib], dari ['Ashim Al Ahwal] dari [seseorang] yang menceritakan kepadanya dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] ia berkata: "Siapa yang mencari ilmu karena empat perkara akan masuk neraka (atau yang seperti kalimat tersebut), untuk mendebat ulama, untuk berbantah-bantahan dengan orang-orang bodoh, untuk memalingkan wajah manusia kepadanya (menjadi idola dan pusat perhatian) atau untuk mengambil perhatian para penguasa".
Grade
موطأ مالك ٣٧٠: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ لَمْ يَرَ بِهِ بَأْسًا أَنَّهُ سَأَلَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَأُصَلِّي فِي عَطَنِ الْإِبِلِ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ لَا وَلَكِنْ صَلِّ فِي مُرَاحِ الْغَنَمِ
Muwatha' Malik 370: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [seorang laki-laki dari Muhajirin, yang dia melihat tidak ada masalah] dia bertanya [Abdullah bin 'Amru bin Al Ash], "Bolehkah saya shalat di kandang unta?" Abdullah menjawab: "Jangan, tapi shalatlah di kandang kambing."
سنن الدارمي ٣٧٨: أَخْبَرَنَا يَعْلَى حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ عَنْ الْقَاسِمِ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ إِنِّي لَأَحْسَبُ الرَّجُلَ يَنْسَى الْعِلْمَ كَانَ يَعْلَمُهُ لِلْخَطِيئَةِ كَانَ يَعْمَلُهَا
Sunan Darimi 378: Telah mengabarkan kepada kami [Ya'la] telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Al Qasim] berkata: [Abdullah] berkata kepadaku: "Aku berkeyakinan, seseorang lupa terhadap ilmu yang diketahuinya karena kesalahan (dosa) yang ia perbuat".
Grade
موطأ مالك ٣٧٨: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَمِّهِ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَلْقِيًا فِي الْمَسْجِدِ وَاضِعًا إِحْدَى رِجْلَيْهِ عَلَى الْأُخْرَى و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ وَعُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَانَا يَفْعَلَانِ ذَلِكَ
Muwatha' Malik 378: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya], bahwa dia pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbaring di masjid dengan meletakkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain." Telah menceritakan kepada kami dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] bahwa [Umar bin Khatthab] dan [Utsman bin Affan] radliallahu 'anhuma juga melakukan hal yang sama."
موطأ مالك ٣٧٩: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ قَالَ لِإِنْسَانٍ إِنَّكَ فِي زَمَانٍ كَثِيرٌ فُقَهَاؤُهُ قَلِيلٌ قُرَّاؤُهُ تُحْفَظُ فِيهِ حُدُودُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُرُوفُهُ قَلِيلٌ مَنْ يَسْأَلُ كَثِيرٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَيَقْصُرُونَ الْخُطْبَةَ يُبَدُّونَ أَعْمَالَهُمْ قَبْلَ أَهْوَائِهِمْ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ كَثِيرٌ قُرَّاؤُهُ يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ كَثِيرٌ مَنْ يَسْأَلُ قَلِيلٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الْخُطْبَةَ وَيَقْصُرُونَ الصَّلَاةَ يُبَدُّونَ فِيهِ أَهْوَاءَهُمْ قَبْلَ أَعْمَالِهِمْ
Muwatha' Malik 379: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Abdullah bin Mas'ud] berkata kepada seseorang: "sesungguhnya engkau hidup di zaman yang ahli fikihnya banyak sementara para qari`nya sedikit, hukum-hukum Al-Qur'an dijaga sementara huruf-hurufnya disia siakan. Sedikit yang bertanya tetapi banyak yang mampu memberi (fatwa) . Mereka memanjangkan shalat dan memendekkan khuthbah. Dan mendahulukan amal daripada hawa nafsu. Lalu akan datang kepada manusia sebuah zaman yang sedikit ahli fikihnya, namun banyak qari`anya. Huruf-huruf Al-Qur'an dijaga sedangkan hukum-hukumnya disia-siakan. Banyak yang bertanya dan sedikit yang bisa memberi (fatwa) . Mereka memanjangkan khutbah dan memendekkan shalat. Dan mereka mendahulukan hawa nafsu sebelum amal mereka."